Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achir Yani S. Hamid
"Masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika mempakan masalah nasional yang sangat serius karena berdampak pada pemborosan anggaran negara dan rendahnya investasi sumber daya manusia yang merupakan faktor ponentu perkembangan bangsa dan negara yang seharusnya digunakan untuk menyiapkan generasi penerus bangsa Indonesia yang handal. Prevalensi gangguan kesehatan karena penyalahgunaan narkotik dan psikotropika, khususnya pada remaja cenderung terus meningkat sejalan dengan permasalahan kehidupan dan kemasyarakatan yang makin kompleks. Penanggulangan permasalahan ini memerlukan upaya lintas sektoral dan pendekatan multidisiplin.
Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan di Indonesia turut menemukan dalam menanggulangi masalah penyalahgunaan zat. Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan langsung maupun tak langsung kepada klien dan keluarga dalam tiap tatanan pelayanan. Kontribusi keperawatan akan maksimal apabila perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yaitu proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarganya. Penulisan makalah ini bertujuan menjelaskan landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan permasalahannya serta asuhan keperawatan bagi klien dan keluarga dengan masalah penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Mengingat rnayoritas penyalahguna narkotika dan psikotropika adalah kelompok usia remaja, maka pemahaman tentang landasan teoritis perkembangan jiwa remaja dan psikodinamikanya, diperlukan agar pendekatan yang dilakukan sesuai."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
"Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang terrnasuk dalam katagori NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, khususnya anak remaja (15-24 tahun) sepertinya menjadi suatu model perilaku baru bagi kallangan remaja (DepKes, 2001).
Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara Iain karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat bukan karena pendidikan yang rendah tetapi kadangkala disebabkan karena faktor individu, faktor keluarga dan faktor lingkungan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nataliana Indah A.N
"Untuk mengatasi masalah ketidakdisiplinan atau ketidaktahuan remaja dalam program rehabilitasi diperlukan adanya motivasi dari diri remaja itu sendiri. Namun untuk merubah perilaku individu agar taat menjalankan program rehabilitasi untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : tingkat pengetahuan, status ekonomi keluarga, dukungan/support system, minat dan perubahan kondisi fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi remaja untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA. Penelitian dilakukan di ruang rawat Seruni RS Ongko Mulyo Jakarta, dengan responden sampai selesai penelitian berjumlah 14 orang. Desain penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, alat pengumpul data memakai check list dan skala Likert yang terdiri atas 28 item pernyataan. Analisa data dilakukan secara manual yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi remaja untuk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA adalah tingkat pengetahuan 64,30%, status ekonomi 78,50%, support system 28,56%, perubahan kondisi fisik 64,30% dan minat 85,72%. Dari kelima faktor yang diteliti terlihat bahwa faktor minat paling dominan berhubungan dengan motivasi remaja unluk melepaskan diri dari ketergantungan NAPZA. Mengingat hasil penelitian ini hanya bersifat eksplorasi, maka untuk penelitian selanjutnya agar variabel yang diteliti lebih dikembangkan dan menggunakan desain penelitian yang lebih komplek dengan sampel yang diperbesar serta instrumen yang kesahihannya Iebih tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu keperawatan saat ini dan yang akan datang."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5097
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Chairani
"Remaja jalanan sebagai kelompok marginal kesehatan sangat rentan terhadap masalah penyalahgunaan NAPZA. Kondisi inilah yang menyebakan remaja jalanan membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus, salah satunya pelayanan keperawatan komunitas yang dilakukan bersama lintas sektor dan masyarakat sebagai mitra. Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dapat digunakan sebagai pendekatan saat memberikan layanan keperawatan, yang dapat meningkatkan perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga dalam pencegahan risiko penyalahgunaan NAPZA, sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Desain penelitian adalah penelitian operasional dengan tiga tahap: tahap I identifikasi masalah, tahap II pengembangan model dan modul, tahap III uji coba Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dengan menggunakan studi penelitian kuantitatif quasy experiment pre-post test with control group, responden remaja jalanan yang masih pulang ke rumah (children on the street) di Jabodetabek.
Uji statistik yang digunakan adalah chi square, regresi logistik, t-test, man u whitney, wilcoxon, dan regresi linear. Model intervensi berjenjang Ampibi yang dilengkapi dengan 3 buku saku dan 1 buku kerja, dikembangkan berdasarkan hasil studi literatur, studi pendahuluan, penelitian tahap I, expert review, content dan construct validity, yang menggunakan integrasi teori model sistem dan pencapaian tujuan, serta teori model sosial ekologi. Bentuk intervensi keperawatan yang diberikan adalah edukasi, layanan konseling, pembinaan, pendampingan, dan kunjungan rumah.
Hasil analisis membuktikan bahwa ada peningkatan yang sangat bermakna skor rerata perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga terkait upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA setelah diterapkan Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi. Keberhasilan penerapan model ini diharapkan menjadi salah satu model pelayanan keperawatan komunitas untuk remaja jalanan.

Street teenagers as a marginalized health group are prone to drug abuse problems. This condition causes street teenagers require special attention and service, particularly community nursing services carried out together across sectors and communities as partners. The Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model can be used as an approach for providing nursing services, which may improve adaptive behavior of street teenagers and family resilience in preventing the risk of drug abuse.
The operational research design was used with three phase: First phase was problem identification, second phase was model and module development, and third phase tried out Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model using quantitative research study with quasi-experiment pre-post test in control group. The respondents were street teenagers in Jabodetabek living at home.
The statistical tests used were chi square, logistic regression, t-test, man u whitney, wilcoxon, and linear regression. The Ampibi Multilevel Intervention Model is equipped with 3 pocket books and 1 workbook, which were developed based on the results of literature studies, preliminary studies, first phase research, expert review, content and construct validity. They used the integration of system model theory and goals achievement, as well as social model theory ecology. The nursing intervention provided education, counseling service, coaching, mentoring, and home visits.
The analysis results reveals very significant increase in the mean score of street tenagers adaptive behavior and family resilience related to drug abuse prevention efforts, after the Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model is implemented. The effectiveness of application of s model is expected to be one of the models of community nursing services for street teenagers.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2764
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Putri Wulandari
"Masyarakat perkotaan rentan mengalami stres dan mengalami dampak negatif kemajuan teknologi dan tempat hiburan sehingga lebih rentan mengalami ketergantungan NAPZA, khususnya benzodiazepine. Ketergantungan yang dialami dapat menyebabkan gangguan konsep diri: harga diri rendah sehingga diperlukan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan analisis asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga diri pada klien ketergantungan benzodiazepine. Asuhan keperawatan yang dilakukan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu melalui pengkajian, analisa data, penegakkan diagnosa, membuat rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran klien melalui tindakan eksplorasi kesadaran diri oleh klien dan dengan meningkatkan harga diri klien melalui latihan kemampuan positif yang klien miliki dan membuat klien merasa dihargai. Perawat dapat berperan dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah agar klien tidak mengalami ketidakberdayaan atau menggunakan koping individu yang tidak efektif ketika kembali ke masyarakat.

Urban communities are susceptible to stress and negatively impacted the advancement of technology and entertainment venues that are more prone to drug problems. Clients with drug dependence, particularly benzodiazepines will affect the type of psychosocial conditions. This happens because the benzodiazepine withdrawal will be susceptible to interference self-concept: low self-esteem, including clients who are located in RSKO Jakarta. Experienced low self-esteem should be addressed so that clients do not experience impotence or using individual coping ineffective when returning to the community. Nurses can be instrumental in providing nursing care impaired self-concept: low self-esteem to improve client. Nursing care is carried out using the nursing process approach, which is through the assessment, data analysis, diagnostics enforcement, nursing action plan, implementation and evaluation of nursing actions. Nursing actions that can be done is to increase the awareness of clients through an act of selfconsciousness exploration by the client and the client's increasing self-esteem through positive training capability that clients have and make clients feel valued."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library