Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ary Satia Dharma
Abstrak :
Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, telah terjadi perubahan yang signifikan pada pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Dalam bidang politik timbul tuntutan demokrasi di tingkat lokal, dan dalam bidang administrasi timbul tuntutan agar pemerintah daerah mampu memberikan pelayanan yang cepat, efisien, dan responsif kepada masyarakatnya. Kemampuan suatu Pemerintah Daerah dalam menjalankan peran yang diinginkan tersebut sangat ditentukan oleh tersedianya aparat pemerintah yang profesional dan berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kemampuan administrasi aparaturnya, pemerintah daerah telah menyelenggarakan berbagai program diktat aparatur dengan biaya yang cukup besar. Namun evaluasi terhadap program diktat aparatur tersebut biasanya hanya dilakukan pada level learning ( yaitu mengevaluasi seberapa baik peserta diktat mampu menangkap materi-materi yang diberikan di dalam diktat). Sedangkan evaluasi program diktat pads level job application (yaitu mengevaluasi seberapa baik transfer pelatihan tetjadi di tempat kerja) masih sangat minim, khususnya di kabupaten Kepulauan Riau evaluasi tersebut belum pernah di lakukan. Menurut model Transfer of Training ada tiga variabel yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan transfer suatu pelatihan yaitu karakteristik peserta pelatihan, dan lingkungan kerja peserta pelatihan (input pelatihan), serta basil pembelajaran dalam diktat (output pelatihan). Dalam penelitian ini dianalisis hubungan antara karakteristik peserta pelatihan, lingkungan kerja peserta pelatihan, dan hasil pembelajaran dalam diktat (sebagai variabel independent) dengan kondisi transfer pelatihan (sebagai variabel), yang didasarkan pada teori Baldwin dan Ford (1988). Menurut Baldwin dan Ford (1988) dalam upaya memaksimalkan transfer pelatihan dari suatu program diktat perlu diperhatikan dimensi inti dari karakteristik peserta pelatihan, yaitu : ability, motivation dan personality; dimensi inti hasil pembelajaran, yaitu : pengetahuan, keterampilan, dan sikap; serta dimensi inti lingkungan kerja, yaitu : supportive organizational climate, dan opportunity to use. Karena itu selain melihat hubungan antara variabel-variabel independent utama dengan variabel dependent, juga akan dilihat bagaimana hubungan antara dimensi inti masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Diasumsikan bahwa masing-masing variabel independent beserta dimensi-dimensi intinya mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap transfer pelatihan (variabel dependent). Subyek penelitian yang dipilih adalah para alumni diklat ADUMLA angkatan VIII dan IX di Lingkungan Pemerintah Daerah kabupaten Kepulauan Riau, dengan populasi sebanyak 90 orang. Pada penelitian ini seluruh populasi diambil sebagai sampel (total sampling). Kepada para alumni diklat tersebut diberikan kuesioner untuk mengungkap variabel-variabel di atas. Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada 30 orang responden untuk melihat apakah alat ukur tersebut valid dan reliabel. Perhitungan validitas menggunakan metode konsistensi internal, sedangkan reliabilitas menggunakan metode alpha Cranbach . Hasil perhitungan menunjukkan alat ukur valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis menggunakan teknik uji korelasi tata jenjang Kendall (tau) karena data penelitian diasumsikan berskala ordinal. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik peserta pelatihan dengan transfer pelatihan (kekuatan hubungan pada tingkat sedang = 0,491). Demikian juga halnya dengan variabel lingkungan kerja, terdapat hubungan yang positip dan signifikan dengan transfer pelatihan, dimana kekuatan hubungan pada tingkat kuat (0,619), Namun hasil penelitian juga menunjukkan bahwa antara variabel hasil pembelajaran dengan transfer pelatihan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan, dimana kekuatan hubungan pada tingkat rendah (- 0,233). Untuk melihat hubungan murni masing-masing variabel independent dengan variabel dependent, dilakukan korelasi parsial Kendall (tau). Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan angka korelasi dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independent tersebut saling mempengaruhi (dalam hal ini memperkuat) hubungannya dengan transfer pelatihan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan kerja peserta pelatihan merupakan variabel yang paling mempengaruhi kondisi transfer pelatihan di tempat kerjanya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T1384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Malik Ditu
Abstrak :
Studi Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Diktat di Depdagri sebagai judul dari tesis ini adalah suatu penilaian terhadap pelaksanaan diktat untuk mengkaji efektivitas pelaksanaan diktat dilihat dari sisi manajemen diktat.
Oleh karena itu penelitian ini mencoba memfokuskan pengkajian kepada kemampuan manajemen diktat (SPAMA di Depdagri) dengan menganalisis sejumlah faktor yang diduga sangat mempengaruhinya, yaitu faktor penyelenggara, faktor widyaiswara, faktor peserta, faktor perencanaan kebutuhan diktat, faktor kurikulum, faktor sarana dan prasarana, dan faktor pembiayaan diktat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis sejumlah data, informasi dan fakta dengan peneliti sebagai human instrument. sedangkan sampel diambil dari pelaksanaan Diktat SPAMA di Depdagri Tahun 1999.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.Efektivitas pelaksanaan diktat sangat ditentukan oleh aspek-aspek pelaksanaan diktat, yaitu analisis kebutuhan diktat, kurikulum, peserta, widyaiswara, penyelenggara, sarana dan prasarana diktat, serta dana.
2.Hasil studi evaluasi ini menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan diklat belum berjalan secara optimal dalam arti skor penilaian rata-rata dengan predikat cukup baik.
3.Layanan administratif dan sarana prasarana diktat serta akomodasi dan menu sudah terlaksana dengan baik sekali walaupun belum mencapai optimal.
4.Layanan proses belajar mengajar secara umum belum begitu baik, karena materi pembelajaran masih terpaku kepada modul yang sudah ada, sedangkan kreatifitas dan pengembangannya belum sepenuhnya mencapai harapan peserta. Demikian juga dengan metoda pembelajaran belum mencapai tingkat efektivitas yang memadai.
5.Kendatipun terdapat pengaruh diktat yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan, namun dari segi hasil diklat belum mencerminkan keberhasilan yang memuaskan.
6.Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi dari setiap diktat sudah dilaksanakan, namun hasilnya belum sepenuhnya dijadikan sebagai bahan perbaikan.
7.Sehubungan dengan hal tersebut diatas, hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya dilakukan studi evaluasi secara lebih terfokus terhadap proses pembelajaran guna diperoleh materi dan metoda pembelajaran yang lebih sesuai dengan tuntutan peningkatan ilmu dan teknologi serta sendi-sendi teori dan aplikasi yang sesuai dengan tujuan diktat yang bersangkutan.
2001
T1435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiaji Hariyono
Abstrak :
Penelitian hubungan tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur BLK Singosari dan BLK Wonojati di Malang ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan instruktur di BLK Malang, 2. Untuk mengetahui iklim organisasi di BLK Malang, 3. Untuk mengetahui kinerja instruktur di BLK Malang, 4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Malang, 5. Untuk mengetahui faktor yang lebih mempengaruhi kinerja instruktur (tingkat pendidikan instruktur atau iklim organisasi), 6. Untuk mengetahui perbedaan kinerja instruktur di BLK Malang Wonojati. Penelitian ini melibatkan seluruh instruktur di BLK Singosari dan BLK Wonojati sejumlah 66 responden yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu instruktur BLK Singosari 40 responden dan instruktur BLK Wonojati 26 responden. Data tentang tingkat pendidikan instruktur, iklim organisasi dan kinerja instruktur dikumpulkan dengan menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah: 1). Statistik deskriptif ; 2) analisis korelasi dan regresi ; dan 3)Analisis. Analisis menunjukkan bahwa: 1). tingkat pendidikan instruktur BLK di Malang tergolong sedang; 2) iklim organisasi BLK di Malang tergolong bebas; 3) kinerja instruktur BLK di Malang tergolong sedang; 4) hasil analisis korelasi menunjukkan ada hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan instruktur dengan kinerja instruktur, tetapi iklim organisasi mempunyai hubungan yang positif' dengan kinerja instruktur: 5) Hasil analisis regresi tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Singosari Y=27.759 + 0.107X1 + 0.305X2, koefisien determinasi 5.9%, dan di BLK Wonojati menunjukkan Y = 20.193 + 0.315X1 + 0.385X2, koefisien determinasi 14,6%, 6). Hasil analisis regresi iklim organisasi dengan kinerja instruktur di BLK Singosari Y = 29.025 T 0.316X2, koefisien determinasi 8.1%, dan di BLK Wonojati menunjukkan Y = 24.684 + 0.394X2. koefisien determinasi 16,8%; 7), Iklim organisasi merupakan faktor yang Iebih mempengaruhi kinerja instruktur, 8). Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa kinerja instruktur BLK Singosari lebih tinggi daripada kinerja instruktur BLK Wonojati, sedangkan untuk tingkat pendidikan instruktur dan iklim organisasi BLK Singosari tidak lebih baik dari tingkat pendidikan dan iklim organisasi BLK Wonojati.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Sudijono
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
371.27 ANA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purba, Suryawati Endaningsih
Abstrak :
Dalam Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 pasal 29 menyatakan bahwa setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki STR sesuai sertifikat kompetensi yang dimiliki. STR berlaku lima (5) tahun. Jika sampai masa berlaku STR habis dokter atau dokter gigi tidak melakukan registrasi ulang, akan kehilangan kewenangan untuk melakukan praktik kedokteran. Sanksi bagi yang menjalankan praktik dengan sengaja tanpa STR dan surat ijin adalah denda maksimal Rp 100 juta ( pasal 75). Hasil pencapaian registrasi ulang belum 100%. Penelitian ini ditujukan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan dan analisis untuk menyusun rekomendasi (analysis of policy dan analysis for policy) registrasi ulang dokter dan dokter gigi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan untuk analisis data digunakan model content analisis diolah dengan pendekatan model Patton Savicky dengan kriteria boulton disajikan berdasarkan analysis of policy dan analisis for policy sebagai rekomendasi. Hasil penelitian menemukan bahwa dokter dan dokter gigi kurang bersedia melakukan registrasi ulang karena : alur sertifikasi kompetensi untuk persyaratan registrasi ulang terlalu panjang, pemenuhan persyaratan terlalu sulit, pengisian borang borang terlalu banyak, pengumpulan SKP untuk memperoleh sertifikat kompetensi bagi registrasi ulang kurang menilai kompetensi (skill) lebih untuk menilai administrasi, pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi membutuhkan biaya dan hanya untuk peningkatan pengetahuan (knowledge) bukan untuk meningkatkan keterampilan (skill), proses penerbitan sertifikat kompetensi dan STR ulang menjadi terlalu lama.Kesimpulannya, implementasi kebijakan registrasi ulang dokter dan dokter gigi kurang efektif pelaksanaannya karena dipengaruhi oleh peraturan itu sendiri, upaya dokter atau dokter gigi, institusi yang melaksanakan kebijakan serta kondisi lingkungan. Peneliti menyarankan agar mengembangkan sistem registrasi, meningkatkan komitmen, meningkatkan otoritas KKI, meningkatkan resources, meningkatkan pemahaman dan kesepakatan terhadap tujuan dan stakeholder agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan. ...... According to the Law Number 29 in 2004 article 29 States that every doctors and dentists who conduct medical practices in Indonesia must have a certificate of competence in accordance STR owned .STR is expired after five (5) years. If until the expiration date of STR, doctor and dentist do not apply for the re-registration, so doctors or dentists will loss their authority to conduct medical practices. The consequence for doctors and dentists who running practice without STR and licence intentionally is a fine of up to Rp 100 million (article 75). The achievements of re-registration have not been 100% yet. This study aimed to analysis the policy and analysis to make recomendations for reregistration policy of doctors and dentists in Indonesia. This study used qualitative approach and for data analysis using the content analysis model, prepared by "Patton Savicky model approach with Boulton criteria based on the analysis of policy and analysis for policy as a recommendation. The study has found that doctors and dentists are less willingness to be registered as the competencies certification flow for the reregistration are too long, too difficult STR making requirements, too many forms must be fulfilled, the SKP activity colllecting to have competence certificate for the reregistration is not to assess the competencies (skills) but to assess the administration, education and training organized by professional organizations to expensive and only for knowledge increase, not for the skills the,and the waiting time for STR publishing is too long. To sum up, the implementation of the re-registration policies of doctors and dentists have not performed well because it was influenced by the re-registration policy and efforts of the doctors and dentists and institutions in implementing the policy and environmental circumstance. Researchers suggests to develop a registration system, to increase the commitment, to improve KKI authority, increase resources, to increase the understanding and agreement on goals and stakeholders in order to improve the guidance and supervision
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamadi
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah tidak sistematis dan tidak terprogram, sehingga guru-guru tidak merasakan adanya bantuan dari kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Faktor penghambatnya adalah di samping kompetensi supervisi akademik kepala sekolah rendah, yaitu hanya menilai dan mencari kesalahan guru tanpa memberikan saran dan solusi, kepala sekolah juga memiliki kompleksitas dan beban tugas yang berat. Faktor pendukungnya adalah kepala sekolah memiliki rencana/program supervisi, komitmen dan motivasinya tinggi, serta adanya upaya untuk memenuhi penilaian kinerja kepala sekolah dari pengawas sekolah. Dengan demikian pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah tidak tercapai secara efektif. Maka perlu diadakan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi kepala sekolah. ......This thesis discusses about the academic supervision implementation of School Principals in primary schools of Kelapa Kampit, East Belitung. This research used qualitative approach with descriptive design. The technique of data collections is through deep observations and interviews. The result of the research concludes that the academic supervision implementation which is done by school principals is not systematic and programmed, so teachers do not think that school principals provide aids to improve the quality of education. The hampering factors are not only because of the low academic supervision competence of school principals, but also because school principals only assess and find teachers mistakes without giving advice and solutions. Furthermore, school principals also have complexity and heavy burden of duties. The supporting factors are that school principals have supervision plans or programmes and high commitment and motivation, and also efforts to fulfill the assessment of principal?s way of working from school supervisors. Therefore, the academic supervision implementation by school principals can not be reached effectively. That is why it is necessary to hold education and training to improve school principals competence.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safrudin
Abstrak :
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, harus mendapat perhatian sentral, karena figur guru senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Penelitian ini menganalisis pengaruh supervisi kepala sekolah dan kualifikasi akademik guru sebagai variabel bebas terhadap kompetensi guru dalam proses belajar mengajar sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan adalah eksplanatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didasarkan pada paradigma positivisme. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi literatur. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi. Dari hasil analisis regresi menunjukan bahwa secara parsial variabel supervisi kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. Variabel kualifikasi akademik guru secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. Sedangkan berdasarkan analisis regresi ganda hanya variabel supervisi kepala sekolah yang mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel kompetensi guru dalam proses belajar mengajar. ......Teacher is the most determinant component in the education sytem in a whole, should be the central attention because teacher?s figure always become the strategic focus when we are talking about education problems since the teacher is always related with any other components in education system. This research analyzes the influence of school principal supervision and teacher?s academic qualification as independent variable toward teacher's competency in teaching and learning process as dependent variable. The method used in this research is explanative. The approach of this research is quantitative which was based on the positivism paradigm. The technique of data gathering is through questionnaire and literature study. The data analysis technique by using regression. The result of regression analysis shows that school principal supervision partially has significant influence toward teacher's competency in teaching and learning process. Teacher's academic qualification partially has not significant influence toward teacher's competency in teaching and learning process. While based on multiple regression analisys only school principal supervision variable has significant influence toward teacher's competency in teaching and learning process.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29823
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulhan Fathoni
Abstrak :
Penelitian ini mengungkapkan analisis kesenjangan pengetahuan pemeriksa paten berdasarkan jenjang kepangkatannya juga kesenjangan kompetensi berdasarkan hard competency dan soft competency, pengidentifikasian kebutuhan pelatihan dilakukan dengan melihat kesenjangan yang ada kamudian dikelompokan berdasarkan perilakunya apakah hard rompetency atau sol\ competency. Analisis kompetensi dilakukan pada pemeriksa paten sesuai dengan jenjang kepangkatannya) madya, muda dan penarnn dengan penelitian sensus. Instrumen penelitian yang digunakan terdiriri dari uji/tes pengetahuann dan self appraisal yang berarti responden dirninta untuk menitai sendiri derajat profisiensi dalam melakukan :matu pekerjaan seperti dinyatakan daiam item pemyataan pada kuisioner yaitu tingkat peniingnya, kemampuan aktual dan kemampuan idealnya Bentuk pemyataan yang dtminta jawabanya kepada responden berupa pemyataan verbal dengan nilai yang disediakan menggunakan skala liken. Penelitian lapangan untuk menganalisa sumher daya manusia menggunakan teknik kuantitatif berupa distribusi frekwensi dan untuk memtakafl kompetensi digunakan tabel. Hasil pelneitian menunjukan pada pemeriksa paten madya berdasarkan hlU'd competency , maka kompetensi Memahami bahasa-bahasa asing lain dangan baik membutuhkan pelatihan. ......This research describes gap analyzing patent examiners, examine knowledge, based on ievel of structure also to gap competency based on soft competency and hard competency. Indentification of the competence is conduct by assessing the gap between the examiner s actual and ideal abilities and then groups on based on behavioral what is hard competency or soft competency Analysis competency carry on patent examiner suitable on level of structure, madya muda and pertama with eeoc-us research The use of research instrument is test of examine knowledge and self appraisal, statement from which asked to the respondence in the form of verbal statement and the answer provided is the answer scalle using is Iikert scale. Fields research of analyzing data of human resources using quantitative techniques and from gap of competence using table. The result also that examiner paten level on madya structure based on hard competency is understanding another language foregn is need training .
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33532
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rockville: Aspen Systems Corporation, 1982
371.9 ASS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>