Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article is intended to inform a real description related to the religious expression and activity of engineering student
in Japan. Information is collected by direct interaction with the students, and also by visiting religious sites around the
campus. Visit to the student apartments is also carried out to obtain information regarding religious activity that is held
in daily life. It is found from the observation that religious activities such as reading a holy book and praying is not
carried out anymore. Praying is done three times a year, namely at Bon ceremony, which is ceremony to respect the
return ancestor to the earth from heaven, at Higan ceremony that is ceremony to respect the ancestor, and also new year
praying. It is found surprisingly, something unique related to the religion that is many students have and bring amulet
(o-mamori) that is obtained from the Shinto shrine or Buddhist temple. It is also popular to take a written oracle that
tells the fortune in the Buddhist Temple or Shinto Shrine. This written oracle in Japan is called with o-mikuji. The
belief that is not related to the religion but still popular is to respect the mountain. Mountain climbing is a religious
activity that often held by the engineering student"
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Cahyadi Setiawan
"Skripsi ini berisi pembahasan mengenai sikap pasrah yang terkandung dalam ungkapan bahasa Jawa. Studi kasus sikap pasrah yang diajarkan PANGESTU yang khususnya terkandung pada ajaran PANCA SILA dalam buku Sasangka Jati. Penelitian ini menggunakan teori Segitiga Makna dari C. K. Ogden dan I. A. Richards dengan melalui tahapan analisis; pemaparan makna konvensional, analisis makna leksikal, analisis makna kontekstual. Penelitian ini bertujuan mencari makna-makna dan pesan budaya pada tiap-tiap ungkapan yang mengandung sikap pasrah. Hasil analisis menyatakan bahwa orang Jawa memahami tiap ungkapan sikap pasrah sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan.

Abstract
This thesis contains with a discussion of the submission contained in the Java language expression. Reference submission of the Javanese in the study are contained PANGESTU submission on 'Sasangka Jati' especially in 'PANCA SILA'. This research uses in the meaning of Triangle Theory C. K. Ogden and I. A. Richards. Stages of analysis in this research; exposure of conventional meaning, the meaning of lexical analysis, analysis of the contextual meaning, the analysis of cultural messages. This research aims to find the meanings and cultural messages in every expression containing submission. The results of the analysis stated that the Javanese people understand every expression submission as something related to spirituality to God.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S503
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Mulyawati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Armelia
"Pemaknaan Kontekstual Ungkapan Serapah Bahasa Jerman Di Kalangan Remaja Dalam Novel 'Und Wenn Schon' Penelitian ini memperlihatkan tinjauan kajian pragma-semantik yang dibatasi pada pemaknaan kontekstual ungkapan serapah bahasa Jerman di kalangan remaja dalam karya sastra, yaitu novel. Pemaknaan ungkapan serapah memiliki masalah tersendiri yang menyangkut konteks seperti ruang lingkup komunikasi, budaya maupun faktor penyebab munculnya ungkapan serapah tersebut.
Dalam upaya memaknai ungkapan serapah secara komprehensif, peneliti bahasa harus menggunakan kriteria yang ditawarkan oleh Mehlbaum (2008), yaitu bentuk morfosintaksis, ranah asal kata, konteks komunikasi, dan faktor penyebab munculnya ungkapan serapah. Dalam penelitian ini digunakan sumber data novel bahasa Jerman karya Karen-Susan Fessel yang berjudul 'Und Wenn Schon'.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah (1) mengelompokkan kata dan frase, berdasarkan konteks agresif ungkapan serapah tersebut dan juga melihat hubungan antara penutur dan mitra tutur; di kalangan remaja atau antara remaja dengan orang dewasa; (2) menjelaskan aspek pragma-semantis dari penggunaan ungkapan serapah tersebut; (3) mengelompokkan ungkapan serapah berdasarkan sembilan belas kategori ungkapan serapah dari Mehlbaum (2008). Dalam penelitian ini diperlihatkan adanya pergeseran makna kata karena konteks yang menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T29574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awatif Al Makiyah
"Ekspresi gen sintentik gag HIV-1 subtipe CRF01_AE dalam E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP telah dilakukan. Gen gag merupakan salah satu gen pada HIV-1 yang tidak mengalami mutasi secara signifikan sehingga gen tersebut dapat digunakan untuk pengembangan vaksin yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang. Pengembangan vaksin HIV membutuhkan protein Gag untuk digunakan sebagai antigen yang mampu merespon pembentukan antibodi pada hewan uji coba. Protein Gag didapatkan dengan cara melakukan ekspresi gen gag yang telah diklon ke dalam vektor ekspresi pQE-81L, dan ditransformasi ke dalam bakteri E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP. Ekspresi dilakukan dengan tiga faktor optimasi yaitu, suhu, konsentrasi isopropyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG) dan waktu ekspresi setelah induksi dilakukan. Analisis hasil ekspresi dilakukan dengan SDS-PAGE dan menunjukkan tidak ada protein Gag yang dihasilkan pada semua keadaan optimasi yang dilakukan. Kegagalan ekspresi gen gag pada E. coli BL21 dan E. coli BL21-CP disebabkan oleh peristiwa kodon bias, dan pemilihan sel inang ekspresi yang kurang tepat.

Expression of gag gene on HIV-1 subtype CRF01_AE in E. coli BL21 and E. coli BL21-CP had been conducted. Gag gene on HIV-1 is one of the genes that can?t be significantly mutated, so it can be utilized for long term vaccines development. HIV vaccine development requires Gag protein as antigen in order to response antibody formation in animal experiment. Gag protein was obtained by gag gene expression that had been cloned into expression vector pQE-81L and transformed into E. coli BL21 and E. coli BL21-CP. Expression of the gag gene as optimized by temperature, isopropyl-β-D-thiogalactopyranoside (IPTG) concentration, and expression time after IPTG induction. The expression was analyzed by SDS-PAGE and it showed no protein produced in all optimization conditions. The failure of gag gene expression in E. coli BL21 and E. coli BL21-CP caused by codon ray and inappropriate host cell."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Faradya Syanindita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna penggunaan akun pseudonim pada platform Twitter. Beberapa studi terdahulu menemukan jika penggunaan akun pseudonim dianggap sebagai sarana untuk menyalurkan ekspresi secara bebas, berbagi cerita, dan keluh-kesah tentang kehidupan pribadi secara tersembunyi tanpa khawatir membawa efek reputasi ke dunia nyata. Namun, pembahasan studi terdahulu cenderung melihat pada motivasi individu dan sedikit sekali yang mengeksplorasi bagaimana proses pemaknaan atas tindakan menggunakan akun pseudonim berlangsung, yang mana hal ini dapat diidentifikasi melalui penelusuran hubungan timbal balik antara motif tindakan dan realitas interaksi sosial yang dialami oleh pengguna akun. Argumen ini didasari dari perspektif fenomenologi yang dikemukakan Alfred Schutz (1967) bahwa proses terjadinya sebuah makna dapat dipahami dengan menelusuri proses tipikasi, yakni pengelompokkan dan persebaran pengetahuan atas tindakan yang terjadi melalui interaksi sosial yang dialami individu sehari-hari. Diperlukan juga mengkaji motif-motif dibalik terjadinya sebuah tindakan untuk memahami latarbelakang munculnya sebuah makna. Dengan demikian, penelitian ini menemukan adanya empat bentuk makna terkait akun pseudonim yang disimpulkan dari para informan; (1) makna yang berorientasi pada identitas; (2) makna yang berorientasi pada informasi; (3) berorientasi pada jaringan interaksi sosial; dan (4) makna akun pseudonim yang berhubungan dengan pengembangan diri. Hasil penelitian dianalisis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam kepada pengguna Twitter dan observasi digital pada platform Twitter.

This study aims to explore the meaning of using pseudonymous accounts on the Twitter platform. Several previous studies have found that the use of pseudonymous accounts is considered a means to channel expression freely, share stories, and complain about personal life in secret without worrying about bringing reputation effects to the real world. However, the discussion in previous studies tends to look at individual motivation, and very little has explored how the process of interpreting the meaning of actions using pseudonymous accounts takes place, which can be identified through tracing the interrelationships between action motives and the reality of social interactions experienced by account users. This argument is based on the phenomenological perspective put forward by Alfred Schutz (1967) that the process of creating meaning can be understood by tracing the process of typification, namely the grouping and distribution of knowledge on actions that occur through social interactions experienced by individuals on a daily basis. It is also necessary to examine the motives behind the occurrence of an action to understand the background of the emergence of meaning. Thus, this study found that there were four forms of meaning related to pseudonymous accounts, which were inferred from the informants; (1) identity-oriented meaning; (2) information-oriented meaning; (3) oriented to social interaction network; and (4) the meaning of pseudonymous accounts related to self-development. The results of the study were analyzed using descriptive qualitative methods. Data collection techniques in the form of in-depth interviews with Twitter users and digital observations on the Twitter platform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanty Tasya Octaviane
"Teknologi DNA microarray menghasilkan data ekspresi gen yang dapat digunakan untuk membantu berbagai pemecahan masalah dalam dunia kesehatan. Data ekspresi gen merupakan matriks berukuran besar berisi gen dan kondisi eksperimental yang tak jarang mengandung missing values dan outlier. Data yang mengandung missing values dapat mengganggu dan membatasi analisis. Untuk mengatasinya, metode komputasi dinilai layak untuk imputasi missing values pada data ekspresi gen sebelum dilakukan analisis lanjutan, terlebih untuk data yang memiliki outlier. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan metode imputasi missing values NCBI-LPCM untuk mengatasi permasalahan missing values pada data ekspresi gen yang memiliki outlier. Metode NCBI-LPCM menggunakan ukuran korelasi LPCM yang dapat menangani keberadaan outlier untuk pembentukan bicluster dan imputasi least square yang merupakan metode imputasi dengan pendekatan lokal. LPCM mengidentifikasi gen-gen yang memiliki pola korelasi similar sehingga menjadi informasi lokal untuk dasar imputasi. Metode ini diterapkan pada data ekspresi gen pasien Leukemia Limfoblastik Akut pada missing rate 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35%. Berdasarkan RMSE dan korelasi Pearson, metode NCBI-LPCM lebih baik jika dibandingkan dengan NCBI-SSSim yang juga dapat menangani keberadaan outlier.

DNA microarray technology produces gene expression data that can be used to help solve various problems in healthcare. Gene expression data is a large matrix of genes and experimental conditions that often contains missing values and outliers. Data containing missing values can interfere with and limit analyses. To overcome this, computational methods are considered feasible for imputing missing values in gene expression data before further analysis is carried out, especially for data that has outliers. Therefore, in this study, the NCBI-LPCM missing values imputation method was used to overcome the problem of missing values in gene expression data with outliers. The NCBI-LPCM method uses the LPCM correlation measure which can handle the presence of outliers for bicluster formation and least square imputation which is an imputation method with a local approach. LPCM identifies genes that have similar correlation patterns so that they become local information for the basis of imputation. This method was applied to gene expression data of Acute Lymphoblastic Leukaemia patients at missing rates of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, and 35%. Based on RMSE and Pearson correlation, the NCBI- LPCM method is better than NCBI-SSSim which can also handle the presence of outliers."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia Rebecca Adventa
"Latar Belakang: Status kebersihan rongga mulut yang buruk ditandai dengan biofilm dalam jumlah banyak. Biofilm terbentuk dari perlekatan bakteri ke permukaan padat dan dengan bakteri lain. Bakteri later colonizers patogen periodontitis di biofilm seperti Treponema denticola bergantung pada early colonizers seperti Veillonella parvula. Protein VtaA dan Msp berperan dalam fungsi perlekatan Veillonella parvula dan Treponema denticola. Akumulasi biofilm dapat menyebabkan periodontitis. Akan tetapi periodontitis tidak umum dibahas pada anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan jumlah Veillonella parvula dan Treponema denticola, serta ekspresi gen VtaA dan Msp spesifik tiap bakteri dari saliva anak terhadap status rongga mulut. Metode: Penelitian ini menggunakan 40 sampel saliva anak yang dikelompokkan berdasarkan kategori OHI-S. Ekstraksi RNA untuk analisis ekspresi gen dan DNA untuk jumlah bakteri target dari sampel menggunakan GeneZol Kit. Konversi RNA menjadi cDNA menggunakan SensiFast cDNA Kit. Ekstrak DNA dan cDNA diuji dengan Real-time PCR. Analisis jumlah bakteri menggunakan kuantifikasi absolut dan tingkat ekspresi gen menggunakan kuantifikasi relatif. Hasil: Tidak ada perbedaan bermakna antara jumlah kedua bakteri maupun tingkat kedua ekspresi gen di antara kategori OHI-S. Jumlah Veillonella parvula cenderung menurun dan Treponema denticola cenderung meningkat seiring memburuknya skor OHI-S. Kesimpulan: Deteksi peningkatan jumlah Veillonella parvula tidak dapat menjadi bioindikator inisiasi penyakit periodontal. Ekspresi gen VtaA dan Msp tidak dapat digunakan sebagai bioindikator pembentukan biofilm dalam jumlah tinggi.

Backgrounds: Poor oral hygiene status is marked by large amount of biofilms. Biofilms are made from bacterial adhesion to solid surfaces and to other bacteria. Later colonizers periodontitis pathogenic bacteria in biofilms like Treponema denticola, depend on early colonizers such as Veillonella parvula. VtaA and Msp are proteins that function in adhesion of Veillonella parvula and Treponema denticola. Biofilms accumulation can cause periodontitis. However, periodontitis is not a common discussion on children. Objectives: This research aims to analyze the correlation between the quantity of Veillonella parvula and Treponema denticola, also VtaA and Msp gene expression with oral status from children’s saliva. Methods: This study uses 40 samples of children’s saliva which has been grouped according to OHI-S category. RNA extraction to analyze gene expression and DNA extraction to quantify target bacteria from samples using GeneZol Kit. RNA conversion to cDNA uses SensiFast cDNA Kit. DNA extract and cDNA are tested using Real-time PCR Analysis of bacteria quantity with absolute quantification dan gene expression levels with relative quantification. Results: There is no significant difference between target bacteria quantity also gene expression levels between the OHI-S categories. Veillonella parvula’s quantity tends to decrease and Treponema denticola tends to increase as OHI-S scores worsens. Conclusions: Detection of increasing quantity of Veillonella parvula cannot be used as a bioindicator of periodontal disease initiation. VtaA and Msp gene expression cannot be used as a bioindicator of high rates of biofilm’s formation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahara Almira Ramadhan
"“I can’t breathe” menjadi salah satu bentuk ekspresi atas rasisme semenjak kematian George Floyd yang tragis pada bulan Mei 2020. Pada bulan Juni 2020, H.E.R. merilis sebuah lagu yang terinspirasi dari ekspresi ini. Lagu tersebut berbicara tentang rasisme terhadap kulit hitam, terutama kasus kekerasan polisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur ideologi dan komponen visual dalam lagu I Can’t Breathe karya H.E.R. dan mengamati bagaimana kedua aspek tersebut mendukung gerakan Black Lives Matter. Penelitian ini menggunakan analisis wacana multimodal untuk menganalisis lirik dan video klip dari lagu tersebut. Ditemukan bahwa lirik lagu I Can’t Breathe merepresentasikan orang kulit putih sebagai kelompok yang mendominasi dengan kekerasan, yang menimbulkan protes sosial dari kelompok kulit hitam. Video klip dari lagu ini juga merepresentasikan gerakan Black Lives Matter sebagai protes sosial atas isu rasis tersebut. Dengan analisis wacana modal, terutama dalam menganalisis visual, penelitian ini dapat mengkonfirmasi korelasi antara lagu I Can’t Breathe dengan gerakan Black Lives Matter. Lagu itu sendiri adalah sebuah protes yang sejalan dengan gerakan Black Lives Matter; struktur ideologi dan komponen visual dalam lagu ini menyampaikan konteks dari isu rasisme yang sedang berjalan dan nilai-nilai yang dipegang gerakan Black Lives Matter dalam menghadapi isu tersebut.

“I can’t breathe” has become an expression of racism since the tragic death of George Floyd in May 2020. H.E.R. released a song titled after this expression in June 2020, which speaks up about black racism, especially police brutality. This study aims to examine the ideological structures and visual components of the song I Can’t Breathe by H.E.R. and see how the two aspects support the Black Lives Matter movement. To achieve the aims, this study uses multimodal discourse analysis to analyze the song lyrics and its music video. This study finds that the song lyrics represent white people as dominating and violent, resulting in social protests from the black community. The music video further represents the Black Lives Matter movement as a protest against the racial issue. Through the use of multimodal discourse analysis, especially the visual analysis, this study confirms the correlation between the song and the Black Lives Matter movement. The song I Can’t Breathe by H.E.R. is indeed a protest which aligns with the Black Lives Matter movement; the ideological structures and visual components of the song convey the context of the issues, as well as the values of the Black Lives Matter movement in response to the issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Miftah Faridh
"Dengan jumlah penduduk ratusan juta, tentunya Indonesia akan dihuni oleh berbagai suku, ras, dan agama. Karakter Emosi seseorang juga merupakan salah satu keragaman yang dimiliki oleh setiap orang. Emosi memainkan peran penting dalam proses komunikasi. Bentuk komunikasi nonverbal adalah ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak tubuh. Pengenalan ekspresi wajah memiliki banyak aplikasi, seperti interaksi manusia-komputer, robot sosial, sistem alarm, dan animasi. Dalam penelitian ini, penulis membahas machine learning pada perangkat aplikasi perangkat lunak dengan mengevaluasi arsitektur CNN DenseNet untuk mendeteksi emosi melalui wajah. Sehingga Anda akan mendapatkan akurasi, komputasi & Top One Score terbaik. Penulis berfokus pada beberapa model CNN modern antara lain Rensenet & Densenet. Rensenet sendiri merupakan arsitektur CNN modern sebelum Densenet perbedaannya terletak pada koneksi antar blok dimana Densenet mampu melewatkan informasi pada setiap input layer dengan menggunakan metode (.) sedangkan Rensesnet hanya melewatkan informasi inputan awal dengan menggunakan metode penambahan (+). Arsitektur terbaik dari variasi DenseNet yang ada terdapat pada DenseNet 121 dengan variasi learning rate 0,1 dengan waktu komputasi 5524s, accuracy 80.68%, validation accuracy 80.22% dan Top-1 accuracy rate sebesar 87,19%.

With a population of hundreds of millions, of course, Indonesia will be inhabited by various ethnicities, races, and religions. Character Emotions of a person are also one of the diversity that is owned by everyone. Emotions play an important role in the communication process. Forms of nonverbal communication are facial expressions, body postures, and gestures. Facial expression recognition has many applications, such as human-computer interaction, social robots, alarm systems, and animation. In this study, the author discusses machine learning on software application devices by evaluating the CNN DenseNet architecture to detect emotions through faces. So that you will get the best accuracy, computing & Top One Score. The author focuses on several modern CNN models, including Rensenet & Densenet. Rensenet itself is a modern CNN architecture before Densenet, the difference lies in the connection between blocks where Densenet is able to pass information at each input layer using the (.) method while Rensesnet only passes the initial input information by using additive methods (+). The best architecture of the existing DenseNet variations is found in DenseNet 121 with a learning rate variation of 0.1 with a computation time of 5524s, 80.68% accuracy, 80.22% validation accuracy, and Top-1 accuracy rate of 87.19%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>