Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danu Wasito
"Mesin diesel merupakan mesin yang paling banyak digunakan di masyarakat Hal ini dikarenakan mesin diesel dapat menghasilkan tenaga yang Iebih besar dan lebih irit. Banyaknya kegunaan mesin dieseljuga menjadikan mesin diesel sebagai penyumbang emisi gas buang terbanyak. Emisi gas buang yang tidak normal menandakan kendaaran boros dan menyebabkan polusi. Dalam penelitian ini cyclone digunakan untuk meningkatkan efelctiiitas campuran bahan bakar udara agar reaksi menjadi lebih sempurna. Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan cyclone dengan sudut pengarah tertentu lebih efektif dalam hal mengurangi emisi HC di mesin diesel. Cyclone dengan sudut pengarah 30° dapat menurunkan emisi HC sekitar 60% sedangkan dengan 45° menurunkan HC antara 25% hingga 56% untuk pembebanan 5 Kg. Selain itu juga dari analisa suhu dan tekanan gas buang didapatkan pada putaran yang tinggi emisi HC cenderung meningkat sedangkan emisi CO relatif konstan untuk berbagai jenis putaran dan sudut pengarah.

Diesel is a kind oyfengine which is inostly used in several teclinical neefls, because it can produce a bigger and more economical energy. Many advantages of diesel also make the diesel as a biggest support of exlraust-gas emition. The unusual exhaust-gas emition ofa vehicle shows that the vehicle is not economical, it also causes the pollution. ln this experiment, cyclone is used to increase the effectiveness ofairgfuel mixture, so that the reaction goes into perfect. Cyclone in certain direction angle is more efflective in reducing the HC-enzition in the diesel engine. Cyclone in 30° can reduce it for about 60%, while cyclone in 45° can do it between 25% to 56%, with 5 kgs of resistant force against it. From the analysis of exhaust gas temperature and pressure, we can also see that the emition of HC gets increasea in high rotation, while the emition CO is relative constant in all kinds of rotation and direction angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Dasir
"Tesis ini disusun berdasarkan data-data yang didapat dari data sekunder, data experimental, dan data simulasi CFD, kemudian dianalisa untuk penjalaran pulsa tekanan gas buang pada motor bakar 4 langkah. dimana dalam analisa tersebut hasil simulasi diolah menurut persamaan-persamaan penjalaran pulsa tekanan pada saluran gas buang, dan dalam penelitian ini adanya back pressure merupakan kompensasi dari penjalaran gelombang tekanan yang periodik didalam saluran gas buang motor 4 langkah.
Gelombang tekanan yang terjadi merupakan gelombang longitudinal dimana arah simpangannya searah dengan arah penjalarannya, dan penelitian ini ditinjau pada saat terjadinya putaran daya maksimum dimana dengan bertambahnya putaran engine untuk exhaust header silinder jamak terdapat kecenderungan bahwa fluktuasi tekanan yang terjadi memiliki nilai positif setiap saat, yang mengindikasikan adanya back pressure dalam saluran buang tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat positive back pressure dan negative back pressure, dimana pada positive back pressure memiliki efek negatif pada engine yang bersangkutan dengan mengakibatkan back flow sehingga total flow dari aliran akan berkurang. sedangkan pada negative back pressure memiliki efek yang menguntungkan dalam proses pembuangan berupa peningkatan energi kinetik dari alirannya sehingga aliran dari gas sisa pembakaran tidak mengalami back flow yang menghambat aliran itu sendiri.

This thesis is piled from the data's which is obtained from secondary data's, experimental data's', and CFD simulation data's, then analyzed for propagating pressure pulse at exhaust gas on 4 stroke engine, where inside analysis the data's results from CFD simulation are analyzed to obey equations of pressure pulse propagation on exhaust manifold Inside these research implication of back pressure is compensation from propagation of pressure wave which is oscillated periodically inside exhaust manifold.
The pressure wave which occur to form of longitudinal wave, where the amplitude is one direction with wave propagation. And for this research we concentrate at the maximum power output engine revolution. Where by increase the engine revolution in exhaust header for multiple cylinder, have to obtain tendency that fluctuation pressure which occur to possess positive value at all times, which that mean indicated to have a back pressure at this manifold.
From results of these research, it's proceeding a positive back pressure and negative back pressure, where for positive back pressure having a negative effect on engine, by resulting a back flow, hence total flow from the exhaust stream about to decrease, otherwise for negative back pressure having an advantage effect on exhaust process, in the form of increasing kinetic energy on the stream. So the flow on exhaust gas doesn't have a back flow, which is can restrict the flow itself, by the mean the flow is free of restriction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Wulansari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Dicky S.A.
"Penggunaan bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, dewasa ini merupakan salah satu penyebab semakin meningkatnya pencemaran udara. Emisi gas buang sisa hasil pembakaran bensin, masih banyak mengandung konsentrasi CO dan HC yang cukup besar, karena proses pembakaran yang kurang sempurna, Untuk mengatasi hal tersebut, digtmakan Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai bahan bakar altematif yang dapat mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermetor.
Compressed Naiural Gas (CNG) merupakan salah satu bentuk bahan bakar gas yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sifat fisika maupuan sifat kimia CNG yang berbeda dengan bensin, diharapkan akan dapat menghasilkan proses pembakaran yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi pencemaran udara.
Sifat kimia maupun sifat fisika CNG yang berbeda dengan bensin, mengakibatkan perlunya adanya peralatan tambahan pada kendaraan bermotor, diantaranya peralatan pencampur udara dan CNG, yaitu Mixer. Mixer ini berfungsi sebagai pengganti fungsi karburater apabila kendaraan menggunakan bahan bakar bensin.
Untuk mendapatkan dimensi mixer yang optimum, terutama dalam ukuran diameter Venturi mixer, perlu dilakukan pengujian mengenai kemampuan beberapa mixer. Dalam pengujian yang dilakukan di LEMIGAS ini, dilakukan pengukuran terhadap emisi gas buang dan parameter pendukung lainnya, dari empat buah mixer yang merniliki diameter venturi yang berbeda. Hasil dari pengujian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh bahwa semakjn besar diameter Venturi dari mixer CNG, maka rasio perbandingan udara dan bahan bakar (AFR) akan semakin besar dan akan semakin mendekati AFRstoklometri. Kondisi ini menyebabkan reaksi pembakaran yang terjadi akan semakin baik, sehingga konsentrasi CO dan HC dalam gas buang akan semakin kecil. Dan bila dibandingkan dengan penggunaan bensin, pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar dapat menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Evianto
"ABSTRAK
Efisiensi pemakaian bahan bakar pada kendaraan bemotor yang rendah akibat banyaknya energi yang terbuang terutama oleh gas buang kendaraan yang mencapai 34% serta efek pendinginan yang mencapai 32 % menyebabkan energy yang efektif untuk dlgunakan hanya sekitar 25%. Selain hal tersebut diatas pengaruh terhadap polutan yang ditimbulkan oleh gas buang kendaraan bermotor telah menjadi perhatian serius para ahli sejak diajulcannya Clean Air Ac! (dikenal juga dengan Mrrshe Act) yang dibawa ke Senat Amerika oleh Senator Edmund Muslde pada tahun 1970. Hal tersebut yang kemudian mendorong dibuatnya peraturan sejenis yang mengatur emisi kendaraan bermotor pada negara-negara lainnya.
Pada dasarnya emisi kendaraan bermotor timbul diantaranya akibat adanya sebagian bahan bakar yang disuplai kedalam silinder yang tidak terbakar secara sempurna sehingga menimbulkan senyawa baru yang bersifat polutan dan beracun pada konsentrasi tertentu.
Pada kendaraan berbahan bakar bensin banyak peralatan ya.ng telah dikembangkan untuk mengatur emisi kendaraan bensin karena mekanisme serta konstruksi mesin yang memungkinkan Alcan tetapi untuk lcendaraan berbahan bakar solar baru sebagian kecil peralatan yang dapat dipergunakan untuk mengatur emisi diantaranya teknologi terbaru ya.ng dikembang oleh Isuzu yaitu dengan memodifikasi ruang bakar dan waktu pengapian pada Zexel A-zype in line pump yang dilengkapi dengan Governor RSV.
Terdapat Salah satu peralatan yang dikembang pada kendaraan berbahan bakar bensin yang pada prinsipnya bisa diterapkan pada kendaraan diesel, yaitu fire cut-off Fuel cut-off adalah salah satu peralatan yang telah dikembangkan untuk mengatur jumlah emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Alat ini bekerja dengan prinsip rnenghentikan suplai bahan bakar yang masuk kedalam silinder. Alat ini dapat bekerja sebagai pembatas kecepatan (speed Iimiter) atau bekerja pada saat disakselerasi perlambatan.

ABSTRACT
The low efficiency of tiiel consumption for automobiles due to lot of energy wasted mostly from exhaust emission for 34 % and also the cooling effects for 32 %, make the effective energy can be used only 25 % [10]. Beside those things the effect of pollutants produced by exhaust emission of automobiles has became serious attention for experts since Clean Air Act proposed (also known with Muskfe Act) which brought to the United State Senate by Senator Edmund Muskie in 1970. Since then, many similar regulations controlled emission made in many countries.
Basicaly, emission of automobiles caused by some of the fuel injected into the cylinders is not burnt properly and as a result some new compunds that are toxic for certain concentration are produced.
For vehicles with gasoline as the fuel, many equipments have been developed to control emission because of the possibility due to mechanism and engine construction. In the other hand, for vehicles with diesel engine the equipment developed for that purposed is still limited, as an example the latest technologies developed by Isuzu Motor Company are modification of combustion chamber and tiring timing on Zexel A-type in-line pump equiped with RSV Governor.
There is some equipment developed in gasoline engines which principally can be applied in diesel engines, it?s fuel cut-off Fuel cut- offs an equipment developed to control emission produced by the automobiles. This equipment works principally with cut the supply of the fuel injected into the cylinder. Also, this equipment works as speed limiter or active while deceleration phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursal
"Kualitas emisi gas buang dan performa suatu mesin tergantung pada kualitas bahan bakar yang digunakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dengan cara menambahkan zat aditif pada bahan bakar tersebut. Salah satu zat aditif yang dianggap memenuhi syarat tersebut adalah senyawa oksigenat yang dibuat dengan proses ozonisasi dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak jarak. Penelitian ini dilakukan menggunakan mesin Variable Compression Ratio (VCR) model TD43F. Parameter yang yang dianalisa yaitu Daya (BHP), Spesific Fuel Cosumption (BSFC), Efisiensi Thermal dan kadar emisi gas buang (CO dan HC). Waktu Penyalaan di set antara 6_ dan 14_. Hasil pengujian membuktikan bahwa penambahan 2 mL Oksigenat dapat meningkatkan Daya mesin (BHP), efisiensi termal dan menurunkan laju kosumsi bahan bakar (BSFC) serta kadar emisi gas buang.

Engine performance and exhaust emissions quality depend on fuel quality that used on engine. One of the way to increase fuel quality is by mixing the fuel with additive. One of additive that meet the criteria is oxygenate compound that made by ozonation process from palm oil, coconut oil, soybean oil, and jarak oil. This research will focus on the effects of mixing Premium and oxygenate as an additive on four stroke otto engine. These research are held by using Variation Compression Ratio (VCR) Engine model TD43F. Parameter that will be analyzed is power (BHP), specific fuel consumption, thermal efficiency, and percentage of emission (CO and HC). Ignition time is set between 6_ and 14_. Fuels are mixed between premium and 2 mL Oxygenate. The result prove that premium with addition of 2 mL Oxygenate can increased the engine power (BHP),thermal Efficiency and decreased Specific fuel consumption and exhaust gas pollutant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Tama Cahya Murianto
"Masalah polusi yang paling utama dikota besar adalah karbon manoksida (CO) yang mana gas ini tidak berbau, tidak berwarna dan mempunyai density yang sama dengan udara. Karbon monoksida adalah gas yang berbahaya ketika dihirup, menggantikan oksigen dalam aliran darah sehingga metabolisme dalam tubuh tidak dapat berfungsi secara tepat. Konsentrasi karbon monoksida dalam jumlah yang sedikit ketika dihirup akan memperlambat aktifitas fisik dan mental dan konsentrasi karbon monoksida tersebut dapat menyebabkan sakit kepala, dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Hydro-carbon yang dihasilkan dari bahan bakar yang tidak terbakar sempurna yang dikeluarkan dari exhausts juga berbahaya untuk kesehatan. Analisis yang dilakukan adalah melihat hubungan antara kecepatan laju kendaraan bermotor dengan emisi gas buang kendaraan bermotor. Metode yang digunakan adalah pengambilan data secara langsung pada laboratorium uji emisi. Diharapkan dengan mengetahui analisa ini dipenelitian mendatang dapat di fokuskan pada pengurangan pada kecepatan tertentu untuk penanganan masing ? masing gas buang (CO & HC) yang menghasilkan banyak emisi gas buang.

The main pollutan in urban air is carbon monoxide (CO) whitch is colourless odourless gas of about the same density as air. Carbon monoxida is a poisonous gas which, when inhaled, replaces the oxygen in the blood stream so that the body?s metabolism cannot function correctly. Small amounts of carbon monoksida concentrations when breathed in, slow down physical dan mental activity dan produces headaches, while large concentration will kill. Hydro carbon (HC) derived from unburnt fuel emitted by exhausts also harmful to health. Analyse taken relation of between fast speed of motor vehicle with emission of exhausts motor vehicle. Method used is take of data directly at laboratory test emission. Expected given the this analysis is research come earning focussed at reduction at a speed of certain for handling of exhausts ( CO & HC) yielded from residue of combustion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Muriyadi
"Ignition merupakan salah satu faktor agar motor bakar mempunyai efisiensi yang tinggi. Ignition yang baik diberikan pada timing yang tepat agar pembakaran campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar berlangsung sempurna. Penelitian ini memberikan salah satu solusi peningkatan efisiensi motor bakar dengan menerapkan sequential dual ignition pada satu ruang bakar. Ignition timing dua buah busi diatur secara mandiri untuk dibandingkan hasil pembakarannya. Busi primer dipertahankan pada ignition timing 16o sebelum TMA, sementara busi sekunder divariasikan pada ignition timing 13 o,14 o,15 o,16 o,17 o,18 o,19 o sebelum TMA yang nantinya akan disebut sebagai variasi 1 hingga 7.
Variasi ini menghasilkan kadar emisi sebagai berikut : 1,67%, 1,86%, 1,99%, 2%, 2%, 2%,2%, 1,56% CO, 2,16%, 2,13%, 2,36%, 2,25%, 2,46%, 2,57%, 2,61% CO2, 260 ppm, 235 ppm, 317 ppm, 246 ppm, 264 ppm, 241 ppm, 184 ppm HC, serta 16,58%, 16,37%, 16,43%, 16,26%, 16,2%, 16,1%, 16,25% O2. Jika dibandingkan dengan emisi busi tunggal yang berkadar 1,65% CO, 2,1% CO2, 178 ppm HC, dan 16,5% O2, maka sequential dual ignition menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna karena menghasilkan CO2 yang lebih banyak dan O2 yang lebih sedikit. Sementara perubahan power kendaraan jika dibandingkan busi tunggal adalah sebagai berikut : -0,41%, -0,43 %, -0,41%, 0%, -0,84%, +0,37%, 0%. Maka disimpulkan kinerja motor bakar empat langkah yang diberikan sequential dual ignition menjadi lebih baik dalam segi emisi dan power serta mencapai optimal pada pengaturan 16o sebelum TMA pada busi primer dan 18o sebelum TMA pada busi kanan.

Ignition is one factor that has a combustion efficiency. Ignition timing is good given the right to burn the fuel and air mixture in the combustion chamber is complete. This study provides one solution to increase combustion efficiency by implementing a dual sequential ignition in a combustion chamber. Ignition timing is set two plugs independently to compare the results of combustion. The primary spark plug ignition timing is maintained at 16o before TDC, while the secondary spark ignition timing was varied at 13 o, 14 o, 15 o, 16 o, 17 o, 18 o, 19 o before TDC which will be referred to as a variation of 1 to 7.
These variations result in emission levels as follows: 1.67%, 1.86%, 1.99%, 2%, 2%, 2%, 2%, 1.56% CO, 2.16%, 2.13% , 2.36%, 2.25%, 2.46%, 2.57%, 2.61% CO2, 260 ppm, 235 ppm, 317 ppm, 246 ppm, 264 ppm, 241 ppm, 184 ppm HC, and 16.58%, 16.37%, 16.43%, 16.26%, 16.2%, 16.1%, 16.25% O2. When compared with single spark emission yield of 1.65% CO, 2.1% CO2, 178 ppm HC, and 16.5% O2, then the dual sequential ignition combustion is more complete because it produces more CO2 and more O2 slightly. While the change in vehicle power when compared to a single spark plug is as follows: -0.41%, -0.43%, -0.41%, 0%, -0.84%, +0.37%, 0%. Performance of four stroke internal combustion engine, we conclude that given sequential dual ignition for the better in terms of emissions and achieve the optimal power settings and 16o before TDC on the primary spark plugs and spark plug 18o before TDC on the right.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42977
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Antoni
"Permasalahan kenaikan bahan bakar minyak dan mulai menipisnya cadangan minyak dibumi merupakan masalah utama yang sedang hangat dibicarakan sekarang ini, begitu juga masalah emisi gas buang yang menyebabkan polusi udara dan global warming. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mekanisme perubah derajat bukaan katup intake dan katup exhaust yang dapat di kontrol dan diubah sesuai kebutuhan. Mekanisme ini dibuat dengan membuat suatu rel diporos yang berfungsi sebagai penggerak. Camshaft standar di bagi menjadi dua antara cam intake dan cam exhaust. Mekanisme ini berjalan dengan mendorong atau menarik poros dari camshaft sehingga terjadilah perubahan derajat bukaan katup. Mekanisme ini diuji dengan pengambilan data emisi dan melakukan dial cam agar diketahui bahwa mekanisme ini bisa berjalan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan penurunan emisi gas buang CO sebesar 20,8% pada posisi 1 dan 43,5% pada posisi 2, CO semakin kecil menandakan bahan bakar yang digunakan semakin irit. Emisi gas buang CO2 mengalami kenaikan sebesar 19,4% pada posisi 1 dan 5,6% pada posisi 2, CO2 semakin tinggi menandakan pembakaran yang terjadi semakin sempurna. Emisi gas buang HC mengalami penurunan sebesar 45,4% pada posisi 1 dan 43,4% pada posisi 2, HC semakin kecil maka pembakaran yang terjadi makin sempurna. Emisi gas buang O2 tidak mengalami perubahan pada posisi 1 sedangkan pada posisi 2 terjadi kenaikan sebesar 7,5%, O2 menandakan terjadinya pembakaran lean combustion atau rich combustion. O2 juga bisa dipengaruhi oleh pengaturan karburator yang kurang tepat antara campuran bahan bakar dengan udara. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme single rail ini dapat berjalan dengan baik dengan memaksimalkan proses pembakaran sehingga hasil uji emisi menjadi jauh lebih baik dari pada kondisi standar dan derajat bukaan katub dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan.

The fuel price shock and decreasing of oil are now becoming a new trend issues. So is the problem about emission that results in global warming. This research is conducted for making from the mechanisms system that results changes of intake and exhaust valve opening degree. The degree of the opening is commonly called the LSA (Lobe Separation Angle). The mechanism is conducted by making a rail on the shaft that functioned as the activator. Standard camshaft is devided into two parts, which are cam intake and cam exhaust. The mechanism is run by either pushing or pulling the shaft of the camshaft that results changes in the degree of valve opening. This mechanism was tested afterwards by taking emission data and by dial cam to conclude that the mechanism could work.
This research results that the decreasing of emission for CO is 20,8% at position 1 and 43,5% at position 2. The lesser CO indicates that the used of the fuel is more efficient. Meanwhile the emission for CO2 increases at 19,4% for position 1 and 5,6% for position 2, the higher CO2 indicates the combustion is more perfect. Emission for HC decreases at 45,4% on position 1 and 43,4% on position 2, the lesser HC indicates the combustion is more perfect. The emission for O2 doesn?t change significantly at position 1 meanwhile at position 2 increases at 7,5%. O2 indicates the lean combustion or rich combustion occurred. O2 is also possibly influenced by the carburator?s inaccurate setting between fuel and air mixture. Based on this research, it is possible to say that single rail mechanism can be operated well by maximize the combustion process so that the result of emission becomes much better on standard condition and the valve opening degree is controlable depends on the needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>