Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Mahdi
"Penggunaan teknologi serat optik berkembang dengan pesat. Salah satu sistem yang memanfaatkan penggunaan serat optik adalan jaringan lokal akses fiber (Jarlokaf), DLC (Digital Loop Carrier) adalah salah satu jenis teknologi jarlokaf. Apabila suatu sistem DLC gagal (fail) maka akan berakibat hilangnya pemasukan bagi penyelenggara jasa telekomunikasi, kehi1angan pemasukan ini dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Probabilitas kegagalan suatu sistem DLC dapat diperkirakan secara kuantitatif dengan menggunakan metoda Reliability Engineering. Reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran frekuensi kegagalan alat dalam fimgsi waktu. Reliabilitas akan mempengaruhi biaya perawatan dan kesinambungan perbaikan. Prediksi reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk membantu memutuskan jenis pro duk dalam penmilihan sistem DLC.
Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan fungsi reliabilitas sistem DLC serta mean time between failure (MTBF)-nya sebagai fungsi berbagai jumlah unit komponen cadangan. Sistem DLC yang dianalisis adalah merupakan hasil disain untuk memenuhi kebutuhan wilayah Cengkareug-Jakarta. Selanjutnya dari konfigurasi lengkap tersebut dibuat model reliabilitasnya dengan metoda tertentu. Tabel keadaan dapat dibuat dari hasil model reliabilitas tersebut, kemudian analisis secara rinci dapat dilakukan dengan memanfaatkan tabel keadaan sehingga didapatkan fungsi reliabilitas dan nilai MTBF sistem DLC: yang diamati."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Abdurrahman
"Kelangsungan layanan yang bertumpu pada teknologi informasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan usaha atau bisnis saat ini. Hal ini seiring dengan makin meningkatnya ketergantungan dunia usaha terhadap teknologi informasi (TI). Penanganan bencana (disaster) pada infrastruktur TI memerlukan perencanaan pada tataran kebijakan dan pelaksanaan pada tingkat operasi secara menyeluruh. Dalam suatu industri yang sarat dengan pemakaian TI, misalkan industri jasa telekomunikasi dan perbankan, sering terdapat perbedaan persepsi dalam mengantisipasi dan persiapan kelangsungan layanan (?business continuity services?). Masalah yang dapat ditimbulkan pada ?kesenjangan? penjaminan kelangsungan layanan ini sulitnya diterapkan standarisasi dan derajat layanan terhadap perlindungan konsumen.
Fokus tesis ini melakukan kajian dan riset perencanaan kelangsungan usaha dan layanan pada industri telekomunikasi. Dengan survey dan analisa persiapan implementasi kelangsungan layanan TI bidang industri telekomunikasi di Indonesia, maka dapat disimpulkan seberapa matang layanan yang diberikan oleh operator. Selain itu hasil kajian ini dapat menjadi panduan bagai operator baru yang akan bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi untuk menyesuaikan layanannya sesuai dengan standar industri. Hasil dari kajian ini menyiratkan bahwa persiapan dan pelaksanaan business continuity belum menjadi prioritas dan tersebar pada unit bisnis, sehingga tidak saling terkoordinasi. Belum adanya kesamaan persepsi pada aspek teknis, seperti perlunya ?recovery site?, terutama pada perusahaan telekomunikasi skala menengah.
Masalah lain adalah belum dilaksanakan sosiasilisasi, pengujian (test drill), kebijakan, kerja-sama antar operator untuk ?load sharing? saat bencana dan-lainlain. Secara rinci tesis ini membahas hasil survey kelangsungan usaha dan isu krtikal kelangsungan usaha perusahaan telekomunikasi di Indonesia, termasuk manajemen kelangsungan usaha untuk perusahaan telekomunikasi.

Continuity of services in information technology becomes of the most important aspects in business sustainability nowadays. This happens because business sectors become more dependent to information technology (IT). Disaster recovery for IT infrastructure needs a planning on policy and implementation in the operational level. In an industry full of IT usage, for example telecommunication and banking sectors, there might be misperception in anticipating and preparation for business continuity services. This problem makes it difficult to implement standardization for customer protection.
This thesis focuses on analyzing business continuity plan in telecommunication industry. Using survey and analyze the preparation for business continuity services, we can identify how mature the telecommunication operator in providing their services. The result of the analysis can also be a guidance for new operator that will work on telecommunication industry to adjust their services according to the standards of the industry. The result from this research shows that preparation and implementation of business continuity is not yet a priority in telecommunication industry, it is scattered among business units, and coordination among those business units is not exist.
Every telecommunication company has different perception on the technical aspect of business continuity, like requirement for recovery site, especially for medium scale company. Another problem for business continuity is socialization, scenario simulation test, policy, and load sharing collaboration between mobile operators for disaster recovery. In detail, this thesis analyzes the result of business continuity survey, disaster recovery and critical issue for service continuity in Indonesia?s telecommunication industry, including BCP Management for telecommunication company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhyando Anggoro Adi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang rancang bangun sistem receiver pada payload komunikasi IiNUSAT (Indonesian Inter University Satelite) yang mempunyai orbit LEO (low earth orbit) sun synchrounous dengan ketinggian 700 Km, payload komunikasi dengan jenis regenerative, sistem receiver dengan jenis superheterodyne, dan frekuensi kerja 145.95 MHz. Pembahasan akan dilakukan lebih spesifik pada low noise amplifier (LNA) dan bandpass filter (BPF).
LNA dan BPF disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak advanced design system (ADS). LNA mempunyai spesifikasi kelas A dengan menggunakan komponen aktif bipolar transistor junction (BJT) 2SC5006 yang dirancang dengan menggunakan smith chart dan mempunyai hasil simulasi gain 22.8 dB serta noise figure 1.2 dB pada frekuensi 145.95 MHz. Hasil fabrikasi LNA menunjukan pergeseran frekuensi kerja menjadi 70.279 MHz. Bandpass filter mempunyai tipe butterworth orde lima yang dirancang dengan metode insertion loss dan mempunyai nilai bandwidth 20 MHz serta insertion loss dB pada frekuensi 145.95 MHz. Hasil fabrikasi BPF menunjukan pergeseran frekuensi kerja menjadi 120.264 MHz.
Adanya perbedaan hasil simulasi dan hasil fabrikasi disebabkan oleh bentuk dan deviasi komponen pasif serta saluran transmisi dan diskontinuitas saluran transmisi yang menyebabkan pengaruh pada respon frekuensi yang dihasilkan karena terdapat reaktansi parasitik berupa komponen pasif induktor dan kapasitor pada rangkaian ekuivalen keduanya.
Hasil simulasi untuk rangkaian gabungan LNA dan BPF menunjukan nilai gain 22.6978 dB yang menunjukan LNA dapat menanggulangi loss pada sistem receiver termasuk insertion loss pada BPF.

ABSTRACT
Receiver system on payload communication of IiNUSAT (Indonesian Inter University Satelite) has sun synchrounous LEO (low earth orbit) with 700 Km altitude, regenerative payload communication, superheterodyne receiver, and 145.95 MHz operating frequency. Study will be done specifically on low noise amplifier (LNA) and bandpass filter (BPF).
Advanced design system (ADS) software is used to simulate LNA and BPF. Low noise amplifier (LNA) with class A specification and 2SC5006 bipolar junction transistor (BJT) active component is designed with smith chart and shows simulation results of 22.8 dB gain and 1.2 dB noise figure at 145.95 MHz operating frequency. Fabrication result of LNA showed a shift in operating frequency of 70.279 MHz. Bandpass filter (BPF) with five orde butterworth type is designed with insertion loss method and shows simulation results of 20 MHz bandwidth and dB insertion loss at 145.95 MHz operating frequency. Fabrication result of BPF showed a shift in operating frequency of 120.264 MHz.
The difference on simulation and fabrication result are caused by not only the shape and deviation of passive components but also transmission lines and discontinuity of transmission lines which has parasitic component of inductor and capacitor in their equivalent circuit.
Simulation result on combination of LNA and BPF circuit is 22.6978 dB gain which show that LNA can compensate loss in receiver system, including insertion loss in BPF."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1091
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Godhot Prakosa
"Channel Coding merupakan bagian penting dalam teknologi komunikasi wireless. Pada bagian tersebut fungsi error correction dilakukan. Error yang terjadi pada kanal transmisi dapat diperbaiki oleh fungsi error correction ini. Namun, umumnya sistem error correction yang ditampilkan tidak dapat mengatasi error yang disebabkan oleh burst error. Penggunaan error correction bersama interleaver akan dapat mengatasi permasalahan ini. Prinsip interleaver secara sederhana adalah melakukan permutasi terhadap sinyal coded. Standar IEEE 802.16-2004 pada section 8.3.3.3 mendefinisikan proses interleaving untuk WirelessMAN OFDM PHY atau biasa yang dikenal dengan nama WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Pada skripsi ini dilakukan simulasi penggunaan beberapa jenis interleaver yang berbeda dari standar. Jenis interleaver yang disimulasikan yaitu, helical scan interleaver, random interleaver, dan convolutional interleaver. Pemodelan pada skripsi ini merujuk kepada model IEEE 802.16-2004 OFDM PHY Link yang terdapat di dalam program MATLAB & Simulink (Communication System Toolbox). Modifikasi interleaver dilakukan di dalam tiap-tiap modulation & coding block. Simulasi dilakukan dengan kondisi tanpa burst error dan dengan burst error. Hasil yang didapatkan dari simulasi yang dilakukan memperlihatkan bahwa convolutional interleaver menampilkan kinerja BER (Bit Error Rate) yang lebih baik dibanding interleaver standar maupun helical scan interleaver dan random interleaver, baik pada kondisi tanpa burst error maupun dengan burst error.

Channel coding is one of important in wireless communication technology, which is error correction is performed. Errors occured in transmission channel can be repaired by error correction. However, most error correction not able to repair errors caused by burst errors. Using error correction together with interleaver can overcome this problem. Simple idea behind interleaver is doing permutation to the coded signal. The IEEE 802.16-2004 Std. in section 8.3.3.3 defines interleaving for WirelessMAN OFDM PHY or commonly known as WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). In this thesis, several types of interleaver different from standard were simulated. They are helical scan interleaver, random interleaver, and convolutional interleaver. Model used in this thesis refer to IEEE 802.16-2004 OFDM PHY Link model on MATLAB & Simulink (Communication System Toolbox). Modification of interleaver occur on modulation & coding block. Simulation performed with and without burst errors. The results obtained from simulation then showed that convolutional interleaver have better BER (bit error rate) performance than others interleaver in condition with and without burst errors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomasi, Wayne
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1987
621.38 TOM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada sistem komunikasi digital, keakuratan informasi yang dikirimkan dengan yang diterima menjadi parameter utama untuk mengukur kinerja sistem. Salah satu cara yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan ini adalah dengan menerapkan teknik pengkodean dan pendekode. Salah satu teknik pengkodean yang telah banyak dikenal adalah pengkodean konvolusi dengan pendekode menggunakan algoritma Viterbi. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan implementasi pengkode konvolusi dan pendekode Viterbi dengan teknik soft decision untuk sistem dengan menggunakan skema QPSK. Perancangan blok-blok encoder dan decoder dilakukan dengan penurunan dari level makro ke level mikro yang selanjutnya semua blok diintegrasikan dan diprogram dengan bahasa pemrograman VHDL."
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknik multicarrier dan Multiple Input Multiple Output-Space Time Code (MIMO-STC) sangat efektif untuk mengatasi permasalahansistem komunikasi dengan laju data tinggi, pada implementasinya dapat digunakan teknik Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dan Space Time Blok Code (STBC). Salah satu tahapan untuk menghasilkan suatu rancangan prototype Integrated Circuit (IC) sistem tersebut dapat dilakukan dengan implementasi pad Field Programmable Gate Array (FPGA) yang dideskripsikan menggunakan bahasa VHSIC Hardware Description Language (VHDL). Pada penelitian ini disimulasikan OFDM 512 subcarrier dengan teknik FFT/IFFT 512 titik yang menggunakan pendekatan algoritma radiks-8, artinya sistem FFT/IFFT 512 titik akan disusun atau dibentuk dari blok-blok FFT 8 titik. Teknik STBC yang digunakan menggunakan skema Alamouti dengan dua pemancar. Teknik FFT/IFFT, STBC, dan integrasinya dideskripsikan pada bahasa VHDL kemudian dilakukan simulasi secara software menggunakan Modelsim 6.3 untuk dilakukan verifikasi terhadap nilai keluarannya."
JURTEL 17:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Proakis, John G.
New York: McGraw-Hill, 1995
621.380 PRO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ziemer, Rodger E.
New York: Maxwell Macmillan, 2001
621.382 ZIE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>