Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sangdaffa Adetyantama
Abstrak :
Limbah elektronik merupakan jenis sampah organik yang pertumbuhannya sangat cepat sekitar tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan limbah lainnya. Volume limbah elektronik yang dihasilkan di seluruh dunia pada tahun 2019 sekitar 54 juta metrik ton dan diperkirakan akan terus meningkat hingga pada tahun 2030, produksi limbah elektronik tahunan di seluruh dunia akan meningkat sekitar 30 persen atau sekitar 75 juta metrik ton. Regulasi khusus dalam pengelolaan e-waste merupakan faktor penting dalam mencegah dan mengurangi e-waste. Indonesia merupakan contoh negara yang belum memiliki regulasi khusus untuk pengelolaan limbah elektonik. Saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil limbah elektronik tebesar di Asia dengan nilai limbah elektronik sebesar 1.3 juta metrik ton. Penelitain ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan rekomendasi strategi pengurangan jumlah limbah elektronik di Indonesia. Strategi dikumpulkan berdasarkan literatur dan divalidasi oleh para ahli untuk kesesuaian penerapan strategi di Indonesia. Sebanyak 20 rekomendasi strategi reverse logistik terhadap infrastruktur pengolahan limbah elektronik berhasil divalidasi dan selanjutnya disusun berdasarkan struktural hierarki strategi. Penelitian ini menggunakan bantuan metode Interpretive Structural Modelling (ISM) untuk menyusun strategi dalam bentuk struktural hierarki. Analisis Matrice d’Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) untuk mengetahui klasifikasi strategi berdasarkan kekuatan pendorong dan ketergantungan antar strategi. Model struktural yang dihasilkan digunakan sebagai peta strategis untuk implementasi strategi pengurangan jumlah limbah elektronik di Indonesia. ......Electronic waste is a type of organic waste whose growth is very fast, about three times faster than other waste. The volume of e-waste generated worldwide in 2019 was around 54 million metric tons and is expected to continue to increase until by 2030, annual worldwide e-waste production will increase by around 30 percent or around 75 million metric tons. Specific regulations in e-waste management are important factors in preventing and reducing e-waste. Indonesia is an example of a country that does not yet have specific regulations for electronic waste management. Currently, Indonesia is the largest e-waste producing country in Asia with an e-waste value of 1.3 million metric tons. This research is one of the efforts to provide recommendations for strategies to reduce the amount of electronic waste in Indonesia. Strategies are collected based on literature and validated by experts for the suitability of strategy implementation in Indonesia. A total of 20 recommendations for the reverse logistics strategy for e-waste processing infrastructure were successfully validated and then arranged based on a structural hierarchical strategy. This study uses the help of the Interpretive Structural Modeling (ISM) method to develop a strategy in the form of a hierarchical structure. Matrice d'Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) analysis to determine the classification of strategies based on driving forces and dependencies between strategies. The resulting structural model is used as a strategic map for implementing a strategy to reduce the amount of e-waste in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenn Suryo Mentaram
Abstrak :
Sampah elektronik atau e-waste merupakan peralatan listrik dan elektronik yang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap sebagai sampah oleh pengguna. E-waste terdiri dari logam dan plastik, beberapa bahan yang termasuk kategori berbahaya, tidak dapat terurai secara alami, dan pengelolaan yang salah pada e-waste dapat membahayakan lingkungan serta kesehatan manusia. Logam yang terkandung dalam limbah elektronik dapat dipulihkan dan didaur ulang untuk penggunaan lebih lanjut serta memiliki nilai ekonomis. Metode pemulihan dengan pemisahan berbasis konduktivitas listrik yaitu pemisahan berbasis arus eddy, interaksi antara medan magnet alternatif dan arus eddy yang diinduksi oleh medan magnet drum yang berputar dibungkus dengan magnet permanen menghasilkan gaya tolak (gaya Lorentz) pada logam dan memisahkan logam, namun ada proses pemisahan yang tidak akurat. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gaya Lorentz yang akan dihasilkan pada kondisi logam tertentu untuk memaksimalkan laju pemisahan pemisah limbah elektronik berbasis arus eddy menggunakan perangkat image processing. ......Electronic waste or e-waste is an electrical and electronic equipment that is not used anymore and regarded as waste by the user. E-waste consist of precious metals and plastic some of the materials considered as hazardous category, it cannot decompose naturally, and mistreatment of e-waste can harm environment and human health. The precious metals contained in e-waste can be recovered and recycled for further use and economical value. The method of recovery is by electric conductivity-based separation, namely eddy current-based separation, interaction between alternative magnetic field and eddy current induces by the magnetic field of a rotating drum wrapped with permanent magnet generates a repulsive force (Lorentz force) on the metal and separates the metal, however there is an inaccurate separation process. This undergraduate thesis research is to investigate the Lorentz force that will be generated in certain scrap metal conditions in order to maximize the separation rate of eddy current-based electronic waste separator using image processing software.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indry Maretania
Abstrak :
Meningkatnya konsumsi peralatan listrik dan elektronik terutama telepon seluler memberikan pengaruh pada lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan seperti kontribusi terhadap perubahan iklim, paparan partikel berbahaya, dan dampak lingkungan lainnya. Dalam studi ini, penilaian dampak lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi proses pengelolaan limbah telepon seluler menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan dampak lingkungan yang diperoleh dari tiga jenis pengelolaan limbah yang sudah dipilih. Jenis yang terpilih tersebut terdiri dari proses pemulihan material tanpa pemulihan energi (MRF), insinerasi, dan pembuangan langsung ke landfill. Penelitian dilakukan berdasarkan jumlah limbah yang dihasilkan dalam ton per tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemulihan material tanpa pemulihan energi (MRF) memiliki dampak lingkungan terendah, sedangkan dampak lingkungan tertinggi dihasilkan dari proses pembuangan langsung ke landfill tanpa dikelola terlebih dahulu. ......The increasing consumption of electrical and electronic equipment, especially mobile phones, has an impact on the environment. The resulting environmental impacts include contributions to climate change, exposure to hazardous particles, and other environmental impacts. In this study, an environmental impact assessment was conducted to evaluate the waste management process of mobile phones using the Life Cycle Assessment (LCA) method. The aim of this research is to analyze and compare the environmental impacts obtained from three selected waste management options. The selected options consist of material recovery process without energy recovery (MRF), incineration, and direct disposal to landfill. The study was conducted based on the amount of waste generated in tons per year. The results showed that the material recovery process without energy recovery (MRF) has the lowest environmental impact, while the highest environmental impact is generated from the direct disposal process to landfill without prior management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi Nurul Febrifiani
Abstrak :

Industri elektronik merupakan salah satu sektor terbesar yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia dan diproyeksikan kebutuhan elektronik oleh masyarakat dunia akan terus meningkat. Hasil limbah elektronik di Indonesia semakin meningkat yang diperkirakan akan meningkat sebesar 39% di tahun 2030. Limbah elektronik termasuk sampah B3 yang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Umumnya industri saat ini masih menggunakan model ekonomi linear yang mana tidak memperhatikan terhadap sisi lingkungan, sehingga industri khususnya sektor elektronik membutuhkan model ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat terhadap sisi lingkungan, sosial dan ekonomi.  Penelitian ini bertujuan mengevaluasi faktor pendorong dan penghambat kunci implementasi konsep ekonomi sirkular pada industri elektronik di Indonesia serta menyusun struktur hirarki hubungan antarfaktor dengan metode Interpretive Structural Modelling (ISM). Dari 25 faktor pendorong diperoleh faktor kunci yaitu instrumen hukum yang terintegrasi dan regulasi dan standarisasi (ISO 14001); dan 23 faktor penghambat diperoleh faktor kunci yaitu biaya investasi yang tinggi. Faktor- faktor kunci ini akan menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan untuk memudahkan pengambilan keputusan, khususnya pihak industri dan pemerintah dalam upaya mengoptimalkan dan memaksimalkan transisi implementasi konsep ekonomi sirkular khususnya sektor elektronik di Indonesia. ......The electronics industry is one of the largest sectors contributing to Indonesia's GDP and it is projected that the demand for electronics by the world community will continue to increase. E-waste generation in Indonesia is increasing and is expected to increase by 39% by 2030. E-waste is a type of hazardous waste that has a negative impact on health and the environment. Generally, the industry is currently still using a linear economic model which does not pay attention to the environmental side, so the industry, especially the electronics sector, needs a circular economy model that can provide benefits to the environmental, social, and economic sides. This study aims to evaluate the key drivers and barriers to the implementation of the circular economy concept in the electronics industry in Indonesia and develop a hierarchical structure of relationships between factors using the Interpretive Structural Modelling (ISM) method. From 25 drivers, the key factors are integrated legal instruments and regulation and standardization (ISO 14001); and from 23 barriers, the key factor is high investment cost. These key factors will be the main concern or priority for stakeholders to facilitate decision-making, especially the industry and government to optimize and maximize the transition to the implementation of the circular economy concept, especially the electronics sector in Indonesia.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Deniartio
Abstrak :
Mulai langkanya sumber daya alam yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik memaksa kita untuk melakukan penghematan energi listrik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya potensi pemborosan energi di gedung kuliah Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sehingga dapat dilakukan langkah penghematan terhadap pemborosan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan data hasil dari pengamatan terhadap pola dan perilaku konsumsi untuk mengetahui besar penggunaan energi listrik. Sedangkan potensi pemborosan energi dihitung dengan mengurangi penggunaan energi dengan perilaku penghematan energi, yaitu skema yang pertama mematikan peralatan ketika tidak digunakan, skema kedua menggunakan pencahayaan alami untuk penerangan, dan skema ketiga menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemborosan energi yang terbesar terjadi pada Gedung A dengan menerapkan skema ketiga yaitu sebesar 5694.74 kWh/bulan atau sebesar Rp.4.511.855/bulan. ......Because of the scarcity of natural resources used to generate electrical energy, it forces us to save the usage of electrical energy. This study was conducted to determine the amount of waste energy potential in the course building at the Faculty of Economics Universitas Indonesia so that we could do the saving for the waste that occurs. This study used data from the result of observations of patterns and consumption behavior to determine the amount of electrical energy usage. While potential energy waste is calculated by reducing energy usage with energy saving behaviors, which are the first scheme is to turn off equipment when not in use, the second scheme is to use natural light for illumination, and the third scheme is to use equipment as needed. Base on the result of this study, the biggest waste of energy occurs in the Gedung A by applying the third scheme that is equal to 5694.74 kWh/month or Rp.4.511.855/month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43454
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alivanza Firdaus Rhufyano
Abstrak :
Penelitian skripsi ini akan berupaya mengoptimalkan logistik terbalik limbah elektronik di Indonesia terhadap aspek-aspek keberlanjutan yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Model yang digunakan dalam penelitian ini meliputi fasilitas pengolahan limbah elektronik beserta lokasi timbulan limbah dan pasar sekunder material pulihan limbah elektronik. Adapun pencapaian keberlanjutan akan diukur dari tiga aspek, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi. Ditinjau dari karakteristiknya, model yang disusun merupakan model penentuan lokasi fasilitas dan diselesaikan dengan metode metaheuristika yaitu NSGA-II. Hasil optimasi yang dilakukan menunjukkan beberapa temuan. Pertama, provinsi dengan kapasitas fasilitas pengolah limbah elektronik yang tinggi masih terpusat di Jawa. Kedua, di kawasan Indonesia Tengah, provinsi yang menjadi pusat (hub) pengolahan limbah elektronik adalah Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Kemudian, kawasan Indonesia Timur masih cenderung mendirikan fasilitas hanya untuk memenuhi kapasitas sendiri, dikarenakan jarak dan biaya pengiriman yang mahal. Dalam mengimplementasikan temuan ini di Indonesia, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pemerintah perlu mendukung berkembangnya ekosistem pengelolaan limbah elektronik yang optimal di Indonesia dengan cara memperbaiki regulasi dan memberikan subsidi bagi perusahaan pengolah limbah elektronik. Selama proses transisi berlangsung, sektor informal perlu dilibatkan untuk membantu memperoleh limbah elektronik. Sektor ini juga perlu diberdayakan dengan mempekerjakan pengumpul limbah elektronik sebagai pekerja di fasilitas pengolahan limbah elektronik. Hal ini diperlukan demi mewujudkan sistem pengelolaan limbah elektronik di Indonesia yang efektif dan efisien demi dunia yang lebih baik. ......This research will attempt to optimize the reverse logistics of electronic waste in Indonesia regarding sustainability aspects, namely environmental, social and economic. Indonesia is now facing a fairly serious electronic waste problem. This problem is then exacerbated by Indonesia's ability to process electronic waste which is still very inadequate. Therefore, a more formal electronic waste management system model will be developed and optimized. The model used in this research includes electronic waste processing facilities along with waste generation locations and secondary markets for electronic waste recovered materials. The achievement of sustainability will be measured from three aspects, namely environmental, social and economic. Judging from its characteristics, the model prepared is a facility location determination model and is completed using the metaheuristic method, namely NSGA-II. The results of the optimization carried out show several findings. First, provinces with high electronic waste processing facility capacity are still concentrated in Java. Second, in the Central Indonesia, the provinces that are the centers (hubs) for electronic waste processing are Bali, South Sulawesi and East Kalimantan. Then, the Eastern Indonesia still tends to set up facilities only to meet its own capacity, due to distance and expensive shipping costs. In implementing these findings in Indonesia, there are several things that need to be considered. The government needs to support the development of an optimal electronic waste management ecosystem in Indonesia by improving regulations and providing subsidies for electronic waste processing companies. During the transition process, the informal sector needs to be involved to help obtain electronic waste. This sector also needs to be empowered by employing e-waste collectors as workers in e-waste processing facilities. This is necessary to create an electronic waste management system in Indonesia that is effective and efficient for a better world.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Marlon Brando
Abstrak :
Perkembangan teknologi yang pesat membuat tingkat konsumsi peralatan elektronik meningkat. Sayangnya, konsumsi yang besar terhadap produk elektronik ini meninggalkan konsekuensi berupa limbah dari elektronik yang sudah tidak digunakan lagi. Konsumen sering menyimpan barang elektronik yang tidak digunakan di rumah. Perilaku konsumen untuk menyimpan limbah elektronik di rumah seperti bom waktu, cepat atau lambat harus segera dikeluarkan karena akan menjadi bahaya. Menganalisis perilaku konsumen terhadap penyimpanan elektronik yang sudah tidak terpakai lagi adalah langkah penting menuju pengembangan sistem manajemen limbah elektronik yang sukses. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perilaku konsumen dalam menyimpan dan membuang limbah elektronik serta menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang menjadi alasan tersebut dalam membentuk perilaku konsumen. Penelitian yang dilakukan didasarkan pada Teori Perilaku Berencana (TPB) dan pengolahan data dilakukan dengan analisis statistik dan metode Partial Least Square (PLS). Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei secara online dan manual. Responden pada penelitian sebanyak 403 yang tersebar di 6 provinsi pulau Jawa. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya peralatan elektronik yang paling banyak disimpan, sudah berapa lama peralatan elektronik tersebut disimpan, alasan mengapa konsumen menyimpan peralatan elektronik bekas/rusak, alasan mengapa konsumen ingin membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan, bagaimana cara konsumen membuang peralatan elektronikbekas/rusak saat ini, model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku menyimpan, dan model hubungan faktor-faktor prediktor pembentuk perilaku membuang peralatan elektronik bekas/rusak yang disimpan.
Rapid technological developments make the level of consumption of electronic equipment increase. Unfortunately, large consumption of these electronic products leaves the consequences of waste from electronics that are no longer used. Consumers often store electronic items that are not used at home. Consumer behavior to store electronic waste at home such as a time bomb, sooner or later must be immediately removed because it will be a danger. Analyzing consumer behavior towards electronic storage that is no longer used is an important step towards developing a successful electronic waste management system. This study aims to conduct an analysis of consumer behavior in storing and disposing of electronic waste and describing the relationship between the factors that are the reason for shaping consumer behavior. The research conducted was based on the Theory of Planning Behavior (TPB) and data processing was carried out by statistical analysis and the Partial Least Square (PLS) method. The study was conducted using online and manual surveys. Respondents in the study were 403 in 6 provinces in Java. The results of the study revealed several things, including the most stored electronic equipment, how long the electronic equipment was stored, the reason why consumers store used/damaged electronic equipment, the reason why consumers want to dispose of used/damaged electronic equipment stored, how consumers dispose of used/damaged electronic equipment, the relationship model of the predictor factors forming the storing behavior, and the relationship model predictor factors forming the behavior of disposing used/damaged electronic equipment stored.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Ambarwati
Abstrak :
Sistem pengelolaan limbah elektronik formal di negara berkembang, sebagian besar belum dikembangkan, termasuk di Indonesia. Pemerintah dan perusaan peralatan elektronik masih memiliki pengetahuan yang minimum mengenai limbah elektronik dan pentingnya pengelolaan limbah elektronik ini. Di sisi lain, permainan simulasi dengan tujuan yang serius (serious simulation game) menawarkan pendekatan yang efektif sebagai media pembelajaran bagi penggunanya melalui lingkungan yang menarik, pengalaman dan pengambilan keputusan. Serious simulation game sebagai media pembelajaran bukan lagi bidang penelitian baru. Namun, masih sedikit penelitian serious simulation game yang mengambil topik pengelolaan limbah, dan belum ada yang berfokus pada pengajaran sistem pengelolaan limbah elektronik bagi pemangku kepentingan. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan rancangan serious simulation game untuk pengelolaan limbah elektronik yang dapat mengedukasi pemangku kepentingan tentang apa itu limbah elektronik, mengapa itu perlu dikelola, dan bagaimana itu harus dikelola. Tujuan permainan ini adalah untuk menemukan skenario terbaik yang menghasilkan volume koleksi WEEE terbanyak. Infrastruktur permainan dengan multi player diimplementasikan untuk memungkinkan interaksi antar pemain. Dengan demikian, hal ini memungkinkan pemain untuk memahami hasil yang berbeda untuk keputusan berbeda
In a developing country like Indonesia, waste electrical and electronic equipment (WEEE) management system is not yet established. Government and the electrical and electronic equipment (EEE) manufacture still have minimum knowledge about WEEE. In the other side, serious simulation game is found to be effective for educating users through its engaging environment and experiencing the decision. Serious simulation game as environmental learning media is no longer a new field of research. However, there are still few serious simulation game researches that bring waste management issues, and none focusing on WEEE Management education for the stakeholder. Thus, the purpose of this research is to develop serious simulation game to educate the stakeholders about WEEE, why it is need to be managed, and how it should be managed. The aim of this game is to find the best scenario that resulting the most volume of WEEE collection. A multiplayer game infrastructure enables the player to interact and understand the different result for different decision taken.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylfannie Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Limbah elektronik menunjukkan pertumbuhan yang cepat setiap tahunnya dengan benua Asia sebagai penyumbang jumlah limbah elektronik tertinggi, yaitu 40,7 dari total limbah elektronik yang ada di dunia. Indonesia, sebagai salah satu negara yang terletak di Asia mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk mulai mengembangkan sebuah sistem penanganan formal untuk mengumpulkan dan mengelola limbah elektronik. Penanganan dan pengelolaan yang tepat terhadap limbah elektronik dibutuhkan karena adanya kandungan material berharga dan material berbahaya yang terdapat di dalam limbah elektronik. Penelitian ini adalah penelitian pertama di Indonesia yang menggunakan metode advanced input-output analysis IOA untuk mengestimasi limbah elektronik yang dihasilkan di Indonesia. Metode advanced IOA mencoba meningkatkan kualitas dari hasil estimasi dengan mempertimbangkan semua titik data yang terdapat di sistem, yaitu sales, stocks dan lifespans pada tahap perhitungan. Data lifespan dengan jenis distribusi digunakan pada penelitian karena lebih mewakili kondisi umur pakai di Indonesia yang beragam. Selain itu, metode extended logistic function juga digunakan pada penelitian untuk meramalkan data stocks dari produk elektrik dan elektronik. Metode extended logistic function dipilih karena dapat menggambarkan produk dengan pasar saturated maupun produk dengan pasar non-saturated dengan baik. Produk yang diestimasi pada penelitian merupakan empat jenis produk elektrik dan elektronik yang paling banyak digunakan di Indonesia. Empat jenis produk tersebut diklasifikasi menjadi dua kelompok berdasarkan karakteristik pasarnya. Mesin cuci, kulkas dan televisi termasuk kelompok produk dengan jenis pasar saturated sedangkan telepon genggam termasuk kelompok produk dengan jenis pasar non-saturated. Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi dasar kuantitatif dalam proses pengambilan keputusan untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan strategi penanganan yang tepat terkait pengelolaan limbah elektronik di Indonesia.
ABSTRACT
Electronic waste e waste shows an increasing trend from time to time, with Asia contributes the largest amount, i.e. around 40.7 of e waste generated worldwide. Indonesia as a part of Asia, should start to develop a formal management system to properly collected and treated e waste, as their contents are both harmful and valuable. This study will be the first study in Indonesia that used advanced Input output analysis IOA method to estimate e waste generation. The advanced IOA method attempted to enhance the estimation results by involving all three data points, i.e. sales, stocks and lifespans in the calculation step. Distribution lifespan was used to present a more representative state of diverse e products rsquo lifespan in Indonesia. This study used the extended logistic function to predict the past and future stocks data of e products. The extended logistic function was chosen because it can capture either saturated or non saturated market growth as well. The e waste estimated is for four most common e products found in the e waste stream in Indonesia. These four products are categorized into two groups based on their market rsquo s characteristics. Washing machines, refrigerators and, television as a part of the saturated market products meanwhile mobile phones are in the non saturated market category. The result of this study is expected to provide a quantitative basis in helping policy decision makers in Indonesia to develop a formal regulation regarding e waste formal take back policies.
2018
T50271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asy`ari Fauzan
Abstrak :
Beberapa penelitian telah menyatakan peran penting pemerintah dalam menangani masalah limbah elektronik, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dengan mengeluarkan kebijakan untuk menangani sistem pengelolaan limbah elektronik, baik di negara maju maupun berkembang, terutama didasarkan pada prinsip EPR, tetapi merancang dan menerapkan prinsip tersebut di negara berkembang mungkin sangat berat karena harus bergantung pada kapasitas negara dan kondisi sosial ekonomi, menyiratkan bahwa aspek keuangan akan menjadi rintangan utama bagi negara-negara berkembang ketika menerapkan prinsip ini. China adalah salah satu dari sedikit negara berkembang yang berhasil mereplikasi prinsip ini ke dalam sistem pengelolaan limbah elektronik mereka dan memiliki beberapa kesamaan dengan Indonesia, seperti keberadaan sektor informal, populasi besar, negara berkembang. Kebijakan pendanaan sistem pengelolaan limbah elektornik di China menggunakan subsidi yang ditetapkan pada nilai yang sesuai untuk bisa menjalankan sistem. Dalam penelitian ini, model skema pendanaan sistem pengelolaan limbah elektronik diusulkan untuk menganalisis kemungkinan kebijakan tersebut untuk diimplementasikan di Indonesia. Terdapat empat skema pendaan yang diusulkan pada penelitian ini, yaitu skenario 1, dimana pendanaan dilakukan hanya oleh produsen, skenario 2, dimana pendanaan dilakukan hanya oleh pemerintah, skenario 3, dimana pendanaan dilakukan hanya oleh produsen dan pemerintah, dan skenario 4, pendanaan dilakukan oleh produsen, pemerintah, dan konsumen. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa skenario 4 merupakan skenario yang paling paling feasible untuk dilakukan.
Policies to handle WEEE management system, both in developed and developing countries, mainly based on EPR principle, but designing and implementing such principle in developing countries might be formidable as it should be depended on the country`s capacity and socioeconomic condition, implying that the financial aspect will be the primary hurdle for the developing countries when implementing this principle. China is one of the few developing countries that successfully replicate this principle into their WEEE management system and has several similarities with Indonesia, such as the existence of informal sector, large population, a developing country. China WEEE processing fund policy uses subsidies that are set on appropriate number run the system. In this paper, a system dynamic model is proposed to analyze the possibility of such policy to be implemented in Indonesia. In this study, a model that implemented an electronic waste management system proposed to analyze issued this policy to be applied in Indonesia. Scenario 3, which is carried out only by producers, scenario 2, which is carried out only by the government, scenario 3, which is carried out only by producers and the government, and scenario 4, carried out by producers, governments and consumers. From the results of the study, obtained scenario 4 is the most feasible scenario to do.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>