Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Pujiastuti
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis determinan performa ekspor industri kreatif Indonesia, khususnya industri fesyen. Pengujian dilakukan dengan berbagai determinan yang didapat dari studi terdahulu dan pengalaman pelaku industri ini. Mengaplikasikan model khusus untuk data fraksional, Papke-Wooldridge model, Peneliti secara spesifik menggunakan data level perusahaan dari statistik industri dengan klasifikasi sesuai dengan blueprint ekonomi kreatif Indonesia. Ditemukan bahwa ukuran perusahaan, upah pekerja, juga peran pemilik asing dan bahan baku impor memiliki korelasi yang signifikan dengan performa ekspor industri ini.
This study analyzes export performance of Indonesian creative industries, especially the fashion industry. We test a range of determinants obtained from the literature and experiences of the industry. To estimate the relation between export performance and its determinants, we apply specific model for fractional data and also specifically using firm-level data from industrial statistics classified by blueprint of Indonesian creative industry. Our analysis points that size of the company, cost of workers, also role of foreign owners and imported raw materials have significant correlation with the export performance of the industry.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Ambarrini
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai Tren pada dunia fesyen wanita di Indonesia. Tren Mix Up merupakan sebutan untuk tren fesyen pada dekade 1990-an karena banyaknya gaya berpakaian yang muncul. Perubahannya tema fesyen yang begitu cepat karena adanya perkembangan teknologi yang mempercapat arus informasi. Mulai dari tema fesyen yang gelap hingga tema fesyen yang glamor memiliki peminatnya masing-masing pada era tersebut. Salah satu tema fesyen pada tren Mix Up adalah street fashion yang dibawakan oleh perancang busana ke ranah high fashion. Tren Mix Up membuat keeksklusifan fesyen bukan lagi dilihat dari produksi haute couture tapi dilihat dari merek yang digunakan. Selain itu, tren Mix Up juga membuat fesyen dapat dinikmati tidak hanya dari kalangan atas tetapi juga menengah kebawah. Studi-studi penelitian sebelumnya lebih banyak membahas mengenai fesyen secara umum Terdapat studi yang membahas fesyen Indonesia namun lebih kepada membangkitkan rasa nasionalisme. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber literature, data-data dari surat kabar maupun majalah sezaman, dan narasumber yang pernah meliput dan penikmat fesyen.
ABSTRACT
This thesis discusses about Mix Up trend on womens fashion in Indonesia. Mix Up trend is the designation for fashion trends in the 1990s because of many styles of clothing that emerged. The change in fashion themes was so fast because of technology developments which gained information flow. Ranging from dark fashion themes to glamorous fashion themes that have their respective interests in that era. One of the fashion themes in the Mix Up trend is street fashion that was brought by fashion designers to the realm of high fashion. The Mix Up trend makes the exclusivity of fashion no longer seen from haute couture production but seen from the brand used. Besides that, the Mix Up trend also makes fashion can be enjoyed not only from the upper class but also from the middle to lower classes. Previous research studies discussed more about fashion in general and there were studies that discussed Indonesian fashion more to arouse a sense of nationalism. This thesis uses historical methods by collecting literature sources, data from contemporary newspapers and magazines, fashion expert and fashion lovers.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chelsi Diti Kartika
Abstrak :
Muslimarket.com merupakan sebuah situs belanja online muslim yang menyediakan berbagai keperluan kaum muslim mulai dari fashion hingga keperluan ibadah. Meskipun sudah berdiri selama 1,5 tahun, namun awareness Muslimarket.com masih rendah. Untuk meningkatkan awareness Muslimarket.com, maka akan dilakukan sebuah program komunikasi pemasaran terpadu dengan pendekatan ldquo;Sahabat Setia Muslim rdquo;. Melalui program ini diharapkan dapat menjangkau banyak khalayak, sehingga dapat berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan ke website sebesar 80 serta peningkatan penjualan sebesar 20 . Program ini akan berjalan selama 6 bulan dengan mengkolaborasikan media online dan offline. Adapun biaya yang dibutuhkan program ini sebesar Rp319.828.000. Agar program ini berjalan lancar sesuai rencana, maka akan dilakukan kegiatan evaluasi dan monitoring. Dengan begitu, efektifitas serta dampak dari program ini dapat diketahui. ...... Muslimarket.com is an online shopping site that provides variety of muslim needs, start from fashion until worship stuff. Even though this company has been established for 1,5 years, but awareness on Muslimarket.com still low. An integrated marketing communications program using Sahabat Setia Muslim approach was selected to raise awareness on Muslimarket.com. Through this program is expected to reach many audiences, hopefully it will be impact on increasing the number of visits to websites by 80 and increasing sales by 20 . The program will be held for 6 months with collaborating online and offline media. The cost of this program is Rp319.828.000. In order to make sure this program running well as the plan, there is an evaluation and monitoring activities. So, the impact and effectiveness of the program can be known.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nusya Puteri
Abstrak :
Analisis Situasi: Masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengekspresikan kepribadian masing-masing lewat apa yang mereka kenakan. Hal ini memicu pasar fashion di Indonesia untuk terus berkembang baik dalam lingkup lokal maupun dunia. Namun sayangnya kemunculan ini tidak didukung penuh oleh media fashion di Indonesia. Sehingga masyarakat pun terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi mengenai trend fashion lokal. Maka dari itu, situs The Local Front berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Selain memberikan informasi dan berita yang dibutuhkan konsumen hal ini juga dapat membangun fashion scene di Indonesia. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe. Manfaat bagi khalayak: Sebagai wadah informasi mengenai trend fashion lokal di Indonesia dan dikemas dengan pembahasan yang mendalamManfaat bagi pengelola: Sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi target sasaran mengenai fashion dan trend mode lokal di Indonesia. Tujuan: Menjadi situs yang memberikan informasi, wawasan dan hasil analisis trend yang dapat digunakan target sasaran untuk memperluas pemahaman mengenai trend fashion lokal. Prototipe yang Dikembangkan: Situs The Local Front akan menyajikan hasil pengamatan mengenai trend fashion lokal di Indonesia. Target khalayak adalah pengguna internet yang aktif mengikuti perkembangan trend,berusia 19-25 tahundengan SES A dan B. Evaluasi: Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner online kepada 30 responden setelah membaca konten prototipe. Evalusi input akan dilaksanakan dalam Rapat Redaksi dengan menganalisa hasil laporan tiap divisi dan jumlah pengiklan Evaluasi output akan dilakukan pemantauan khusus akan dilakukan pada situs ini melalui web statistic, yakni traffic, page view, share, subscribe dan jumlah comment untuk melihat trend dan minat pengunjung situs. Evaluasi outcome dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang meninjau pada evaluasi kehadiran situs sesuai dengan tujuan awalnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Maharani
Abstrak :
Artikel ini membahas perkembangan Pasar Baru sebagai pusat pembelanjaan fashion bagi masyarakat Jakarta pada tahun 1950-an. Pasar Baru telah menjadi primadona dan tempat tujuan masyarakat kelas atas untuk berbelanja sejak zaman kolonial Belanda. Pamornya tak berhenti sejak saat itu, tetapi memulai babak baru di tahun 1950-an dengan beragamnya jenis komoditi dan multikulturalisme yang kental diantara para pedagang-pedagang terutama Cina dan India. Artikel ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah sebagai metode penulisan yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber yang digunakan pada artikel ini meliputi surat kabar, majalah, buku, jurnal dan wawancara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa Pasar Baru di tahun 1950-an masih menjadi surga belanja masyarakat Jakarta dengan produk unggulan sepatu kulit dan tekstilnya. Selain menjadi pusat perbelanjaan fashion, Pasar Baru juga memberikan dampak ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Disamping itu juga muncul toko – toko baru yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas mulai dari jasa tailor sampai dengan kuliner. Pasar Baru juga menjadi ruang publik yang diminati masyarakat Jakarta. ......This article discusses the development of Pasar Baru as a fashion shopping center for Jakarta citizens in the 1950s. Pasar Baru has been the greatest and top destination for the upper class to shop since the Dutch colonial era. Its prestige has not stopped since then, but started a new chapter in the 1950s with diverse commodities and the multiculturalism among traders, especially China and India. The research method used is the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The sources used in this article include newspapers, magazines, books, journals and an interview. The results obtained in this study are that Pasar Baru in the 1950s was still a shopping paradise for the people of Jakarta as well as the fashion center in their leather shoes and textile products. In addition to being a fashion shopping center, Pasar Baru also has an economic, social and cultural impact on the community surround Pasar Baru by opening up job opportunities. Furthermore, there are new shops that provide larger necessity such as tailoring to culinary. Pasar Baru also was the most interesting public space for Jakarta citizens to visit.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mufida Widya Daniswara
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya diperlukan sebuah personal branding. Fashion blogger, Diana Rikasari, merupakan seseorang yang dikenal dengan gaya quirky, warna warni, lucu, dan unik sebagai ciri khas kuatnya. Berawal dari membangun personal branding melalui blog, Diana kemudian menjadi influencer dan memperluas jangkauannya melalui Instagram. Tulisan ini menganalisis mengenai ciri khas yang dibangun Diana Rikasari hingga menjadi seorang fashion influencer dengan menggunakan studi studi tentang personal branding. Studi-studi tentang personal branding yang dimaksud merupakan identitas yang melekat pada diri seseorang dan dikemas selaras dengan ciri khasnya, yang dapat memicu respon emosional orang lain mengenai kualitas nilai yang dimiliki dirinya. Makalah non ilmiah ini merupakan studi literatur tentang bagaimana Diana Rikasari dapat melakukan upaya branding dirinya melalui saluran media sosial miliknya. Sebagai studi literatur, selain melakukan kajian terhadap studi-studi terkait personal branding dan peran influencer dalam pemasaran, makalah ini juga melihat blog dan Instagram Diana Rikasari disamping pemberitaan terkait dirinya di media online. Makalah ini menemukan bahwa personal branding yang dilakukan Diana Rikasari melalui pemanfaatan media sosial dan pemberitaan di media online dapat mempengaruhi dirinya menjadi seorang influencer. Semua itu dukung dengan elemen personal branding oleh Montoya yang paling menonjol adalah specialisation dan karakteristik influencer oleh Zietek yang paling menonjol adalah authenticity dan cocreation.
ABSTRACT
ersonal branding is needed in order to differentiate someone from the others. As a fashion blogger, Diana Rikasari is known quirky, colorful, playful and unique as her strong characteristic. Starting from building personal branding through blog, Diana then became an influencer and expanded her scope through Instagram. This paper analyzes the distinctive features built by Diana Rikasari to become a fashion influencer using studies on personal branding. By studies of personal branding, means identity that is attached in a person and packaged consiistently with their characteristics, which can trigger other peoples emotional responses regarding the quality of their values. This nonscientific paper is a literature which studies on how Diana Rikasari can make her branding efforts through her social media channels. besides reviewing studies related to personal branding and the role of influencers in marketing, this paper also observes Diana Rikasaris blog and Instagram besides her image in online media. This paper discovers that Diana personal branding through social media and her image in online media can influence her to become an influencer. All of that is supported by personal branding element by Montoya which the most dominant are the specialisation and characteristic of influencer by Zietek which the most prominent are being authenticity and cocreation.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sukma
Abstrak :
Peningkatan nilai ekspor industri kreatif ditengah menurunnya nilai ekspor komoditas unggulan Indonesia dalam kurun waktu 2011 hingga 2015 mengindikasikan bahwa industri kreatif memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak peningkatan ekspor pada sektor fashion dan kriya sebagai dua sektor penyumbang terbesar ekspor industri kreatif terhadap perekonomian Indonesia. Dengan menggunakan Tabel Input Output IO Indonesia tahun 2010 yang diolah. Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan ekspor sektor fashion dan kriya berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah, pendapatan masyarakat dan tenaga kerja dalam perekonomian. Tenaga kerja merupakan indikator pertumbuhan ekonomi yang memiliki persentase perubahan terbesar yaitu sekitar 0,10 per tahunnya. Disamping itu, penelitian ini juga menemukan bahwa sektor yang memiliki keterkaitan tinggi seperti sektor industri pengolahan serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menerima dampak yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sektor lainnya. ......Indonesian creative industry export in the middle of declining value of leading commodities rsquo exports in the 2011 to 2015 indicates that the creative industry is potential to boost Indonesia rsquo s economic growth. This research aims to examine the impact of export growth of fashion and craft sector as the largest contributors of creative industry exports towards Indonesian economy. By using processed Indonesian Input Output table, this study found that increasing in the fashion and craft exports has the potential to increase other sectors rsquo value added, income and employment. Employment is the indicator that has the largest change due to increasing in fashion and craft exports that is about 0,10 percent anually. In addition, the study also found that sectors with high linkages to the fashion and craft sectors such as processing industry and agriculture, forestry and fisheries sectors are relatively receiving larger impact than other sectors in the Indonesian economy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ayu Paramitha
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas bekerjanya modal budaya orang bukan dari kalangan selebritas dapat menjadi terkenal melalui Instagram selebgram dan memikat pengguna Instagram. Studi-studi sebelumnya membahas selebgram sebagai social media influencer dan modal budaya pada media baru. Berkaitan dengan kedua pemetaan tersebut, peneliti berargumen bahwa proses menjadi selebgram dilatarbelakangi oleh modal budaya selebgram dan pihak eksternal dan terjadi negosiasi modal budaya khususnya ide-ide dalam berpakaian untuk ditampilkan secara visual di akun instagram selebgram. Dalam upaya melengkapi studi-studi sebelumnya, artikel ini berfokus pada bekerjanya modal budaya dalam proses menjadi selebgram di bidang fesyen dan bagaimana negosiasi modal budaya yang dilakukan baik selebgram dengan pihak eksternal sebagai pihak yang memiliki intensitas tinggi dalam membantu selebgram sehingga tercipta kesepakatan yang di repsesentasikan melalui akun selebgram secara visual. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Adapun subyek penelitian dalam artikel ini adalah 1 selebgram yang terkenal di bidang fesyen, 2 memiliki jumlah pengikut instagram aktif diatas 3.000 followers 3 bekerjasama dengan korporasi sebagai endorser 4 tergolong kelas sosial tertentu 5 dan pihak eksternal yang membantu selebgram yaitu teman dan keluarga.
ABSTRACT
This article is discussing about how cultural capital, which can turn people from non ndash; celebrity background into celebrity in Instagram, or what people usually call selebgram and have successfully attracted Instagram users. Previous studies discussed selebgrams as social media influencer and cultural capital to new form of social media. Based on the said mappings, this study was conducted under the assumption that the process of being an Instagram celebrity and attracted Instagram users were based on the properly working cultural capital from celebgrams and external parties that assisted them and there was a negotiation of cultural capital between the celebgrams and the external parties in the self-celebrification process especially in the idea of dressing. In the effort to complement previous studies, this article is focusing on the work of cultural capital from the selebgrams and how it rsquo;s negotiation between selebgrams and external parties with high intensity, helped selebgrams to reach the agreement which is represented by the selebgrams account visually. This article uses qualitative methods by using in-depth interviews, observations and literature studies. The subjects of this research are 1 selebgrams who are most known on the field of fashion, 2 currently followed by more than 3.000 active followers, 3 currently co-operating with companies as an endorser, 4 belong to a certain social class 5 external parties who have helped the creation of such figure such as friends and family.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yoddya Brakumara
Abstrak :
ABSTRAK
Pada era modern ini, persaingan di antara industri fesyen akan menjadi semakin ketat yang menyebabkan perusahaan perlu untuk membuat inovasi sehingga kepuasaan dari konsumen dapat terjaga. Proses pengembngan produk akan menjadi aspek penting di dalam industri fesyen untuk menjaga kualitas dari produk serta memastikan keinginan dari konsumen tetap terpenuhi agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberi nilai tambah bagi perusahaan. Namun permasalahan yang terjadi adalah siklus hidup produk fesyen bertahan lebih pendek dari siklus hidup produk dasar, terlebih lagi semakin bertambahnya fitur fesyen suatu produk, siklus hidup akan semakin menurun atau semakin singkat dan mengakibatkan butuhnya proses pengembangan produk yang dapat menyesuaikan kecepatan siklus hidup dari produk fesyen itu sendiri. PT. Pismatex pemegang merk dagang Gajah Duduk sebagai salah satu pelaku usaha dibidang fesyen sarung perlu menjaga daya saing agar tidak kalah dengan kompetitor baik dalam negeri maupun luar negeri. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengefisiensikan waktu pengerjaan pembuatan sarung mulai dari tahap pengembangan ide sampai produk siap dipasarkan dengan mengeliminasi pemborosan yang ada pada rangkaian proses pembuatan sebuah produk menjadi lebih ramping dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pengembangan produk pada PT. Pismatex menggunakan metode lean product developmen. Hasil dari penelitian ini berupa rekomendasi perbaikan proses pengembangan produk yang didalamnya terdapat perubahan sistem dari berbasis kompetitor menjadi berbasis konsumen dimana dalam perubahan itu digunakan metode conjoint analysis untuk mengetahui preferensi konsumen sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari proses pengembangan produk PT. Pismatex.
ABSTRACT
In this modern era, competition among the fashion industry will become increasingly tight that causes companies need to make innovations so that satisfaction from consumers can be maintained. The process of product development will be an important aspect in the fashion industry to maintain the quality of the product and to ensure the customer 39 s wishes are fulfilled in order to increase customer satisfaction and competitive advantage to the company. But the problem that occurs is the lifecycle of fashion products lasting shorter than the life cycle of the basic product, moreover the increasing fashion features of a product, the life cycle will decrease or shorten and its lead to the product development process that can adjust the lifecycle speed of fashion products itself. Pismatex trademark holder of Gajah Duduk brand as one of the business actors in the field of fashion sarong need to maintain competitiveness so they can compete with competitors both domestically and abroad. Efforts are made by streamlining the workmanship of making the sarong from the idea development stage until the product is ready to be marketed by eliminating waste in the series process of making a product becomes more streamlined and efficient. Therefore, this research is done to improve product development process at Pismatex company using lean product developmen method. The result of this research is recommendation of improvement of process of product development in which there is a change of system from competitor based to consumer based where in the change it used conjoint analysis method to know consumer preference so as to increase efficiency and effectivity of Pismatex product development process.
2017
S67206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Syafitri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal yang menpengaruhi kesediaan konsumen dalam membayar willingness-to-pay produk local brand fashion di Indonesia, berdasarkan faktor - faktor yang terbentuk, seperti: Product Involvement, Price Consciousness, Price/Quality Inference, dan Product Information. Data diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 208 responden, pria dan wanita berkewarganegaraan asli Republik Indonesia, dengan usia berkisar antara 20-35 tahun, dan pernah melakukan pembelian produk local brand fashion di Indonesia dengan harga minimal Rp 250.000,00 per item-nya. Analisis data dilakukan menggunakan software SPSS 22, dengan metode regresi berganda stepwise. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara langsung pada product involvement terhadap price/quality inference dan willingness-to-pay; pengaruh yang tidak secara langsung atau harus melalui moderasi product information pada price consciousness terhadap price/quality inference, dan price/quality inference terhadap willingness-to-pay. Sedangkan price consciousness tidak memiliki pengaruh terhadap willingness-to-pay.
This study aims to analyze factors which influence consumers 39 willingness to pay on local brand fashion products in Indonesia, based on factors performed, such as Product Involvement, Price Consciousness, Price Quality Inference, and Product Information. Data were collected using questionnare which distributed to 208 respondents, aiming for man and woman from 20 to 35 years old and is having Indonesian citizenship, have ever bought local brand fashion's product in Indonesia with minimum price Rp 250.000,00 per item. SPSS 22 is used to employe the data, with multiple regression stepwise method. The result of this research shows that product involvement has direct impact on price quality inference and willingness to pay this research also found that product information plays role as a moderating variable between price consciousness to price quality inference, and price quality inference to willingness to pay. Futhermore, Price Consciousness is proven having no impact on willingness to pay.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library