Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wooldridge, Susan
New York : John Wiley & Sons, 1973
658.47 WOO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Fajar
Abstrak :
Teknologi informasi secara umum sudah dimanfaatkan oleh institusi pemerintah untuk menjalankan sebagian besar tugas pokok dan fungsinya. Seiring meningkatnya ketergantungan organisasi pemerintah terhadap ketersediaan layanan teknologi informasi, kekhawatiran terhadap terganggunya layanan akibat terjadinya bencana semakin meningkat. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual DJKI sebagai salah satu insititusi pemerintah yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat pada saat ini belum memiliki dokumen perencanaan terkait dengan perlindungan aset pada saat terjadi gangguan atau bencana. Karena itu perlu disusun sebuah dokumen perencanaan yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi DJKI dalam upaya untuk memulihkan kondisi layanan SI/TI disaat kritis serta upaya untuk tetap terus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Disaster Recovery Plan DRP merupakan dokumen yang mendefinisikan setiap aktifitas, tindakan, serta prosedur yang harus dilakukan terkait pemulihan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah rancangan DRP bagi DJKI dengan menggunakan metodologi NIST SP 800-34 Rev. 1. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan identifikasi dan penilaian pada aset SI/TI yang dimiliki DJKI, untuk kemudian menentukan strategi dan teknologi yang tepat untuk proses pemulihan bencana. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan DRP yang telah disesuaikan dengan kondisi organisasi DJKI. Dokumen DRP yang dimiliki untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai panduan untuk membantu menjaga ketersediaan dan keandalan layanan sistem informasi yang dimiliki DJKI ketika terjadi gangguan maupun bencana.
Information technology is already used by government institutions to carry out most of their duties and functions. The concerns about the disruption of services due to the occurrence of disasters is increasing. Directorate General of Intellectual Property DGIP as one of the government institutions that provide services directly to the public, currently do not have a planning document relating to the asset protection in the event of disruption or disaster. It is necessary to develop a planning document that can serve as a reference for DGIP in an attempt to recover the services of IS IT in a crisis situation and helps to continue provide services to the public. Disaster Recovery Plan DRP is a document that defines each activity, action, and the procedures to be undertaken in disaster recovery. This research aims to create a design for DGIP DRP using the methodology of NIST SP 800 34 Rev. 1. This research was conducted with the identification and assessment of the assets of IS IT owned by DGIP, then determine the appropriate strategies and technologies for disaster recovery process. Results from this study is a DRP draft which has been adapted to the conditions of DGIP organization. DRP document can be used as a guide to help maintain the availability and reliability of information systems owned by DGIP when an interruption or disaster happened.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Mulyana
Abstrak :
Sejalan dengan perkembangan teknologi, serangan terhadap dunia siber juga telah meningkat. Karenanya dibutuhkan sebuah kerangka atau model untuk memfasilitasi proses identifikasi serangan-serangan yang terjadi. Salah satu model yang dapat memfasilitasi proses identifikasi tahapan-tahapan serangan adalah Cyber Kill Chain (CKC). Cyber Kill Chain adalah sebuah model yang menggambarkan serangkaian tahapan sebuah serangan yang dilakukan terhadap sistem. Selain kerangka atau model, dibutuhkan pula sebuah alat bantu yang dapat digunakan untuk mempermudah proses identifikasi tersebut. Dalam tesis ini akan membahas proses identifikasi berdasarkan Cyber Kill Chain dengan menggunakan alat bantu berbasis platform open source yaitu Elastic Stack sebagai Security Information and Event Management (SIEM). Pemilihan penggunaan Elastic stack berdasarkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan teknologi lainnya seperti Splunk, dimana penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain mendapatkan hasil bahwa Elastic stack membutuhkan waktu sekitar 1 menit 14 detik, sedangkan Splunk membutuhkan waktu sekitar 1 menit 22 detik untuk 1 Milyar berkas log. Bentuk metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dengan melakukan simulasi untuk melakukan identifikasi tahapan-tahapan serangan. Dari simulasi ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menggunakan Elastic Stack dapat membantu dalam proses mengidentifikasi tahapan serangan yang terjadi pada sistem dan infrastruktur sehingga dapat membantu dalam proses penanganan yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko yang dapat diterima oleh pemilik sistem dan infrastruktur. Penelitian ini merekomendasikan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah Direktorat Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik selaku pengelola sistem informasi untuk proses pengadaan, untuk melakukan implementasi Security Information and Event Management (SIEM) menggunakan Elastic ......In line with technological developments, attacks on the cyber world have also increased. Therefore we need a framework or model to facilitate the process of identifying the attacks that occur. One model that can facilitate the process of identifying stages of attack is the Cyber ​​Kill Chain (CKC). Cyber ​​Kill Chain is a model that describes a series of stages of an attack carried out on a system. In addition to the framework or model, it also needed a tool that can be used to facilitate the identification process. This thesis will discuss the identification process based on the Cyber ​​Kill Chain using open-source platform based tools, namely Elastic Stack as Security Information and Event Management (SIEM). The selection of using the Elastic stack is based on better performance compared to other technologies such as Splunk, where research conducted by other researchers found that the Elastic stack takes about 1 minute 14 seconds, while Splunk takes about 1 minute 22 seconds for 1 billion log files. . While this research is a qualitative research with a case study method by conducting simulations to identify stages of attack. From this simulation, we can conclude that using Elastic Stack can help in the process of identifying stages of attacks that occur on systems and infrastructure so that it can assist in the process of handling that must be carried out to reduce the risks that can be accepted by the system and infrastructure owner. This study gives a recomendation to Directorate Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik of Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah as the management of the information system for the procurement process, to implement Security Information and Event Management (SIEM) using Elastic Stack.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuong, Javier F.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1987
005.8 KUO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Perry, William E.
New York: John Wiley & Sons, 1981
629.895 PER c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Pus Apriyanto
Abstrak :
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 mewajibkan Penyelenggara Sistem Elektronik melakukan pengamanan terhadap Sistem Elektronik. Kementerian Luar Negeri Kemenlu melakukan evaluasi tingkat kesiapan pengamanan informasi menggunakan Indeks Keamanan Informasi KAMI guna memenuhi standar Sistem Manajemen Pengamanan Informasi. Hasil penilaian Indeks KAMI Tahun 2015 menyatakan bahwa Sistem Elektronik Kemenlu berada dalam kategori strategis, namun tingkat kesiapan pengamanan informasi Kemenlu berada dalam kategori tidak layak. Berdasarkan kondisi tersebut, aspek availability layanan TIK Kemenlu tidak terpenuhi ketika terjadi pemeliharaan jaringan listrik kantor Kemenlu di Pejambon. Seluruh layanan TIK Kemenlu tidak dapat diakses selama 10 jam, padahal Kemenlu sudah memiliki fasilitas pusat pemulihan bencana di Cijantung. Berdasarkan analisis fishbone, salah satu sebab permasalahan tidak layaknya pengamanan informasi Kemenlu adalah belum adanya rencana keberlangsungan layanan TIK serta rencana pemulihan bencana. Untuk meningkatkan nilai Indeks KAMI dan untuk menjaga keberlangsungan layanan TIK Kemenlu dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada maka perlu disusun rancangan rencana kontingensi pusat data Kemenlu. Perancangan rencana kontingensi dalam penelitian ini mengacu pada kerangka kerja NIST 800-34 Rev.1. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kategori studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pejabat pengelola TIK Kemenlu dan pejabat pemilik atau pengguna layanan TIK serta melalui observasi lapangan. Proses analisis dampak bisnis dilakukan guna mendapatkan tingkat kekritisan sistem informasi terhadap kegiatan utama Kemenlu. Strategi pemulihan layanan teknologi informasi disusun berdasarkan urutan tingkat kekritisan sistem informasi dari yang tertinggi hingga terendah. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi tingkat kekritisan layanan sistem informasi yang terkait dengan kegiatan utama Kemenlu beserta kebutuhan sumber daya pendukungnya. Berdasarkan tingkat kekritisan tersebut, tiga layanan membutuhkan strategi pemulihan fault tolerance, 13 hot site, dan sisanya warm site. Strategi kontingensi tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen usulan rencana kontingensi pusat data Kemenlu.
Government Regulation Number 82 Year 2012 obligates all electronic system operators to secure their electronic systems. The Ministry of Foreign Affairs of Indonesia Kemenlu has used the Information Security KAMI Index to evaluate the level of information security preparedness to meet the standards of Information System Security Management. The results of 2015 KAMI Index stated that the Kemenlu rsquo s electronic system is classified as strategic, however its level of information security preparedness is in the category of not reliable. According to these conditions, Kemenlu could not meet the aspect of ICT services availability, for it could not provides its ICT services to users during power outage incidences at Kemenlu Headquarter in Pejambon. Although Kemenlu has built a Disaster Recovery Center facility in Cijantung, at the time of power outages, the entire Kemenlu rsquo s ICT services could not be accessed, for as long as 10 hours. According to fishbone analysis, one of causes that contributed to Kemenlu rsquo s information security preparedness unreliability is the lack of continuity plans for ICT services and disaster recovery plans. To increase its KAMI Index and maintain its ICT services continuity, Kemenlu needs to design data center contingency plan by utilizing the existing infrastructure. The design of data center contingency plan in this research is based on NIST 800 34 Rev.1 framework which was adjusted for Kemenlu data center. This research applies a qualitative research method using a case studies. Data gathering and fact finding were done by interviewing Kemenlu rsquo s ICT supervisors, owners, and users, as well as on site observation. Business impact analysis was performed to evaluate the impact of information system unavailability to Kemenlu rsquo s main activities. Contingency strategies are created based on the order of information system criticality, from most critical to less critical. This research has successfully identified the degree of criticality of information systems related to Kemenlu rsquo s main activities as well as its necessary ICT resources. Based on the findings of the criticality degree, there are three information system that require fault tolerance as recovery strategy, 13 require hot site and the remaining require warm site.This contingency strategy are then documented into proposed data center contingency plan.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fauziah Romadhona
Abstrak :
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, bisnis dari PT XYZ sangat bergantung pada teknologi dan keamanan informasi. Dalam mengamankan informasi, data, dan aset penting perusahaan, PT XYZ menerapkan pengamanan fisik yaitu Physical Access Control System (PACS). Sistem ini diimplementasi untuk melindungi bisnis dan aset perusahaan dari vandalisme, pencurian, dan pelanggaran, khususnya membatasi akses ke fasilitas organisasi yang memerlukan tingkat keamanan dan perlindungan yang lebih tinggi. Namun tingginya kasus insiden yang terjadi pada PACS menjadi kekhawatiran pihak manajemen perusahaan. Padahal tingkat ketergantungan organisasi terhadap keamanan fisik terutama pada PACS sangat tinggi. Insiden-insiden terkait PACS dengan sumber ancaman yang sama kerap terjadi berulang kali tanpa ada pemantauan yang memadai. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi manajemen risiko terhadap Physical Access Control System PT XYZ. Pada penelitian ini digunakan beberapa seri standar ISO/IEC 27000 yang dapat membantu penelitian dalam menganalisis risiko dan melengkapi proses dalam mengevaluasi manajemen risiko di organisasi. Standar yang digunakan antara lain ISO/IEC 27001, ISO/IEC 27002, dan ISO/IEC 27005. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data secara studi literatur, dokumen, wawancara, observasi dan Focus Group Discussion. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah profil risiko dari PACS dengan total 54 skenario risiko keamanan informasi yang terdiri dari 44 skenario yang tidak diterima, dan 10 skenario risiko diterima. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dihasilkannya rekomendasi penanganan risiko keamanan informasi berdasarkan hasil evaluasi risiko keamanan informasi yang mengacu pada rekomendasi kontrol berdasarkan ISO/IEC 27002 dan diimplementasikan dalam bentuk dokumen Statement of Applicability (SoA). ......As a technology company, the business of PT XYZ is highly dependent on technology and information security. In securing information, data, and important company assets, PT XYZ applies a physical security system, namely the Physical Access Control System (PACS). This system is implemented to protect the company’s business and assets from vandalism, theft, and breaches, specifically by restricting access to organizational facilities that require a higher level of security and protection. However, the high occurrence of incidences in PACS is a concern for company management, due to the organization's high level of dependence on physical security, especially PACS. Incidents related to PACS with the same source of threat often occur repeatedly without adequate monitoring. Therefore, this study aims to evaluate the risk management of PT XYZ's Physical Access Control System. In this research, several series of ISO/IEC 27000 standards are used to assist the study in analyzing risk and completing the process of risk management evaluation in organizations. The standards used include ISO/IEC 27001, ISO/IEC 27002, and ISO/IEC 27005. This research is qualitative research with data collection methods of literature studies, documents, interviews, observations, and Focus Group Discussions. The result of this study is the risk profile of PACS with a total of 54 information security risk scenarios consisting of 44 unacceptable scenarios and 10 acceptable risk scenarios. The benefit of this research is the production of recommendations for handling information security risks based on the results of the evaluation of information security risks that refer to control recommendations based on ISO/IEC 27002 and implemented in the form of a Statement of Applicability (SoA) document.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Doswell
England: NCC.Publications, 1986
364.168 DOS f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boyle, Randall
Boston: Pearson, 2015
005.8 BOY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vacca, John R.
Abstrak :
Managing information security offers focused coverage of how to protect mission critical systems, and how to deploy security management systems, IT security, ID management, intrusion detection and prevention systems, computer forensics, network forensics, firewalls, penetration testing, vulnerability assessment, and more. It offers in-depth coverage of the current technology and practice as it relates to information security management solutions.
Waltham, MA: Syngress, 2014
e20427185
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>