Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hongkong : International Studies Group , 1969
335.434 5 EDU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sadewi
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah Gerakan Pendidikan Sosialis yang dicetuskan oleh Mao Zedong tahun 1962 berhasil mencapai sasarannya. Pembahasan ditekankan pada konsep-konsep yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan gerakan dan realisasi konsep-konsep tersebut. Gerakan Pendidikan Sosialis dilancarkan untuk memperbaiki pendirian ideologis rakyat serta mencegah matinya semangat revolusioner di kalangan rakyat. Sehubungan dengan pelaksanaannya, maka dikeluarkan konsep-konsep Sepuluh Butir Awal, Sepuluh Butir Kedua, Sepuluh Butir Perbaikan dan Konsep Duapuluh Tiga Butir. Tujuan Konsep Sepuluh Butir Awal yang dikeluarkan atas prakarsa Mao bulan Mei 1963 adalah untuk memulihkan semangat kolektifisme di pedesaan dan membersihkan korupsi di kalangan kader Partai. Realisasi dari konsep ini adalah gerakan Empat Pembersihan dengan menitikberatkan pada organisasi rakyat biasa dan inisiatif massa petani. Sementara itu Liu Shaoqi dan Deng Xiaobing tidak menghendaki organisasi petani memegang kendali untuk melakukan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yagn diperbuat para kader Partai. Pada bulan September 1963 dikeluarkanlah konsep Sepuluh Butir Kedua dan Sepuluh Butir Perbaikan pada bulan September 1964. Pada kedua periode ini pelaksanaan gerakan diambil alih oleh kelompok kerja dan secara keseluruhan berada di bawah pimpinan aparat Partai. Bulan Januari 1965, Mao mengeluarkan instruksi Dua puluh Tiga Butir. Penekanan konsep ini adalah merubah sasaran gerakan yang semula ditujukan pada kader-kader pedesaan beralih kepada pejabat-pejabat Partai yang mengambil jalan kapitalis. Mao juga menarik Tentara Pembebas Rakyat melalui Lin Biao dalam upaya meluruskan kecenderungan profesionalisme dan menghancurkan birokrasi Partai. Pada akhir pelaksanaan, Gerakan Pendidikan Sosialis yang bertujuan memurnikan garis ideologi Maoisme tidak banyak merubah atau meluruskan kecenderungan yang disebut sebagai revisionis dan kapitalis. Lebih jauh lagi gerakan ini makin memperlihatkan perbedaan pandangan antara Mao dan Liu mengenai garis-garis kebijakan pemerintahan.
1986
S12834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Ratih Sekarsari
Abstrak :

ABSTRAK
Skripsi ini mengenai sekolah Pa Hua yang merupakan salah satu sarana pendidikan formal bagi keturunan Cina pada tahun 1946-1957. Penulisan ini bertujuan menguraikan sistem pendidikan formal di sekolah Pa Hua pada tahun 1946-1957 sehingga diketahui apa saja yang telah diperoleh para murid-muridnya selama bersekolah di sekolah Pa Hua sebagai bekal dalam kehidupan mereka.

Tehnik mengumpulkan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan mengadakan wawancara tak berstruktur dan mendalam terhadap para responden yaitu Bapak Drs. Fredy Lingga, Ibu Dra. Linggasari, Bapak Tjiong Thiam Siong B.A dan Bapak Drs. Surya Gunardi. Dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode riwayat hidup (Individual Life Story).

Hasil penelitian menunjukan, pendidikan formal yang diterima para responden di sekolah Pa Hua telah memberikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Sekolah Pa Hua yang didriikan oleh Tiong Hoa Hwee Koan ini lebih mengutamakan pendidikan akademis bagi anak didiknya pada kurun waktu 1946-1957. Sehingga sekolah Pa Hua tidak lagi menjadi sarana untuk melaksanakan tujuan Tiong Hoa Hwee Koan pada awal berdirinya pada tahun 1900 yaitu memajukan pemahaman Konghucuisme untuk memperbaharui adat-istiadat Cina di kalangan masyarakat keturunan Cina khusus dalam hal upacara perkawinan dan kematian.
1997
S12955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thung, Ju Lan
Abstrak :
Salah satu faktor penunjang pembangunan yang tak dapat diabaikan adalah pendidikan.Pendidikan sebagai sarana pembinaan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa, perlu mendapat perhatian khusus. Pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan masyarakat yang dinamis, agar dapat menciptakan suatu generasi penerus yang up to date tidak terkebelakang.Untuk memperbaiki mutu pendidikan agar up to date, tidak hanya perlu mane mukan/menciptakan hal-hal yang Baru, tetapi juga perlu meninjau masa lampau untuk memetik pengalaman-pengalaman yang berguna/berharga sebagai cermin melangkah ke masa depan. Mempelajari hal-hal yang lampau, tidak usah berpatok pada diri sendiri atau pada negara sendiri, tetapi juga dapat mempelajari masa lampau orang lain atau masa lampau negaralain.Melalui penelitian terhadap buku-buku perpustakaan mengenai pendidikan di Cina,tersusun suatu tulisan yang menguraikan perkembangan pendidikan di Cina dari tahun 1905 sampai tahun 1966, dengan maksud untuk menarik segi-segi positifnya bagi kapentingan pembangunan negara kita, khususnya dalam bidang pendidikan. ...... One of the factors supporting development that cannot be ignored is education. Education as a means of developing the young generation as the nation's next generation, needs special attention. Education must always follow the dynamic development of society, in order to create a future generation that is up to date and not left behind. To improve the quality of education so that it is up to date, it is not only necessary to discover/create new things, but also to review the past. to gain useful/valuable experiences as a mirror for moving into the future. Studying things in the past, you don't need to be based on yourself or your own country, but you can also study the past of other people or the past of other countries. Through research into library books regarding education in China, an article was compiled that describes the development of education in China from 1905 to 1966, with the aim of drawing out its positive aspects for the interests of our country's development, especially in the field of education
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S13078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhou, Aiming
Beijing: China Intercontinental Press, 2004
SIN 371.9051 ZHO t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Freyn, Hubert
Shanghai: Kelly & Walsh, Limited, 1940
378.51 FRE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Destinia Natalira Arisandi
Abstrak :
Pendidikan merupakan hak setiap orang, termasuk anak-anak keturunan Tionghoa. Namun, pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda di Indonesia, orang Tionghoa yang saat itu berstatus sebagai Middlemen minority harus memperjuangkan pendidikannya. Ketika politik etis diberlakukan, pendidikan berfokus pada pribumi. Berangkat dari permasalahan tersebut, dirumuskan tiga pertanyaan, yaitu 1.Jenis sekolah apa saja yang diikuti oleh anak-anak Tionghoa pada zaman kolonialisme Belanda di Indonesia? 2. Mata pelajaran apa saja dengan bahasa pengantar apa yang digunakan di sekolah-sekolah tersebut? 3. Anak-anak keturunan Tionghoa golongan apa saja yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah tersebut? Penelitian metode kualitatif dengan sumber data berupa buku dan artikel, baik luring maupun daring. Dalam penelitian ini didapati bahwa pendidikan anak-anak Tionghoa pada zaman pemerintah kolonial di Hindia Belanda dapat dibagi menjadi dua, yaitu sekolah yang diselenggarakan rakyat seperti sekolah THHK dan sekolah yang diselenggarakan pemerintah kolonial Hindia Belanda seperti ELS, HIS, dan HCS. Setiap sekolah memiliki kurikulum dan syarat masuk yang berbeda. Hal ini mempengaruhi pemilihan sekolah Tionghoa Totok dan Peranakan Kata kunci: pendidikan; Tionghoa;Indonesia; pemerintah Kolonial Hindia Belanda ......Everyone has the right of to education. Chinese descent children whose status were Middlemen minority had to fight for their education during Dutch East Indies era. The education in ethical policy was only focused on the indigenous people. Through the particular problem, there are three questions formulated, 1. What kind of school did the Chinese children attend during Dutch East Indies era? 2. What kind of subject and what language used in those particular schools? 3. What kind of group of Chinese descent children who could attend those particular schools? This research uses qualitative method. The data resources are obtained from both online or offline sources, such as books and articles. The result of this research shows Chinese children during Dutch East Indies era were divided into two categories: the school run by the society, such as THHK school and the schools run by Dutch East Indies government, such as ELS, HIS and HCS. Every school has different curriculum and requirements. The differences affect Totok Chinese and Peranakan Chinese’s preference on education. Keywords: education; Chinese; Indonesia; Dutch East Indies era
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doan, Tran Van
Washington: The council for research in values and philosophy , 2000
370.951 DOA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book is concerned with the general issues of ageing, learning and education for the elderly and then with the more specific issues of why, how and what elders want to learn. This monograph consists of 10 chapters written by various internationally renowned researchers and scholar-practitioners in the field.
Dordrecht, Netherlands: [, Springer], 2012
e20399527
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Stephanie
Abstrak :
Topik skripsi ini mengenai pengaruh pendidikan yang diterima orang tua terhadap cara mendidik anak di rumah. Pendidikan yang diterima anak di rumah ini nantinya akan mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan sang anak. Pene_litian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pendidikan yang diterima orang tua terhadap proses asimi_lasi kebudayan anak. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa anak dari orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan di sekolah Belanda lebih terasimilasi dengan kebudayaan setempat dibandingkan dengan mereka yang orang tuanya menerima orang tua menerima pendidikan formal di sekolah yang berbahasa Cina.. Perbedaan kadar asimilasi kebudayaan ini tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan non-formal yang diterima dari orang tua semata tetapi juga disebabkan faktor-faktor lain
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>