Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Moh. Nurgiri
Abstrak :
[Skripsi ini mengaji akses Petani Desa Nunuk atas lahan sawah. Akses atas lahan sawah sebagai perwujudan kemampuan petani untuk mendapatkan manfaat dari lahan sawah menjadi fokus kajian sebab petani sangat menggantungkan hidupnya pada penghasilan yang diperoleh dari lahan sawah. Sementara itu, luas lahan yang tersedia di dalam wilayah administrasi Desa Nunuk sangat terbatas dan telah dimiliki oleh petani-petani kaya. Manfaat dari lahan sawah diperoleh melalui dua cara. Pertama, dengan cara menggarap lahan sawah melalui strategi yang diatur dalam pranata perolehan hak garap lahan sawah. Kedua, dengan cara menjadi tenaga kerja atau buruh tani di lahan sawah petani penggarap yang diatur dalam pranata pengaturan kerja yang berlaku. Akses buruh tani atas lahan sawah dipengaruhi oleh keputusan petani penggarap dalam menentukan pengaturan kerja di lahan sawah garapannya. Petani memilih strategi yang paling rasional untuk memperoleh akses atas lahan sawah. Pilihan rasional petani tersebut tidak hanya dipengaruhi pertimbangan dalam hal ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dalam konteks sosial-budaya masyarakat setempat. ......This thesis examines farmers’ access to paddy fields in the village of Nunuk, Lelea District, Indramayu Regency. Access to paddy fields as the ability of farmers to benefit from the paddy fields becomes the focus of study because farmers rely heavily on the revenue generated from the paddy fields. Meanwhile, the available paddy fields is limited and is owned by wealthy farmers. Benefits of paddy fields are obtained in two ways. First, by way of cultivating paddy fields with the access set in the institution of right to cultivate. Second, by way of labour or farm-working in paddy fields, set up in a working arrangements. Farmworkers’ access to paddy fields will be affected by the decision of farmers in determining occupational settings in their paddy fields. Farmers would choose the most rational strategy to gain access to paddy fields. Farmers’ rational choice determining strategy to gain access to paddy fields are not only based in economic terms, but also influenced by factors that existing in their socio-cultural environment., This thesis examines farmers’ access to paddy fields in the village of Nunuk, Lelea District, Indramayu Regency. Access to paddy fields as the ability of farmers to benefit from the paddy fields becomes the focus of study because farmers rely heavily on the revenue generated from the paddy fields. Meanwhile, the available paddy fields is limited and is owned by wealthy farmers. Benefits of paddy fields are obtained in two ways. First, by way of cultivating paddy fields with the access set in the institution of right to cultivate. Second, by way of labour or farm-working in paddy fields, set up in a working arrangements. Farmworkers’ access to paddy fields will be affected by the decision of farmers in determining occupational settings in their paddy fields. Farmers would choose the most rational strategy to gain access to paddy fields. Farmers’ rational choice determining strategy to gain access to paddy fields are not only based in economic terms, but also influenced by factors that existing in their socio-cultural environment.]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seniti Prawira
Abstrak :
Penelitian ini mempelajari posisi perempuan petani kopi dalam menjalankan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Studi ini bertujuan untuk memperlihatkan kerja perempuan yang seringkali tidak terlihat dan dihargai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan menggunakan kerangka teori ekonomi politik feminis, dan teori akses dengan perspektif feminis sebagai lensa analisis. Hasil penelitian menujukan kehidupan perempuan petani kopi di Desa Tribudisyukur tidak dapat dilepaskan dari kesehariannya melakukan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Kerja perempuan dalam reproduksi sosial di ranah keluarga inti, keluarga besar dan komunitas memiliki kontribusi yang signifikan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan sistem produksi kopi. Untuk menjalankan kerja tersebut, relasi perempuan petani kopi dengan sesama perempuan serta keanggotannya dalam organisasi membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan reproduksi sosial. Selain itu, perempuan memiliki strategi dan negosiasinya untuk menjalankan kerja reproduksi sosial di keseharian mereka. Dalam menjalankan sistem produksi kopi, perempuan membutuhkan akses atas lahan, modal, dan pasar. Akan tetapi, akses mereka atas sistem produksi kopi sangat dipengaruhi oleh dinamika relasi kuasa dari berbagai lapisan relasi sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan produksi kopi tidak dapat berjalan tanpa kerja reproduksi sosial yang dikerjakan perempuan petani kopi di keseharian mereka. Penelitian ini merekomendasikan agar perempuan petani kopi diposisikan sebagai subjek dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan terkait produksi kopi. ......This research examines how women farmers do social work and coffee production. This research aims to show the work of women who are often not seen and appreciated. This study uses a qualitative approach and uses a feminist political economy theory framework and access theory with a feminist perspective as the lens of analysis. The results showed that the lives of the women coffee farmers in Tribudisyukur Village were inseparable from their daily social reproduction and coffee production activities. The role of women in social groups in the realm of the nuclear family, extended family, and society has a significant contribution to the coffee production systems sustainability. The relations of women coffee farmers with other women and their membership in organizations help them meet social reproduction needs to carry out this work. Also, women have strategies and negotiations to carry out social reproduction work in everyday life. In running a coffee production system, women need access to land, capital, and markets. However, their access to the coffee production system is very reliable by the dynamics of power relations from various layers of social relations. This studys conclusions indicate that coffee production cannot be carried out without women coffee farmers social reproduction work in their daily lives. This study aims to position women, coffee farmers, as subjects in making decisions related to coffee production.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharsjah
Abstrak :
Kabupaten Dati II Serang mempunyai luas sawah 63339.32 ha atau 33,56% dari luas wilayah kabupaten dengan tingkat kesuburan tanah relatif dari sedang sampai baik. Keadaan ini ditunjang dengan posisinya yang dekat dengan lbu Kota Negara sehingga dapat memudahkan pemasaran hasil - hasil pertanian baik di wilayah sendiri maupun ke luar wilayah Kabupaten Dati II Serang. Namun jika dibandingkan luas tanah sawah dengan jumlah petani yang memiliki tanah sawah di Kabupaten Dati II Serang, rata- rata petani di kabupaten tersebut tergolong petani gurem. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dikemukakan sebagaiberikut: 1. Bagaimanakah taraf hidup petani di Kabupaten Serang ? 2. Apakah faktor pengairan, frekwensi kunjungan penyuluhan dan keadaan fisik mempengaruhi taraf hidup petani ? Batasan - batasan dalam penulisan ini adalah : - Taraf hidup petani adalah tingkat kemampuan petani untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum dari penghasilannya mengolah tanah sawah. - Petani adalah orang yang mata pencaharian utamanya bekerja dengan cara menanam atau memelihara tanaman pangan di sawah ( padi dan palawija) dengan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau memperoleh pendapatan atau keuntungan atas resiko sendiri dan bukan sebagai buruh atau kuasa usaha (BPS). Dalam penulisan penelitian ini yang dimaksud petani adalah khusus hanyalah petani pemilik, petani penggarap dan buruh tani tidak dimasukkan ke dalam tulisan ini. Sawah adalah tanah yang berpematang,sering digenangi air, dengan tujuan utama ditanami padi dan atau bergiliran dengan palawija. Untuk mengetahui tingkatan taraf hidup petani ini di hitung berdasarkan pendapatan per kapita per tahun dari keluarga petani yang dinyat akan dengan jumlah setara dengan beras,yaitu I. A K = X. r Taraf K = taraf hidup rumah tangga petani I = pendapatan bersih petani tanah sawah (rp/ha/th) A = luas rata - rata tanah sawah setiap rumah tangga petani (ha) r = rata - rata jumlah anggota keluarga tiap rumah tangga petani. X = nilai harga beras sebesar 240 kg Apabila nilai : - K < 1 disebut sebagai kelompok petani miskin sekali, dengan pendapatan per kapita per tahun kurang dari 180 kg setara beras. - K = 0,6- 1 disebut sebagai kelompok petani miskin, dengan pendapatan per kapita per tahun antara 180 - 240 kg setara dengan beras. - K = 1 - 1,6 disebut kelompok petani hampir miskin, dengan pendapatan perkapita per tahun antara 240- 320 kg setara dengan beras. - K > 1 ,6 disebut kelompok petani cukupan, dengan pendapatan perkapita pertahun lebih besar dari 320 kg setara dengan beras. Untuk menjelaskan faktor - faktor yang paling berpengaruh terhadap taraf hidup petani dilakukan korelasi peta. Dari hasil analisa maka ringkasan penelitian ini adalah: 1. Taraf hidup petani di Kabupaten Serang lebih banyak terdapat pada golongan miskin sekali dengan persentase 43,3 % atau 13 kecamatan. Untuk golongan taraf hidup petani yang cukup terdapat di 5 kecamatan atau 16,7% dari seluruh kecamatan. Sedangkan 40% lainnya termasuk dalam golongan petani yang taraf hidupnya miskin dan hampir miskin. 2. a: Taraf hidup petani cenderung semakin baik bila berada pada kondisi wilayah dengan kepadatan pengairan yang padat, frekwensi kunjungan penyuluhan yang tinggi, kemiringan lereng 0- 2% dan ketinggian antara 3-25m dpl. b. Dari keempat faktor yaitu kepadatan pengairan, frekwensi kunjungan penyuluhan, ketinggian dan lereng temyata yang paling berpengaruh terhadap taraf hidup petani tanah sawah padi dan palawija di Kabupaten Serang adalah faktor kepadatan pengairan. Hal ini .disebabkan tingkat klasifikasi yang sesuai antara taraf hidup petani padi dan palawija dengan kepadatan pengairan lebih besar jumlahnya ( 53,3% ) dibandingkan ke tiga faktor lainnya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Arpai
Abstrak :
ABSTRAK
Masyarakat yang bekerja di sektor pertanian menghadapi tantangan, terlepas sektor pertanian merupakan penyumbang utama Produk Domestik Bruto Nasional dan sebagai profesi strategis di daerah pedesaan. Penelitian ini menggunakan teori Peter Evans yang melihat kehidupan ekonomi tidak berdiri sendiri, melainkan saling melekat antara aktor baik aktor pemerintah, ekonomi, maupun masyarakat sipil. Studi ini memfokuskan untuk menjelaskan peran dari upaya ketiga aktor dalam hal industri usaha pertanian padi di Desa Duriaasi, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dan studi dokumen kebijakan. Di banyak daerah kondisi ekonomi petani tidak mencerminkan kesejahteraan sosial tetapi penelitian ini menemukan fakta sebaliknya. Hasil penelitian menemukan bahwa pendapatan petani Desa Duriaasi lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi Sulawesi Tenggara yang sebesar Rp. 2.003.000 . Masyarakat petani mendapatkan keuntungan Rp. 11.270.000/hektar dalam satu kali musim tanam 4 bulan atau sekitar Rp. 2.817.500 setiap bulan. Peran dari ke tiga aktor seperti pemerintah yang telah memberikan bantuan berupa benih, ketersediaan pupuk, dan alat teknologi pertanian, serta peran dari pelaku ekonomi pedagang yang telah mambantu petani dengan memberikan pinjaman modal serta peran masyarakat sipil P3A dan lumbung pangan , dianggap berhasil dan mampu mewarnai perkembangan ekonomi masyarakat petani padi menjadi positif.
ABSTRACT
People who rely upon agriculture sector for a living, have been facing barriers, although this sector is a major contributor to National Gross Domestic Product as well as a strategic profession in rural areas. This research applies Peter Evans theory to see that the economic life is not independent, but it is embedded to each other among government and economic actors as well as civil society. This study focuses on explaining the roles of those three actors rsquo efforts in the rice farming industry in Duriaasi village, Wonggeduku sub district, Konawe regency, Southeast Sulawesi Province. This study uses qualitative approach as a research method through data collection technique by means of observation, in depth interview and policy documents review desk study . The social welfare of farmers rsquo economic condition is commonly not reflected in many areas, but this research has revealed a different fact. The result of this research found that farmers income in Duriaasi village is higher than provincial minimum wage in Southeast Sulawesi which is set at IDR 2.003.000. Farmers get a profit of IDR 11.270.000 hectare in one planting season every 4 months or about IDR 2.817.500 per month. Those three actors rsquo roles such as the government that has given some supports by supplying seeds, fertilizer and hi tech agriculture equipment , the economic actors merchant who have helped those farmers by providing capital loans, and civil society water users association P3A and barns , are considered successful and able to lead the economic development of rice farmers in a positive way.
2018
T51544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeleine Hart Filiapuspa
Abstrak :
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia telah menerapkan asuransi pertanian tradisional untuk mengatasi risiko gagal panen yang mungkin dihadapi oleh petani. Asuransi pertanian ini meru- pakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 mengenai Perlindun- gan dan Pemberdayaan Petani. Asuransi pertanian yang saat ini berlaku di Indonesia merupakan asuransi pertanian tradisional. Selain asuransi pertanian tradisional, terdapat asuransi jenis lain yaitu asuransi yang berbasis indeks curah hujan. Salah satu metode un- tuk perhitungan premi asuransi pertanian berdasarkan curah hujan adalah metode Black- Scholes. Metode Black-Scholes dapat digunakan karena terdapat kemiripan karakteristik antara opsi put dan asuransi. Untuk menerapkan perhitungan premi asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hujan, digunakan data curah hujan dan luas panen. Letak provinsi Banten yang strategis dan kekayaan alam yang melimpah menyebabkan Banten dapat menjadi lumbung padi nasional. Dalam pelaksanaan usaha tani, pertanian sangat erat kaitannya dengan curah hujan. Oleh karena itu, skripsi ini akan berfokus pada per- hitungan premi asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hujan. Risiko pertanian yang digunakan adalah kekeringan akibat rendahnya curah hujan yang mungkin dialami oleh petani. Uang pertanggungan pada asuransi pertanian berdasarkan rata-rata curah hu- jan ini akan dibayarkan apabila terjadi curah hujan di bawah parameter pemicu. Besar premi akan dihitung menggunakan metode Black Scholes yang biasa digunakan untuk menghitung harga opsi. Besar premi asuransi pertanian akan semakin besar apabila besar parameter pemicu semakin besar. Hal ini sesuai dengan sifat harga opsi yang meningkat bila strike price meningkat.
ABSTRACT
The Indonesian government has implemented a traditional crop insurance to address the risk of the crop failure that might be faced by farmers. This crop insurance is the im- plementation of Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pem- berdayaan Petani (the Protection and Empowerment of Farmers). The crop insurance which is currently applied in Indonesia is traditional crop insurance. In addition to the traditional crop insurance, there is another type of insurance, namely rainfall index based insurance. One of the methods for calculating crop insurance premiums based on rainfall is the Black-Scholes method. The Black-Scholes method can be used because there is similar characteristic between the put options and the insurance. To apply the calculation of agricultural insurance premiums based on average rainfall, rainfall and harvest area data are used. The strategic location of Banten province and abundant natural wealth can make Banten a national granary. In the implementation of farming, crop is very closely related to rainfall. Therefore, this paper will focus on calculation of the crop insurance premiums based on average rainfall. The crop risk used is drought due to the low rainfall that may be experienced by farmers. The sum insured on agricultural insurance based on this average rainfall will be paid in the event of rainfall under the trigger parameters. The premium will be calculated by using the Black Scholes method which is usually used to calculate the option price. The amount of agricultural insurance premiums will be greater if the size of the trigger parameters increases. This happens to the increasing option price if the strike price increases.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wahidin
Abstrak :
Studi tentang omop dan gerakan sosiai dalam dinamika relasi masyarakat, negara dan pasar di era neoliberalisme ini panting dilakukan dengan alasan yaitu : a) dapat memperkaya studi tentang ornop dan gerakan sosial, b) memberikan sumbangan bagi pengembangan teori gerakan sosial di Indonesia, dan c) mengembangkan perspektif tentang gerakan sosial, khususnya gerakan petani dalam dinamika hubungan antara negara dan pasar atau dalam era neo-liberaiisme. Penelitian peran jaringan ornop (Jarnop) dalam gerakan petani di Jawa ini memusatkan perhatian tiga permasalahan pokok sebagai berikut : 1) Bagaimana sejarah dan proses-proses sosial yang terjadi pada masa awal terbentuknya Jarnop? apa faktor-faktor utarna yang mendorong terbentuknya Jarnop?, 2) Bagaimanakah dinamika internal Jarnop dilihat dari kaitan antara perubahan struktur organisasi, visi dan misi, pertumbuhan anggota dan kepemimpinan dengan efektilitas Jarnop dalam memperkuat organisasi petanl dl Jawa ?, dan 3) Bagaimana Jarnop merespon dinamika Iingkungan strategis seperti kebijakan pemerintah, berkembangnya Iiberalisasi di sektor pertanian dan pergerakan sosiai yang dilakukan oleh ornop auau jaringan ornop yang Iain ?. Kajian dinamika internal Jarnop dilakukan dengan mengkaji teori dari Mayer N. Zald (1977) tentang efektifitas organisasi gerakan sosial dan Charles Tilly (1975) tentang perkembangan organisasi gerakan sosial. Sedang kajian tentang Jarnop dalam era neo-Iiberalisme dilakukan dengan mengkaji teori dari Ailain Touraine (1988) tentang detemwinasi kebudayaan urnum atas gerakan sosiai dan James Petras (1997) tentang NGO dalam perangkap neo-Iiberalisme. Gerakan sosial pada dasarnya mencakup prinsip-brinsip sebagai berikut : a) Memiliki serangkaian tata aturan dan mekanisme yang mengatur tentang kewenangan, hak dan kewajiban seita pola komunikasi antar aktor yang terlibat dan dalam gerakan yang dirumuskan daiam bentuk organisasi gerakan, b) Memiliki cita-cita, tujuan serta strategi untuk mewujudkan tujuan , c) Memiliki program kerja, aktifitas dan taktik-taktik untuk memobilisasi sumberdaya, termasuk mendorong aksi kolektif clan melembagakan identitas dari para aktornya, d) Aksi gerakan sosial ditujukan untuk merespon struktur-struktur sosial yang membatasi dan tidak adil, dan e) Bekerjasama, berkoalisi dan bersaing dengan organisasi gerakan lainnya atau badan-badan pemerintah untuk mewujudkan tujuannya. Organisasi Non Pemerintah (Omop) memenuhi ciri-ciri sebagai gerakan sosial dalam bentukkekuatan sosial yang,tumbuh»sebagai respon darisituasi Iingkungan yang represif, tidak demokratis dan tidak adll. Ornop merupakan sebuan bentuk gerakan terorganisasi yang merupakan kelanjutan dari bentuk-bentuk aksi kolektif terdahulu yang terus menerus mengontrol sumberdaya. Sebagai gerakan sosial, omop dihadapkan pada lingkungan hldup di mana paham dan praktek neo-Iiberalisme meluas dan menyerobot pada seluruh aspek kehidupan manusia. Gerakan sosial muncul dalam bentuknya sebagai gerakan anti-neoliberalisme yang didorong oleh kelompok-kelornpok bebas dimasyarakat yang disebut sebagai gerakan soSia\ baru. Jaringan Ornop Pendamping Petani Se-Jawa (Jarnop) merupakan sebuah jaringan kerja yang memiliki visi dan misi serta kegiatan yang ditujukan untuk mendorong terbangunnya gerakan petani di Jawa. Mandat utama Jamop adalah memperkuat organisasi petani di jawa supaya para petani dapat memperjuangkan permasalahan yang dihadapi secara mandiri. Penelitian ini dllakukan dengan metode kualitatif menghasilkan anaiisis : a) adanya dialektika dalam perkembangan internal organisasi jarnop, strategi yang dikembangkan dalam memperkuat organisasi petani serta gerakan menentang Iiberaiisasi di sektor pertanian, dan dinamika internal organisasi petani itu sendiri. Dialektika ini dimungkinkan karena melembaganya pola pikir dan pola kegiatan dengan model 'aksi - refieksi - alsi Ianjut? dalam organisasi jarnop maupun organisasi petani, b) ada kesesuaian antara dinamika internal organisasi jarnop, strategi gerakan yang dikembangkan dan dinamika intemal organisasi petani dengan dinamika perkembangan Iiberalisasi di sektor petanian, dan c) ada interaksi dinamis antara jarnop dan organisasi petani yang merepresentasikan diri sebagai socieiy dengan negara yang dibeiakangnya terdapat kepentingan pasar yang ditunjukkan dengan dinamika kegiatan Jarnop. Kritik hasil penelitian ini atas teori Mayer N. Zald adalah pada strategi-strategi rasional yang dirurnuskan organisasi gerakan daiarn mencapai tujuannya. Strategi yang dikembangkan organisasi gerakan tidak selalu 'rasional-manajerialj penelitian ini menemukan bahwa rasionalitas strategi gerakan seialu bersifat 'kontekstual' dalam arti dipengaruhi oleh dinamika internal organisasi gerakan dan dinamika konstituennya. Beberapa temuan pendukung dari kritik atas teori Zald tersebut antara Iain : a) tentang pola kepemimpinan yang efektif pada jaringan ornop bukanlah kepemipinan manajerial yang rasional, namun justru kepemimpinan jawa yang patron-client, b) Pola hubungan antara Jarnop dan FKIP seharusnya jelas dan rasional, namun walaupun kebutuhan mernperjelas hubungan sudah muncul namun pengurus FKIP tidak dapat menyatakan secara gamblang, narnun mereka mengambil jalan Zig-Zag agar Iangkahnya tidak menyinggung 'patron' nya, clan c) aksi-aksi yang dikembangkan Jarnop masih prototipe budaya jawa dengan taktik menghidari konflik langsung. Aksi-aksi politik dalam bentuk rnobilisasi massa atau pengikut dalam jumiah besar tidak menjadi orientasi tunggal dalam gerakan jarnop, namun kebutuhan dan masalah yang dihadapi konstituen (petani) menjadi orientasi dasar bagi perumusan strategi gerakan. Strategi Jarnop memilih upaya-upaya yang lebih mengandalkan proses dialog, beltemu clan musyawarah. Aksi massa merupakan Iangkah akhir atau di tengah apabila upaya-upaya dialog terhambat untuk dilakukan. Keberhasilan Jarnop dalam mempengaruhi kbijakan tentang coorporate farming melalui serangkaian dialog, pertemuan dan kampanye merupakan peneguhan tentang masih pentingnya peran ornop dalam mengimbangi kekuatan negara dan pasar.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifqi
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Muhamad RifqiProgram Studi : Administrasi dan Kebijakan PublikJudul : Analisis Peran Perum BULOG Divisi Regional Jawa Timurdalam Implementasi Kebijakan Penyerapan Hasil PertanianPadi Petani Tahun 2015Penelitian ini menganalisis implementasi kebijakan penyerapan hasilpertanian padi petani tahun 2015 yang dilakukan oleh BULOG. Latar belakangdari penelitian ini, adanya peningkatan produksi hasil pertanian padi yang terjadidi jawa timur namun tidak dapat meningkatkan kesejahteraan petani. BULOGsebagai lembaga implementor dari kebijakan presiden untuk pembelian hasilpertanian padi petani, dimana perpres ini menentukan harga pembelianpemerintah untuk menjaga kesejahteraan petani. Tujuan dari penelitian ini untukmenganalisis implementasi kebijakan penyerapan hasil pertanian padi petani 2015di Jawa Timur dan Untuk mengetahui peranan yang dilakuakan oleh BULOGDivisi Regional Jawa Timur dalam meningkatkan penyerapan hasil pertanian.Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivist dengan metode kualitatif.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagai Operator kebijakan,BULOG telah melakukan sebuah implementasi yang masih kurang baik dan dapatdilakuakan peningkatan dimana akan banyak berpengaruh terhadap kesejahteraanpetani. Dalam penyerapan hasil dari pertanian padi sendiri tidak mencapai targetyang dicanangkan dan dalam pembelian yang dilakuakan oleh BULOG terlihatdidominasi melalui mitra BULOG dimana hal ini banyak mengurangi pendapatanpetani kecil. Kehadiran BULOG juga tidak tepat waktu serta banyak informasimengenai penyerapan yang dilakukan oleh BULOG tidak sampai ke petani.Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Kesejahteraan Petani, BULOG
ABSTRACT
Name MuhamadRifqiStudy Program Administration and Public PolicyTitle The Role of BULOG East Java Regional DivisionAnalysis for Implementing the Absorption of FarmersAgricultural Product in 2015This research discusses the policy implementation of agricultural productutilization in 2015 which is done by BULOG. Background of this research is theincreasing of agricultural product in East Java but it can not increase the farmers rsquo welfare. BULOG as implementer institution from the President policy for buyingthe farmers rsquo agricultural product where the Presidents rsquo law is determinegovernments rsquo buying cost for stabilize the farmers rsquo welfare. The purpose of thisresearch are to analyze policy implementation of agricultural product absorptionin East Java year 2015 and to acknowledge the role of BULOG East JavaRegional Division in order to increase agricultural product absorption. Thisresearch is using post positivist approach with qualitative method. Research resultshows that BULOG as the policy implementer has done the programimplementation not optimal yet. In agricultural product absorption is not achievethe set target. Beside that, buy process which is done by BULOG is dominated byits colleague. So that, it can decrease small farmers rsquo income. The appearance ofBULOG is not at the perfect time to do its role and many information about theabsorption of agricultural product which done by BULOG is not to the farmers.Keywords Policy Implementation, Farmers Welafare, BULOG
2017
T47921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Rakhmanto
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai tulisan-tulisan dari warga yang mengulas isu landreformdalam wadah kolom Asmu Menjawab, yang terdapat di dalam Harian Rakjat yang merupakankoran milik PKI ini dengan rentang waktu pada tahun 1961 sampai tahun 1965. Mengapalandreform menjadi isu penting yang diberitakan media cetak saat itu salah satunya HarianRakjat? Bagaimana peranan rubrik Asmu Menjawab dalam menggambarkan kasus-kasuslandreform? Apa dampak yang muncul dari kritik dan berita warga yang dikirim ke kolomAsmu Menjawab ? Penelitian ini bertujuan menjelaskan upaya PKI dalam memperolehpendukung dengan memanfaatkan Harian Rakajat. Dalam perjalanan kebijakan pengaturankepemilikan tanah atau landreform yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria atauUUPA banyak menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Metode yang digunakan untukmemahami peristiwa ini,selain menggunakan metode sejarah, penulis juga menggunakan teorianalisis wacana untuk memahami tulisan-tulisan warga yang dikirim ke kolom Asmu Menjawab.Melalui penelitian ini dapat terlihat bagaimana perkembangan landreform dan Undang-UndangBagi Hasil yang dimuat di rubrik Asmu Menjawab. Bagaimana warga melapor mengenaipermasalahan yang ada di sekitar mereka. Serta dampak apa yang terjadi dari tulisan-tulisanorang-orang yang memiliki latar belakang beragam ini.
ABSTRACT
This thesis discusses the writings of citizens reviewing the issue of landreform in thecolumn of Asmu Answering, which is contained in Harian Rakjat which is the PKI 39 snewspaper with the time span from 1961 to 1965. Why landreform is an important issue inprint media then one of them is Harian Rakjat How does the role of the Asmu rubric answerin describing landreform cases What impacts arise from criticism and news of citizens sentto the Responding Asmu column This study aims to explain the PKI 39 s efforts in obtainingsupport by utilizing Harian Rakajat. In the course of regulation policy of land ownership orlandreform which regulated in Basic Agrarian Law many reap pros cons in society. Themethod used to understand this event, in addition to using historical method and the authoralso uses the theory of other sciences to assist authors in reviewing this research such asdiscourse analysis to understand the writings of citizens sent to the column Asmu Answering.In addition other methods used are client patrons. This method explains the relationship oflandlords and farmers in dispute in the case of landreform. Through this research can be seenhow the development of landreform and the Law of Revenue published in the rubric AsmuAnswering. How citizens report on the issues around them. As well as the impact of whathappens from the writings of people who have this diverse background.
2018
T51393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Rachmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai hubungan penguasaan atas modal sosial dengan tingkat kesejahteraan petani di Desa Trisnomaju, Lampung. Konteks petani yang diteliti adalah petani usaha rumah tangga, dengan produksi utama padi dan jagung. Dimana petani di Desa Trisnomaju memiliki sistem kedokan sebagai salah satu potensi penguatan bidang pertanian, serta budaya muakhi yang membentuk nilai masyarakat dan aktivitas sosial maupun ekonomi mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dimensi modal sosial seperti jaringan, norma, dan sanksi terbilang tinggi dalam penguasaannnya, namun memiliki pengaruh rendah terhadap kesejahteraan petani yang diukur menggunakan indikator Struktur Pendapatan Rumah Tangga, Struktur Pengeluaran untuk Pangan, dan Nilai Tukar Petani. Hasil penelitian pada petani usaha rumah tangga di Desa Trisnomaju tidak adanya hubungan antara Modal Sosial dengan Tingkat Kesejahteraan. Kondisi yang terjadi, bahwa yang menjadi beban pengeluaran petani berasal dari biaya sosial, melalui aktifitas masyarakat seperti pesta pernikahan, khitanan, upcara keagamaan, peringatan hari raya, atau pun kegiatan menghadiri undangan. Tuntutan untuk biaya sosial ini cenderung sama, bagi petani dengan penghasilan tinggi maupun redah.
ABSTRACT
This research discusses about relationship of social capital with welfare of farmers in Trisnomaju Village, Lampung. The context of the farmers studied is the farmers of the household business, with the main production of rice and maize. Farmers in Trisnomaju Village have a kedokan system as one of the potential strengthening of agriculture, as well as muakhi culture that shape the value of society and their social and economic activities. The research method used is quantitative approach with descriptive research type. The results of this study show that the dimensions of social capital such as network, norm, and sanction are high in their mastery, but have low effect on farmer 39 s welfare measured using Household Structure Structure indicator, Structure of Food Expenditure, and Farmer 39 s Exchange Rate. There is no correlation between social capital with the welfare of farmers of household business in Trisnomaju village. Conditions that occur, expenditure burden of farmers comes from social costs, through community activities such as wedding celebrations, circumcisions, religious ceremonies, holiday anniversaries, or attendance. The demand for this social cost tends to be the same, for farmers with high or low income.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Maharani
Abstrak :
Kecamatan Ciwidey merupakan kawasan agropolitan peruntukan pertanian yang memiliki potensi tinggi untuk pengembangan jenis pertanian salah satunya adalah pertanian padi sawah. Padi sawah di Kecamatan Ciwidey mengalami eksistensi ditandai atas penurunan luasan lahan pertanian padi sawah. Menurunnya luasan lahan padi sawah akan berimbas pada rendahnya besaran pendapatan yang diterima petani padi sawah. Rendahnya pendapatan yang dimiliki petani padi sawah akan mendorong petani padi sawah untuk melakukan berbagai kegiatan strategi penghidupan. Dalam melakukan strategi penghidupan, rumah tangga petani padi sawah memiliki peran penting untuk mengambil keputusan paling mendasar. Kondisi demografi rumah tangga dan kondisi ekonomi rumah tangga menjadi karakteristik terbentuknya tipologi rumah tangga. Rumah tangga tangga petani padi sawah di Kecamatan Ciwidey terdiri dari rumah tangga petani miskin, rumah tangga petani sederhana, rumah tangga petani kaya dan rumah tangga petani sejahtera. Secara spasial rumah tangga petani miskin terkonsentrasi paling dominan pada aksesibilitas rendah yang ditunjukan pada jaringan jalan lokal bentuk medan terjal berbukit. Sedangkan pada aksesibilitas tinggi terkonsentrasi paling dominan pada rumah tangga petani sederhana dan rumah tangga petani kaya. Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini ialah rumah tangga petani sejahtera hanya berada pada aksesibilitas rendah. Variasi spasial tipologi rumah tangga petani padi sawah menjadi dasar dari strategi penghidupan petani padi sawah. Petani padi sawah bukan hanya memiliki satu jenis strategi, melainkan bisa lebih dari satu jenis strategi penghidupan. Strategi penghidupan petani padi sawah yang paling dominan pada aksesibilitas tinggi ialah strategi intensifikasi, strategi diversifikasi pertanian, dan strategi diversifikasi non pertanian. Sedangkan pada aksesibilitas yang rendah, petani padi sawah paling dominan melakukan ekstensifikasi pertanian, ekstensifikasi campuran dan migrasi non pertanian
Ciwidey District is an agropolitan area allotment that has a high potential for the development of agriculture, one of which is paddy rice farming. Rice lowland in The Ciwidey Subdistrict decrease in the area of paddy rice farming. The decrease in the area of paddy rice will impact on the low amount of income received by rice paddy farmers. The low income of the paddy rice farmers will encourage the paddy farmers to carry out various livelihood strategy activities. In carrying out livelihood strategies, households of lowland rice farmer have an important role to make the most basic decisions. Demographic conditions of households and economic conditions of households are characteristic of the formation of household typologies. Lowland rice farmer households in Ciwidey District consist of poor farmer households, simple peasant households, rich peasant households, and prosperous peasant households. Spatially, poor farmers' households are concentrated most dominantly on low accessibility as indicated by the local road network in the form of hilly terrain. While the high accessibility is concentrated most dominantly in simple farm households and rich farm households. The phenomenon that occurs in this research is that prosperous farm households only have low accessibility. Spatial variation in the typology of households of paddy rice farmers is the basis of the livelihood strategies of paddy rice farmers. Paddy rice farmers not only have one type of strategy but can be more than one type of livelihood strategy. The most dominant rice farmers' livelihood strategies in high accessibility are intensification strategies, agricultural diversification strategies, and non-agricultural diversification strategies. Whereas in the low accessibility, the most dominant paddy rice farmers carried out agricultural extensification, mixed extensification, and non-agricultural migration.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>