Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Teks naskah nitipraja ini berisi tentang ajaran tatacara memerintah sebuah kerajaan. Ajaran-ajaran tersebut meliputi baik tatacara menaklukkan musuh maupun tatacara membina ketentraman dunia (kanuragan rat). Teks diawali dengan kehadiran Raden Suparkadewa di pertapaan Bagawan Ratna Bumi. Maksud kedatangannya adalah untuk minta petunjuk dan sarana sebagai langkah untuk dapat dinobatkan mejdai Raja Ayodya. Permintaan ini dikabulakan oleh Bagawan Ratne Bumi, jika Raden Suparkadewa dapat memenuhi persyaratan seorang abiseka ratu. Raja Suparkadewa segera kembali ke kraton untuk memenuhi persyaratan tersebut. Diceritakan, Prabu Jiwangnyang di kerajaan Danawu Awu, tengah mempersiapkan diri untuk menyerang kerajaan Ayodya. Raden Suparkadewa berangkat ke pertapaan Bagawan Ratna Bumi untuk meminta nasehat. Beliau menerima wejangan tentang tatacara memegang pemerintahan dan tatacara menundukkan musuh atau ajaran nitipraja. Tatacara tersebut di antaranya: tidak boleh membunuh orang yang tidak berdosa, harus bertindak adil dengan memberi ganjaran kepada seseorang dengan perbuatannya, dan tidak boleh pilih kasih kepada siapa pun. Informasi tentang penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Kolofon belakang menyebutkan druwen Ida I Gusti Putu Jlantik, ring Singaraja, 1896 (h.33b). Begitu pula data yang terdapat pada sampul depan menyebutkan I G Jlantik (t.t) magang residen Sasak. Berdasarkan data di atas, naskah disalin atau diprakarsai? Oleh Ida I Gusti Putu Jlantik pada tahun 1896, di Singaraja, Bali. Kemungkinan lain, saat itu Jlantik sedang mengabdi (magang) di kabupaten (residen) Sasak-Lombok.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.37-LT 156
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini berisi teks suluk aspiya, yaitu ajaran tentang cara memerintah dan ajaran yang lainnya. Ajaran-ajaran ini diperoleh oleh Pakubuwana IV ketika berguru kepada Kyai Jamsari, Kaji Menbab di Gabudan, Surakarta, Kyai Aspiya dan Kyai Sayang di Mangkunegaran. Selain teks ajaran dari beberapa guru PB IV, juga terdapat teks mengenai perdebatan para wali, yang disebut suluk musawaratan. Dalam teks tidak terdapat keterangan mengenai penulis teks asli dan saat penulisannya. Namun melihat keterangan pada h.1, yang menyebutkan PB IV dan Adipati Sastradiningrat, diduga bahwa teks ini ditulis atau disalin oleh Adipati Sastradiningrat pada zaman pemerintahan PB IV, di Surakarta. Selain teks suluk aspiya, di dalam naskah juga terdapat teks laporan seorang anggota polisi detasemen Kartasura, bahwa ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di Mangkunagaran selama tiga tahun (h.iv). Pada bagian depan (h.v), juga terdapat keterangan mengenai perjalanan PB IV dalam berguru pada Kyai Jamsari hingga Kyai Sayang di Mangkunagaran. Selain itu juga terdapat keterangan tentang larangan ?memasukkan ke dalam hati? apa yang telah di baca dalam teks ini selanjutnya. Pigeaud juga memasukkan teks ini ke dalam daftar teks-teks suluk dan menyebutkan bahwa teks ini asli berasal dari Surakarta (Pigeaud 1967:87). Teks ini juga telah dibuat ringkasannya, berupa petikan bait pertama, kedua dan terakhir tiap pupuhnya oleh staf Pigeaud pada bulan Oktober 1929, di Surakarta (terlampir). Naskah FSUI/PW.100 berisi teks yang sama dengan ringkasan teks ini. Berikut daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) mijil; 3) kinanthi; 4) pucung; 5) sinom; 6) asmarandana; 7) maskumambang; 8) pangkur; 9) sinom; 10) dhandhanggula; 11) maskumambang; 12) durma; 13) kinanthi; 14) pangkur 15) pucung; 16) dhandhanggula; 17) dhandhanggula.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.101-NR 41
Naskah  Universitas Indonesia Library