Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Puspitaningtyas Faeni
"ABSTRAK
Dengan semakin majunya perekonomian Indonesia, maka semakin meningkat
pula taraf hidup masyarakat Indonesia. Hal tersebut mempunyai dampak yang positif
yaitu dengan semakin peka pula masyarakat Indonesia akan keinginan untuk
meningkatkan kwalitas hidup mereka. Perubahan hidup tersebut dapat dilihat dari
semakin meningkatnya kwalitas akan sandang, pangan, papan dan keamanan. Para
pengembang melihat kebutuhan akan papan atau tempat tinggal yang Iayak sebagai
peluang dalam industri properti. Sebagai akibatnya dimana-mana bermunculan proyek
proyek properti sehingga sampai suatu titik dimana persediaan melebihi akan
permintaan (over supply) dan pasar properti pada akhimya menjadi jenuh. Oleh karena
selama ini target market properti adalah warga negara Indonesia, pemerintah mencoba
untuk membuka peluang pasar baru dengan memberikan kepastian hukum kepada
warga negara asing untuk membeli properti di Indonesia. Maka pada tahun 1996
dikeluarkanlah Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 1996
tentang Pemilikan Rumah Tempaf Tinggal Atau Hunian OIeh Orang Asing Yang
Berkedudukan Di Indonesia. Penelitian kami lakukan untuk melihat apakah peraturan
tersebut dapat mempengaruhi peningkatan kepemilikan properti oleh warga negara
asing di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan secara signifikan.
Setelah melakukan penelitian Iapangan, ternyata peraturan pemeritah tersebut
tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kepemilikan
Properti oleh warga negara asing di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu:
. kurangnya sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat, terutama warga
negara asing dan departemen-departemen yang terkait;
. warga negara asirig menganggap peraturan-peraturan di Indonesia
mempunyai prosedur yang berbelit-belit dan dapat memakan biaya
administrasi yang besar, sehingga di kalangan warga negara asing banyak
terjadi penyelundupan hukum;
. semenjak tahun 1997 keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia
mengalami kekacauan sehingga berpengaruh pada keamanan nasional dan
mengakibatkan kriminalitas meningkat sangat tajam. Rasa tidak aman ¡ni
yang mengakibatkan banyak warga negara asing yang pada akhimya pulang
atau diminta untuk pulang oleh pemerintah di negaranya;
. pergolakan politik di Indonesia dianggap oleh warga negara asing dapat
menciptakan ketidakpastian hukum;
Saran untuk permasalahan tersebut di atas adalah pemerintah harus berperan
aktif dalam mensosialisasikan peraturan dan mencoba untuk menjaga agar keadaan
politik, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia tetap stabil sehingga tercipta keamanan di
Indonesia. Warga negara asing yang berkeinginan untuk membeli properti di Indonesia
hendaknya mencari nformasi sejelas-jelanya mengenai kepemilikan properti bagi
Warga negara asing. Agen pemasaran properti juga diharapkan dapat membantu
melakukan usaha-usaha pemasaran dan memfokuskan target marketnya kepada warga
negara asing baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

"
2001
T1813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djokomulyono; Stefanus Tjiongan
"ABSTRAK
Perkembangan dan pertumbuhan Ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan
di Indonesia khususnya, cenderung mendorong industri real estate di
Indonesia semakin bergairah. Industri real estate sendiri menurut para
pelakunya dapat dikelompokkan menjadi kelompok Bisnis Realti dan
kelompok Bisnis Properti. Dasar yang digunakan untuk melakukan
pengelompokkan adalah cara pengusahaannya yaitu dijual atau dikelola
sendiri.
Pengembangan suatu kawasan yang kecil, sedang maupun yang besar
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lokasi kawasan tersebut Faktor konsep
pengembangan ternyata mempunyai pengaruh yang dominan, diikuti oleh
komposisi produk yang akan dikembangkan serta strategi pengusahaannya.
Pengembangan suatu kawasan dapat díarahkan sebagai bisnis realiti
saja, sebagai bisnis properti saja atau merupakan korribinasi bisnis realti dan
bisnis properti. Peluang dan trend Industri Real Estate Indonesia memberikan
gambaran bahwa pengembangan suatu kawasan dengan konsep yang tepat dan
berbeda dengan yang lain dapat memberikan nilai tambah yang tinggi.
Kondisi lingkungan di sekitar kawasan merupakan salah satu aspek
yang perlu mendapat perhatian dalam rencana pengembangan suatu kawasan,
disamping aspek-aspek lain seperti : kondisi ekonomi, kebijakan pernerintah,
kondisi pasar dan kondisi persaingan.
Agar dapat mengamati dan menganalisa pengembarigan suatu kawasan
dengan balk, pemahaman akan para pelaku dalam industri real estate sangat
penting sehingga dapat mendukung pemahaman akan alternatif-alternatif
strategi yang mungkin ada dan analisa serta pemilihan strategi yang paling
baik dan tcpar bagi suatu kawasan. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa
hal tersebut tidak mungkin dilakukan dalam sekejap atau sekaligus, sehingga
dalam industri real estate Strategi Tahapan pengembangan suatu kawasan
menjadi salah satu aspek yang penting.
"
1994
T1544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto
"Pada bulan November 1983 Proyek Industrial Estate Pusat Departemen Perindustrian (PIEP-Depperind) mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan -- Universitas Padjadjaran (PPSL-UNPAD) mengenai Studi Kelayakan Kawasan Industri Cirebon. Tujuan dari studi kelayakan tersebut adalah untuk menentukan lokasi yang paling tepat bagi suatu kawasan industri di Cirebon.
Karena pembangunan suatu kawasaii industri di suatu daerah akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan di daerah tersebut maka sesuai dengan ketentuan UU No. 4/ 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup rencana pembangunan kawasan industri tersebut harus dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Andal). Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Andal dikatakan bahwa Andal merupakan komponen dari studi kelayakan. Dengan demikian suatu studi kelayakan akan meliputi komponen analisis teknis, analisis ekonomis dan analisis dampak lingkungan. Karena peraturan pemerintah tentang Andal ini masih berupa rancangan maka ketentuan tentang Andal tersebut pelaksanaannya belum dapat dipaksakan.
Dengan dibentuknya Lembaga Penelitian di lingkungan Universitas Padjadjaran, yaitu berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0133/0/1983, maka segala kegiatan penelitian, baik yang berasal dari pemerintah maupun yang berasal dari swasta, dikelola dan dilaksanakan melalui "satu pintu", yaitu LP-UNPAD. Bahwa di dalamnya ada Pusat-pusat Penelitian yang mengerjakan kegiatan penelitian tersebut pihak bouwheer tidak perlu tahu, sebab tanggung jawab ataspelaksanaan kegiatan penelitian tersebut ada pada LP-UNPAD.
Oleh karena KUHPerd pada hakekatnya hanya merupakan suatu aanvullendrecht maka syarat-syarat sahnya suatu perjanjian seperti tersebut dalam pasal 1320 tidak dapat dipandang sebagai satu-satunya syarat yang bersifat limitatif. Dalam tata kehidupan pemerintahan, para pihak selain harus memenuhi syarat kecakapan sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPerd juga harus memenuhi syarat kecakapan yang disebabkan oleh faktor batas-batas kewenangan yang dimilikinya berkenaan dengan jabatan tertentu yang dijabatnya.
Dari hasil analisa dapat diketahui bahwa istilah pemborongan dalam Keppres 14A/1980 sebenarnya.kurang tepat sebab istilah tersebut tidak mencakup pekerjaan-pekerjaan yang tidak menciptakan sesuatu, seperti pekerjaan melakukan penelitian.
Meskipun perjanjian kerjasama antara PIEP-Depperind dengan PPSL-UNPAD merupakan perjanjian dalam bidang hukum perdata, namun beberapa ketentuan hukum publik tetap ada di dalamnya, misalnya ketentuan/klausula mengenai pengawasan dan klausula mengenai sangsi."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Y. Handratno
"ABSTRAK
Di Jakarta saat ini telah banyak bermunculan gedung-gedung tinggi sebagai tempat perkantoran. Kita menngenal daerah ?Segi Tiga Emas? yaitu Jl. Thamrin ? Sudirman, Gatot Subroto dan Rasuna Said/Kuningan dimana dapat ditemui gedung yang berderet sepanjang jalan. Persewaan gedung ternyata telah berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan, terbukti dari makin banyaknya pengusaha yang ikut terjun dalam bisnis ini.
Terlampau banyaknya pembangunan gedung gedung baru telah mengakibatkan kelebihan pasok sehingga mempertajam persaingan, kemudian timbul perang harga dan berakibat pada turunnya tarip sewa gedung perkantoran.
Salah satu gedung yang menjadi obyek penulisan ini adalah Gedung ?Thamrin? (bukan nama sebenarnya) yang mengalami penurunan tingkat hunian (occupancy ratio) akibat persaingan yang tajam dan turunnya tarip sewa tersebut sehingga banyak tenant yang pindah ke gedung lain. Pindahnya tenant juga disebabkan oleh kelemahan Gedung ?Thamrin? sendiri miaalnya tidak memiliki ?jalan belakang? untuk menghindari peraturan ?3 in 1?.
Gedung ?Thamrin? memang telah menempuh strategi bersaing yang ternyata memang berhasil secara perlahan manaikkan kembali tingkat hunian tersebut. Strategi yang ditempuh seperti melepaskan diri dari keterkaitan tunggal dengan hanya satu property consultant yang lalu bebas berhubungan dengan konsultan manapun juga sehingga memperluas pasar.
Strategi lain yang ternyata cukup ampuh adalah mengganti pola ?single tenancy? menjadi ?multi tenancy? sehingga mengurangi ?powerful buyers/tenant? yang dapat menekan manaiemen untuk mengikuti kemauan tenant tersebut.
Saat ini memang masih kita temui adanya pembangunan gedung baru. Namun ini semua sebenarnya merupakan ?warisan? lama yang terpaksa harus diselesaikan pembangunannya, karena akan mengalami kerugian lebih besar jika tidak diteruskan. Dengan adanya ?pengereman? pembangunan gedung baru berarti tidak akan memperburuk kondisi persaingan sehingga diramalkan tarip sewa akan membaik kembali tahun mendatang.
Strategi baru yang bisa dijalankan ?Gedung ?Thamrin? sebenarnya mengupayakan peimanfaatan kekuatan yaitu pemilik perusahaan yang sudah punya nama dalam dunia bisnis di Indonesia sehingga dapat diminta bantuannya untuk memperoleh tenant baru. Juga penambahan kelengkapan fasilitas seperti kantor POSE restoran dan kantin, serta perbaikan pelayanan agar tenant yang sekarang ada betah berkantor di Gedung ?Thamrin?."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harwanto
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio-rasio keuangan yang
umum digunakan para analis ekonomi dapat memprediksikan tingkat probabilitas
kebangkrutan. Selain itu dilakukan pengujian dengan mengelompokan BPPN dan Non BPPN
dimana pendekatan yang digunakan bahwa perusahaan-perusahaan yang dalam pengawasan
BPPN diasumsikan mempunyai probabilitas kebangkrutan yang besar dan perusahaan
perusahaan Non BPPN diasumsikan merupakan perusahaan yang sehat yang tentunya
mempunyai probabilitas kebangkrutan yang relatif kecil. Penelitian ini didasarkan pada masa
BPPN mulai mengadakan penyehatan perbankan dimana perusahaan-perusahaan yang menjadi
debitor bank-bank yang bermasalah yaltu pada pertengahan tahun 2000. Hal inilah yang
menjadi tahun dasar pengamatan. Adapun sektor industn yang dipihh untuk penelítian ini
adalah real estate dan properti yang mengalami tekanan pada saat krisis ekonomi di
Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sample adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan yang TPO nya pada tahun 1994 sehingga laporan kcuangannya dapat
digunakan untuk penelitian mulai tahun 1995 s/d tahun 1999.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada sembilan (9) rasio
keuangan. Penulis menggunakan raslo keuangan berdasarkan Clyde P. Snckney, dalam
bukwiya Financial Reporting And Statement Analysis - A strategic Perspective, 3? ed 1996.
Variabel independent tersebut terdiri dari:
PROFITABLITY RATIOS: Total Assets Turnover, Rate of Return on Assets.
SHORT TERM LIQUIDITY RATIOS : Current Ratio, Cashflow from Operation to Current Liabillities, Receivables Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio.
LONGTERM SOLVENCY RATIOS : Long Term Debt Total Assets, Debt to Equity Ratio, Cashflow from Operation to Total Liabillities.
Metode statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah Logit Analysis.
Hasil pengujian ini mengliasilkan bahwa rasio-rasio yang dapat membedakan secara
signifikan antara perusahaan-perusabaan yang dibawah pengawasan BPPN dan Non BPPN
adalah tasio Long Term Debt to Total Assets dan Debt to Equity. Adapun probabilitas
kebangkrutan perusahaan baik yang dibawah pengawasan BPPN maupun Non BPPN
mempunyai probabilitas kebangkrutan yang tidak teratur. Disamping itu juga ada juga
perusahaan yaitu Pujiadi & Sons Estate yang secara signifikan mempunyai probabilitas
kebangkrutan dibawah 50%.
Dan keseluruhan basil penelitian mencerminkan bahwa probabilitas kebangkrutan
melanda perusahaan yang berada dalam pengawasan BPPN relative lebih besar bila
dibandingkin dengan perusahaan-perusahaan Non BPPN. Disamping itu juga ada juga
probabilitas kebangkrutan pada perusahaan-perusahaan Non BPPN dimana disebabkan karena
kondisi krisis ekonomi Indonesia yang melanda sangat dalam sehingga hampir seluruh sektor
usaha mengalami kelesuan dan bahkan kebangkrutan.
"
2002
T2365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mosalina Dewi
"Real estate Bintaro Jaya yang terletak di selatan kota jakarta saat ini menghadapi persaingan dengan banyaknya pengembang baru menawarkan produk perumahannya di wilayah Jabotabek. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan pemukiman dengan skala kota dengan konsep kota yang beraneka ragam. Tingkat pasokan yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga murah. Pembeli juga mempunyai alternatif pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan akän perumahan dengan fasilitas dan kondisi yang lingkungari yang lebih baik.
Selain itu peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan hal yang harus dipertirnbangkan mengingat segmen pasar yang selama ini dituju oleh real estate Bintaro Jaya merupakan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk segmen menengah kebawah dan adanya peluang untuk menciptakan produk perumahan dengan fasilitas yang lengkap. Ancaman ada pada segmen menengah keata dengan tingginya pasokan pada segmen ini. Semakin terbatasnya kredit sektor properti juga merupakan ancaman bagi pembiayaan. Dari analisa dapat dilihat bahwa Real Estate Bintaro Jaya mempunyai kekuatan seperti reputasi yang baik, kuatnya modal sendiri, Fasilitas yang lengkap dan lainnya. Kelemahan dibandingkan kompetitor adalah masih tingginya harga produk perumahan yang ditawarkan, lahan yang semakin terbatas dan akses yang lama ke pusat kota yang disebabkan oleh kemacetan.
Alternatif-alternatif strategi didapat dengan mengunakan matriks TWOS yang mencocokkan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Bintaro Jaya. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk segmen rumah sederhana. Untuk segmen menengah kebawah pembangunan rumah skala kecil dilokasi baru dapat memberikan keunggulan bersaing dalam harga karena harga tanah yang masih relatif lebih murah dilokasi yang baru. Sedangkan untuk segmen menengah keatas inovasi atau promosi penjualan dapat dijadilcan alternatif untuk lebih menarik konsumen karena tingkat persaingan yang lebih ketat di segmen ini.
Penyediaan rumah sederhana dan sangat sederhana dengan pembangunan rumah susun memerlukan pemikiran lebih lanjut terutama mengenai sistim pembelian agar semakin terbuka kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memilikinya. Alternatif pendanaan dengan subsidi silang yang diusulkan dapat dipakai tetapi sistim ini membutuhkan komitmen yang tinggi dari pengembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Pratiwi
"ABSTRAK
Gejolak suatu ekonomi di Indonesia berdampak parah pada sektor rill
termasuk binis real etate. Penurunan nilai properti di Indonesia sebesar . 60.2 % ,
merupakan yang tertingi di kawasan Asía laínnya Adanya kebijakan tentang pelarangan
bank umum untuk memberikan kredit kepada pengembang dan membeli/menjamin surat
berharga yang dikeluarkan pengembang untuk pengadaan atau pengolahan tanah, kecuali
dalam rangka pembangunan RSS mengakibatkan pihak yang sangat merasakan dampaknya
adalah pengembang perumahan menengah ke atas.
Upaya yang dilakukan oleh pengembang real estate untuk memperoleh aliran
dana dengan menawarkan berbagai strategi pemasaran seperti penurunan harga jual,
pemberian discount, hadiah, insentif pembayaran atau penjualan aset serta rasionalisasi
karyawan hanya hersifat sementara dan jika tidak diikuti oleh perbaikan ekonomi maka
kebangkrutan pengembang tidak akan terbendung lagi.
Hal-hal diatas tidak terjadi pada pengembang perumahan Pesona Khayangan
Estat. Perumahan Pesona Khayangan Estat melalui pengembang PT Pedoman Tata Bangun
telah menerapkan strategi pemasaran secara tepat sehingga unggul dalam persaingan dan
mampu bertahan bahkan mengembangkan areal pembangunannya dalam situasi krsis
sekarang ini.
Keberhasilan strategi pemasaran dapat dilihat dari tingkat kepuasan
konsumennya. Penelitian ini akan mempelajan kepuasan konsumen perumahan Pesona
Khayangan Estate dengan cara membandingkan ekspektasi dan persepsi konsumen ,
sehingga diperoleh gambaran mengenai keberhasiIan strategi pemasaran perumahan ini.
Penelitian menggunakan metode self administered survey dengan sistem drop
off survey terhadap 30 responden yang dipilih secara acak .Partisipan merupakan konsumen
yang terdiri atas pemilik sekaligus penghuni perumahan Pesona Khayangan Estat. Analisa
menggunakan teknik distribusi frekuensi dan dipresentasikan dalam importance-performance
matriks.
Hasil penelitian menemukan bahwa (a) Secara umum perumahan Pesona
Khayangan Estat dinilai memiliki kepuasan konsumen yang cukup baik, karena terdapat
kesesualan antara ekspektasi dan persepsí terhadap atribut yang dianggap penting dalam
membeli rumah, yakni keamanan, lingkungan, lokas, aksesibil Etas dan kualitas (b) Kepuasan
konsumen dapat dilihat dan tingginya keinginan melakukan pengulangan pembelian dan
positive word of mouth. (c) Komitmen pengembang untuk memenuhi konsep yang telah
dijualnya dengan menekankan pada kineia sesuai dengan kemampuan yang ada, mampu
mengembangkan perusahaan dan menyesuaikan din terhadap perubahan yang terjadi (e)
Atribut yang penting dan dinilai memiliki kinerja kurang balk seperti tersedianya sarana dan
prasarana serta promosi yang informatif perlu diprioritaskan untuk segera diperbaiki . Hal ini
menjadi penting karena rumah merupakan produk yang memerlukan tingkat keterlibatan
cukup tinggi dalam bertransaksi sehingga calon konsumen memerlukan kelengkapan
informasi mengenai produk yang akan dibelinya."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Pramadhi
"ABSTRAK
Real Estate Lippo Karawaci yang terletak di Selatan kota Tangerang saat ini
menghadapi persaingan dengan banyaknya pengembang menawarkan produk
perumahannya di wilayah Jabotabek. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan
pemukiman dengan skala kota dan konsep kota yang beraneka ragam. Tingkat pasokan
yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga
murah. Pembeli juga mempunyai alternatif pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan
akan perumahan dengan fasilitas dan kondisi yang lingkungannya lebih baik.
Selain itu peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan
hal yang harus dipertimbangkan mengingat selama ini segmen pasar yang dituju oleh real
estate Lippo Karawaci merupakan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk
segmen menengah kebawah dan adanya peluang untuk menciptakan produk perumahan
dengan fasilitas yang lengkap. Ancaman ada pada segmen menengah keatas dengan
tingginya pasokan pada segmen ini. Semakin terbatasnya kredit sektor properti juga
merupakan ancaman bagi pembiayaan. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa real estate
Lippo Karawaci mempunyai kekuatan seperti reputasi yang baik, limgkungan yang
ramah, fasilitas yang lengkap dan lainnya. Kelemahan dibandingkan kompetitor adalah
masih tingginya harga produk perumahan yang ditawarkan, lahan yang semakin terbatas
dan akses kepusat kota yang selalu terjadi kemacetan.
Alternatif- altematif strategi didapat dengan menggunakan matriks TWOS yang
mencocokan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilik:i Lippo Karawaci. Dari alternatif-alternatif strategi tersebut akan dipilih strategi
bersaing dengan menggunakan matrik:s perencanaan strategi secara kumulatif (QSPM).
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan
untuk segmen rumah sederhana. Untuk segmen menengah kebawah pembangunan rumah
skala kecil dilokasi baru dapat memberikan keunggulan bersaing dalam harga karena
harga tanah yang masih relatif lebih murah dilokasi yang baru. Sedangkan untuk
segmen menengah keatas inovasi atau promosi penjualan dapat dijadik:an strategi untuk
lebih menarik konsumen karena tingkat persaingan yang lebih ketat di segmen ini.
Penyediaan rumah sederhana dan sangat sederhana dengan pembangunan rumah
susun memerlukan pemik:iran lebih lanjut terutama mengenai sistim pembelian agar
semakin terbuka kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memiliknya.
Alternatif pendanaan dengan subsidi silang yang tinggi dari pengembangan. Juga perlu
ada penataan lingkungan sehingga keberadaan rumah susun dapat tetap menjaga
keindahan, ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitar.
Selain itu usaha meningkatkan inovasi, infrastruktur, fasilitas dan lingkungan
yang berkesinambungan, sehingga memberikan rasa nyaman dan benar-benar
menciptakan sebuah kota mandiri yang jauh dari pusat kota adalah merupakan hal yang
sangat penting mengingat semakin tingginya tingkat persaingan di dalam bisnis real
estate. Karena dengan usaha tersebut maka permintaan konsumen terhadap sebuah
konsep kota mandiri akan terpenuhi.
"
2001
T5570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friedrih Himawan
"Industri Properti pada umumnya dan Bisnis Ruang Perkantoian Sewa di Jakarta pada khususnya pernah menjadi Suatu bisnis yang meiggiurkan kalangan pengusaha dan pemilik modal, karena sifatnya yang sejalan dengan pertumbuhan kegiatan ekonomi nasional dan usia produk yang relatif panjag bila dibandingkan produk dan industri lain. Sehingga oleh karena itulah, maka pada sekitar tahun 1990 sampai tahun 1996, industri ruang perkantoran sewa di Jakarta bisa dikatakan mengalami booming dengan tingkat permintaan yang terus meningkat dan tingkat hunian yang tinggi.
Namun memasuki tahun 1997, keadaan ekonomi nasional mengalami krisis yang biasa dikenal sebagai krisis moneter yang akhirnya berkembang menjadi krisis multidimensi, sehingga seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa, mengalami kemunduran, Kemunduran yang terjadi pada seluruh faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan industri ruang perkantoran sewa ini, secara langsung mempengaruhi kinerja industri dan pelaku-pelaku di dalamnya. Tingkat nliai tukar rupiah yang Pernah menyentuh Rp. 15.000 per USS I pada sekitar tahun 1998, membuat PelakU lndstri ruang perkantoran sewa, khususnya kalangan investor dan Pengembang menjadi kalang kabut, karena nilal hutang yang sebagian besar adalah di luar negeri mengalami peningkatan yang tajam, sehingga nilai yang harus dikembalikan balk berupa cicilan pokok maupun bunganya menjadi sulit untuk dipenuhi.
Kondisi perekorornian rnakro nasioiial yang mengalami kemunduran telah menyebaban perubahan perilaku konsumen ruang perkantoran sewa, yaitu dengan memindahkan usaha mereka ke ruang perkantoran sewa di Iuar kawasan segítiga emas untuk menekan bíaya. Bahkan banyak juga dan konsumen tersebut akhirnya menutup usahanya. Sehingga tingkat hunian ruang perkantoran sewa mengalami penurunan yang sangat drastis.
Sementara itu, kondIsi perekonomian nasional Inonesia tidak kunjung membaik, ditambah lagi dengan terus terjadinya krisis multidimensi yang mengurangi minat investor baik asing maupun lokal untuk menanamkan modalnya pada berbagai sektor industri.
Namun, bila diaimati lebih jauh, gedung-gedung perkantoran di kawasan segitiga emas Jakarta masih tetap berdiri tegak, waiaupun tingkat hunian sangatlah marjinal. Walaupun dibelit berbagai masalah yang ada, namun masih ada pelaku industrí ruang perkantoran sewa di Jakarta yang mampu bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam industri ruang perkantoran sewa di Jakarta, masih terselip peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku inudstri tersebut yang tentunya harus diiringi dengan berbagai kemampuan untuk menekan biaya sambil meningkatkan penghasilannya.
Analisa dalam karya tulis ini dilakukan dengan lebih dulu mempelajari kinerja industri perkantoran sewa di Jakarta untuk memahami sejauh mana industrl ini mengalami kemunduran. Dari hasil analisa tampak bahwa memang Industri ini mengalami kemunduran yang cukup drastis bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif dalam tingkat huniannya.
Kemudian dengan menganalisa faktor-faktor potensial yang mempengaruhi permintaan, penawaran dan harga sewa ruang perkantoran di Jakarta dengan berbagal asumsi pertumbuhannya, tampak bahwa industri ruang perkantoran sewa di Jakarta masih belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, bahkan masih dapat dikatakan bahwa dalam industri tersebut masih terjadi kondisi oversupply, dan kondisi booming yang pernah terjadi, akan terkoreksi hingga titik tertentu. Dalam kondisi seperti inilah, dibutuhkan kejelian dari pemilik dan pengelola gedung untuk menekan biaya-biaya operasionalnya secara optimum, dan memanfaatkan segaia sumber daya yang dimiliki sehingga dapat tercapai suatu keunggulan daya bersaing yang path gilirannya akan mampu menarik konsumen baru yang relatif juga masih minim."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Trisnahadi Darga
"Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini ditandai oleh laju urbanisasi yang tinggi. Pertumbuhan penduduk kota yang sangat pesat sejak pertengahan abad kedua puluh ini telah mengaklbatkan berbagai masalah perkotaan yang semakin rumit. Sementara ini, guna memenuhi tuntutan akan pemukiman yang terus meningkat jum Iahnya. telah tumbuh usaha-usaha swasta dalam pembangunan kawasan perumahan. Bisnis real Estate masih merupakan gejala yang relatif muda dalam perekonomian Indonesia. Kini bisnis real estate berkembang pesat. Begitu banyak pengusaha yang terdorong menginvestasikan modalnya dalam bidang ini. Developer berani mengambll resiko berdasarkan perhitungan bahwa harga penjualan maupun nilai sewa bangunan yang dimllikinya adalah lebih tìnggi dari pada tlngkat harga pembeli maupun konstruk sinya.
Usaha real estate ini melingkupi bidang yang luas bahkan sejak dari pengadaan tanah. Ditinjau dari kacamata itu resiko usaha real estate jauh ¡ebih besar apalagl mengingat investsi dengan skate besar. Jangka waktu sampai terjual juga panjang serte fluktuasi harga yang bahkan kemungkinan besar bisa terjadi yang kesemuanya mengandung resiko yang besar. Prayek dengan Iuas 8.000 Ha seperti pada PT Bumi Serpong Damai membutuh kan biaya investasi yang sangat besar oleh karena itu dalam pelaksanaannya haruslah direncanakan dengan matang. Juga dengan adanya proyek seluas BSD ini, jelas mempunyai konsekuensi pendanaan besar. Sebagai gambaran awal dapat diperkirakan bahwa dalam 20 tahun pertama, pengembangan kota baru ini akan menyerap dana investasi sebesar Rp. 3,2 trllyun yang berasal baik dari sektor pemerintah maupun dari sektor nonpemerintah, dari dalam maupun luar negeri.
Dalam mengelola suatu proyek mega yang bernilal trllyunan rupiah ini tentu diperlukan penanganan yang serius, Baik dari segi perencanaan fisik maupun peren canaan keuangannya. Namun pembahasan pada penulisan ini terutama difokuskan pada aspek keuangan pada konsorsium perusahaan ini. Terutama jika dilihat bahwa proyek ini memerlukan investasl yang sangat besar sehingga keikutsertaan lembaga lembaga keuangan dalam memberikan dukungannya sangatlah diperlukan. Situasi ekonomi, Iklim investasI sarta kesempatan kerja merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dalam pembentukan suatu kota baru yang swasembada. Sejauh mana ketiga hal tersebut dapat merupakan hambatan yang serius akan jelas terlihat dalam perkem bangan situasi yang akan datang.
Secara garis besar permasalahan yang digali dalam penulisan ini dititik beratkan pada financial planning yang meliputi strategic planning, optímalisasi penggunaan dana dalam jangka panjang, metode-metode pengelolaan keuangan yang diper gunakan faktor - taktor yang berpengaruh baik yang berupa pengaruh eksternal sepertl : aspek sosial, politik, tlngkat suku bunga, sumber pendanaan dan luar, kebijaksanaan pemerlntah, dan laIn - laIn, maupun yang berupa pengaruh Internal seperti : capital budgeting, financial control, capital structure, cost sales forecast dan lain-lain. Sedangkan dalam pemecahan permasalahannya digunakan metoda analisa keuangan baik yang menyangkut kelayakan investasi maupun analisa raslo keuangan. Selanjut nya akan dianaIisa pula sensitivitas proyek terhadap perubahan dan varibel - variabel penentunya.
Dari analisa yang dilakukan diharapkan dapat diketahui kelayakan dari proyek, performance dari pengelolaan keuangan dan optimasi investasi selain itu diharapkan dapat turut memberikan masukan-masukan dalam mengembangkan proyek ini selanjutnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T2085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>