Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okky Novianto
" ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang partisipasi dari fans yang berujung kepada berkembangnya industri anime Seperti yang diketahui fans awalnya sering disebut hanya sebagai seorang konsumen yang pasif namun pada perkembangannya fans sekarang berubah menjadi konsumen yang aktif mereka tidak lagi hanya mengonsumsi produk media saja namun juga ikut turut berperan didalam perkembangan industri anime Mereka sendiri tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan seperti membuat doujinshi ataupun fansub ternyata dapat membawa dampak yang positif bagi perkembangan industri anime secara global Dalam jurnal ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kepustakaan didalam menjelaskan hubungan diantara fans dari anime dengan industrinya terutama mengenai budaya partisipasi dari para fans yang ikut berkontribusi didalam perkembangan industri anime

ABSTRACT
This paper will discuss about the participation that fan gives to the development of anime industry As we know in the first fan is just a passive consumer but in nowdays fan has been changed into more active they are not merely consume the media product but now they are also participating in the development of anime industry They didnt realize that what they do like making doujinshi or fansub are making positive impacts globally In this paper the researcher use descriptive research to describe the relation between anime fan with the industry especially about participation culture from fans that contribute to the development of anime industry
"
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haekel Prashatya
"[ABSTRAK
Studi ini mempelajari niat membeli produk resmi pada penggemar serta peran
kegemaran itu sendiri sebagai moderator antara niat membeli produk umum dan
spesifik (terkait kegemaran), ditengah maraknya pembajakan dan tantangan
seperti perbedaan budaya khususnya untuk produk luar. Model TPB (Theory of
Planned Behavior) yang diajukan Ajzen (1991) digunakan dalam menjelaskan
kecenderungan tingkah laku ini. Studi dilakukan pada beberapa komunitas
penggemar budaya pop Jepang (anime-manga) lewat kuesioner fisik dan online,
menunjukkan TPB dapat menjelaskan niat membeli produk resmi namun
kegemaran tidak memoderasi kekuatan hubungan antara niat membeli produk
resmi dan umum.
ABSTRACT
Theory of planned behavior (TPB) model (Ajzen, 1991) was used in present study
to examine the intention to purchase official goods in fans and the role of fan
(liking) itself as moderator between intention to buy general and specific goods
(related to liking), regardless of digital piracy and challenges in purchasing
foreign goods. Research was conducted through paper-and-pencil and online
questionnaire to Japanese pop culture fans, especially anime-manga, suggested
that TPB could explain the intention to purchase official goods but liking failed to
moderate the relationship between general and specific intention to purchase
official goods., Theory of planned behavior (TPB) model (Ajzen, 1991) was used in present study
to examine the intention to purchase official goods in fans and the role of fan
(liking) itself as moderator between intention to buy general and specific goods
(related to liking), regardless of digital piracy and challenges in purchasing
foreign goods. Research was conducted through paper-and-pencil and online
questionnaire to Japanese pop culture fans, especially anime-manga, suggested
that TPB could explain the intention to purchase official goods but liking failed to
moderate the relationship between general and specific intention to purchase
official goods.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Xaverius Pradhipta Surya
"Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Praktik fan culture tentunya banyak mengalami perkembangan akibat perkembangan teknologi komunikasi. Kajian ini memberikan gambaran tentang proses konsumsi dan produksi yang dilakukan oleh fandom Sepak Bola Jakarta yang merupakan pendukung Persija Jakarta di era digital. Peneliti menemukan bahwa Soccer Jakarta memiliki beragam produk yang ditunjukkan dengan berbagai jenis saluran media yang digunakan oleh fandom Sepak Bola Jakarta. Produk-produk Soccer Jakarta diidentifikasikan menjadi dua jenis besar, yaitu digital dan fisik dan beroperasi bukan berdasarkan keinginan mencari untung dan bergerak hanya berdasarkan kecintaan mereka pada Persija Jakarta sehingga dapat dikatakan telah melakukan praktik penggemar sebagai buruh.

This research is a research that uses a qualitative method using a case study approach. The practice of fan culture has certainly undergone many developments due to the development of communication technology. This study provides an overview of the consumption and production processes carried out by the Jakarta Football fandom who are supporters of Persija Jakarta in the digital era. Researchers found that Soccer Jakarta has a variety of products which are indicated by the various types of media channels used by the Jakarta Soccer fandom. Soccer Jakarta's products are identified into two major types, namely digital and physical and operate not based on the desire to make profit and move only based on their love for Persija Jakarta so that it can be said that they have practiced fans as laborers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Church, Austin H.
Jakarta: Erlangga, 1986
621.63 CHU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bury St. Edmunds: Published by Mechanical Engineering for the Institution of Mechanical engineers, 1993
621.6 TUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meilany Widiasari
"ABSTRAK
Remaja adalah suatu periode transisi dimana terjadin peralihan masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Sejalan dengan periode remaja sebagai periode
transisi, terlihat gejala-gejala yang menunjukkan bahwa remaja berupaya
melahirkan suatu budaya remaja khusus dan mencerminkan orisinalitas identitas
mereka sebagai anak muda. Berkaitan dengan budaya tersebut terdapat suatu
aktifitas kultural yang secara universal banyak memberikan kontribusi pada
keseharian remaja yaitu musik. Dalam proses interaksional kultur musik,
seseorang yang menciptakan atau memainkan suatu aliran musik tertentu dapat
menjadikan dirinya idola kharismatik dimata penggemar musik tersebut (Garrison
dalam Hanurawan, 1993).
Para artis idola tersenut menyadari bahwa penggemar adalah aset yang
berharga dan bernilai tinggi, sehingga belakangan ini muncul fenomena baru yaitu
maraknya fans club (klub penggemar) dan anggotanya sebagian besar adalah
remaja. Dari hasil penelitian Cheng, S. T (1997) di Hongkong, didapatkan adanya
perbedaan harga diri yang signifikan antara remaja yang menjadi anggota fans
club dengan remaja yang tidak menjadi anggota fans club. Harga diri terdiri dari
tiga komponen harga diri yaitu feeling of belonging, feeling of competence, dan
feeling of worth. Salah satu komponen yaitu feeling of belonging dihasilkan pada
saat seseorang menjadi anggota suatu kelompok tertentu, atau pada saat ia sudah
tiojftk menjadi anggota kelompok tersebut. Cheng mengasumsikan remaja anggota
fans. Club memiliki harga diri yang rendah, sehingga ia ingin meningkatkan harga
dirjtjya dengan cara memperoleh kebanggaan dari fans club yang dimasukinya,
sefja mencapai status dan respek dari teman sebaya melalui item-item yang
d/hubungkan dengan idola dan dalam beberapa kasus denagn mengimitasi
i.dplanya.
Penelitian ini mencoba-untuk mendapatkan gambaran harga diri remaja
anggota fans club dibandingkan dengan remaja anggota fans club. Melihat belum
adanya penelitian yang khusus membahas aspek harga diri remaja anggota fans
club di Jakarta. Ada tiga teori besar yang mendasari penelitian ini, yaitu teori
perkembangan remaja, teori yang berhubungan dengan fans, dan teori harga diri.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitaif yang bersifat deskriptif,
melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner Sel f Esteem Inventory dari
Coopersmith (1967) versi lengkap 58 item pada subyek 50 remaja anggota fans
club dan 50 remaja bukan anggota fans club.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa harga diri remaja anggota fans club
secara signifikan lebih rendah daripada remaja yang bukan anggota. Untuk
penelitian selanjutnya, disarankan agar membandingkan faktor jenis kelamin
subyek untuk melihat adakah perbedaan harga diri diantara kelompok tersebut,
dikarenakan subjek dalam penelitian ini yang sebagian besar berjenis kelamin
perempuan, diduga menyebabkan hasil penelitian menjadi bias sebab dari
sejumlah penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa harga diri remaja
perempuan lebih rendah daripada remaja laki-laki disebabkan oleh berbagai
faktor, walaupun penelitian lain menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Selain
itu, faktor usia dan tingkat pendidikan dicurigai turut memberikan efek terhadap
hasil yang didapat, sehingga disarankan untuk menyamakan usia subyek pada
kedua kelompok (misalnya remaja awal dengan remaja awal).
Disarankan juga untuk melengkapi metode pengumpulan data dengan
wawancara mendalam untuk mengetahui apakah benar harga diri anggota fans
club tersebut rendah sehingga memotivasinya untuk memasuki fans club untuk
meningkatkan harga dirinya. Saran praktisnya adalah anggota fans club
sepatutnyalah diberikan dukungan emosional dan sosial oleh keluarga dan
lingkungan terdekatnya."
2002
S3166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Fajrian
"Skripsi ini merupakan hasil karya etnografi yang memberi pemahaman akan kedalaman makna tentang kebudayaan dalam rangka pemosisian diri sebuah komuniti di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kedalaman makna yang dimaksud pun tidak hanya berbicara tentang bagaimana mengupas bentukan dari komuniti tersebut, melainkan juga pada pemahaman akan corak dari sebuah kebudayaan yang sedang bekerja di dalamnya. Singkatnya, skripsi ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara kerja sebuah bentuk kebudayaan dalam keterkaitannya dengan eksistensi sebuah komuniti. Adapun komuniti yang dimaksud bernama Endiru Team, yang merupakan salah satu dari bentuk komuniti cosplay yang ada di Jakarta.
Terlahir dari sebuah kegemaran akan produk anime, manga, dan video game asal Jepang, komuniti Endiru Team melakukan sebuah pergerakan dalam upaya pemosisian diri di tengah-tengah kehidupan masyakarat Jakarta. Berkenaan dengan hal ini, Endiru Team melakukan usaha pemosisian diri tersebut melalui kegiatan pameran dan peragaan kostum bernama cosplay yang telah berlangsung hampir selama delapan tahun lamanya. Dengan menampilkan kegiatan pameran dan peragaan kostum cosplay yang berkaitan erat dengan dunia hiperrealitas dan abstraksi pembayangan, tibalah saat bagi Endiru Team untuk menyongsong era dunia baru berupa simulakra.
Sebagai bahan acuan, peragaan kostum cosplay dari Endiru Team sarat akan pada bentukan sebuah corak kebudayaan penggemar seperti yang diargumentasikan oleh Jin-Shiow Chen. Akan tetapi, apabila lebih dipahami dan dikupas dengan lebih mendalam, sebuah ranah budaya cosplay tidak berhenti saja sampai di titik argumentasi Chen tersebut. Ada faktor penting lain yang mengisyaratkan bahwa Endiru Team sangat terkait erat dengan masyarakat yang tidak hanya menjadi penggemar melainkan malah menarik para audiens untuk menjadi penggemarnya.

This thesis is an ethnographic work that gives a depth an understanding of cultural meanings in the context of positioning themselves in the center of society life. The depth of the intended meanings were not just talking about how to peel the formation of the community, but also on understanding the pattern of a culture that was working on it. In summary, this thesis will explain about how the workings of cultural form in association with the existence of a community. The community is called Endiru Team, which is one of the forms of cosplay community in Jakarta.
Born from the passion of Japanese anime, manga, and video games products, Endiru Team in an effort to make a movement of positioning themselves in the middle of Jakarta society. In this regard, Endiru Team positioning themselves through exhibitions and demonstrations called cosplay costume that has lasted for almost eight years old. With exhibitions and demonstrations featuring cosplay costumes are closely related to the world of hyperreality and abstract imagery, it is the time for Endiru Team to face the new world era of simulacra.
As a reference material, the demonstrations of Endiru Team cosplay costumes is full of cultural patterns in the formation of a fan culture as argued by Jin-Shiow Chen. However, if better understood and more in depth-peel, a realm cosplay culture did not just stop until Jin-Shiow Chen?s point of view. There are other trivial factor which is suggest that Endiru Team is closely related to people who not only became a fan, but instead draw the audiences to become their fans."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Church, Austin
New York: Robert E. Krieger Publishing Company, 1972
621.63 CHU c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Armani
"Penelitian ini tentang hubungan dibalik makna dan loyalitas yang terbina dalam fandom Carat sebagai seorang penggemar grup K-Pop Seventeen. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam, observasi partisipan yang dilakukan kepada Carat yang sudah tergabung minimal tiga tahun serta didukung oleh metode otoetnografi untuk membantu menyelaraskan interpretasi dari hasil temuan dengan pengalaman pribadi. Hasil penelitian pada lima Carat ini menunjukan bahwa mereka yang menjadi seorang penggemar adalah mereka yang memiliki obsesi, memiliki keterikatan secara emosional sehingga gabungan keduanya dapat menghasilkan hubungan yang kompleks antara Carat dengan Seventeen. Lebih lanjut lagi, hubungan kompleks ini merujuk kepada bagaimana makna dan loyalitas dapat dilihat sebagai fondasi dari kontinuitas fandom Carat. Keberadaan Seventeen bagi para Carat sendiri tercermin melalui empat fungsi makna yaitu, (1) Seventeen menjadi representasi atas momen dalam hidup Carat, (2) Seventeen dapat membimbing Carat, (3) Seventeen menjadi role model Carat,(4)Seventeen dapat menggugah perasaan. Loyalitas di sisi lain, sangat bergantung pada keterlibatan emosional yang berperan penting dalam memicu rasa peduli, afiliasi dan dedikasi para Carat. Loyalitas mampu mendobrak para Carat untuk melakukan sesuatu di luar yang biasa dilakukan dan dinilai sebagai wujud dedikasi mereka kepada Seventeen. Hal unik lainnya yang ditemukan adalah betapa besar dampak personal yang dirasakan oleh masing-masing informan selama menyukai Seventeen.

This study will explore the relationships behind the meanings and loyalties built into Carat's fandom as a fan of the K-Pop group Seventeen. The research employs three methods: in-depth interviews, participant observation conducted with Carat, and otoethnography. The latter method is used to harmonise the interpretation of the findings with personal experience. The research findings on five Carats clearly show that those who become fans are those who have an obsession and an emotional attachment. This combination produces a complex relationship between Carat and Seventeen. Furthermore, this complex relationship demonstrates how meaning and loyalty are the foundation of Carat's fandom continuity. Seventeen plays a significant role in Carat's life. It represents moments in Carat's life, guides Carat, acts as a role model, and evokes feelings. Loyalty, on the other hand, relies heavily on emotional engagement, which is the key to triggering Carat's sense of care, affiliation, and dedication. Loyalty motivates Carat to go above and beyond, demonstrating a dedication to Seventeen that is unparalleled. Another striking finding was the personal impact each informant felt when liking Seventeen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>