Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Devina Zharfan
"ABSTRACT
Humans are social beings, meaning that they need to always interact with each other. Interactions can be done physically by involving direct contact of one person to another person. This also can be done indirectly as people communicate using intermediaries, which are increasingly found in line with the development of technologies. Interactions seem to be fading with the presence of communication technologies, resulting in the feeling that having a conversation with someone on the other side of the world feels like having a direct interaction. Although there are still lots of differences between these two, benefits of having direct interactions are plenty. People can directly show affections by hugging, for example. Direct interactions allow people to interact with another persons personal space. For thousands of years, people tried to create dwellings as places to settle and also to have their own privacy. While personal space is being claimed every time a person moves, dwellings are permanently located and claimed as possessions. It is a space that can be used for residents to live in separated from the public where they feel safe and secure. Besides building dwellings, people also mark the rest of their space to establish their territory. It is a boundary made to exclude the public from interfering. As time goes by, development has been seen in marking territory to claim certain space. Territorial markings are seen as a process of declaring and maintaining what people think of as being as theirs. However, territorial marks do not necessarily apply because people have different needs. Occasionally, territorial marks can also be eliminated if the needs of security and privacy are already fulfilled. For example, unlike typical residential communities, houses within gated communities are commonly found without territorial marks since the gated community already established privacy and security. However, there is still a chance of finding territorial marks within gated communities. This undergraduate thesis is aiming to study the presence of territorial markings inside the gated community. Related theories about territory, personal spaces, and also proxemics are being analyzed to understand human perception of spaces.

ABSTRAK
Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa mereka harus selalu berinteraksi satu sama lain. Interaksi dapat dilakukan secara fisik dengan melibatkan kontak langsung dari satu orang ke orang lain. Ini juga dapat dilakukan secara tidak langsung ketika orang berkomunikasi menggunakan perantara, yang semakin sering ditemukan sejalan dengan perkembangan teknologi. Interaksi tampak berkurang dengan hadirnya teknologi komunikasi, sehingga melakukan percakapan dengan seseorang di sisi lain dunia terasa seperti memiliki interaksi langsung. Meskipun masih ada banyak perbedaan di antara keduanya, manfaat melakukan interaksi langsung tergolong cukup banyak. Orang dapat langsung menunjukkan kasih sayang dengan berpelukan, misalnya. Interaksi langsung memungkinkan orang berinteraksi dengan ruang pribadi orang lain. Selama ribuan tahun, orang mencoba membangun tempat tinggal sebagai tempat untuk menetap dan juga memiliki privasi mereka sendiri. Jika ruang pribadi selalu diklaim setiap kali seseorang bergerak, tempat tinggalnya berlokasi secara permanen dan diklaim sebagai hak milik. Ini adalah ruang yang dapat digunakan penghuninya untuk hidup terpisah dari masyarakat di mana mereka merasa aman. Selain membangun tempat tinggal, orang-orang juga menandai sisa dari lahan mereka untuk membangun teritori. Ini adalah batas yang dibuat untuk menjauhkan intervensi publik. Seiring berjalannya waktu, perkembangan telah terlihat dalam penandaan teritori untuk mengklaim ruang tertentu. Penandaan teritori dilihat sebagai proses menyatakan dan mempertahankan apa yang orang anggap sebagai milik mereka. Namun, tanda teritori tidak selalu berlaku karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Kadang-kadang, tanda teritori juga dapat dihilangkan jika kebutuhan keamanan dan privasi sudah terpenuhi. Misalnya, tidak seperti komunitas tempat tinggal biasa, rumah-rumah di dalam gated community biasanya ditemukan tanpa tanda teritori karena gated community sudah menyediakan privasi dan keamanan. Namun, masih ada peluang untuk menemukan tanda-tanda teritori dalam gated community. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari keberadaan tanda-tanda teritori di dalam gated community. Teori terkait tentang wilayah, ruang pribadi, dan juga proksemik akan dipelajari untuk memahami persepsi manusia tentang ruang."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tracy Salsabila
"Kampung merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk, berada berdampingan dengan kota, dimana mereka memiliki tempat tinggal yang hidupnya tradisional, susunannya tidak terencana, serta pekerjaan penghuninya cenderung informal (Sihombing, 2023). Perbedaan tersebut tentunya mempengaruhi cara hidup masyarakat kampung, terutama kebiasaan masyarakat kampung dalam berkumpul di ruang publik yang ada di luar tempat tinggal dan di luar tempat bekerja/sekolah, yaitu third place. Saat ini, menurut Badan Pusat Statistik 2020, generasi Z merupakan generasi dengan jumlah terbanyak di Indonesia, yaitu dengan jumlah 27.94%. Generasi Z merupakan generasi yang communitarian, yaitu generasi yang gemar berkumpul dan membentuk komunitas. Terlebih lagi, kondisi ekonomi masyarakat kampung kota lemah, sehingga kebiasaan generasi Z di kampung kota dalam berkumpul dan membentuk komunitas berbeda dengan generasi Z lainnya yang tinggal di luar kampung. Maka dari itu, generasi Z yang tinggal di kampung kota dengan karakter yang communitarian dan hidup dalam kemiskinan tentu memiliki pertimbangan/preferensi sendiri dalam mencari ruang yang mampu membentuk komunitas diantara mereka, baik dilakukan secara sadar ataupun tidak. Oleh karena itu, skripsi ini membahas tentang faktor pembentuk third place yang mempengaruhi pilihan third place generasi Z di kampung dan pengaruhnya terhadap terbentuknya komunitas.

The urban village (kampung) is a residential area that is densely populated, located side by side with the city, where they have traditional living habits, unplanned building pattern, and the occupants' work tends to be informal (Sihombing, 2023). These differences certainly affect the living habits of the kampung’s residents, especially the habit of gathering in public spaces outside their homes and outside their workplaces/schools, namely the third place. Currently, according to the 2020 Population Census, generation Z is the generation with the largest number in Indonesia (27.94%). Generation Z is a communitarian generation, the generation that likes to gather and form communities. Furthermore, living under awful economic conditions impacts their habit of gathering and shaping communities, thus showing differences from other Z generations outside kampung. Therefore, generation Z who live in kampung with communitarian characteristics that lives under poverty certainly have their own considerations in finding spaces that are able to form community among them, whether done consciously or not. Therefore, this thesis discusses third place shaping factors that affect generation z in kampung’s third place selection and its impact towards community formation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Dara Shaleha
"Skripsi ini bertujuan memahami peran ruang sirkulasi pada kampung kota sebagai tempat (place) aktivitas sosial dan ekonomi. Interaksi sosial dan aktivitas ekonomi pada ruang dan tempat dianalisis berdasarkan teori ‘plase as asemblage’ yang melihat place sebagai sebuah kesatuan yang muncul dari keterkaitan elemen-elemen di dalamnya. Studi kasus dilakukan di Kampung Susun Akuarium di mana bentuk ruang sirkulasi berbeda dari kampung kota landed. Hasil analisis dari observasi dan wawancara menunjukkan bahwa terjadi proses transformasi pada ruang sirkulasi Kampung Susun Akuarium yang bersifat temporer dan rutin, mengubahnya menjadi tempat (place) spesifik untuk melakukan aktivitas sosial dan aktivitas ekonomi. Transformasi tersebut tidak menghilangkan fungsi utama ruang sirkulasi.

This thesis aims to understand the role of circulation space in kampung kota as a place for social and economic activities. Social interactions and economic activities happening in a certain place are analyzed based on the theory of ‘place as assemblage’, which views place as an entity that emerges from the interactions of its elements. A case study was conducted in Kampung Susun Akuarium where the circulation space differs physically from landed kampung kota. Analysis done from observations and interviews indicate that a transformation process occurs in the circulation space of the Kampung Susun Akuarium, which is temporary and happens repeteadly, turning it into a specific place for social and economic activities. This transformation does not eliminate the main function of circulation space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Meisya
"Media sosial adalah hasil perkembangan teknologi yang memiliki peran besar dalam kehidupan sosial masyarakat pada masa ini. Melalui media sosial, individu dapat membangun relasi sosial dengan individu lainnya. Relasi sosial erat kaitannya dengan kelas sosial. Representasi diri individu pada akun media sosial yang mencerminkan kelas sosial menjadi basis terbentuknya relasi sosial dengan individu lainnya. Pemilihan bentuk representasi yang tepat dapat menciptakan relasi sosial yang tepat.
Arsitektur dalam representasinya foto arsitektur, menjadi salah satu media yang banyak digunakan untuk merepresentasikan kelas sosial individu, begitu juga dengan kelas menengah. Dalam hal ini arsitektur memiliki peran sebagai mediator dalam menjalin relasi sosial antarindividu kelas menengah. Melalui arsitektur, kelas menengah hendak membangun gambaran diri yang terkait dengan kemampuan ekonomi, selera dan popularitas.

Social media is the result of technological developments which plays an important role in social life at this time. Social relation between people can be established through social media. Self representation of an individual in their social media accounts reflecting their social class is the main aspect for the formation of social relation. The right type of representations creates the right social relations.
Architecture, in its representation architecture photograph , became one of the media used to be a representation of an individual 39 s social class, as well as the middle class, in social media. In this case architecture becomes a mediator in establishing social relation between middle class. Through architecture, the middle class intend to build image related to their economic ability, taste and popularity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Aenul Ikmah
"Pembelajaran daring yang diberlakukan selama pandemi Covid-19 di Indonesia memberikan persepsi yang berbeda mengenai ruang belajar terhadap mahasiswa. Mahasiswa harus beradaptasi dengan ruang belajar sehingga menimbulkan persepsi ruang belajar selama pembelajaran daring. Hal ini didasarkan pada proses dwelling yang dilakukan mahasiswa selama pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi dan proses dwelling mahasiswa mengenai ruang belajar pada prodi X angkatan 2018 Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Informan pada penelitian ini adalah mahasiswa prodi X angkatan 2018 Universitas Indonesia. Penemuan dilapangan menunjukkan adanya perbedaan dalam proses dwelling yang terjadi pada mahasiswa mengenai persepsi ruang belajar itu sendiri. Informan dalam penelitian ini berpendapat bahwa pembelajaran daring lebih fleksibel. Informan juga berpendapat pembelajaran daring terasa membosankan. Pengalaman yang dirasakan informan ketika pembelajaran daring yaitu adanya perubahan pola aktivitas informan ketika melakukan pembelajaran daring di tempat tinggalnya. Selain itu, pembelajaran daring memberikan kebebasan informan untuk melakukan aktivitas lain.

Online learning that was implemented during the Covid-19 pandemic in Indonesia gave a different perception of student learning spaces. Students must adapt to the study space so that it creates a perception of the learning space during online learning. This is based on the dwelling process carried out by students during online learning. This study aims to describe the perception and process of student dwelling regarding study rooms in the 2018 Study Program X class, University of Indonesia. This study uses a qualitative approach with data collection methods through in-depth interviews and literature study. The informants in this study were students of the 2018 study program X, University of Indonesia. The findings in the field show that there are differences in the dwelling process that occurs in students regarding the perception of the study room itself. Informants in this study argue that online learning is more flexible. The informants also thought that online learning was boring. The experience felt by the informant when learning online was a change in the pattern of the informant's activity when doing online learning at his place of residence. In addition, online learning gives informants the freedom to do other activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library