Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarno
"Perkembangan seni bangunan berubah dan berkembang dari masa ke masa seiring dengan peralihan zaman. Hal ini tidak terlepas jauh dari perkembangan peradaban itu sendiri. Salah satu seni bangunan yang mengalami perkembangan secara terus menerus adalah seni arsitektur. Pada masa Romantik seni arsitektur muncul sebagai bentuk peralihan dari abad pencerahan yaitu abad 18 yang melahirkan seni baru dan dikenal dengan nama Eclectisme. Gaya Eclectisme terbentuk dari percampuran elemen-elemen gaya yang ada sebelum masa Romantik dan menghasilkan harmoni yang sangat indah. Salah satu karya dari gaya ini adalah Centraal Station van Antwerpen yang dikenal sebagai stasiun terindah di dunia.

The development of the art of building changes and develops over time in line with the transitional era. This is not far away from the development of civilization itself. One of the art buildings that undergo continuous branch out is the art of architecture. Art of architecture emerged as a new form of transition from the 18th century which is known well as enlightenment era that gave birth to new art and known by the name of eclecticism. The eclecticism style is formed of mixing elements of style that existed before the Romanesque period and produce an exquisite blend. One of the masterpieces of this style is Centraal Station van Antwerpen and known as the most beautiful station in the world.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Made Anggiani Widyastiti
"Kolonialisasi Belanda di Indonesia membuat budaya Eropa turut masuk dan berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya, terjadi pembauran antara budaya Eropa dan budaya lokal. Perpaduan antara elemen klasik dan elemen lokal dalam bidang seni bangunan disebut sebagai eklektisisme. Salah satu produk kolonialisasi Belanda di bidang seni bangunan yang memiliki ciri eklektik adalah Kapel Susteran-Fransiskus Misionaris Maria Regina Pacis Bogor. Pada interior bangunan ini ditemukan elemen Neo-gotik yang lebih dominan, sedangkan elemen lokal diterapkan berdasarkan situasi geografis Hindia-Belanda. Penelitian ini mencoba menjelaskan penerapan eklektisisme pada interior bangunan Kapel Susteran-Fransiskus Misionaris Maria Regina Pacis Bogor.

Dutch's colonization has an influent on the penetration and cultivation of European's culture in Indonesia. Whilst colonization was rising, acculturation of European and local Indonesian culture took place. The merger between the classical element with the local element in architecture is known as eclecticism. Chapel of Franciscan Missionary of Mary Regina Pacis in Bogor is the architectural product of Dutch's Colonization. The interior of the premises is dominantly constructed with the Neo-Gothic element, notwithstanding the fact that the local element is involved in the geographical condition of Dutch East Indies. This research aims to elaborate the implication of eclecticism in the Chapel of Franciscan Missionary of Mary Regina Pacis Bogor's interior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Steele, James
London: Phaidon Press, 1997
724.6 STE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roman, Antonio
New York : Princeton Architecture Press, 2003
720.92 ROM e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barcelona: Ediciones Nauta,, 1998
914.672 BAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Port, M. H. (Michael Harry)
New Haven: Published for the Paul Mellon Centre for Studies in British Art by Yale University Press, 1995
725.1 POR I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Curl, Donald W.
New York: The Architectural History Foundation, 1984
720.924 CUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library