Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oo Suprijana
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh dari macam lemak dalam diet terhadap kemampuan belajar dan komposisi asam lemak otak pada tikus putih. Dalam penelitian ini dilakukan dua eksperimen secara terpisah. Dalam ekperimen pertama, terhadap dua kelompok tikus yang sedang bunting, masing-masing diberikan suatu diet eksperimen (dalam bentuk pelet) yang mengandung 9% lemak yang berupa minyak kelapa atau minyak kedele, dimulai sekitar dua minggu sebelum melahirkan. Setelah disapih kepada anak-anak tikus tetap diberikan diet yang sama dengan induk sampai dilakukan uji kemampuan belajar dan selanjutnya dibunuh Eksperimen kedua dirancang serupa dengan ekperimen pertama kecuali diet yang diberikan disini (berbentuk tepung) mengandung 9% minyak kedele atau minyak ikan Diet yang digunakan dalam penelitian ini adalah isoenergitik dan isonitrogen.
Terhadap anak-anak tikus (jantan don betina dalam berbagai umur) dilakukan apa yang disebut.passive avoidance test, food retrieval test, dan small open field test_Konsentrasi kolesterol don trigliserida dalam plasma darah diukur, dan komposisi asam lemak pada otak don plasma, balk pada tikus induk maupun pada anak-anaknya jugs dianalisis Jika dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak kedele menurunkan konsentrasi kolesterol dan trigliserida dalam plasma darah pada tikus induk dan keturunannya yang betina. Pada keturunan yang jantan efek ini hanya terlihat pada minyak ikan jika dibandingkan dengan minyak kedele. Dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak kedele secara bermakna meningkatkan median latency dalam passive avoidance test balk pada keturunan yang jantan maupun yang betina Minyak ikan dan minyak kedele memberikan latency yang serupa. Macam asam lemak dalam diet ternyata tidak memberikan dampak terhadap hasil food retrieval test maupun small open field test.
Komposisi asam lemak otak pada tikus induk secara bermakna dipengaruhi oleh macam asam lemak dalam diet. Dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak kedele meningkatkan persentase asam linoleat (C18:2n--6) dan asam dokosapentaenoat (C22:5n-3). Sedangkan minyak ikan bila dibandingkan dengan minyak kedele menurunkan konsentrasi asam linoleat, dan asam arakhidonat (C20:4n-6), tetapi meningkatkan konsentrasi eicosapentaenoat (C20:5n-3) dan asam docosaheksaenoat (C22:6n-3). Efek serupa terlihat pada tikus keturunannya, baik yang jantan maupun yang betina. Akan tetapi selain itu bila dibandinghkan dengan minyak kelapa, minyak kedele juga menaikkan persentase asam dokosaheksaenoat dan asam dokosapentaenoat dan menurunkan asam dokosatetraenoat (C22:4 n--6). Pengaruh minyak ikan dalam diet terhadap komposisi asam lemak lipid plasma sangat jelas terlihat balk pada tikus induk maupun keturunannya.
Dapat disimpulkan bahwa pada kondisi ekperimen yang di_terapkan, macam asam lemak dalam diet dapat mempengaruhi kemampuan belajar pada tikus; pengaruh ini tidak tergantung dari aspek ketaj aman penglihatan (visualacuity). Dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak kedele meningkatkan kemampuan belajar, sedangkan minyak ikan jika dibandingkan dengan minyak kedele tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan belajar Komposisi asam lemak pada otak dipengaruhi oleh macam asam lemak dalam diet, tapi tidak ada hubungan jelas antara perubahan komposisi asam lemak otak dengan perubahan dalam kemampuan belajar yang disebabkan oleh perubahan macaw lemak dalam diet. Komposisi asam lemak otak juga dipengaruhi oleh asam lemak dalam diet, tetapi tidak ditemukan hubungan yang jelas antara perubahan komposisi asam lemak otak dengan kemampuan belajar pada tikus.

The effects of the type of fat in the diet on learning ability and brain lipid composition in rats have been studied Two separate experiments were performed. In experiment 1 pregnant rats received a purified diet (in pelleted form) containing 9% w/w of, either coconut fat or soybean oil as from two weeks before parturition After weaning the offspring remained on their mother's diet until they were tested and subsequently killed. In the second experiment, a similar design was fopllowed out, but the diets (in meal form) contained either 9% w/w soybean oil or fish oil The diets used were isoenergetic and isonitrogeneous.
With the offspring (males and females at different ages) the so called passive avoidance test, food retrieval test and small-open-field test were performed. In blood plasma of dams and offspring, plasma cholesterol and triglyceride concentrations were determined Fatty acid composition of whole brain and plasma from both the dams and offspring was analyzed. Soybean oil versus coconut fat and fish oil versus soybean oil were found to lower group mean plasma concentrations of cholesterol and triglycerides in the dams and female offspring_ In the male offspring, however, this effect was seen only for fish oil versus soybean oil. Soybean oil versus coconut fat significantly increased median latency in the passive avoidance test in both male and female offspring_ Fish oil and soybean oil in did produced similar latencies_ The type of fat in the diet had no impact on results of the food-retrieval test or small-open-field test.
Brain fatty acid composition in the dams was significantly affected by the type of fat in the diet. Soybean oil versus coconut fat significantly raised the percentage of linoleic acid (C18.2n-6) and that of docosapentaenoic acid (C22.5n--3)_ Fish oil versus soybean oil lowered the amount of linoleic acid and arachidonic acid (C20=4n-6) but elevated the proportion of eicosapentaenoic acid (C20:5n-3) and docosahexaenoic acid (C22;6n-3)_ In the offspring similar effects were seen, but soybean oil versus coconut fat also raised percentage of docosahexaenoic acid and fish oil versus soybean oil lowered that of docosatetraenoic acid (C22:4n-6). The impact of fish oil on fatty acid composition of plasma lipids was-quite obvious.
It is concluded that under the experimental conditions applied, the type of fat in the diet may influence learning ability in rats, this influence being independent of any aspect of visual acuity_ Compared with coconut fat, soybean oil improved learning ability, whereas fish oil and soybean oil did not differently influence learning ability The fatty acid composition of whole brain lipids was influenced by diet, but there was no clear relation between changes of brain fatty acid composition and changes in learning ability as induced by altered dietary fat type.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
D347
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pola makan, khususnya asupan asam lemak dapat merupakan informasi yang sangat berarti dalam memberikan pengertian atau penjelasan mengenai peranan hubungan diet dengan penyakit-penyakit kronis, khususnya pennyakit jantung koroner (PJK). Desain penelitian ini adalah “cross sectional”. Informasi dikumpulkan untuk dapat menggambarkan asupan nutrien khususnya asupan asam lemak pada 4 (empat) kelompok etnik yaitu: etnik Minangkabau, Sunda, Jawa dan Bugis. Persentase asam lemak jenuh terhadap total energi sekitar 20% pada keempak kelompok etnik ini.Persentase asam lemak tidak jenuh majemuk terhadap total energi berkisar diantara 4.4% sampai 4.6% pada kelompok etnik Sunda dan Jawa.Sedangkan pada kedua etnik lainnya, persentase asam lemak tidak jenuh majemuk terhadap total energi lebih rendah, 2.6% pada suku Minangkabau dan 2.8% pada suku Bugis. Persentase asam lemak tidak jenuh tunggal terhadap total energi lebih tinggi pada etnik Sunda dan Jawa (6.1% vs 5.5%) Sedangkan persentase asam lemak tidak jenuh tunggal terhadap total energi pada kedua etnik lainnya Minangkabau dan Bugis lebih rendah (2.6% vs 2.8). Berdasarkan ratio dari asam lemak tidak jenuh majemuk dengan asam lemak tidak jenuh tungal dan dengan asam lemak jenuh, dapat disimpulkan bahwa suku Minangkabau dan Bugis memiliki kualitas pola diet asupan lemak yang kurang baik. Selain kurang baiknya pola diet asuapan lemak, suku Minangkabau juga mengkomsumsi total asupan lemak yang cukup tinggi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suku Minangkabau mempunyai risiko tinggi terhadap dislipidemia dibandingkan dengan ketiga kelompok etnik lainnya. (Med J Indones 2005; 14:242-8)

The use of dietary pattern specifically fatty acids intake should prove to be an informative and powerful means to augment our understanding of the role of diet in chronic disease particularly CHD. Cross sectional study was implemented to describe the nutrients intake specifically fatty acids intake of 4 (four) ethnic groups in Indonesia, such as Minangkabau, Sundanese, Javanese and Buginese. The percentage of saturated fatty acid (SAFA) to total energy intakes were around 20%. The percentage of polyunsaturated fatty acid (PUFA) to the total energy were about 4.4% to 4.6% among the Sundanese and the Javanese.While among the other two ethnic groups, the percentage of PUFA to total energy were less, 2.6 % among the Minangkabau and 2.8% among the Buginese ethnic. The percentage of mono unsaturated fatty acid (MUFA) to total energy intake were higher among the two ethnic groups, Sundanese and Javanese (6.1% vs. 5.5%). While the percentages of MUFA between the other two ethnic groups Minangkabau and Buginese ethnic were lower (2.6% vs. 2.8%). Based on the ratio of PUFA: MUFA: SAFA, we could consider that Minangkabau and Buginese ethnic groups both had poor quality of dietary fat pattern. Having the poor quality of dietary fat pattern and higher fat intake, we might take into consideration that the Minangkabau ethnic groups, had higher risk toward dyslipidemia compared to the other three ethnic groups. (Med J Indones 2005; 14:242-8)"
Medical Journal Of Indonesia, 14 (4) October December 2005: 242-248, 2005
MJIN-14-4-OctDec2005-242
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mirghani, Z.
"Tujuan: Untuk menganalisis dan mengidentifikasi asam lemak yang ditemukan dalam ?Ghee? buatan sendiri dan
dalam minyak zaitun dan membandingkan dengan asam lemak yang ditemukan dalam bilasan bronkus pada anak
dengan pneumonia lipoid.
Metode: Asam lemak yang ditemukan dalam lemak ?Ghee? dan minyak zaitun dianalisis dengan kromatografi gas. Derivat
metil ester untuk analisis GC disiapkan langsung dari minyak zaitun atau dari Ghee menggunakan metanol-HCl anhidrat.
Bronkoskopi dan lavage bronkoalevolar dilakukan pada delapan anak usia antara 2 dan 4 tahun, semua dengan riwayat
menggunakan Ghee buatan sendiri atau minyak zaitun pada posisi terlentang.
Hasil: Analisis asam lemak dalam Ghee dan minyak zaitun menunjukkan pola kromatografi gas yang sama seperti
pada lavage bronkoalevolar.
Kesimpulan: Ketiga asam lemak terdeteksi bertanggung jawab atas terjadinya pneumonia lipoid. Pneumonia lipoid harus menjadi
salah satu diagnosis banding pada anak-anak yang mengalami gangguan pernapasan.

Abstract
Aim: To analyze and identify the fatty acids found in homemade ghee and in olive oil and compare those to fatty acids
found in bronchoalevolar lavage of children with lipoid pneumonia.
Methods: The fatty acids found in homemade fat ?Ghee? and olive oil were analyzed by gas chromatography.
Methyl ester derivatives suitable for GC analysis were prepared directly from olive oil or from Ghee using anhydrous
methanolic-HCl. Bronchoscopy and bronchoalevolar lavage was performed in eight children aged between 2 and 4
years, all with history of using homemade ghee and/or olive oil in the recumbent position.
Results: The analysis of fatty acids in Ghee and olive oil show similar gas chromatographic pattern as those of
bronchoalevolar lavage.
Conclusion: The three fatty acids responsible for the deleterious effects of lipoid pneumonia were identifi ed. Lipoid
pneumonia should be one of the differentials diagnosis in children presenting with respiratory distress."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Abdiel Sophian Nehemia
"Ester asam lemak-karbohidrat dapat dibuat dari reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak minyak sawit. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatis menggunakan lipase Candida rugosa bebas maupun terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4?Kitosan. Hasil sintesis nanopartikel Fe3O4?Kitosan dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red). Selanjutnya, lipase diimobilisasi dan diuji persen loading serta aktivitas katalitiknya. Didapatkan persen loading imobilisasi sebesar 31,46%, aktivitas hidrolisis 7,08 U/mL, dan aktivitas spesifik 2,02 U/mg, dengan efisiensi imobilisasi sebesar 4,49%, dan penurunan aktivitas sebesar 95,32%. Pada reaksi esterifikasi menggunakan enzim terimobilisasi dalam pelarut n-heksana dan t-butanol, didapatkan persen konversi ester tertinggi pada rasio sukrosa : asam lemak 1:90 dengan persen konversi masing-masing sebesar 1,23% dan 4,08%.

Carbohydrate-fatty acid ester can be synthesized by esterification reaction between sucrose and palm oil fatty acid. The esterification reaction was carried out enzymatically using free and immobilized Candida rugosa lipase on Fe3O4?Chitosan nanoparticles. The synthesized Fe3O4?Chitosan nanoparticles were characterized by FTIR (Fourier Transform Infra Red). The lipase was immobilized and then the loading percentage and the catalytic activity were determined. The loading percentage of the immobilized enzyme was 31.46% with hydrolytic activity of 7,08 U/mL, the specific activity of 2,02 U/mg, the immobilization efficiency was 4.49%, and the enzyme activity was decreased by 95.32%. In the esterification reaction using immobilized enzyme in n-hexane and t-butanol, the highest ester conversion percentage were obtained by using the ratio of sucrose : fatty acid 1:90 with the conversion percentage of 1,23% and 4,08% respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindyara Nayanda
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit mematikan nomor dua di Indonesia. Risiko terserang penyakit ini pun cukup tinggi pada masyarakat, yang sebenarnya dapat dicegah dengan mengkonsumsi omega 3 dan omega 6 seperti AA, dan EPA. Kandungan omega 3 dan omega 6 terbanyak yang saat ini umum dimanfaatkan berasal dari minyak ikan. Namun, ketersediaan ikan dan juga kualitas perairan Indonesia yang kurang bagus sehingga memungkinkan potensi tercemarnya ikan menjadi salah satu tantangan terbesar. Terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif asam lemak.
Pada penelitian ini akan digunakan mikroorganisme fungi kapang jenis Aspergillus oryzae. Kapang digunakan dalam penelitian ini sebab memiliki berbagai keuntungan seperti lebih mudah dalam penanganan, dapat tumbuh dalam pH rendah serta dapat mendagradasi sumber karbon yang kompleks.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian menggunakan metode fermentasi terbaru yaitu three-stage fermentation dengan variasi waktu kultivasi. Metode fermentasi ini akan terbagi menjadi tiga tahapan dimana tahap pertama merupakan tahap pembelahan, tahap kedua merupakan tahap biosintesis lemak dan tahap terakhir merupakan tahap sintesis asam lemak AA dan EPA.
Variasi waktu kultivasi akan dilakukan pada tahap kedua dan tahap ketiga untuk mengetahui waktu optimum yang dibutuhkan. Waktu kultivasi paling optimal pada tahap kedua adalah 2 hari dengan produktivitas lipid sebesar 17,2 atau setara dengan 0,1341 g sedangkan variasi waktu kultivasi optimal untuk tahap ketiga adalah hari pertama dimana dihasilkan asam lemak tak jenuh sebesar 54,51 dan asam lemak tak jenuh sebesar 36,73 . Komposisi asam lemak tak jenuh yang dihasilkan antara lain 29,1 oleat, 25,4 linoleat, 0,01 AA dan 0,01 EPA.

Cardiovascular disease is the second biggest killer in Indonesia. The percentage risk of stricken by this disease is so high in community. Which are actually this disease can be prevent with dietary consumes of omega 3 and omega 6 such as AA and EPA. Omega 3 and omega 6 is often found in fish oil. However, the fish availability and the quality of Indonesia rsquo s ocean that tainted with heavy metals can be dangerous and also become the biggest problems of production omega 3 and omega 6 from fish. With the problem above the alternative sources of omega 3 and omega 6 is needed. Whereas the source must be able to produce oil in large number without taking a large amount of land and also economic. There are several kind of microorganism that can be use as an alternative source of fatty acid.
In this research, Aspergillus oryzae will be used as fungi microorganism. Fungi used in this research, because it has a lot of advantages such as ease to handle, easily grow in low pH and able to degradate more complex carbon sources. In this research, the fermentation will be process with three stage fermentation strategy with variation of time culture.
This fermentation method will be divided into three stage where the first stage will be focused in cell propagation and second stage will be focused in lipid biosynthesis and the last stage will be for production of AA and EPA. In each stage the medium will be specific with the purpose. The time culture variation will be run in second and third stage.
The most optimal cultivation time that run in second stage was 2 days with 17.2 lipid productivity or equal to 0.1341 g on the other hand the most optimal cultivation time that run in third stage was 1 days with 54.51 Unsaturated fatty acid and 36.73 saturated fatty acid. The composition of unsaturated fatty acids are 29.1 oleat acid, 25.4 linoleat acid, 0.01 AA and 0.01 EPA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami
"Seiring dengan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, khususnya Penyakit Kardiovaskuler ( PKV) di Indonesia, berkembang pula pemasaran global bermacam - macam suplemen makanan. Hal yang penting diperhatikan konsumen suplemen makanan adalah memahami cara penggunaannya yang benar. Mereka perlu memperoleh petunjuk dari ahli tentang manfaat suplemen, bagaimana pengaturannya dalam makanan sehari - hari, serta perilaku sehat yang menunjang agar manfaat suplemen lebih efektif. Salah satu suplemen yang beredar di Kotamadya Bandung 1998 adalah suplemen dengan komposisi utama omega -3. Berdasarkan pengamatan, pemasaran multi level marketing (MLM) berhasil menjaring konsumen yang leas. Pada pemasaran ini konsumen memperoleh bimbingan dan konsultasi pemahaman penggunaan suplemen, dengan demikian diasumsikan bahwa konsumen memiliki pengetahuan gizi yang memadai.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh pengetahuan gizi terhadap penggunaan suplemen omega - 3, setelah dikontrol oleh faktor -pendapatan, tingkat konsumsi lemak, kebiasaan olahraga dan merokok. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol marching umur dan jenis kelamin, dengan sampel 91 pasang responden. Pengolahan data menggunakan program Epi Info 6 dan Stata 4. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan gizi baik mempunyai kemungkinan 5,18 kali menggunakan suplemen omega-3 dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan gizi kurang. Pengaruh pengetahuan ini menurun menjadi 4,24 kali setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan . Demikian pula pengaruh pengetahuan gizi menurun dari 5,18 kali menjadi 4,71 kali setelah dikontrol oleh kebiasaan olahraga . Nampaknya cars pemasararan MLM pads lokasi penelitian, menjadi faktor penentu baiknya pengetahuan gizi responden.
Pemasaran dengan MLM sebaiknya melibatkan tenaga ahli dalam operasional sehari ? hari. Hal ini merupakan salah satu perlindungan kepada konsumen, dan meningkatkan efektifitas suplemen omega - 3, serta menghindari kesan bahwa pemasaran ini hanya bersifat bisnis semata. Penyuluhan yang terns - menerus dan berkesinambungan perlu menjadi program utama pada perusahan distributor suplemen omega - 3. Efektifitas manfaat suplemen omega -3 serta studi kualitatif pads penggunaan suplemen omega-3 dapat menjadi lanjutan penelitian yang telah dilakukan.

Effect of Nutrition Knowledge on Health Food Supplement of Omega-3 in Dislipidemia cases in the Municipality of Bandung Year 1998The Coronary Heart Disease (CHD) as one of the masnifestation of degenerative diseases tends to increase in prevalence year by year. Accordingly, there is also an improved market share of health foods. Considering that the consumers should be able to understand how to use appropriately those health foods, they should obtain accurate and adequate instructions about health foods including their advantages and disadvantages, purposes on daily consumption and healthy behavior toward effective treatment from health and nutrition specialist. One of the health foods, that has already been in the Bandung market in 1998 consisted omega-3. Based on a survey, a multi Ievel marketing ( MLM ) has been able to coup wider consumer. Through this marketing channel consumers obtained effective guidance and counseling to consume and its assumed that they obtained proper nutrition knowledge.
This research has a main purpose to obtain effect of nutrition knowledge to use health food omega-3 controlled by several confounding factors such as occupation, education, salary, level of fat consumption, exercise and smoke behavior. It used a case - control design by mathing in age and sex of 91 pair of respondents. Data were analysed through Epi-Info 6 and Stata 4. It is conducted through univariate, bivariate and stratification analyse.
Finding showed respondents who have better nutrition knowledge have 5.18 times to use omega-3 supplement compare to the low one. This effect decreased to 4.24 times after controlled by education. Furthermore, when association controlled by exercise behavior, the use of omega-3 decrease from 5.18 times to 4.71 times. As a result, sems that multi level marketing could be also a factor influencing respondents to have better nutrition knowledge.
Finally, MLM encourages people to include health and nutrition specialist in daily operational. It has also purposes of directly providing assistance and protecting consumers, increasing effective omega-3 consumption and avoiding an image profit oriented. Sustainable nutrition education, also could be a priority program in the company distributoring omega-3. Studies in efficaly of omega-3 supplement in individual and exploring the rationale on using the supplement might be done in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T9575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilani Kumala
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Survai Kesehatan Rumah Tangga 1992, menunjukkan angka kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia telah menduduki urutan pertama. Platelet mempunyai peranan dalam terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular. Asupan asam lemak tak jenuh w-3 dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi fungsi platelet yang meliputi menurunkan agregasi platelet dan pembentukan Tromboksan A2 (TXA2). Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suplementasi asam lemak tak jenuh w-3 terhadap agregasi platelet dan TXA2 pada orang sehat. Penelitian dilakukan tehadap 11 orang laki-laki sehat, berusia 30-55 tahun dan tidak merokok.
Penelitian dilakukan dalam 3 periode yaitu periode pengamatan, periode suplementasi dan periode setelah suplementasi dengan masing-masing periode 21 hari lamanya. Dalam periode suplementasi, setiap subjek penelitian tiap hari mendapat 6 kapsul w-3 yang setara dengan 6 gram asam lemak tak jenuh w-3 dan mengandung 1080 mg EPA dan 720 mg DHA. Pada setiap awal periode dan pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan agregasi platelet dan TX A2. Pada saat yang lama juga dilakukan analisis asupan makanan.
Hasil dan Kesimpulan : Nilai rata-rata agregasi platelet pada awal periode pengamatan, awal periode suplementasi, hari pertama dan hari ke 22 periode setelah suplementasi berturut-turut adalah 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 dan 61,12 ± 7,8. Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada awal periode suplementasi dengan awal periode pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada hari pertama periode setelah suplementasi dengan awal periode suplementasi dan pada hari ke 22 dengan hari pertama periode setelah suplementasi ternyata terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asam lemak tak jenuh w-3 dapat menurunkan agregasi platelet pada orang sehat. Data kadar TXA2 dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan lengkap pada ke tiga periode. Hanya tiga data kadar TXA yang lengkap diperoleh dari ke tiga periode tersebut oleh karena itu, tidak dapat dilakukan analisis statistik terhadap kadar TXA2. Dengan demikian pengaruh asam lemak tak jenuh terhadap pembentukan TXA2 dalam penelitian ini belum dapat disimpulkan.

Scope and Method of Study : Household survey 1992, showed mortality rate of cardiovascular disease in Indonesia has become the highest. Platelets have a role in atherosclerosis formation leading to cardiovascular disease. Dietary intake of w-3 polyunsaturated fatty acids can influence platelet function including the decrease of platelet aggregation and thromboxane A2 (TXA2) formation. The purpose of this study is to evaluate the effect of w-3 polyunsaturated fatty acids supplementation on platelet aggregation and TXA2 in healthy men. The subjects were 11 healthy men, 30 - 55 years of age and non smokers.
The study conducted in three periods ; the run in period, the supplementation period and the post supplementation period, which each of lasted 21 days. During the supplementation period, each subject was administered 6 omega-3 capsules which equal 6 grams of w-3 polyunsaturated fatty acids and containing 1080 mg EPA and 720 mg DHA. Platelet aggregation and TXA2 measurement were conducted at the beginning of each period and the end of the study. At the corresponding points of time dietary intake analysis were also carried out.
Findings and Conclusions : The mean value of platelet aggregation at the beginning of the run in period, the beginning of supplementation period, the first and the twenty second day of the post supplementation period were 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 and 61,12 ± 7,82, respectively. T test dependent statistical analysis on platelet aggregation in the beginning of supplementation period against at the beginning of the run in period showed no significant change (p>0,05). T test dependent statistical analysis on platelet. aggregation at the first day of post supplementation period against at the beginning of supplementation period also at the twenty second day against the first day of the post supplementation period showed that there were significant change (p<0,05).
It can be concluded that in healthy men supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids decreased platelet aggregation. Data of TXA2 levels in this study could not be completely obtained from all the three periods. Since only three datas of TXA2 could be obtained completely, no statistical analysis could be made. The effect of supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids on TXA2 formation in this study is still inconclusive.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Buana Garbawati
"ABSTRAK
Asam lemak rantai menengah (medium Chain Fatty Acid, MCFA) merupakan fraksi asam lemak terbesar yang ada didalam minyak kelapa, terutama dalam bentuk asam laurat 44-52%. Minyak kelapa dapat diekstraksi dari santan dengan beberapa metode, salah satunya adalah ekstraksi enzimatik (aqueous extraction). Tujuan penelitian untuk mencari kondisi optimum ekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim papain. Rendemen minyak yang dihasilkan diuji beberapa sifat fisiko-kimianya dan komposisi asam lemak dengan GC. Data analisis dibandingkan dengan minyak kelapa tradisional (cara pemanasan) dan minyak kelapa komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum yang didapat untuk mengekstrak minyak kelapa dari 100 mL santan adalah jumlah enzim 1,20 gram, pH santan (pH 5.9), suhu inkubasi 55oC dan waktu inkubasi 20 jam. Rendemen minyak yang terekstrak sebanyak 74 % dan memiliki kualitas yang baik karena masih dalam kisaran nilai SNI 1992. Kandungan asam laurat tertinggi terdapat dalam minyak kelapa hasil ekstraksi enzimatik, 51.82%. Kata kunci: MCFA, ekstraksi enzimatik, minyak kelapa, papain.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faika Dwiyanti
"Tubuh kita memerlukan asam lemak essensial, yang dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak essensial
tersebut. Salah satu bahan makanan yang mengandung asam lemak
essensial adblah kacang panjang {Vigna sesquipedalis). Tetapi, kacang
panjang juga mengandung enzim lipoksigenase yang mengkatalisis reaksi
oksidasi asam linoleat oleh oksigen menjadi hidroperoksida. Senyawa ini
bersifat tidak stabil dan dapat dioksidasi lebih lanjut m^nghasilkan senyawasenyawa
yang menimbulkan ketengikan dan mempunyai dampak negatif bagi
kesehatan. Oleh karena itulah, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi
enzim lipoksigenase dari kacang panjang serta menentukan aktifitas enzim
tersebut sebagai biokatalisator pada reaksi oksidasi asam linoleat. Juga
dilakukan penentuan kondisi optimum reaksi, yaitu pH dan suhu inkubasi
optimum. Purifikasi enzim yang telah diisolasi dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu fraksionasi dengan ammonium sulfat, dialisis, dan kromatografi penukar
anion DEAE Sellulosa. Berdasarkan hasil pengukuran, ternyata aktifitas
spesifik enzim lipoksigenase meningkat mulai dari tahap ekstraksi (0,226
U/mg), fraksionasi dengan ammonium sulfat 60-90 % (0,418 U/mg), sampai
dialisis (0,523 U/mg). Aktifitas enzim meningkat secara tajam setelah
dilakukan kromatografi 350,6 U/mg (puncak I) dan 177,1 U/mg (puncak II). Sedangkan untuk kondisi optimum reaksl diperoleh pH optimum pada pH 9,0
dan suhu inkubasi optimum pada 30° C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Simajaya
"Selama bertahun-tahun masyarakat suka akan makanan yang
digoreng, oleh karena rasanya yang unik dan kombinasi tekstur makanan
mulai dari keripik kentang, kentang goreng dan ayam goreng. Lemak, selama
proses penggorengan mengalami berbagai reaksi kimia yang akan
menghasilkan zat-zat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan mutu
makanan digoreng yang dihasllkan. Tujuan peneiitian inl adalah
memanfaatkan lemak sap! bekas pakai sebagai bahan baku pembuatan
asam lemak. Tahap awal yang dilakukan adalah penentuan sifat fisika dan
kimia dari lemak sapi bekas pakai, penentuan komposisi asam lemak
penyusun trigliserida, didapat kandungan terbanyak adalah asam oleat
(44,50%) dan asam palmitat (31,26%). Kemudian dilakukan pembuatan
amida asam lemak dari lemak sapi bekas pakai, dengan cara ammonolisis
klorida asam, persen hasil amida asam lemak yang terbentuk sebesar
90,71%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>