Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debbie G. Retnoningsih
Abstrak :
Bagi sebaglan besar ibu bekerja, terutama yang memlliki anak usia balita, kemudahan untuk mendapatkan bantuan pengasuhan merupakan hal yang panting dan berpengaruh terhadap keiancaran pekerjaan mereka (Strong dan DeVault, 1995). Salah satu altematif bantuan pengasuhan bagi ibu bekerja yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun adalah bantuan dari kakek dan nenek (Strong dan DeVault. 1995). Hal ini sejalan dengan fungsi simbolis kakek dan nenek dalam keluarganya, yang antara lain fungsi kehadiran {being there) dan fungsi pelindung keluarga {family watchdog) (Hagestad, 1985; Troll, 1983, dalam Bengston, 1985). Keterlibatan kakek nenek pada pengasuhan anak memiliki nilai positif baik bagi orang tua, anak maupun bagi kakek nenek itu sendiri. Namun, keterlibatan yang terlalu jauh tidak jarang membawa masalah bagi keluarga, antara lain masalah penerapan disiplin pada anak. Kakek dan nenek tidak menyetujui prosedur pengasuhan yang ingin diterapkan oleh orang tua, atau sebaliknya (Duval dan Miller, 1985; Leninger, 1994). Padahal, masalah penerapan disiplin merupakan masalah yang sangat penting bagi keluarga yang memiliki anak usia prasekolah, karena usia 3 hingga 6 tahun merupakan masa dimana anak membentuk sikap-sikap dasar terhadap dirinya, keluarganya serta dunianya (Signer, 1994; Hamner dan Turner, 1991; Duvall dan Miller, 1985). Oleh karena itu keputusan untuk melibatkan kakek dan nenek sebagai altematif bantuan pengasuhan anak dapat menjadi pedang bermata dua bagi orang tua. Bila keterlibatan kakek nenek terlalu besar dan tidak sesuai dengan keinginan orang tua, justru dapat menimbulkan konflik pada orang tua, ketidakpastian bagi kakek nenek, dan lebih jauh menimbulkan konflik pada hubungan antara kakek nenek dengan orang tua. Berdasarkan latar beiakang masalah tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai bagaimana peran yang diharapkan ibu bekega dari kakek dan nenek pada pengasuhan anak mereka yang berusia prasekolah. Subyek penelitian ini adalah ibu beken'a yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun (usia prasekolah), berpendidikan minimal SMA, dan melibatkan kakek atau nenek atau keduanya untuk membantu pengasuhan anaknya tersebut, baik secara regular (setiap hari) maupun temporer (sesekali saja bila diperlukan). Penelitian ini merupakan penelitian awal berupa studi deskriptif, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran harapan ibu bekeija teitiadap peran kakek dan gambaran harapan ibu bekerja terhadap peran nenek, sekaligus ingin melihat profil harapan pada masing - masing peran kakek nenek tersebut, serta ingin melihat perbedaan gambaran harapan terhadap peran kakek dan peran nenek. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, dimana alat yang digunakan untuk mengukur harapan terhadap peran kakek dan peran nenek berupa skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori peran kakek dan nenek yang dikemukakan oleh Neugarten dan Weinstein serta Cherlin dan Furstenberg. Penarikan sampelnya dilakukan secara insidental, di sekitar wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi. Untuk pengolahan datanya dilakukan perhitungan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dari 101 orang subyek, yang terdiri dari ibu bekerja yang melibatkan kakek saja. nenek saja, serta kakek maupun nenek, hasil yang diperoleh antara lain bahwa peran kakek dan nenek yang paling diharapkan adalah sebagai sumber kebijaksanaan keluarga, yaltu mengajarkan berbagai nilai dan pengetahuan serta menjadi teladan bagi cucu maupun bagi orang tua cucu. Sementara, ada perbedaan antara harapan terhadap peran kakek dan harapan terhadap peran nenek, dimana nenek lebih diharapkan berperan sebagai figur formal, sebagai teman cucu dan sebagai orang tua pengganti.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trulyanti Sri Hastuti Sutrasno
Abstrak :
Pendahuluan
Kemajuan teknologi di negara-negara berkembang pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya diwarnai dengan timbulnya industri-industri yang menerapkan teknologi maju untuk jalannya industri tersebut. Perusahaan/industri merupakan suatu bentuk organisasi formal yang dibentuk dengan adanya landasan serta tujuan tertentu. Tercapai tidaknya tujuan dari industri tersebut ditentukan oleh bermacam-macam faktor dan sumber daya yang tersedia. Selain mesin-mesin atau peralatan yang menunjang jalannya pencapaian tujuan organisasi, sumber daya manusia juga merupakan sumber daya yang potensiil dan utama. Di dalam suatu organisasi industri terdapat sejumlah manusia yang tergabung bersama-lama dalam rangka pencapaian tujuan yang telah digariskan oleh organisasi tersebut. Pada mulanya Schein (1980) memberi batasan bahwa suatu organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab. Satu hal penting yang belum dibahas dalam batasan ini ialah bahwa obyek dari organisasi, terutama adalah kegiatan, bukan orang. Yang dikoordinasi adalah kegiatan dari banyak individu (bukan orangnya) yaitu koordinasi usaha untuk sating membantu. Agar koordinasi itu bertnanfaat, maka harus ada tujuan yang hendak dicapai dan harus ada kata sepakat tentang tujuan itu. Dengan demikian dasar suatu organisasi adalah mencapai tujuan dan maksud bersama melalui koordinasi kegiatan tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan oleh banyak ahli teori organisasi khususnya Chester Barnard (1939), hanya kegiatan oranglah yang berkaitan dengan usaha pencapaian tujuan organisasi. Sesungguhnya seseorang dapat menjadi anggota beberapa organisasi lain, karena dalam masing-masing organisasi hanya beberapa saja dari kegiatannya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dari sudut pandangan organisasi cukuplah jika diuraikan kegiatan atau peran yang harus dipenuhi individu yang bersangkutan untuk mencapai tujuan organisasi. Jika kegiatan atau peran yang diharapkan dicatat dalam dokumen atau diingat oleh para manajer, maka organisasi akan berlangsung terus dari generasi kegenerasi dengan anggota - anggota baru yang memenuhi peran tersebut. Manusia manusia didalam organisasi menjalankan tugas atau rangkaian kegiatan masing-masing sesuai dengan gambaran yang telah digariskan untuk mencapai tujuan organisasi?
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fauzy
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak lama, perilaku pria dan perilaku wanita, umumnya, diyakini memiliki perbedaan-perbedaan akibat biologis. Dan, studi lintas budaya pun dengan teguh berkeyakinan, sesungguhnya, perilaku-perilaku mereka bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan dianggap ikut berperan menentukan perbedaan perilaku mereka.

Studi ini berusaha meneropong salah satu perilaku pria dan wanita, menyelisik harapan-harapan mereka tentang peran lawan jenis. Kesukubangsaan ? sebagai variabel yang mencerminkan identitas budaya ? ditetapkan sebagai hal yang menentukan perbedaan harapan-harapan di antara mereka. Sedangkan status perkawinan digunakan sebagai variabel kontrol.

Dalam studi ini, 2052 pria dan 3613 wanita dari suku bangsa Jawa, Cina, Sunda, Minang, dan Batak digunakan sebagai subyek. Mereka adalah anggota YASCO, biro jodoh terbesar di Indonesia, yang telah disajikan di Rubrik Jodoh dan Persahabatan di Suratkabar Mingguan Buana Minggu tahun 1975 sampai dengan tahun 1990. Berdasarkan status perkawinan, mereka terdiri dari 1533 jejaka, 519 duda, 2760 gadis, dan 853 janda.

Studi dilakukan dengan metode analisis isi. Hasil analisis dengan analisis varian menunjukkan, baik jenis kelamin maupun kesukubangsaan tidak berhubungan dengan perbedaan harapan pria dengan harapan wanita tentang peran lawan jenis sebagai suami atau isteri. Malah, status perkawinan, sebagai kontrol, tampak menentukan perbedaan yang signifikan di antara harapan-harapan mereka.

Karena itu, pengalaman menjadi suami atau isteri, jika hendak menikah lagi, sangat menentukan harapan-harapan tentang peran lawan jenis sebagai suami atau isteri yang berikutnya. Dalam studi ini, perbedaan yang sangat signifikan terjadi antara harapan jejaka dengan harapan gadis.

Sebab itu, konflik dan penyesuaian diri lebih cenderung terjadi pada pasangan-pasangan yang baru menikah pertama kali dari pada pasangan yang sebelumnya telah menikah dan hendak menikah kembali. Dan, karena itu pula, pasangan jejaka dengan janda, duda dengan gadis, dan duda dengan janda lebih mudah untuk sampai pada jenjang pernikahan dari pada pasangan jejaka dengan gadis.

Namun, studi ini masih eksploratif dan deskriptif. Studi perlu dipertajam dan diperluas, diperbandinkan dengan kelompok lain di luar anggota Yasco dan mempertimbangkan variabel-variabel sosiologis.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Diah Kartika Sari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik rumah tangga yaitu karakteristik demografi, ekonomi maupun sosial serta ekspektasi ibu terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan oleh rumah tangga. Berdasarkan hasil regresi linier dengan metode tobit pada data Sakerti 2007, didapat bahwa karakteristik rumah tangga secara umum berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan rumah tangga dengan arah positif, seperti jumlah anak usia 7-24 tahun dalam rumah tangga, proporsi anak usia SD, SMP, dan SMA, serta pendidikan KRT. Penemuan baru dari penelitian ini adalah ekspektasi ibu terhadap kehidupan anaknya di masa depan berpengaruh terhadap pengeluaran pendidikan yang dilakukan rumah tangga. Usia KRT serta jenis kelamin KRT ditemukan tidak signifikan mempengaruhi pengeluaran pendidikan dalam rumah tangga. ...... This study aims to know the effects of household's characteristics which is demographic characteristics economic characteristics social characteristics and also mother's expectation on household's education expenditure. By applying linear regression Tobit Method on Sakerti 2007 data it is found that in general household's characteristics positively affect household's education expenditure which is number of children age 7 24 in household proportion of primary school age secondary school age and also education of household head. The new finding of this research is mother's expectation about condition of her children in the future was affect household's education expenditure Occupation of household head was found insignificant to affect household's education expenditure.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan taksiran fungsi densitas secara nonparametrik adalah Metode Pendekatan Model Campuran (Mixed Model Approach). Perhitungannya dilakukan terlebih dahulu dengan pembagian data dalam n buah kelas (n ?1) yang lebarnya sama, sebut d . Misalkan titik-titik tengah kelas adalah xi. Akan ditaksir fi yaitu nilai fungsi densitas di xi. Menaksir i i x =Nf d , dengan N adalah banyaknya data, ekivalen dengan menaksir i l dari data Poisson. Model campuran yang digunakan adalah ln i i l = _x0008_ +b , dengan bi random dan _x0008_ fixed. Menggunakan syarat pemulusan normal, yaitu d i D b iid berdistribusi N(0, s 2 b ), dengan i i i 1 b b b - D = - dan 1 1 1 d d d i i i b - b - b - D = D - D , untuk d = 2, 3, 4, . . . n-1. Sehingga diperoleh taksiran fungsi densitas ? if yaitu ? ?i i f N l d = .

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan taksiran fungsi densitas secara parametrik adalah Algoritma EM (Expectation Maximization Algorithm). Algoritma EM mencari nilai taksiran parameter dan probabilitas pencampuran melalui proses iterasi yang dimulai dengan suatu nilai awal. Setiap iterasi merupakan proses EM yang terdiri atas E-Step (Langkah Ekspektasi) dan M-Step (Langkah Maksimisasi).

Untuk mengaplikasikan metode di atas digunakan data waiting time (dalam menit) antar erupsi dari geyser Old Faitful di Taman Nasional Yellowstone pada tahun 1990 sebanyak 299 pengamatan [Paw01]. Dari hasil pengolahan diperoleh data tersebut berdibusi campuran (mixture distribution) Gamma -Gamma dengan probabilitas pencampuran 1 ? p = 0,3230 dan parameter ? a = 106,6821, ?l = 1,9510 untuk distribusi Gamma (kiri) serta probabilitas pencampuran 2 ? p = 0,6770 dan parameter ? a = 127,2793, ?l = 1,5766 untuk distribusi Gamma (kanan). Kata kunci: Algoritma EM (Expectation Maximization Algorithm), Distribusi Campuran (Mixture Distribution), Metode Pendekatan Model Campuran (Mixed Model Approach Method), Probabilitas Pencampuran (Mixing Probability).
Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Prima Dara
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengembangkan pelayanan dokter keluarga. Walaupun sudah berkali-kali dicoba untuk dikembangkan, tetap saja pelayanan dokter keluarga belum dikenal masyarakat sampai saat ini. Hal ini menyebabkan timbul dugaan bahwa pelayanan dokter keluarga tidak sesuai dengan harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Apalagi kehidupan di kota besar dimana individu tidak terbiasa membina komunikasi secara mendalam, sangat mementingkan privacy dan tidak ingin orang lain mengetahui masalah pribadi (Milgram dalam Pines dan Maslach, 1993) dianggap tidak mendulcung pelayanan dokter keluarga.

Penelitian ini mencoba menggambarkan rnengenai harapan masyarakat Jakarta terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan pelayanan dokter keluarga, dan selanjutnya mengggambarkan karakteristik mana dalam pelayanan dokter keluarga yang dianggap paling sesuai dengan harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam memasyarakatkan pelayanan dokter keluarga.

Sampel penelitian ini adalah 98 orang pengguna jasa pelayanan kesehatan di Jakarta, yang diperoleh melalui tehnik accidental sampling (Guilford & Fruchter, 1987). Alat yang digunakan yaitu kuesioner yang mengukur harapan terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan pelayanan dokter keluarga. Perhitungan statistik dilakukan dengan mencari skor total, persentase dan chi-kuadrat. Berdasarkan skor totalnya, responden dibagi dalam kelompok responden yang memiliki kesesuaian harapan yang rendah, sedang dan tinggi.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sesuai dengan pelayanan dokter keluarga adalah tinggi. Adapun karakteristik pelayanan dokter keluarga yang dianggap paling sesuai dengan harapan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat manusiawi.

Hal ini dapat menjadi masukan bagi pihak IDI yang sedang mengembangkan pelayanan dokter keluarga. Diperkirakan pelayanan dokter keluarga dapat berhasil karena karakteristik pelayanannya sesuai dengan harapan masyarakat. Bila ingin mengenalkan pelayanan dokter keluarga disarankan untuk menekankan pada karakteristik pelayanan yang bersifat manusiawi.
1998
S2496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F Sinta Mira W
Abstrak :
Perencanaan multi peran adalah hal yang penting terutama bagi remaja putri karena menjalani berbagai peran (seperti peran-peran rumah tangga dan pekerjaan) adalah yang yang sulit dan seringkali menyebabkan stress pada wanita yang kurang membuat perencanaan. Tantangan yang akan dihadapi ini bertambah saat wanita memilih bidang teknik yang merupakan bidang studi yang sifatnya maskulin atau lebih didominasi pria karena wanita harus lebih banyak melakukan pengorbanan dan penyesuaian. Perencanaan multi peran ioi menggunakan teori utama tentang ReaJisasi Multi Peran dan Perkembangan Skala Altitude Toward Multiple Role Planning (ATMRP) yang dikemukakan oleh Weitzman (1994, 1996). Dalam teori ini dijelaskan berbagai hal yang terkait dengan realisasi multi peran, salah satu bagiannya adalah perencanaan multi peran. Selain itu, salah hal yang cukup mempengaruhi dan membedakan perencanaan ini adalah faktor budaya. Penelitian ini juga akan mempertimbangkan faktor budaya sebagai salah satu hal yang membedakan perencanaan multi perao pada partisipan penelitian dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan di negara-negara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan desain dominan-kurang dominan (Creswell, 1994). Metode dominan yang digunakan adalah wawancara sedangkan komponen kuantitatifmenggunakan skaT yang diperoJeh partisipan dari kuesioner skala ATMRP yang telah diadaptasi oleh peneliti menjadi skala Sikap Terhadap Perencanaan Multi Peran (STPMP). Uji coba skala STPMP dilakukan sebanyak dua kali pada partisipan dengan karakteristik yang sesuai dengan karakteristik partisipan penelitian. Kedua uji coba mendapatkan reliabilitas (Cronbach Alpha) masing-masing .3097 dan .5216. Dengan sebagian besar item tidak valid. Partisipan wawancara dipilih dari partisipan dengan skor lebih rendah. menengah/sedang, dan lebib tinggi dan rata-rata kelompok pada uji coba skala STPMP. Penelitian ini mendapatkan gambaran perencanaan multi peran dari lima orang partisipan (Na. H. N. F. dan D). Ke1ima partisipan ini memiliki keinginan untuk menjalankan kehidupan multi peran. yaitu memiliki karir/pekerjaan dan membina keluarga. Untuk menjalani bidang studi teknik yang didominasi laki-Iaki , kelima partisipan merasakan tantangan namun tidak menyurutkan keinginan mereka untuk bekerja. Tetapi. kelima responden juga melakukan kompromi untuk perencanaan mereka kelak. yaitu dengan memilih pekerjaan-pekerjaan yang tidak terlalu berat dan yang memungkinkan partisipan me1uangkan banyak waktu dan perhatian untuk keluarga (pekerjaan family friendly). Jadi partisipan memiliki sikap yang positif terhadap perlunya membuat perencanaan multi peran. hal ini dapat dilihat dari pengetahuan/kepastian. komitmen, kemandirian. keterlibatan, dan fleksibilitas terhadap perencanaanmulti peran mereka. Hasil uji coba skala STPMP yang berbeda dengan skala A TMRP ditinjau pene1iti dengan sudut pandang perbedaan budaya Timur dan Barat. Demikian juga dengan berbagai temuan dalam penelitian ini, seperti kemandirian dan ketakutan akan keberhasilan, juga diJihat peneliti dengan sudut pandang budaya Indonesia. Agar penelitian ini lebih baik. peneliti menyarankan untuk memperkaya referensi tentang remaja putri dalam kultur Indonesia. Selain itu. untuk memperkaya secara metodologis, peneliti menyarankan untuk menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan desain mixed methodology. Penelitian ini juga hendaknya dapat menjadi saran praktis bagi para pendidik untuk lebih memberi perhatian pada perencanaan multi peran remaja putri.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tugas akhir ini secara umum bertujuan untuk membahas latent class model yaitu suatu model yang menghubungkan probabilitas respon suatu individu untuk variabel-variabel indikator dengan suatu variabel laten yang bersifat kategorik. Penaksiran parameter dalam latent class model menggunakan taksiran Maximum Likelihood, yang dicari melalui algoritma EM (Expectation-Maximization). Kecocokan model diuji dengan uji rasio likelihood. Model terbaik dengan banyak kelas optimal dipilih berdasarkan reduksi L2 , dimana L2 adalah nilai statistik uji untuk banyak kelas terkait. Berdasarkan banyak kelas yang terbentuk pada model terbaik ini, individu-individu akan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tersebut. Metode tersebut akan diterapkan untuk mencari latent class model dengan tingkatan gejala pasien demam berdarah sebagai variabel laten kategorik yang dibentuk dari 5 variabel indikator kategorik, yaitu transfusi, nadi, tekanan darah, hb darah, dan trombosit. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkatan gejala demam berdarah dapat dikategorikan menjadi 3 kelas.
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>