Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diding Fahrudin
"Penelitian kepustakaan mengenai penokohan dalam novel Sparkling Cyanide telah dilakukan di Jakarta dari bulan Juni 1989 sampai bulan Desember 1989. Tujuannya ialah untuk mengetahui penggunaan verba (frase verbal) baik yang termasuk ke dalam proses mental ataupun proses material dan ajektiva (frase ajektival) yang menerangkan aktivitas mental dan fisik tokoh utama novel Sparkling Cyanide, Iris Marie. Juga, penulis menganalisis modalitas, percakapan, penyajian pikiran tak langsung babas dan pungtuasi yang mendukung keadaan mental tokoh utama tersebut, baik berupa ketegangan, keragu-raguan, kepastian, ataupun dorongan mental yang kuat untuk menyingkap misteri pembunuhan kakaknya.
Pengumpulan data dilakukan setelah penulis membaca novel Sparkling Cyanide sebanyak tiga kali. Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, penulis mencatat semua data yang menerangkan kondisi mental dan fisik tokoh utama novel tersebut. Kemudian, penulis membagi data tersebut menjadi enam kelompok, yakni: verba (frase verbal), ajektiva (frase ajektival), modifikasi, percakapan, penyajian pikiran tak langsung, dan penggunaan pungtuasi. Untuk lebih terinci, verba (frase verbal) dikelompokkan lagi ke dalam dua kelompok, yakni verba (frase verbal) yang termasuk ke dalam proses mental dan proses material, modalitas ke dalam might dan must, dan pungtuasi ke dalam tanda pisah (--), tanda elipsis (...) dan tanda seru (!). Setelah dikelompokkan, data tersebut dianalisis.
Hasilnya menunjukkan bahwa verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas mental tokoh utama lebih banyak daripada verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas fisik tokoh utama, bahkan verba (frase verbal) yang menerangkan aktivitas fisik tokoh utama adalah verba (frase verba) yang justru memproses subjek gramatikalnya. Juga, ajektiva (frase ajektival), percakapan, penyajian pikiran tak langsung bebas, dan penggunaan pungtuasi dalam novel tersebut sangat mendukung kondisi mental dan fisik Iris. Dalam skripsi ini, penulis hanya menganalisis data yang ada dalam novel tersebut (text-based analysis)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S13952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Paramaditha
"Mary dan Percy Shelley hidup pada masa yang sama, yaitu pada zaman Romantik yang identik dengan kebebasan dan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Karena itulah mitos Promotheus --- yang menjadi inspirasi bagi suami istri Shelley --- dianggap sesuai dengan semangat zaman ini. Pada saat yang sama Prometheus juga dikenal dengan aspek kreativitasnya. Aspek ini menurut zaman Romantik menjadikan Prometheus sebagai simbol kekuatan imajinasi manusia. Di sinilah letak pengalaman sublim. Pada dasarnya pengalaman sublim adalah keadaan di mana seseorang, dengan berkontemplasi dan menggunakan imajinasinya, mampu menjangkau a living spirit di balik alam. Pengalaman ini membuat si subyek mampu merasakan inward greatness of the soul (kebesaran jiwa) dan mengantarkannya kepada tahap diri yang lebih tinggi. Inilah yang dicari oleh Frankenstein dan Prometheus. Yang ditelaah di sini adalah bagaimana pencarian pengalaman sublim mereka terkait dengan ideotogi gender.
Sublim diasosiasikan dengan alam yang serba besar, megah, dan kuat atau dengan kata lain, alam yang bersifat maskulin. Sedangkan lawannya adalah beauty (keindahan) yang terdapat pada segala sesuatu yang kecil, halus, cantik, dan feminin. Pengkontrasan maskulin-feminin di sini digunakan untuk membedakan sublim dengan yang non-sublim. Sebaliknya, konsep sublim pun ikut mengkonstruksi hubungan antargender dengan menjadi legitimasi penyingkiran perempuan dari wilayah sublim. Namun ternyata penggambaran pengalaman sublim dalam kedua karya ini tidak mencerminkan pola yang seragam. Dalam Frankenstein memang tercermin penyingkiran itu, yaitu dengan kebisuan dan bahkan kematian tokoh-tokoh perempuan saat Frankenstein mencari mimpi maskulinnya. Sebaliknya, dalam Prometheus Unbound Shelley justru menggoyahkan kestabilan maskulinitas sublim dengan menjadikan Asia sebagai pahlawan dengan kekuatan cintanya yang sebenarnya lebih identik dengan keindahan dari pada sublim.
Maka saya mencoba mencari jawaban seperti apa sebenarnya ideologi gender kedua pengarang sehingga pengalaman sublim dalam kedua karya ini menjadi sangat berbeda. Saya menemukan bahwa Mary Shelley masih berpegang pada pandangan konvensional dengan membuat batasan tajam antara maskulin-feminin, namun terlihat bagaimana ia mencoba mengkritiknya dengan mengakhiri cerita dalam bentuk tragedi sebagai efek destruktif ambisi egois Frankenstein. Sebaliknya, memang terkesan bahwa pandangan Shelley lebih maju dari Mary. Tetapi ternyata di akhir cerita Asia berangsur menghilang dalam diri Prometheus yang saat itu justru dipuja-puja. Saya menyimpulkan adanya ambiguitas dalam ideologi gender Shelley. Di satu sisi ia ingin selangkah lebih maju dari Mary dengan mengaburkan hierarki maskulin-feminin, namun di sisi fain ia justru mengokohkan oposisi biner tersebut. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S14095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kettle, Arnold
London: Hutchinson University Library , 1972
823.09 KET I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Walter
New York: E.P. Dutton, 1954
823.09 ALL e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Church, Richard
London: Methuen, 1951
823 CHU g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kennedy, Alan
New York: St. Martin's Press, 1979
823.03 KEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kettle, Arnold
London: Hutchinson & CO (Publisher) LTD, 1967
823.09 KET i II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Forster, Edward Morgan, 1879-1970
New York: Harcourt, Brace and World, 1954
808.3 FOR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
John, D.B.
"STAR OF THE NORTH (BINTANG UTARA) Pada 1998, seorang remaja Korea-Amerika diculik dari pulau di Korea Selatan dan menghilang tanpa jejak. Selama dua belas tahun kemudian, Jenna, saudara kembar remaja itu, terus mencarinya, sehingga menarik perhatian CIA. Saat muncul bukti bahwa saudaranya bisa saja masih hidup di Korea Utara, Jenna mengerahkan segenap daya untuk menyelamatkannya—-termasuk melakukan misi nekad ke jantung negara misterius tersebut. Kisah Jenna terjalin dengan dua narasi lain: perempuan desa Korea Utara yang menemukan balon bantuan internasional lalu terlibat dalam pasar gelap berbahaya, dan perwira tinggi Korea Utara yang mendapati bahwa ia mungkin keturunan pengkhianat. Dengan luar biasa dan mengejutkan, kisah mereka saling terhubung, hingga kemudian mencapai akhir yang eksplosif dan tak terlupakan."
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2023
823 JOH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vuong, Ocean
Jakarta: Gramedia Pusaka Utama, 2021
823 VUO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>