Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Nurtjahjo Wibowo
Abstrak :
Elemen Allman Quadrilateral (AQ4) adalah elemen yang dikembangkan dengan mengkombinasikan keunggulan elemen klasik Q4 dan Q8 . Elemen ini memiliki 4 nodal sudut dengan masing-masing nodal memiliki 3 derajat kebebasan yaitu ; translasi - x, translasi - y dan drilling rotation. Geometri elemen ini sederhana seperti elemen Q4, akan tetapi akurasi perhitungannya mendekati elemen Q8. Hal ini disebabkan oleh ditambahkannya derajat kebebasan drilling rotation yang diturunkan dan nodal sisi tengah elemen yang shape fimctionnya sama seperti nodal tengah sisi elemen Q8. Untuk meningkatkan kinerjanya, pada proses integrasi numerik perhitungan matrik kekakuan elemen AQ4 jumlah titik integrasi dikurangi clan 3x3 menjadi 2x2. Pengurangan ini mengakibatkan munculnya rank deficiency dan spurious mode. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan stabilisasi matrik kekakuan. Penelitian yang dilakukan Hillman Aprira pada karya tulisnya [A3] terhadap elemen AQ4 dengan stabilisasi numerik tersebut pada kasus statik telah memberikan hasil yang memuaskan. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian Hillman yang bertujuan untuk menguji keandalan elemen AQ4 tersebut terhadap kasus-kasus dinamik, khususnya analisa dinamik getaran bebas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan formulasi matrik masa tergumpal dan matrik massa konsisten. Program yang digunakan adalah UI-FEAP yang dikembangkan dari PC1EAP dengan melengkapi fasilitas perhitungan nilai eigennya. PCFEAP hanya memberikan fasilitas perhitungan nilai eigen metode Subspace dengan matrik massa tergumpal. Setelah dikembangkan menjadi UI-FEAP memberikan 3 alternatif perhitungan matrik massa yaitu : matrik massa konsisten, matrik massa HRZ dan matrik massa tergumpal dengan 2 alternatif metode perhitungan nilai eigen yaitu : metode Lanczos atau Subspace, untuk menyelesaikan ketiga alternatif matrik massa tersebut. Standar pengujian dilakukan berdasarkan NAFEMS dengan memperhatikan nilai-nilai frekuensi naturalnya. Sebagai pembanding dipakai SAP90 yang memakai matrik massa tergumpal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welly
Abstrak :
Jembatan cable-stayed merupakan salah satu bangunan teknik sipil dengan karakteristik tersendiri. Secara struktur, jembatan cable-stayed mempraktekkan teknik yang tinggi. Secara estetika, jembatan ini menampilkan sosok yang elegan dan ornamental. Teknik cable-stayed sesuai untuk diterapkan pada bentangan menengah sampai panjang. Dari sudut pandang ekonomi, jembatan cable-stayed juga menjadi pilihan yang tepat. Dalam proses perancangan, untuk memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan penggunaan, ada kriteria minimal perancangan struktur yang harus dipenuhi dengan toleransi yang cukup antara keamanan, kenyamanan, dan nilai ekonomis struktur. Berdasarkan hal ini, konfigurasi struktur yang dihasilkan dari setiap perancangan akan sangat variatif. Bergantung kepada variasi rancangan, setiap konfigurasi struktur yang berbeda akan menghasilkan kuantitas volume material yang berbeda pula, yang secara langsung mempengaruhi struktur dari nilai ekonomisnya. Dengan melakukan perancangan struktur jembatan cable-stayed pada konfigurasi struktur yang bervariasi, volume-volume material hasil perancangan struktur dapat saling diperbandingkan sehingga dapat diketahui konfigurasi struktur yang bagaimana yang mampu memanfaatkan material secara optimal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Mursid Prananto
Abstrak :
Mengelola modal dengan baik bukan monopoli seorang ekonom, seorang engineer dihadapkan kepada kenyataan bahwa setiap teknologi tidak akan mendapatkan sambutan dari pengguna teknologi tersebut terutama dari dunia usaha bila tidak nyata-nyata memberikan keuntungan secara ekonornis. Alternatif pengembangan mesin dengan perlengkapan yang lebih canggih tertantang untuk membuktikan bahwa akan memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Ini kalau perusahaan tidak ingin merugi dengan menanamkan modalnya secara sembarangan pada investasi yang belum jelas masa depannya. Penulis melakukan observasi dan penelitian di P.T. X yang sedang merencanakan untuk menerapkan sebuah teknologi yaitu burner dual sistem pada boiler mereka. Dengan burner ini diharapkan akan didapatkan keuntungan dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang harganya lebih murah hila dibandingkan dengan bahan bakar minyak yang sekarang digunakan pada burner konvensionaL Yang menjadi masalah, adalah bahwa nilai investasi yang harus ditanamkan cukup tinggi dan burner tersebut dianggap hanya akan bertahan tidak lebih dari lima belas tahun. Penulis melakukan penelitian dengan mencari data konsumsi steam dan bahan bakar yang dibutuhkan saat ini. Kemudian dengan rnelihat nilai kalor yang dibutuhkan, kebutuhan bahan bakar cair itu dikonversikan menjadi kebutuhan bahan bakar gas alam. Selisih biaya operasional inilah yang akan menentukan apakah investasi ini menguntungkan ataukah tidak.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S36216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Yunadiesti
Abstrak :
Syarat penting untuk menuntun kepada keberhasilan suatu proyek adalah pengendalian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor waktu, biaya dan mutu. Pada umumnya proses pengendalian dalam setiap kegiatan konstruksi terdiri dari fungsi dari tiga langkah pokok, yaitu : (1) pengukuran, yang merupakan penetapkan standar kinerja; (2) evaluasi, pengukuran kinerja terhadap standar; dan (3) tindakan koreksi, yakni upaya pembetulan apabila terjadi penyimpangan terhadap standar yang diberlakukan. Pengendalian biaya proyek bertujuan untuk meningkatkan kiner a biaya proyek sehingga biaya aktual lebih kecil atau sama dengan biaya rencana. Pengendalian biaya proyek ini termasuk diantaranya adalah pengendalian biaya subkontraktor. Pengendalian terhadap penyimpangan biaya (cost overrun) pada pengelolaan subkontraktor dapat dilakukan dengan penerapan langkah-langkah tindakan koreksi yang sesuai sehingga tindakan koreksi efektif dan efisien dalam mengatasi penyimpangan biaya yang terjadi. Rekomendasi tindakaa koreksi pengendalian biaya subkontraktor telah diidentifikasi dari penelusuran dampak dan penyebab penyimpangannya pada penelitian sebelumnya. Rekomendasi tindakan koreksi ini masih memerlukan langkah-langkah tindakan koreksi yang jelas. Dengan bantuan Metode Delphi maka penelitian ini akan mengidentiftkasi langkahlangkah rekomendasi tindakan koreksi tersebut dengan menghimpun langkah-langkah tindakan koreksi yang berbeda-beda dari setiap pakar untuk selanjutnya dilakukan analisis dan pengambilan rekomendasi langkah-langkah yang memiliki frekuensi penerapan tertinggi dan cocok dengan tindakan koreksinya. Hasil penelitian ini aka; digunakan untuk melengkapi Software Corrective Action dan Neural Network yang dapat memudahkan pengambilan keputusan dalam pengendalian biaya proyek.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Puspitasari
Abstrak :
Kontrak kerja konstruksi adalah perjanjian antara pihak yang melakukan perjanjian dalam mengatur hak dan kewajibannya serta memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Memahami detail kontrak kerja kontruksi sama dengan memahami seluruh aspek teknis dan nonteknis pekerjaan sebuah proyek konstruksi yang dikenal kompleks. Bagi penyedia jasa, kontrak kerja adalah langkah awal melaksanakan aktivitas pekerjaan selanjutnya. Oleh karena itu, pemahaman kontrak yang baik, tidak hanya menjadi tolak ukur tercapainya pelaksanaan proyek dengan baik, namun juga dalam mencapai kinerja proyek sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Analisis yang dilakukan adalah mempelajari sejumlah informasi yang berhubungan dengan kontrak untuk mengetahui pemahaman kontraktor dan pelaksanaannya di lapangan yang pada prakteknya selalu ada kendala untuk melaksanakan proyek sesuai dengan kontrak. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan kuisioner terhadap pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan konstruksi khususnya kontraktor. Pengolahan data dilakukan dengan merangkum hasil wawancara dan kuisioner lalu mengelompokkannya dalam tiga kelompok yang berhubungan dengan pemahaman kontrak, pelaksanaannya dan penilaian kinerja proyek. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kontraktor kecil dan menengah telah memiliki pemahaman yang baik mengenai kontrak dan proyek yang dilaksanakan di lapangan pun sudah sesuai dengan kontrak. Diharapkan dengan hasil analisis mengenai pemahaman kontrak yang baik akan mempengaruhi kinerja proyek, pada akhirnya akan menjadikan kontrak tidak hanya untuk dipahami namun juga untuk dilaksanakan dengan baik sesuai isinya. ......Contract work construction is agreement among side conducting agreement in arranging its rights and obligations and also have the power of obligatory law. Comprehending contract detail work construction is equal to comprehending entire technical aspect and work untechnic a project of recognized by construction is complex. To service contractor, contract work is step early executing work activity hereinafter. Therefore, understanding of good contract, not only becoming tired yardstick of execution is project of better, but also in reaching performance of project of as according to target which wish to be reached. Analysis taken is studying a number of information related to contract to know the understanding of contractor and its execution in field which is on its practice always there is constraint to execute the project of as according to contract. Used method is by interview and quisioner to side which related to activity of construction specially contractor. Conducted Data-Processing embraced result of last quisioner and interview grouping it in three group related to understanding of contract, its execution and assessment of performance of project. From result of the research can be concluded that middle and small contractor have owned the understanding of good regarding executed by project and contract in field even also have as according to contract. Expected with result of analysis regarding the understanding of good contract will influence performance of project , in the end will make contract not just for comprehended but also be achieved better according to its contents
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarko
Abstrak :

ABSTRAK
Pengaturan dan kesetimbangan temperatur merupakan suatu masalah yang unik, sebab di dalamnya terdapat dua atau lebih indikasi temperatur yang berbeda, bekerja serentak dalam satu media pada sebuah sistem. Hal-hal pengaturan dan kesetimbangan temperatnr sangat berguna terutama bila kita ingin mendinginkan suatu fluida dengan fraksi tertentu yang sangat sulit dilakukan jika hanya menggunakan proses pendinginan saja atau proses pemanasan saja Kejadian seperti ii bisa dialami oleh suatu sistem pengatur temperatur dengan range suhu yang cukup besar tempi hanya bekenja dengan satu proses saja.

Salah sam alat pengaturan temperatur yang menghasilkan range suhu tertentu dengan prinsip-prinsip lcesetimbangan adalah Mesin Pendingin untuk Dsstilasi. Mesin Pendjngin untuk Destilasi bekerja berdasarkan dua proses secara screntak, yaitu proses refrigerasi dan proses pemanasan media sehinggga mendapatkan range suhu media yang tenentu.

Range suhu yang dihasilkan adalah 20° C sarnpai dengan 25° C pada flow rate 10 lfmin sampai 20 I/min (0,2 kg/s sampai 0,3 kg/s). Daya kompresor yang digunakan 0,1 PK (74,57 W), dan menggunakan lat pendingin R-134a. Evaporator yang digunakan adalah jenis tabung dan koil dimana koil pendingin berada disebelah luar. Pemanas lis11'ik yang digunakan adalah sistem Qelup berkapasitas 350 Watt (220 V) yang diatur oleh termo-switch sehingga akan dihasilkan temperatur tertentu. Kondensorjenis koil dengan panjang 6,5 m yang berguna untuk mendinginkan refrigeran dengan proses konveksi alarniah.

Dengan mengingat kapasitas, kompresor dan suhu tertentu, alat ini sesuai untuk digunakan sebagai pemasok air untuk destilasi di laboratorium.
1997
S36250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kasmi
Abstrak :
Hubungan Pemilik proyek (owner) dan kontraktor dalam suatu proyek konstruksi memiliki peranan penting dalam keberhasilan proyek. Tidak jarang permasalahan proyek berawal dari perbedaan persepsi antara pemilik proyek dan kontraktornya yang berujung pada klaim dan dispute. Manajemen Komunikasi Proyek menjadi suatu disiplin yang dapat mengatur keselarasan hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, termasuk antara kontraktor dan owner. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam manajemen komunikasi proyek EPC antara kontraktor (PT.X) dan pemilik proyek pada tahap engineering yang mempengaruhi kinerja waktu, sekaligus tindakan terhadap faktor-faktor tersebut sebagai respon resiko utama. Proses penelitian dimulai dari identifikasi faktor-faktor risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko (treatment atau risk response). Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor risiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuisioner dengan responden manajer proyek, atau team inti proyek pada PT.X yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC. Analisa data diolah dengan melakukan uji Reliability, uji U Mann-Whitney, uji Kruskal-Wallis, serta pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisa level risiko untuk mendapatkan prioritas/rangking faktor. Korelasi nonparametris dilakukan dengan korelasi Kendall Tau dan Spearman. Validasi ke pakar dilakukan baik pada tahap penentuan variabel maupun validasi hasil penelitian. Hasil analisa data menunjukkan terdapat delapan faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek EPC yang dilakukan PT. X, antara lain : Keterlambatan penyelesaian pekerjaan (design) dan aktivitas berikutnya yang diakibatkan oleh jangka waktu persetujuan dari pemilik proyek terhadap dokumen yang diajukan oleh kontraktor tidak dibatasi atau melebihi batas waktu yang disepakati, Terjadi penyimpangan informasi dan timbulnya idle time akibat alur informasi dan koordinasi yang berbelit-belit dari kontraktor ke owner, Timbulnya idle time (waktu tunggu) akibat kurang jelasnya alur approval dari kontraktor ke owner, dan Terjadinya idle time akibat gambaran Informasi yang disampaikan tidak jelas. Dari analisa korelasi nonparametris terlihat bahwa factor risiko tersebut berkorelasi menurunkan kinerja waktu proyek. ......The Relation between owner and the contractor in a construction project, shows important role to performance of project. Not rarely, problems of project is caused by difference of perception between owner and the contractor of which resulting claim or dispute. Recently, Management Communications of Project becomes a discipline that is able to control compatibility of communications among stakeholders concerned in project, including contractor and the owner. The objective of this research is to know dominant factors in communications management of EPC Project between the contractor ( PT.X) and the owner during phase of engineering influencing time performance, and to find the risk respond of them. Research process started from identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation, and action ( or treatment of risk response). The risk factors research try to find out qualitatively, by analyzing the perception data as the result of the questioners to the project manager, the core team of the EPC project company in Indonesia and whom had the experienced in EPC. The data is processed by descriptive statistic, Mann-Whitney U test, Kruskal-Wallis test, and Analytic Hierarchy Process (AHP) in order to have the priority factor, and continued with validation to expert. Data analysis results, there are eight dominant factors which have significant effect to time performance of project, Delay of design process and activities caused unlimited time or expired status to approval documents, Interrupted informations and idle time caused complicated flow of information and coordination beetween contractor and the owner, and idle time caused the detail information is unclear. This research performs that risk factor may influence the time performance, relatively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35287
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nata Suwanda
Abstrak :
Wiring harness merupakan salah satu perangkat yang sangat diperlukan bagi kendaraan. Yaitu sebagai alat yang dipakai untuk mengalirkan arus listrik dari satu alat ke komponen yang lain, yang dimulai / dibangkitkan dari sumber arus / AC generator yang kemudian dialirkan keberbagai komponen dan terakhir dismpan dalam battery, sehingga unit kendaraan tersebut dapat beroperasi. Untuk itu para produsen kendaraan bermotor roda dua, seperti: PT. Astra Honda Motor, PT. Kawasaki Motor Indonesia, dan beberapa perusahaan lainnya selalu berupaya meningkatkan dan mengembangkan industri mereka dengan mencari material yang dapat menekan biaya produksi, efisien dan berkualitas. Dalam merancang wiring harness yang baru, dalam produksi kapasitas besar, ditemui adanya beberapa perubahan maupun spesifikasi kabel yang digunakan. Seperti adanya ukuran kabel yang besar yang diinginkan oleh customer atau produsen kendaraan roda dua. Untuk itu perlu adanya penambahan alat atau mesin yang dapat menunjang produktifitas serta efisiensi dalam proses produksi. Maka dirancang suatu mesin yang dapat memenuhi kebutuhan dari produksi untuk membantu proses pengerjaan tersebut, dimana komponen-komponen yang digunakan dalam pembuatan mesin tersebut berasal dari komponen mesin lain yang telah teruji kapasitasnya. Hal ini guna menekan biaya pembelian mesin baru yang memiliki harga relatif mahal. Tanpa mengesampingkan standard kualitas yang ditentukan. Sehingga pada akhirnya dengan rancangan mesin alternatif ini dapat menyederhanakan proses yang juga dapat mengurangi biaya operasional dalam proses produksi. ......Wiring harness is kind of equipment which is very important for vehicle. It is use to flow the electrical from one component to another. It is begin from or electric produce from the source of electric, that is called AC generator. And then electric current will flowed to every component and it will be end or store in battery, so the vehicle could operation as well. With this matter the producer of vehicle, especially such as PT. Astra Honda Motor, PT. Kawasaki Motor and some others company, they always try to do their efforts to improve and develop their industry by find out the material which is could reduce the cost production, efficiency and also quality. In designing for new wiring harness for vehicle model in large capacity, it will find so many changes, dimension or specification of wire which is used. The changes is such as size of wire or kind of wire. For example like size of wire that used by customer or producer of two wheel vehicle. For that needed some additional of tools of machine which might be able to support the productivities and efficiency in line production. There for a machine have to designed that could fulfill necessity of production to helping process is done, the components where used in designing this machine comes from existing parts, where those parts is already tested the endurance and durability. This things to reduce the cost for buying new machine with high price. Of course the quality is priority. At last this alternative machine designed to simplify the regular process of production which is has effect with reducing the cost of operational.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S36219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victor Abadi
Abstrak :
Penentuan parameter pengendali merupakan suatu hal penting untuk memperoleh kinerja pengendali yang optimum (diantaranya, IAE atau Integral Absolute Error-nya minimum). Pada penelitian ini, jenis pengendali yang ditinjau adalah pengendali P dan PI karena pengendali ini lebih murah dibanding pengendali PID, serta lebih efektif pada sistem sederhana yang tidak membutuhkan keakuratan yang tinggi. Korelasi untuk menentukan parameter pengendali berdasarkan model FOPDT (First Order Plus Dead Time) yang ada saat ini masih menghasilkan error yang cukup besar, sehingga diperlukan suatu korelasi baru yang lebih baik Penentuan korelasi baru ini menggunakan metode tuning pada pengendali P & PI yang sudah ada, kemudian dilakukan trial & error. Trial & error dilakukan dengan memperbesar dan memperkecil parameter yang sudah didapatkan dari metode lain sampai diperoleh IAE yang paling minimum. IAE menunjukkan luas daerah antara perbedaan grafik variabel yang dikontrol dengan grafik input berupa perubahan set point, sehingga IAE minimum menunjukkan osilasi, overshoot, settling time, dan rise time yang minimum juga. Variasi parameter-parameter FOPDT (K, ?, ?) digunakan untuk mendapatkan berbagai parameter-parameter pengendali yang optimum, yang selanjutnya digunakan untuk membuat suatu korelasi baru.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49603
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singh, D.K.
Boca Raton: CRC press, 2008
670.42 SIN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>