Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Victoria Salma Sunukanto
Abstrak :
Saat ini 56,7% dari penduduk tinggal di kota di Indonesia. Tingginya persentasi ini selaras dengan Urbanisasi. Proses urbanisasi memiliki hubungan kuat dengan panas perkotaan. Selain suhu, luas penutupan lahan serta pertambahan jumlah penduduk juga berubah setiap tahunnya, pengurangan luas penutupan lahan bervegetasi mengakibatkan suhu semakin meningkat. Naiknya suhu pada lingkungan perkotaan menyebabkan dampak-dampak tertentu kepada masyarakat terhadap perubahan lingkungan. Tutupan lahan di lingkungan perkotaan memiliki rentang nilai suhu yang tinggi-rendah yang disebut dengan Urban Heat Signature. Penelitian ini dilaksanakan pada Kecamatan Bogor Tengah di Kota Bogor dengan mengolah citra Land Surface Temperature dari citra Landsat 9 TIRS dan Sentinel-2 untuk mendapatkan citra dengan resolusi tinggi, pengambilan suhu udara, dan penyebaran kuesioner mengenai dampak suhu pada kenyamanan termal manusia. Hasil pengolahan terlihat bahwa nilai suhu maksimum dari seluruh penggunaan di Kecamatan Bogor Tengah lebih dari 30°C. Suhu tertinggi terdapat pada permukiman tidak teratur dan lahan kosong, serta suhu terendah berada pada hutan kota. Variasi pada UHS dapat menciptakan persepsi termal pada manusia. Selisih suhu maksimum dan minimum tiap penggunaan lahan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kenyamanan termal manusia. Meskipun begitu, besaran suhu minimum dan maksimum tiap penggunaan lahan memberikan efek terhadap kenyamanan termal manusia. ......Currently, 56.7% of the population lives in cities in Indonesia. This high percentage is in line with urbanization. The urbanization process has a strong relationship with urban heat. In addition to temperature, the area of land cover and the increase in population also change every year. Land use changes cause the temperature to increase. Rising temperatures in urban environments cause certain impacts on humans against environmental changes. Land use in urban areas has a range of high-low temperature values called the Urban Heat Signature. This research was conducted in Bogor Tengah District in Bogor City by processing Land Surface Temperature images from Landsat 9 TIRS and Sentinel-2 images to obtain high-resolution images, taking air temperature, and distributing questionnaires regarding the impact of temperature on human thermal comfort. The processing results show that the maximum temperature value of all land uses in the Bogor Tengah District is more than 30°C. The highest temperatures are in open spaces and irregular settlements, and the lowest are in urban forests. UHS variations can develop a thermal perception in humans. The difference between the maximum and minimum temperatures for each land use has no relationship with the level of human thermal comfort. Even so, the minimum and maximum temperatures for each land use affect human thermal comfort.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Pramudya Hatibie
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan tanah, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), kekritisan lingkungan, dan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang tahun 2007, 2013, 2017, dan 2022. Kajian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui suhu pengukuran menggunakan instrumen Kestrel 5000 dan Lutron LM 8000A, serta data sekunder yang diperoleh dari Badan Informasi Geospasial dan United States Geological Survey. Analisis ini melibatkan analisis statistik dan spasial untuk memeriksa perubahan dan hubungan temporal variabel. Temuan menunjukkan perubahan yang signifikan pada kelas suhu permukaan tanah dari waktu ke waktu, dengan penurunan cakupan kisaran 26-29°C dan fluktuasi pada kisaran 29-32°C. Perluasan daerah pulau panas perkotaan diamati, meningkatkan kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan kesehatan manusia. Analisis kelas NDVI mengungkapkan perubahan sebaran tutupan vegetasi, dengan peningkatan pada area dengan nilai NDVI tinggi dan sedikit penurunan pada area dengan nilai lebih rendah. Hal ini menunjukkan potensi perubahan penggunaan lahan dan faktor lingkungan. Analisis Indeks Kekritisan Lingkungan menunjukkan adanya perubahan tingkat kekritisan, dengan penurunan pada area tidak kritis dan peningkatan pada area sensitif lingkungan. Kerapatan bangunan tinggi menunjukkan kekritisan lingkungan tertinggi, diikuti oleh kerapatan bangunan moderat. Praktik pengelolaan lahan yang berkelanjutan diperlukan untuk mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan pembangunan kawasan urban. Studi ini menyoroti sifat dinamis suhu permukaan lahan, tutupan vegetasi, dan kekritisan lingkungan di Kawasan Urban Kabupaten Sumedang. Ini menekankan perlunya strategi pengelolaan lingkungan yang efektif dan upaya konservasi untuk memastikan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut. ......This study aims to determine the spatial patterns of land surface temperature, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), environmental criticality, and land cover in Sumedang Regency in 2007, 2013, 2017, and 2022. This study uses data collected through temperature measurements using the Kestrel 5000 and Lutron LM 8000A instruments, as well as secondary data obtained from the Geospatial Information Agency and the United States Geological Survey. This analysis involves statistical and spatial analysis to examine change and temporal relationships of variables. The findings show significant changes in ground surface temperature classes over time, with decreasing coverage in the 26-29°C range and fluctuations in the 29-32°C range. Expansion of urban heat island areas is observed, raising concerns about environmental and human health impacts. NDVI class analysis revealed changes in the distribution of vegetation cover, with an increase in areas with high NDVI values and a slight decrease in areas with lower values. This shows the potential for changes in land use and environmental factors. Analysis of the Environmental Criticality Index shows a change in the level of criticality, with a decrease in non-critical areas and an increase in environmentally sensitive areas. High building density shows the highest environmental criticality, followed by moderate building density. Sustainable land management practices are needed to reduce the environmental impacts associated with urban development. This study highlights the dynamic nature of land surface temperature, vegetation cover, and environmental criticality in the Urban Area of Sumedang Regency. It emphasizes the need for effective environmental management strategies and conservation efforts to ensure sustainable development in the region.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This article deals with nocturnal variation of surface temperature within suburban Fairfield based on field observation. The data was acquired by traversing a route consisted of 45 measurement points. The measurements were conducted at 6, 7, 9, and 9 pm respectively. The result shows that there were both spatial and temporal variations of surface temperature over the study area, particularly when the individual surface type was considered. It was observed that the variations are caused by some factors. The result also show that there was a quite good relation between the air and surface temperature. This can be a base in developing a method for observing heat islands using thermal remote sensing technique in the future.
GEOUGM 28:72 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Safirah Timami
Abstrak :
Kota Metropolitan Bandung Raya mengalami perkembangan cukup pesat yang menyebabkan berkurangya lahan bervegetasi. Selain itu, perbedaan curah hujan pada setiap musim di tahun 2014 ndash; 2016 dapat mempengaruhi tingkat kehijauan vegetasi. Minimnya lahan bervegetasi menunjukan tingkat kehijauan yang rendah sehingga dapat memicu kenaikan suhu permukaan daratan. Pengolahan citra Landsat 8/OLI dengan menggunakan algoritma Land Surface Temperature LST untuk mengetahui suhu permukaan daratan dan Nomalized Difference Index Vegetation NDVI untuk kehijauan vegetasi. Data curah hujan harian selama 15 hari sebelum waktu perekaman citra dikaji untuk menunjukan variasi kehijauan vegetasi dan suhu permukaan daratan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode overlay peta dan perhitungan statistik. Hasil penelitian menunjukan variasi suhu permukaan daratan di bagian utara merupakan wilayah suhu rendah. Pada bagian tengah merupakan wilayah dengan suhu tinggi, sementara di bagian selatan merupakan wilayah suhu yang lebih rendah. Suhu permukaan daratan yang diperoleh paling rendah ialah 0,5 dan paling tinggi >35 C dengan nilai NDVI.
Metropolitan Bandung Raya experienced a rapid growth that caused the decreasing of vegetated land. In addition, rainfall differences in each season in 2014 2016 can affect the greenness of vegetation. The lack of vegetated land shows a low greenishness that can trigger an increase in surface temperatures. Landsat 8 OLI image processing using Land Surface Temperature LST algorithm to determine surface temperature of the land and Nomalized Difference Index Vegetation NDVI for green vegetation. Daily rainfall data for 15 days before the image recording time is examined to show variations of green vegetation and surface temperatures. The analysis is done by using map overlay and statistical calculation. The results showed that the temperature of the mainland surface in the north is the low temperature region. In the middle is a region with high temperatures, while in the southern part is the region of lower temperatures. The lowest surface temperature of the land obtained is 0,5 and at most 35 C with NDVI value.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Surinati
Abstrak :
Kondisi Samudera Pasifik yang mempengaruhi perairan Indonesia merupakan hal penting dalam mengkaji perubahan iklim yang dipicu oleh proses terjadinya La Niña dan El Niño (fenomena ENSO/El Niño Southern Oscillation). Program MatLab digunakan untuk mengkorelasikan suhu subsurface (data 12 buoy TRITON) di Samudera Pasifik dengan perubahan suhu permukaan laut/SST 16 wilayah perairan Indonesia. Buoy 10 (8oN dan 137oE) konsisten berkorelasi signifikan (99%) dalam lag time sampai 5 bulan terhadap perubahan SST 11 dari 16 wilayah perairan Indonesia dengan kedalaman yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian ENSO bisa diprediksi setidaknya 5 bulan sebelumnya. Tidak adanya buoy yang berkorelasi signifikan dengan 5 wilayah lainnya terkait dengan arus dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia yang melalui perairan Indonesia (arus lintas Indonesia/arlindo). Begitu pula dengan signifikansi buoy TRITON di Samudera Pasifik terhadap perubahan SST Selat Makassar dan Laut Maluku sebagai jalur utama arlindo serta perairan utara Pulau Papua yang terletak sekitar warm pool sebagai pintu masuknya. Puncak volume transport arlindo yang masuk dan keluar diperkirakan terjadi pada waktu yang berbeda dan dipengaruhi oleh adanya El Niño dan La Niña sehingga diduga terjadi penyimpanan massa air di perairan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem arus di kawasan barat Samudera Pasifik sangat erat kaitannya dengan arlindo. Oleh karena itu, dengan penelitian ini program pemantauan perairan Indonesia bisa lebih ditingkatkan agar mampu memprediksi adanya El Niño dan La Niña serta pengaruh lainnya lebih awal. Untuk pemasangan buoy selanjutnya perlu mempertimbangkan posisi dan kedalaman buoy sesuai yang bisa mewakili semua wilayah perairan Indonesia untuk pemantauan ENSO sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas iklim di Indonesia. ......Affecting condition of the Pacific Ocean on Indonesia waters is important in assessing climate change that was triggered by the occurrence of La Niña and El Niño (ENSO phenomenon/El Niño Southern Oscillation). MatLab program is used to correlate subsurface temperature (12 TRITON buoys data) in the Pacific Ocean with sea surface temperature/SST anomaly in 16 regions of Indonesian waters. Buoy 10 (8oN and 137oE) consistently correlated significantly (99%) in the lag time up to 5 months to changes in SST 11 of 16 regions with different depths. This suggests that ENSO events can be predicted at least 5 months earlier. No buoy which correlated significantly with 5 other regions closely related to the current from the Pacific Ocean to the Indian Ocean through the Indonesian waters (Indonesian throughflow/ITF). Similarly, the significance of TRITON buoys in the Pacific Ocean to the SST anomaly in Makassar Strait and Molucca Sea as the main line ITF, and also in the north of Papua Island which lies about warm pool as its entrance. ITF peak volume transport in and out is expected to occur at different times and influenced by the El Niño and La Niña that is suspected storage of water mass in Indonesian waters. The results showed that the current system in the western Pacific Ocean was closely linked to ITF. Therefore, with this study Indonesian waters monitoring program could be improved to be able to predict the presence of El Niño and La Niña and other influences early. And for the next buoy installation need to consider the position and depth of buoy according to represent all Indonesian waters for monitoring ENSO as one of the factors influencing climate variability in Indonesia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Hikmah Ramadianti
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu target eksplorasi panas bumi adalah zona permeabilitas tinggi, yang mana zona ini biasanya berhubungan dengan banyak struktur. Pemetaan struktur pada geologi hanya mampu menunjukkan struktur permukaan saja. Kemenerusan struktur ke bawah permukaan sulit dideteksi. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis struktur menggunakan metode Magnetotelurik (MT), yaitu induction arrows, kurva splitting dan diagram polar. Dengan menggunakan induction arrow dan diagram polar kita dapat memetakan keberadaan anomali konduktif. Spliting pada data kurva MT pada range frekuensi tinggi biasanya terjadi karena struktur di bawah permukaan. Forward modeling 3-D pun dilakukan guna memastikan struktur pada daerah tersebut, dengan model sintetik yang lebih simple dibuat berdasarkan acuan dari hasil inversi 3-D sehingga dapat mempermudah dalam melihat respon analisis induction arrows, kurva splitting dan diagram polar data MT riil lapangan. Hasil penelitian dari penelitian Lapangan ?S? ini menunjukan adanya korelasi antara struktur geologi dengan data MT baik analisis kurva splitting, induction arrows, dan diagram polar. Korelasi tersebut memperlihatkan adanya kontrol struktur yakni Sesar Sm dan Cg terhadap hadirnya zona main conductor. Zona pemboran diorientasikan sebelah Selatan Sesar Sm berarah NW-SE, dimana berdasarkan kemiringan struktur Sm ini mengarah NE-SW.
ABSTRAK
One of the geothermal exploration target is a zone of high permeability, which is usually associated with a lot of structure. Geological mapping of the structure is only able to show the structure of the surface. Continuity of structures beneath the surface difficult to detect. However, to look for structure, can be done by using the methods of structural analysis magnetotellurics (MT), such as, the induction arrows, splitting curves and polar diagram. By using induction arrow and diagram polar we can map the presence of anomalous conductive. Spliting the MT curve data at high frequency range usually occurs because of the structure below the surface. Forward 3-D modeling was done to ensure the structure of the region, with a more simple synthetic models are based on 3-D inversion results. The results of the Field "S" shows a correlation between the geological structure of the data is good MT splitting curve analysis, Induction Arrows, and a polar diagram. The correlation shows that the control structure of the Sm and Cg Fault zone to the presence of the main conductor. Zone drilling is oriented southern Sm Fault trending NW-SE, which is based on the slope of the structure of Sm leads NE-SW.
2016
S64171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grizzly Pradipta Singhasana Enshito
Abstrak :
Pemanasan global memiliki penyebab antara lain adalah hilangnya vegetasi untuk pembangunan. Kota Depok adalah salah satu kota penyangga Ibukota DKI Jakarta dan terjadi pembangunan yang menyebabkan berkurangnya tutupan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran suhu permukaan daratan dan hubungannya dengan kerapatan vegetasi. Data kedua variabel didapat dengan pengolahan citra Landsat OLI-TIRS. Hasil penelitian menunjukkan suhu permukaan daratan yang tinggi di Kota Depok memiliki pola persebaran yang dipengaruhi oleh penutup lahan rendahnya kerapatan vegetasi. Suhu permukaan daratan yang tinggi menyebar dan mengumpul pada bagian pusat, selatan, dan utara pada wilayah penelitian. Tutupan lahan yang memiliki suhu tinggi adalah lahan terbangun dan tutupan lahan yang memiliki suhu rendah adalah vegetasi.
Global warming has a cause which one of them is loss of vegetation for the development. Depok City as one of the city buffer of DKI Jakarta and having development that causing loss of vegetation. This study aims to determine the pattern of land surface temperature distribution and its relation to vegetation density index. The data of both variables were obtained by Landsat 8 OLI TIRS image processing. The results showed that high land surface temperature in Depok City rsquo s distribution pattern was influenced by land cover and low vegetation density index. High surface temperature were spreading over all areas and gathered at north, center, and south of study area. Land cover that have high temperature are built up and low temperature is vegetation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fathony
Abstrak :
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahun, dengan Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan populasi yang cepat mengakibatkan masalah kurangnya ketersediaan lahan. Perubahan pemanfaatan ruang terutama di wilayah perkotaan mengakibatkan alih fungsi lahan dan perubahan tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan mempengaruhi suhu permukaan darat. Penelitian ini mengamati perubahan tutupan lahan di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengamati perubahan tutupan lahan yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun 2012, 2017, dan 2022, serta pengaruhnya suhu permukaan darat terhadap tingkat kenyamanan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit dari Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, dan Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 untuk memperoleh tutupan lahan, kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan, dan suhu permukaan darat; dan untuk data survey lapangan berupa suhu udara dan kelembaban relatif untuk mendapatkan tingkat kenyamanan. Pada penelitian ini pengolahan data yang dilakukan dengan metode random forest, NDVI, NDBI, dan Discomfort Index (DI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan yang terjadi pada lahan terbangun menyebabkan peningkatan suhu permukaan darat sekitar 2-4 per tahun di Kabupaten Sumedang. Kenaikan suhu tersebut mempengaruhi pada tingkat kenyamanan yang semakin menurun. ......The world's population continues to increase every year, with Indonesia being the fourth most populous country. Rapid population growth leads to a lack of available land. Changes in land use, especially in urban areas, result in land conversion and land cover changes. Changes in land cover affect land surface temperature. This study examines land cover changes in Sumedang Regency. The objective is to observe the changes in land cover that occurred in Sumedang Regency in 2012, 2017, and 2022, as well as their influence on land surface temperature and comfort levels. Satellite imagery from Landsat-7 ETM+, Landsat-8 OLI/TIRS, and Landsat-9 OLI-2/TIRS-2 was used to obtain land cover, vegetation density, building density, and land surface temperature data. Field survey data, including air temperature and relative humidity, were collected to assess comfort levels. The data were processed using random forest, NDVI, NDBI, and Discomfort Index (DI) methods. The results of the study indicate that land cover changes in built-up areas have led to an annual increase in land surface temperature of approximately 2-4℃ in Sumedang Regency. This temperature rise effects decreasing comfort levels.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sasky
Abstrak :
Selama 50 tahun terakhir Kota Bandung mengalami perkembangan yang cepat, terindikasi dari perubahan penggunaan tanah yang mengakibatkan degradasi lingkungan fisik perkotaan, diantaranya peningkatan suhu permukaan daratan SPD . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan penggunaan tanah terhadap suhu permukaan daratan di Metropolitan Bandung Raya. Perubahan penggunaan tanah diperoleh dari citra Landsat. Berbasis pada pengolahan citra Landsat dengan parameter NDVI dan Urban Index pada tahun 2001, 2006, 2010 dan 2015 yang divalidasi melalui survey lapang pada 49 lokasi yang dipilih secara purposive sampling. Analisis pola SPD dan hubungan dengan perubahan penggunaan tanah dilakukan dengan metode overlay peta dan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang tinggi. Perubahan terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan dengan tingkat perubahan suhu permukaan daratan yang lebih tinggi dibandingkan bagian lain dan sebesar 47,1 suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan dan ketinggian.
During the last 50 years, Bandung has experienced a rapid development, indicated from changes in land use that resulted in degradation of the urban physical environment, including an increase in surface temperature of the mainland SPD . This study aims to analyse the effect of land use change on a terrestrial surface temperature in Metropolitan Bandung Raya. Land use change was obtained from Landsat image. Based on the processing of Landsat images with NDVI and Urban Index parameters in 2001, 2006, 2010 and 2015 validated through field surveys in 49 locations selected by purposive sampling. Analysis of SPD pattern and relationship with land use change was done by overlay map method and multiple linear regression. The analysis results show spatially the city centre has a high temperature. Changes occur around the city especially towards the south with a higher rate of surface temperature change of the land compared to other parts and 47,1 of the surface temperature of the land affected by vegetation density, building density and altitude.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Ya`Qubara Arridha
Abstrak :
Pesatnya perkembangan kawasan perkotaan turut berperan dalam meningkatkan gejala urban heat island (UHI). Ada hubungan fisik yang kuat antara suhu udara permukaan (air surface temperature, atau AST) dan suhu permukaan tanah (LST). Teknologi penginderaan jauh sudah dapat dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran tutupan lahan berdasarkan nilai kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan. Universitas Gadjah Mada (UGM) dipilih karena telah merencanakan pembangunan ruang terbuka hijau di desa-desa sekitar sejak tahun 2014. Metode analisis spasial digunakan untuk mengetahui pola perubahan tutupan lahan, temperatur permukaan daratan, dan model temperatur udara permukaan. Analisis statistik dilakukan untuk melihat hubungan antara model tutupan lahan dengan suhu udara permukaan. Tutupan lahan di dalam dan sekitar kawasan kampus UGM dari tahun 2013, 2017, dan 2021 terus mengalami perubahan. Pola perubahan suhu permukaan daratan mengikuti perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah penelitian. Peningkatan suhu permukaan tanah berbanding lurus dengan peningkatan luas bangunan. Peningkatan suhu permukaan tanah yang paling besar cenderung terjadi pada daerah yang menunjukkan perubahan dari tutupan lahan bervegetasi menjadi tutupan lahan terbangun. Suhu udara permukaan tertinggi 30,37 °C pada kelas tutupan lahan terbangun, sedangkan suhu udara permukaan terendah 28,91 °C pada kelas tutupan lahan vegetasi pertanian. Peningkatan suhu udara permukaan lebih dari 1°C disebabkan oleh perubahan tutupan lahan dari vegetasi menjadi kawasan terbangun. Suhu udara permukaan berhubungan erat dengan tutupan lahan. Semakin berkembang tutupan lahan, semakin tinggi suhu udara permukaan. ......The rapid development of urban areas has played a role in increasing the symptoms of urban heat islands (UHI). There is a strong physical relationship between surface air temperature (air surface temperature, or AST) and land surface temperature (LST). Remote sensing technology can already be utilized to obtain an overview of land cover based on the values of vegetation density and building density. Gadjah Mada University (UGM) was chosen because it has planned to build green open spaces in the surrounding villages since 2014. Spatial analysis methods are used to determine patterns of land cover change, land surface temperature, and surface air temperature models. Statistical analysis was carried out to see the relationship between the land cover model and surface air temperature. Land cover in and around the UGM campus area from 2013, 2017, and 2021 continues to change. The pattern of changes in land surface temperature follows changes in land cover that occur in the study area. The increase in land surface temperature is proportional to the increase in built-up area. The greatest increase in land surface temperature tends to occur in areas showing a change from vegetated to built-up land cover. The highest surface air temperature was 30.37 °C in the built-up land cover class, while the lowest surface air temperature was 28.91 °C in the agricultural vegetation land cover class. An increase in surface air temperature of more than 1°C is caused by changes in land cover from vegetation to built-up areas. Surface air temperature is closely related to land cover. The more developed the land cover, the higher the surface air temperature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>