Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Fauzan Nashshar Tsany
"Daerah pedesaan dan pulau-pulau yang jauh dari jaringan listrik utama sebagian besar mengandalkan bahan bakar diesel untuk pembangkit listrik. Di Indonesia Timur, jaringan hibrida dengan sistem energi terbarukan semakin banyak digunakan untuk menyediakan listrik di daerah terpencil untuk mengurangi biaya pembangkitan. Sistem hibrida ini biasanya diintegrasikan dengan PV dimana tingkat irradiansi daerah Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 4,5 sampai 5,1 kWh/m
2. Namun, tingginya penetrasi PV pada sebuah sistem akan menimbulkan masalah baru yaitu kestabilan akibat sifat PV yang
intermitten.
Battery Energy Storage System (BESS) dapat digunakan sebagai penjaga tegangan dan frekuensi yang dapat membawa sistem menuju keandalan. Selain itu, BESS juga dapat mengurangi biaya pembangkitan akibat fungsinya sebagai energi arbitrasi. Studi ini dilakukan untuk mendesain sistem jaringan hibrida PV-Diesel yang terinterkoneksi dengan BESS untuk meningkatkan performa kestabilan dan penurunan biaya pembangkitan pada jaringan eksisting generator diesel di Indonesia Timur dengan menggunakan perangkat lunak HOMER dan PowerFactory. Biaya pembangkitan energi hasil simulasi dengan konfigurasi sistem pembangkit listrik tenaga hibrida PV-Diesel-Baterai sebesar $0,147/kWh lebih murah dibandingkan sistem PLTD yang memiliki biaya pembangkitan sebesar $0,189/kWh. Pemasangan baterai pada jaringan sistem jaringan hibrida PV-Diesel saat terjadi gangguan menurunkan deviasi frekuensi sebesar 0,01 Hz dan waktu menuju kondisi stabil sebesar 17,693 detik.
Rural areas and islands that are far from the electricity grid mostly rely on diesel fuel for electricity generation. In Eastern Indonesia, hybrid networks with renewable energy systems are increasingly being used to provide electricity in improved areas to save on generation costs. This hybrid system is usually integrated with PV where the level of irradiance in Indonesia's regions is quite high at 4.5 to 5.1 kWh / m2. However, increasing the PV in the system will cause a new problem that is stability due to the intermittent nature of PV. The Battery Energy Storage System (BESS) can be used as a voltage and frequency protector that can bring the system toward approval. In addition, BESS can also reduce generation costs due to its function as energy arbitration. This study was conducted to design a PV-Diesel hybrid network system that is interconnected with BESS to improve stability performance and reduce generation costs on the existing generator diesel network in Eastern Indonesia by using HOMER and PowerFactory software. The cost of generating energy from the simulation results with the configuration of a PV-Diesel-Battery hybrid power plant system of $ 0.147 / kWh is cheaper than a PLTD system which has a generation cost of $ 0.189 / kWh. Installing a battery in a PV-Diesel hybrid network system when a disturbance occurs decreases the frequency deviation by 0.01 Hz and the time to stable condition is 17.693 seconds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: PLN Research Institute, 2016
621.312 SEM
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muhammad Ilyas Savier Alfikri
"Karya tulis ini membahas simulasi dan optimasi tujuan ganda proses regasifikasi hidrogen cair. Tujuan penulisan karay tulis ini adalah untuk mengetahui potensi pemanfaatan energi dingin hidrogen cair. Terdapat dua faktor utama yang melatarbelakangi proses pemanfaatan energi dingin hidrogen. Pertama, energi yang dikonsumsi pada proses pencairan hidrogen adalah 3,3 kWh/kg hidrogen cair (Departement of Energy U.S.A., 2009). Kedua, energi yang tergandung dalam hidrogen adalah 120 MJ/kg (Van Hoecke et al., 2021). Proses pemanfaatan energi dingin hidrogen cair yang dibahas adalah kombinasi Siklus Brayton dan ekspansi. Simulasi dilakukan pada Aspen HYSYS V.10 dengan fluid package Peng-Robinson. Fluida kerja yang digunakan dalam simulasi adalah fluida kerja Helium dan fluida kerja campuran Helium-Neon. Optimasi dilakukan pada aplikasi MS Excel. Algoritma yang digunakan adalah modifikasi dari I-MODE yang dibuat oleh Sharma & Rangiah, 2013. Optimasi tujuan ganda memaksimalkan energi listrik yang dibangkitkan dan meminimalkan biaya pompa dengan variabel penentu adalah laju alir dan komposisi fluida kerja, serta tekanan penguapan hidrogen cair. Dengan laju alir hidrogen cair 30 ton/hari, diperoleh kondisi operasi yang optimum 1836 kg/jam fluida kerja Helium dengan tekanan penguapan sebesar 68 atm. Energi listrik yang dibangkitkan adalah 0,934 GWh per tahun dan biaya pompa yang dibutuhkan adalah $12.305.142.
This paper discusses simulation and multi-objective optimization of regasification liquid hydrogen. This paper is written to identify the utilization of hydrogen cold energy potency. There are two main factors behind this study. The amount of energy consumed in the liquefaction process is 3.3 kWh/kg of liquid hydrogen (Departement of Energy U.S.A., 2009), and the hydrogen energy content is 120 MJ/kg (Van Hoecke et al., 2021). The process simulation is a combination of the Brayton Cycle and direct expansion. The simulation is conducted on Aspen HYSYS V.10 with Peng-Robinson fluid package. The working fluids that are used in this simulation are Helium and Helium-Neon mixture. The optimization is conducted in MS Excel. I-MODE algorithm (Sharma & Rangiah, 2013) is modified to run the optimization process. Multi-objective optimization will maximize the amount of electricity and minimize the cost of the pump by changing the flow rate and composition of the working fluid, and the regasification pressure. Liquid hydrogen flow rate set to be constant at 30 ton/h, the optimum condition is 1863 kg/h Helium as working fluid and regasification pressure at 68 atm. The amount of electricity generated is 0.934 GWh per year and the cost of the pump is $12.305.142."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Peningkatan poll kehidupan manusia disertai oleh peningkatan kebutuhan energi listrik. Mengingat keterbatasan energi listrik yang bersumber pada sumber energi fosil maka dilakukan usaha diversifikasi pemanfaatan sumber energi lain untuk mendapatkan energi listrik. Sumber energi yang dimanfaatkan adalah sumber energi bare dan terbarukan (EBT), salah satunya adalah sumber energi angin. Energi kinetik angin diubah menjadi energi listrik pada Pusat Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Penerapan PLTB pada suatu daerah harus memperhitungkan potensi angin daerah tersebut. Dengan mempertimbangkan potensi angin dan kondisi daerah, mungkin merupakan pilihan yang tepat untuk menerppkan PLTB di desa Menia Kecamatan Sabu Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur.Chapter Pada skripsi ini akan dihitung besar potensi angin dan harga energi listrik jika diterapkan PLTB di desa Menia."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38757
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Niko Harliman
"Dengan melanjutkan rancang bangun kincir angin yang telah ada dengan modifikasi pada tinggi rangka hingga menjadi berukuran 2030 mm dan berdiameter 1500 mm yang diletakkan dilantai 4 Gedung Engeneering Center, maka eksperimen pembangkitan daya pun dapat dilakukan. Untuk meneliti pengaruh kecepatan angin terhadap puteran kincir angin, serta torsi dan daya yang dihasilkannya. Oleh sebab kecepatan angin yang bertiup sangat berfluktuasi menyebabkan puteran kincir angin yang dihasilkan pun berfluktuasi antara 0 rpm. Hal ini menyebabkan torsi dan daya mekanik yang dihasilkannya pun akan bervarisi. Serta berbagai permodelan pun dapat dilakukan berdasarkan rancang bangun kincir angin yang sudah ada dengan menggunakan analisis dimensional.
Continuing the design of wind turbine that has been made with applying a modification on the height of the wind turbine become 2030 mm and the 1500 mm diameter that placed on the 4th floor of the Engineering Center, thus the experiment of electricity power generation could be done. To research the effect of the wind speed to wind turbine rotation, torque and mechanical power . Because the wind speed is very fluctuated thus the rotation of wind turbine also fluctuated between 0 rpm until 30 rpm. This caused the torque, and mechanical power will be so varied. Several modeling can be done based on the design of wind turbine that exist using dimensional analysis."
2006
S37904
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Dalam upaya mengatasi kebutuhan energi bstrik terutama di daerah pedesaan atau tempat-tempat terpencil yang jauh dari jangkauan jaringan listrik, sistem konversi energi angin ( SKEA ) merupakan salah satu alternatif dalam pengadaan sumber energi listrik. Universitas Indonesia sebagai sebuah lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan menaruh perhatian terhadap pengembangan pemanfaatan energi Baru dan terbarukan. Rencana untuk membangun studio alam untuk pemanfaatan energi baru dan terbarukan, dimana SKEA termasuk di dalamnya, telah menghasilkan suatu perhitungan potensi energi angin di kampus UI Depok. Setelah mendapatkan perliitungan awal mengenai potensi energi angin yang ada di kampus UI depok, maka usaha untuk mendapatkan jenis turbin angin yang sesuai haws dilakukan untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi. Energi angin, tidak seperti sumber energi terbarukan lainnya, tidak dapat diduga keberadaannya dan dengan cepat dapat berubah-ubah. Hal ini menyebabkan perlunya suatu analisis penentuan turbin angin yang mendalam. Di dalam melakukan penentuan turbin angin, dibutuhkan data-data mengenai potensi angin yang ada dan karaktedstik dari jenis jenis turbin angin. Efisiensi dari suatu SKEA juga sangat dipengaruhi dari penempatannya. Hal ini dikarenakan angin dipengaruhi dari keadaan tanah danwbangunan atau penghalang yang ada di sekitar turbin angin."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38894
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library