Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haekel Prashatya
Abstrak :
[ABSTRAK
Studi ini mempelajari niat membeli produk resmi pada penggemar serta peran kegemaran itu sendiri sebagai moderator antara niat membeli produk umum dan spesifik (terkait kegemaran), ditengah maraknya pembajakan dan tantangan seperti perbedaan budaya khususnya untuk produk luar. Model TPB (Theory of Planned Behavior) yang diajukan Ajzen (1991) digunakan dalam menjelaskan kecenderungan tingkah laku ini. Studi dilakukan pada beberapa komunitas penggemar budaya pop Jepang (anime-manga) lewat kuesioner fisik dan online, menunjukkan TPB dapat menjelaskan niat membeli produk resmi namun kegemaran tidak memoderasi kekuatan hubungan antara niat membeli produk resmi dan umum. ABSTRACT
Theory of planned behavior (TPB) model (Ajzen, 1991) was used in present study to examine the intention to purchase official goods in fans and the role of fan (liking) itself as moderator between intention to buy general and specific goods (related to liking), regardless of digital piracy and challenges in purchasing foreign goods. Research was conducted through paper-and-pencil and online questionnaire to Japanese pop culture fans, especially anime-manga, suggested that TPB could explain the intention to purchase official goods but liking failed to moderate the relationship between general and specific intention to purchase official goods., Theory of planned behavior (TPB) model (Ajzen, 1991) was used in present study to examine the intention to purchase official goods in fans and the role of fan (liking) itself as moderator between intention to buy general and specific goods (related to liking), regardless of digital piracy and challenges in purchasing foreign goods. Research was conducted through paper-and-pencil and online questionnaire to Japanese pop culture fans, especially anime-manga, suggested that TPB could explain the intention to purchase official goods but liking failed to moderate the relationship between general and specific intention to purchase official goods.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Xaverius Pradhipta Surya
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Praktik fan culture tentunya banyak mengalami perkembangan akibat perkembangan teknologi komunikasi. Kajian ini memberikan gambaran tentang proses konsumsi dan produksi yang dilakukan oleh fandom Sepak Bola Jakarta yang merupakan pendukung Persija Jakarta di era digital. Peneliti menemukan bahwa Soccer Jakarta memiliki beragam produk yang ditunjukkan dengan berbagai jenis saluran media yang digunakan oleh fandom Sepak Bola Jakarta. Produk-produk Soccer Jakarta diidentifikasikan menjadi dua jenis besar, yaitu digital dan fisik dan beroperasi bukan berdasarkan keinginan mencari untung dan bergerak hanya berdasarkan kecintaan mereka pada Persija Jakarta sehingga dapat dikatakan telah melakukan praktik penggemar sebagai buruh. ......This research is a research that uses a qualitative method using a case study approach. The practice of fan culture has certainly undergone many developments due to the development of communication technology. This study provides an overview of the consumption and production processes carried out by the Jakarta Football fandom who are supporters of Persija Jakarta in the digital era. Researchers found that Soccer Jakarta has a variety of products which are indicated by the various types of media channels used by the Jakarta Soccer fandom. Soccer Jakarta's products are identified into two major types, namely digital and physical and operate not based on the desire to make profit and move only based on their love for Persija Jakarta so that it can be said that they have practiced fans as laborers.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aryastianto Seno Prakoso
Abstrak :
Sebagai suatu elemen pemenuh kebutuhan manusia, komunikasi memiliki peran penting didalamnya. Mulai dari tahap individual, sampai pada tingkatan organisasional, komunikasi diibaratkan sebagai tanah dalam suatu ladang persawahan. Pentingnya keberadaan elemen tersebut juga dibutuhkan pada suatu proses pembelajaran (dalam organisasi), dimana hal tersebut merupakan fokus kajian dari penelitian ini. United Army, adalah organisasi yang menjadi subjek penelitian ini, dimana organisasi tersebut merupakan organisasi penggemar klub Manchester United yang resmi, karena keberadaannya diakui oleh pihak terkait (Manchester United Football Club). Pada dasarnya, tumbuh kembangnya organisasi erat kaitannya dengan bagaimana organisasi belajar untuk mendapatkan pengetahuannya. Pembelajaran ini disebut dengan organizational learning, dimana maksud dari proses ini adalah untuk mendapatkan apa yang disebut dengan organizational knowledge. Pada proses tersebut, terdapat suatu perpindahan pengetahuan dari satu titik ke titik lain, proses ini disebut dengan knowledge transfer. Mulai dari pertemuan seorang penggemar dengan benda-benda bersejarah yang terdapat di sekretariat United Army, sampai dengan menghadiri ?prosesi nonton bareng?, proses perpindahan (knowledge) terjadi. Pada kegiatan itu, termuat suatu proses perpindahan pengetahuan dari ?source-to-recipient?. Proses pembelajaran itu sendiri dapat terjadi secara individual, ataupun secara bersama-sama (Collaborative Learning). Menyadari pentingnya keberadaan para penggemar, pihak United Army menyediakan dua jalur sebagai saranya bagi mereka untuk bertukar pikiran. Jalur Online dan Offline adalah jalur bagi para pihak terkait untuk dapat melakukan proses Collaborative Learning. Knowledge yang didapat melalui proses ini, kemudian melahirkan suatu tahap lanjut dari pembelajaran yang terjadi didalam organisasi. Suatu tahap dimana, Collaborative Advantages hadir sebagai ganjaran bagi siapapun yang mampu melakukan komunikasi dengan baik dan benar, serta proporsional. ......Communication takes a very important place in completing human?s basic needs. It starts in the individual stage, throughout the organizational stage in human?s everyday life. This thesis focuses on how communication, as an important element in human?s life, is also needed in organizational learning process. United army, as a subject of this research is an official (supporters) organization of Manchester United in Indonesia. The development of an organization is related on how it gains their knowledge; this process is called as organizational learning. In this process, knowledge transfer starts from the very first time fans visit the secretariat of United Army. Furthermore, organizational learning occurs when the ritual (nonton bareng) is being held. In this event, there is a process when knowledge is transferred from a person to another. This learning process might occur between individuals or collaboratively. It is called by collaborative learning. United Army provides two ways to operate their learning process. The knowledge gained from this process initiate a step further from the learning process that occurs in an organization. In that next step, collaborative advantages became the result of anyone who manage to communicate properly and proportionally.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Mutiara
Abstrak :
Tesis ini membahas pembentukan makna identitas dan sense of community antar suporter sepakbola Persija. Persija merupakan klub sepakbola yang termasuk klub papan atas pada Liga Indonesia dan memiliki banyak supporter di berbagai wilayah di Indonesia. Penelitian ini melihat proses pembentukan identitas sosial melalui interaksi sesama anggota komunitas dan sense of community yang dapat membentuk nilai yang dipedomani bersama sebagai komunitas Jakmania wilayah Depok (Outsiders) sehingga mempertahankan minat yang kuat pada citra diri ketika bersama dengan anggota yang memiliki perspektif sama. Teori identitas sosial Tajfel dan Turner (1986) menyatakan bahwa individu menggunakan asosiasi kelompok untuk memproyeksikan citra diri yang positif. Basking in reflected glory (BIRG) dan cutting off reflected failure (CORF) adalah beberapa perilaku komunikasi yang diidentifikasi dalam literatur. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan mengumpulkan data dari narasumber yang dijadikan informan dan memakai metode studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa identitas sosial setiap anggota dapat terbentuk melalui proses Basking in reflected glory (BIRG) ketika menang dan cenderung tidak mengalami cutting off reflected failure (CORF) ketika kalah. Mereka memahami, mengidentifikasi, dan tidak merasa malu terhadap penggunaan atribut komunitas. ......This thesis discusses the formation of the meaning of identity and sense of community among Persija football supporters. Persija is a football club that is one of the top clubs in the Indonesian League and has many supporters in various regions in Indonesia. This study looks at the process of forming social identity through the interaction of fellow community members and a sense of community that can form shared values as the Jakmania community in the Depok area (Outsiders) so that they can maintain a strong interest in self-image when surrounded by colleagues with the same perspective. Tajfel and Turner's (1986) social identity theory states that individuals use group associations to project a positive self-image. Basking in reflected glory (BIRG) and cutting off reflected failure (CORF) are some of the communication behaviors identified in the literature. This research is descriptive in nature by collecting data from sources who are used as informants and using case study methods. Data collection techniques using interviews and observation. The results of this study found that the social identity of each member can be formed through the Basking in reflected glory (BIRG) process when they win and tend not to experience cutting off reflected failure (CORF) when they lose. They understand, identify, and take pride in using community attributes
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilany Widiasari
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja adalah suatu periode transisi dimana terjadin peralihan masa kanak-kanak ke masa dewasa. Sejalan dengan periode remaja sebagai periode transisi, terlihat gejala-gejala yang menunjukkan bahwa remaja berupaya melahirkan suatu budaya remaja khusus dan mencerminkan orisinalitas identitas mereka sebagai anak muda. Berkaitan dengan budaya tersebut terdapat suatu aktifitas kultural yang secara universal banyak memberikan kontribusi pada keseharian remaja yaitu musik. Dalam proses interaksional kultur musik, seseorang yang menciptakan atau memainkan suatu aliran musik tertentu dapat menjadikan dirinya idola kharismatik dimata penggemar musik tersebut (Garrison dalam Hanurawan, 1993). Para artis idola tersenut menyadari bahwa penggemar adalah aset yang berharga dan bernilai tinggi, sehingga belakangan ini muncul fenomena baru yaitu maraknya fans club (klub penggemar) dan anggotanya sebagian besar adalah remaja. Dari hasil penelitian Cheng, S. T (1997) di Hongkong, didapatkan adanya perbedaan harga diri yang signifikan antara remaja yang menjadi anggota fans club dengan remaja yang tidak menjadi anggota fans club. Harga diri terdiri dari tiga komponen harga diri yaitu feeling of belonging, feeling of competence, dan feeling of worth. Salah satu komponen yaitu feeling of belonging dihasilkan pada saat seseorang menjadi anggota suatu kelompok tertentu, atau pada saat ia sudah tiojftk menjadi anggota kelompok tersebut. Cheng mengasumsikan remaja anggota fans. Club memiliki harga diri yang rendah, sehingga ia ingin meningkatkan harga dirjtjya dengan cara memperoleh kebanggaan dari fans club yang dimasukinya, sefja mencapai status dan respek dari teman sebaya melalui item-item yang d/hubungkan dengan idola dan dalam beberapa kasus denagn mengimitasi i.dplanya. Penelitian ini mencoba-untuk mendapatkan gambaran harga diri remaja anggota fans club dibandingkan dengan remaja anggota fans club. Melihat belum adanya penelitian yang khusus membahas aspek harga diri remaja anggota fans club di Jakarta. Ada tiga teori besar yang mendasari penelitian ini, yaitu teori perkembangan remaja, teori yang berhubungan dengan fans, dan teori harga diri. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitaif yang bersifat deskriptif, melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner Sel f Esteem Inventory dari Coopersmith (1967) versi lengkap 58 item pada subyek 50 remaja anggota fans club dan 50 remaja bukan anggota fans club. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa harga diri remaja anggota fans club secara signifikan lebih rendah daripada remaja yang bukan anggota. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar membandingkan faktor jenis kelamin subyek untuk melihat adakah perbedaan harga diri diantara kelompok tersebut, dikarenakan subjek dalam penelitian ini yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan, diduga menyebabkan hasil penelitian menjadi bias sebab dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa harga diri remaja perempuan lebih rendah daripada remaja laki-laki disebabkan oleh berbagai faktor, walaupun penelitian lain menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Selain itu, faktor usia dan tingkat pendidikan dicurigai turut memberikan efek terhadap hasil yang didapat, sehingga disarankan untuk menyamakan usia subyek pada kedua kelompok (misalnya remaja awal dengan remaja awal). Disarankan juga untuk melengkapi metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam untuk mengetahui apakah benar harga diri anggota fans club tersebut rendah sehingga memotivasinya untuk memasuki fans club untuk meningkatkan harga dirinya. Saran praktisnya adalah anggota fans club sepatutnyalah diberikan dukungan emosional dan sosial oleh keluarga dan lingkungan terdekatnya.
2002
S3166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Armani
Abstrak :
Penelitian ini tentang hubungan dibalik makna dan loyalitas yang terbina dalam fandom Carat sebagai seorang penggemar grup K-Pop Seventeen. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam, observasi partisipan yang dilakukan kepada Carat yang sudah tergabung minimal tiga tahun serta didukung oleh metode otoetnografi untuk membantu menyelaraskan interpretasi dari hasil temuan dengan pengalaman pribadi. Hasil penelitian pada lima Carat ini menunjukan bahwa mereka yang menjadi seorang penggemar adalah mereka yang memiliki obsesi, memiliki keterikatan secara emosional sehingga gabungan keduanya dapat menghasilkan hubungan yang kompleks antara Carat dengan Seventeen. Lebih lanjut lagi, hubungan kompleks ini merujuk kepada bagaimana makna dan loyalitas dapat dilihat sebagai fondasi dari kontinuitas fandom Carat. Keberadaan Seventeen bagi para Carat sendiri tercermin melalui empat fungsi makna yaitu, (1) Seventeen menjadi representasi atas momen dalam hidup Carat, (2) Seventeen dapat membimbing Carat, (3) Seventeen menjadi role model Carat,(4)Seventeen dapat menggugah perasaan. Loyalitas di sisi lain, sangat bergantung pada keterlibatan emosional yang berperan penting dalam memicu rasa peduli, afiliasi dan dedikasi para Carat. Loyalitas mampu mendobrak para Carat untuk melakukan sesuatu di luar yang biasa dilakukan dan dinilai sebagai wujud dedikasi mereka kepada Seventeen. Hal unik lainnya yang ditemukan adalah betapa besar dampak personal yang dirasakan oleh masing-masing informan selama menyukai Seventeen. ......This study will explore the relationships behind the meanings and loyalties built into Carat's fandom as a fan of the K-Pop group Seventeen. The research employs three methods: in-depth interviews, participant observation conducted with Carat, and otoethnography. The latter method is used to harmonise the interpretation of the findings with personal experience. The research findings on five Carats clearly show that those who become fans are those who have an obsession and an emotional attachment. This combination produces a complex relationship between Carat and Seventeen. Furthermore, this complex relationship demonstrates how meaning and loyalty are the foundation of Carat's fandom continuity. Seventeen plays a significant role in Carat's life. It represents moments in Carat's life, guides Carat, acts as a role model, and evokes feelings. Loyalty, on the other hand, relies heavily on emotional engagement, which is the key to triggering Carat's sense of care, affiliation, and dedication. Loyalty motivates Carat to go above and beyond, demonstrating a dedication to Seventeen that is unparalleled. Another striking finding was the personal impact each informant felt when liking Seventeen.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Halim
Abstrak :
Dengan menggunakan pemikiran Henry Jenkins, skripsi ini membahas kelompok Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP), pendukung politisi Joko Widodo (Jokowi) sebagai sebuah bentuk fandom dan fan activism. Aktivitas fandom yang dilakukan antara lain pengetahuan mendalam tentang Jokowi disertai upaya mencari tahu informasi terbaru tentang Jokowi, serta terdapatnya ikatan emosional terhadap sosok Jokowi hingga tahap merubah identitas. Motivasi untuk bergabung dengan Bara JP sangat didasari oleh pemuasan emosional seperti nasionalisme. Terbentuknya fan activism Bara JP didorong oleh teknologi Facebook, anggota Bara JP yang memiliki pengalaman dalam pergerakan dan keahlian beragam. ...... Using Henry Jenkins work, this literature tries to understand Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) 2014, the supporter group for politician Joko Widodo (Jokowi), as fandom and fan activism. This studies shows that Bara JP fandom activity including collecting extensive and latest information on Jokowi and forming emotional attachment to the extend of changing one identity. Emotional gratification such as nationalism is informant main reason to join the movement. Facebook technology and the involvement of priviledged actor with wide range of experience and skill forms Bara JP as fan activism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqy Obindias
Abstrak :
Penelitian di bidang perkapalan pada umumnya berfokus dengan tujuan pengurangan hambatan pada kapal. Pada penelitian ini memfokuskan pada perancangan suatu alat yang bertujuan mengurangi hambatan pada kapal yaitu duct vane. Duct vane adalah suatu alat yang berfungsi untuk memberikan lift pada bagian belakang kapal dan memfokuskan aliran air ke arah propeller. Dasar teori perancangan duct vane berdasarkan dua teori utama yaitu teori hydrofoil dan teori Wake Equalizing Duct WED. Penelitian penggunaan duct vane dilakukan pada kapal model pelat datar berlambung semi trimaran dengan uji kecepatan berbasis remote control dengan beberapa variasi beban muatan yaitu sebesar 250 dan 500 gram. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan duct vane pada kecepatan kapal tersebut. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa rata-rata persentase kenaikan kecepatan pada kapal yang menggunakan duct vane adalah 41 pada semua kondisi pembebanan dan rata-rata persentase pengurangan hambatan pada kapal yang menggunakan duct vane adalah 41,2 dari semua kondisi pembebanan Dari nilai tersebut, disimpulkan bahwa penggunaan duct vane pada kapal pelat datar berlambung semi trimaran dapat mengurangi hambatan kapal sesuai dengan teori yang ada.
Research in the field of shipping generally focuses on the purpose of reducing resistance of ship. In this study focuses on the design of a tool that aims to reduce the resistance on the vessel duct vane. Duct vane is a device that serves to provide lifts on the rear of the ship and focus the flow of water toward the propeller. Basic theory of duct vane design based on two main theories which is hydrofoil theory and theory of Wake Equalizing Duct WED. Research on the use of duct vane was done on the ship model of flat plate with semi trimaran hull with remote controlled speed test with some variation of load of 250 and 500 gram. This study was conducted to find out how big the effect of adding duct vane at the speed increasement of the vessel. The result of the research shows that the average percentage of speed on vessels using ductvane is 41 in all loading conditions and the mean percentage reduction of resistance on vessels using duct vane is 41.2 of all loading conditions Of the value, it was concluded that the use of duct vane on a flat plate ship with semi trimaran hull can reduce the ship 39 s resistance according to existing theory.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiila Aliifah Ihsan
Abstrak :
Di Indonesia, citra pendukung sepak bola dianggap menjadi permasalahan bangsa dikarenakan perilaku mereka yang seringkali melakukan tindak kekerasan, kerusuhan hingga jatuhnya korban jiwa. Perilaku kerumunan pendukung sepak bola tersebut dapat diteliti secara spasial dengan mengetahui latar belakang identitas, bagaimana kerumunan memaknai ruang mereka di dalam stadion sehingga pemaknaan ruang itu dapat mempengaruhi kerumunan dalam melakukan aktivitas dan atribut yang mereka tunjukan. Pergerakan mereka saat memasuki stadion hingga selesai keluar dari area stadion juga dipengaruhi bagaimana tahapan kerumunan berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam dengan para pelaku kerumunan pendukung sepak bola Persija yang sebelumnya mewancarai gate keeper untuk kemudian dapat menetapkan kriteria informan yang ingin diwawancarai. Triangulasi data dengan menvalidasi informasi melakui kajian pustaka, hasil observasi lapangan, dan jawaban informasi lain mengenai topik yang serupa. Hasil pada perilaku spasial yang terjadi pada kerumunan massa sepak bola Persija atau The Jakmania terlihat dari perbedaan karakteristik pada kelompok-kelompok kerumunan yang terbentuk di dalam stadion yang terbagi atas paham Ultras yang berada di utara yaitu Curva Nord, selatan yaitu Outsider atau The Jakmania yang berasal dari luar Jakarta. Paham lokal, Hooligan dan kelompok kerumunan yang memilih menonton pada tribun VIP atau VVIP. Tribun utara dan timur yang terdapat kerumunan paham Ultras dan lokal memiliki kecenderungan mendominasi di dalam stadion disebabkan identitas kedaerahan Jakarta memiliki peran yang penting dalam kepemilikan ruang. Pergerakan pendukung dari luar stadion gelora bung karno kedalam atau sebaliknya dipengaruhi bagaimana jenis kerumunan saat itu menurut teori Gustav Le Bon. Sehingga akhirnya dapat dihasilkan penelitian berupa gambaran deskiptif bagaimana kerumunan massa The Jakmania berperilaku secara spasial.
In Indonesia, the image of football support is considered a nations problem because of their behavior that often commit acts of violence, riots to the fall of casualties. The behavior of the crowd supporters of the football can be researched spatially by knowing the background of the identity, how the crowd will interpret their space in the stadium so that the use of the space can affect the crowd in doing The activities and attributes they demonstrate. Their movement when entering the stadium to finish out of the stadium area was also influenced by how the crowd took place. This research uses qualitative methods. Data collection techniques conducted in this study using the method of field observation, in-depth interview with the perpetrators of the crowd supporter football Persija who previously led the gate keeper to then be able to set the criteria The informant you want to interview. Triangulating data by validating information in the study of libraries, field observations, and other information on similar topics. The result of the spatial behavior that occurred in the mass crowd football of Persija or The Jakmania is seen from the difference of characteristic in the crowd groups that are formed in the stadium that is divided into the northern understanding of Ultras, namely Curva Nord, south of Outsider or The Jakmania originating from outside Jakarta. Local understanding, Hooligan and the crowd who chose to watch on a VIP stand or VVIP. The north and eastern stands that have a crowd of Ultras and local understanding have a dominant tendency in the stadium due to the regional identity of Jakarta has an important role in space ownership. The movement of supporters from outside the Stadium Gelora Bung Karno or otherwise influenced how the type of crowd then according to the theory of Gustav Le Bon. So that The research can finally be produced in The form of a picture of how mass crowd Jakmania behaves spatially.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>