Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brilliant Putri Kusuma Astuti
Abstrak :
MPASI merupakan sumber nutrisi utama bagi balita, khususnya bayi yang berusia 6-24 bulan. Pemberian MPASI yang tepat memiliki peran krusial dalam mempertahankan status nutrisi anak. Namun, masih banyak ibu yang belum mengetahui tentang tata cara pemberian MPASI yang tepat. Pengetahuan ibu mengenai pemberian MPASI dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor sosiodemografi. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dianalisis hubungan antara faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang MPASI. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder dari penelitian utama berjudul ?Longitudinal study on the effect of multiple micro-nutrient supplementation on haemoglobin level of 8 to 22 month old Indonesian children.? Hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 subjek (64,7%) memiliki tingkat pengetahuan tentang MPASI yang baik, 71 subjek (53,4%) memiliki sikap pemberian MPASI yang positif, dan 68 subjek (51,1%) memiliki perilaku pemberian MPASI yang kurang baik. Karakteristik ibu berdasarkan sebaran sosiodemografi adalah sebagai berikut: 58 subjek (43,6%) berusia di atas 30 tahun; 81 subjek (60,9%) memiliki tingkat pendidikan menengah; 117 subjek (88%) tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga (IRT); 88 subjek (66,2%) memiliki status ekonomi di atas garis kemiskinan; dan 99 subjek (73,4%) memiliki bentuk keluarga inti. Dari uji hipotesis Chi-square, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang MPASI (p=0,02). Namun, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistika antara faktor sosiodemografi lainnya dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang MPASI.
Complementary feeding is the main nutrients supply for kids, especially in children aged 6 to 24 months. Correct provision of complementary feeding has crucial role in maintaining child nutritional status. However, there are lots of mothers with inadequate knowledge about complementary feeding. Mother's knowledge regarding complementary feeding is affected by various factors, such as sosiodemographic factors. Therefore, this study was determined to analyze the association between sociodemographic factors and the level of mother's knowledge, attitude, and behaviour regarding complementary feeding. This study is a cross-sectional study, using primary data from questionnaire and secondary data from a primary research entitled ?Longitudinal study on the effect of multiple micro-nutrient supplementation on haemoglobin level of 8 to 22 month old Indonesian children.? This study shows that 86 subjects (64,7%) had good knowledge about complementary feeding, 71 subjects (53,4%) had positive attitude regarding complementary feeding, and 68 subjects (51,1%) had mediocre behaviour regarding complementary feeding. Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 58 subjects (43,6%) aged above 30 years old; 81 subjects (60,9%) had intermediate level of education; 117 subjects (88%) were housewifes; 88 subjects (66,2%) had economical status below poverty line; dan 99 subjetcs (73,4%) were classified as nuclear family. Through Chi-Square test: there was significant association between mother's education and the knowlegde about complementary feeding (p=0,02). On the other hand, there were no significant association between any other sociodemographic factors and the level of mother's knowledge, attitude, and behaviour regarding complementary feeding.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Putri Mumpuni Saraswati
Abstrak :
Picky eater merupakan salah satu permasalahan perilaku makan yang umum dijumpai pada anak, terkait tahap pertambahan usianya. Jika dihadapi dengan sikap yang tepat, maka fase picky eater akan terlewati dan anak dapat memperbaiki perilaku makannya di kemudian hari. Sebaliknya, jika tidak dihadapi dengan tepat, maka anak dapat membawa perilaku picky eater hingga dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku picky eater dan faktor yang melatar belakanginya di PAUD Kasih Ananda, Bekasi. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, yang sebelumnya didahului dengan sebuah skrining sederhana dengan menggunakan kuesioner. Penelitian berlangsung pada bulan April-Mei 2012. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada lima orang informan yang merupakan ibu dari siswa yang mengalami picky eater berdasarkan hasil skrining. Wawancara dilakukan dengan bantuan alat perekam, kemudian dibuat transkrip secara verbatim. Selain dengan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi partisipatif di tempat penelitian. Hasil penelitian tersebut dibuat menjadi matriks yang kemudian akan dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Selanjutnya, data yang didapat diuji terhadap teori yang ada dan kemudian dicari alternatif penjelasan bagi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku picky eater yang umum ditemui pada anak di PAUD Kasih ananda adalah memilih jenis makanan dan sulit dikenalkan pada makanan baru (neofobia). Berdasarkan kerangka konsep yang ada, terbukti bahwa faktor yang melatar belakangi picky eater yaitu variasi makan yang terbatas, perilaku makan anggota keluarga lain, ASI eksklusif, pengetahuan orangtua, cara ibu menghadapi picky eater. Interaksi antara orangtua dan anak yang terjalin sudah baik, namun belum cukup berperan dalam membentuk kebiasaan makan yang baik pada anak.
Picky eater is one of feeding problem that most commonly found in children. In fact, this problem normally happens as a normal phase of feeding behavior at children, seeing their age. The aim of this study is to describe the picky eating behavior happen in pre-school aged children in PAUD Kasih Ananda, Bekasi and factor that lies behind. This study was done qualitatively, preceded with a screening using a picky eater questionnaire. The research lasted for two months, April-Mei 2012. Data collected by deeply interviewing five informants who are mother of child that have picky problem based on the screening done before. A recorder used to record the interview and the data transcribed verbatim. In addition to the interview, this study was also done with the participatory observation on the research field. The transcription was made into a matrix that grouped by the category. The data, then, described based on the theory prevailed. This research results picky eating behavior that largely found is limited number of food acceptance. They become so choosy about what they want and don't want to eat. The other problem is that they fear of the new food they newly know (neophobic). Based on the conceptual framework used, it?s proven that factors cause picky eater are limited food variety, eating behavior of other family member, exclusive breastfeeding, parent's knowledge, and mother?s attitude in facing picky eater. Parents and child interaction has gone well, yet not enough to form a good eating behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisia Purnamasari
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai membentuk perilaku makan yang baik pada anak prasekolah. Perilaku makan yang baik meliputi sikap menyukai makan dan makanan, makan makanan bervariasi, memiliki regulasi diri, dan memiliki tata krama ketika makan. Partisipan psikoedukasi ini adalah tiga puluh ibu, yang memiliki anak 3-5 tahun. Pengetahuan ibu akan diukur sebelum dan sesudah psikoedukasi dengan pre-test dan post test. Alat ukur yang digunakan adalah dibuat sendiri oleh pelaksana psikoedukasi. Pre-test dan post-test itu terdiri dari empat aspek perilaku makan yang baik. Psikoedukasi ini dilaksanakan selama dua kali, tiga sampai empat jam per sesi di mana para ibu memperoleh pengetahuan yang luas mengenai perilaku makan yang baik. Hasil analisis data menunjukkan pengingkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test sebesar 7.83, di mana data dianalisis menggunakan uji t (pair sample t test). Berdasarkan analisis, ditunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Evaluasi dari hasil menunjukkan bahwa program ini merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perilaku makan yang baik pada anak prasekolah.
ABSTRACT
The objective of this study was to increase mother’s understanding of good eating behavior in preschooler. Good eating behavior of appreciating food, eating variety of foods, having self-regulation, and eating manners. Thirty mothers of children aged three-until-five years completed a psychoeducation about assembling good eating behavior in preschooler. Mothers’ understanding was measured after and before psychoeducation using a pre-test and post-test design. The questioner was made by the writer. It consists of four aspect of good eating behavior. The program consists of two days, three to four hour sessions in which a small group of parents become more knowledgeable in assembling good eating behavior in preschooler. The result was showed the increasement of pre- test and post-test’s mean, which it was analyzed with T-test (pair sample t test). The result was significant. The evaluation indicates that psychoeducation was an effective approach for educating mothers about good eating behavior in preschooler.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Merysa
Abstrak :
Prevalensi stunting di Indonesia khususnya di daerah Aceh masih tinggi dan kondisi ini masih berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Salah satu faktor yang memengaruhi kejadian stunting yaitu pemberian makan pada anak yang meliputi pemberian ASI dan MPASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu terhadap pemberian makan pada anak dengan kondisi stunting. Penelitian ini yaitu penelitian kualititatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan yang terlibat di dalam penelitian ini yaitu 10 ibu yang memiliki anak dengan kondisi stunting berusia 2-3 tahun. Analisis tematik merupakan metode analisis data yang dilakukan di dalam penelitian ini. Berdasarkan data analisis yang dilakukan diperoleh 6 tema yaitu: 1) Ibu memberikan ASI tapi tidak eksklusif, 2) Pemberian MPASI tidak adekuat, 3) Ibu kurang mendapat informasi tentang pemberian makan pada anak, dan 4) Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga selama pemberian makan pada anak. Pemberian edukasi tentang pemberian makan pada anak harus dioptimalkan untuk mengurangi angka kejadian stunting pada anak di Indonesia khususnya di Aceh. ......The prevalence of stunting in Indonesia, especially in Aceh, is still high and this condition is still above the threshold set by the WHO of 20%. One of the factors that influence the incidence of stunting is the feeding practice including breastfeeding and complementary feeding. This study aimed to explore the experience of mothers in feeding practice for children with stunting conditions. This research was aqualitative research with a phenomenological approach. The participants involved in this study were 10 mothers who had children with stunting conditions for 2-3 years. Thematic analysis was a method of data analysis carried out in this study. Based on the data analysis, 6 themes were obtained, namely: 1) Children are not exclusively breastfed, 2) Inadequate complementary feeding practice, 3) Mothers have lack information about child-feeding practices, and 4) Mothers get the supports from husband and family during the feeding process to their children. Providing education about child feeding should be optimized to reduce the incidence of stunting in children in Indonesia, especially in Aceh.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Sondang Yunika
Abstrak :
Waduk Jatiluhur memiliki fungsi utama untuk PLTA serta dimanfaatkan untuk budidaya KJA dengan pola pemberian pakan sebanyak-banyaknya. Pakan ikan yang tidak termakan, mengendap dan mencemari kualitas air waduk. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air waduk; menganalisis pengetahuan petani KJA; menghitung nilai keuntungan dari KJA. menganalisis daya tampung waduk untuk KJA; merumuskan KJA yang tepat agar dapat mewujudkan waduk berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah analisis dengan CCME, analisis deskriptif untuk pengetahuan petani, benefit cost ratio dan perhitungan DTBPA sesuai PermenLH 28/2009. Hasil penelitian menunjukkan nilai status mutu kualitas air waduk menurun dari kelas baik menjadi sangat buruk; Pengetahuan petani KJA termasuk dalam kategori rendah; Budidaya KJA layak untuk dijalankan; Daya tampung waduk untuk KJA sebesar 10.004 petak, kondisi eksisting KJA 22.265 petak, sehingga harus mengurangi jumlah KJA sebanyak 55%; Budidaya KJA berbasis waduk berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan status mutu kualitas air, peningkatan pengetahuan petani, pemenuhan kelayakan usaha, dan daya tampung waduk. ......The Jatiluhur Reservoir has the main function for hydropower plants and is used for KJA cultivation with a pattern of feeding as much as possible. Uneaten fish feed settles and pollutes the quality of reservoir water. This study aims to analyze the quality of reservoir water; analyze the knowledge of KJA farmers; calculate the profit value of KJA; analyzing the reservoir capacity for KJA; formulating the right KJA to create a sustainable reservoir. The method used is analysis with CCME, descriptive analysis for farmer knowledge, benefit-cost ratio, and calculation of DTBPA according to PermenLH 28/2009. The results showed that the status value of reservoir water quality decreased from good to very bad; KJA farmers' knowledge is in a low category; KJA cultivation is feasible to run; The reservoir capacity for floating cage is 10,004 plots, the existing condition is 22,265 plots of cage, so it must reduce the number of the marine cage by 55%; Sustainable reservoir-based floating net cage culture is carried out by taking into value of status of water quality, increasing farmers' knowledge, fulfilling business feasibility, and reservoir capacity.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
Abstrak :
Latar belakang: Indonesia adalah negara yang rawan terjadi bencana alam. Bencana-bencana tersebut menempatkan anak usia dini pada posisi rentan. Salah satu kebutuhan anak usia 6-24 bulan yang sulit terpenuhi pada situasi bencana adalah MPASI. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian MPASI pada situasi bencana di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan datanya menggunakan observasi, FGD (6 partisipan), dan wawancara mendalam (11 partisipan). Partisipan yang terlibat merupakan aktivis kemanusiaan, tenaga kesehatan, warga setempat yang terlibat pada pengolahan MPASI dan pengasuh utama anak. Latar belakang kejadian bencana adalah erupsi Merapi 2021 dan longsor Sumedang 2021. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik, data diambil dari kalimat bermakna partisipan lalu dibentuk koding, diberikan kategori hingga subtema, dan dibentuk tema. Hasil: Terdapat lima tema yang dihasilkan yaitu 1) Donasi MPASI rumahan berdasarkan kearifan lokal, 2) MPASI yang tidak adekuat, 3) Sumber daya terbatas untuk pengelolaan MPASI, 4) Kondisi bersih versus kondisi kotor, dan 5) Asa MPASI yang Terjaga di Tengah Situasi Bencana. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan beberapa program yang menyediakan MPASI rumahan berdasarkan kearifan lokal meskipun demikian makanan yang disediakan belum sepenuhnya adekuat memenuhi nutrisi anak usia 6-24 bulan. Makanan dan minuman pabrikan masif diberikan oleh para donatur. Meskipun demikian, praktik responsive feeding dan pemberian ASI masih berjalan seperti biasa. ......Background: Indonesia regularly faces many natural disasters. As one of vulnerable groups, young children aged 6-24 months had the challenges to get the complementary foods properly during the disaster situation. The aim of this study was to analyze the practice of complementary feeding in Indonesian disaster situations. Methods: This research was a case study qualitative research. The data was collected using observation, FGD (6 participants), and in-depth interviews (11 participants). The participants were humanitarian activists/health workers/the residents who were involved in the process of making complementary foods and the primary caregivers of children aged 6-24 months. The background of the disaster is the Merapi eruption in 2021 and the Sumedang landslide in 2021. The data analysis used is thematic analysis that data is taken from meaningful sentences of the participants and then the coding is formed, given categories to sub-themes, and formed themes. Results: There were five themes resulting from data analysis. The themes were 1) The donation of home-based complementary foods based on local wisdom, 2) Inadequate complementary feeding, 3) Limited resources for complementary foods management, 4) The clean conditions versus the dirty ones, and 5) A glimpse of hope of complementary feeding practices. Conclusion: This research shows that several programs provide home-based complementary foods based on local wisdom, although the food provided is not fully adequate to meet the nutrition of children aged 6-24 months. Massive manufactured food and beverages were provided by the NGOs. Nevertheless, the practice of responsive feeding and breastfeeding are continued.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Handayani Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu strategi untuk meningkatkan asupan gizi ada!ah melalui makanan pendamping AS! dengan biaya rendah, menggunakan makanan lokal yang tersedia dan pengolahan makanan sederhana, Kami menyajikan basil dari studi fonnatif pengembangan resep makanan pendamping AS! lokal padat gizi untuk bayi 9-11 bulan. Penelitian dilakulom di Lombok Timur pada bulan Februari 2010. Pengumpulan data termasuk survey pasar, wawancara kelompok dengan pengasuh dan kader, uji coba resep, pengernbangan resep dan 7 hari uji coba penerimaan resep di rumah tangga. Resep yang dicoba oleh sebagian besar rumah tangga di dusun dekat dan jauh pasar adalah bakso ikan dan cap cay, sedangkan resep yang paling sediklt dicoba adalah resep abon hati ayam. Terdapat potensi untuk memperoleh manfaat dari rnodifikasi resep lokal pada kecukupan gizi pada bayi 9-11 bulan.
ABSTRACT
One of the strategy to improve the intake of problem nutrients was through the low cost complementary foods, using locally available foods and simple food processing. We present results from a formative study on the development of modified local nutrient-dense complementary foods for 9-11 month old infants. The study was conducted in East Lombok on February 2010. The data collection including a series of market survey, group interview with caregivers and cadres, recipe trials, recipe development, and 7-day HH acceptability trial. The recipe that mostly tried by the household in near and far market hamlet was fish meatballs and cap cay. while the least recipe tried was chicken liver abon. This study suggested that there would be potential lo benefit from the modified recipes on nutrient adequacy among 9-11 mo infants.
2010
T32845
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Karunia Wahyuni
Abstrak :
Minum merupakan tantangan bagi bayi prematur karena imaturitas dan penyakit yang menyertainya. Bayi prematur yang dinyatakan siap minum seringkali tidak mampu minum. Saat ini belum terdapat tata laksana yang konsisten dan mempertimbangkan kompleksitas proses minum secara komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah menentukan berbagai faktor yang memengaruhi ketidakmampuan minum dan membuktikan efektivitas tata laksana metode baru terhadap kemampuan minum bayi prematur. Penelitian dilakukan di lima rumah sakit di Jakarta pada bulan Agustus–November 2021. Studi potong lintang meneliti faktor yang memengaruhi ketidakmampuan minum 120 bayi prematur siap minum usia kehamilan 28–34 minggu, yaitu tonus postural fleksi fisiologis, stabilitas fisiologis, refleks rooting, kemampuan regulasi diri, morbiditas, dan behavioral state. Selanjutnya dilakukan randomized controlled trial (RCT) membandingkan tata laksana metode baru dan konvensional 70 bayi prematur belum mampu minum dari studi potong lintang. Metode baru mencakup therapeutic positioning fleksi fisiologis melalui pembedongan dan intervensi oromotor berupa stimulasi oral, gerakan sinergis three finger jaw control, dan isapan non-nutritif menggunakan empeng khusus. Metode konvensional mencakup pembedongan tradisional, stimulasi oral, dan isapan non-nutritif menggunakan empeng yang biasa digunakan di ruang perawatan. Analisis data studi potong lintang dilakukan dengan uji bivariat menghitung prevalence ratio (PR) dan nilai p; uji multivariat, penentuan titik potong skor faktor risiko ketidakmampuan minum melalui kurva Receiving Operating Characteristic (ROC), serta penentuan sensitivitas dan spesifisitasnya. Uji klinis membandingkan rentang waktu tercapainya kemampuan minum bayi yang diberikan kedua jenis metode. Data dianalisis dengan program STATA versi 14.2 (tingkat kemaknaan p < 0,05). Hasil studi potong lintang menunjukkan regulasi diri sebagai faktor utama yang memengaruhi ketidakmampuan minum bayi prematur dengan PR 1,96 (1,61–3,34; IK 95%) dan p = 0,012, diikuti tonus postural, behavioral state, dan morbiditas (PR 1,91; 1,59; 1,56). Skor faktor risiko ketidakmampuan minum memiliki area under the curve (AUC) sebesar 0,698, titik potong optimal pada skor ≥ 7 dengan sensitivitas 71,4% dan spesifisitas 54%. Hasil uji klinis membuktikan metode baru lebih efektif dibandingkan metode konvensional (4 vs. 7 hari; p = 0,02). Berbagai faktor yang memengaruhi ketidakmampuan minum bayi prematur siap minum adalah regulasi diri, tonus postural, behavioral state, dan morbiditas. Metode baru lebih efektif dibandingkan metode konvensional. ......Feeding for premature infants is a challenge because of their immaturity and comorbidities. Premature infants who are ready to feed are often not able to feed. Current managements have not been consistent and consider the complexity of the feeding process comprehensively. The purpose of this study was to determine various factors influencing feeding inability of premature infants and to verify the effectiveness of a new method management on the premature infants’ feeding ability. The study was conducted in five hospitals in Jakarta in August–November 2021. A cross-sectional study examined factors influencing the oral feeding inability on 120 ready to feed premature infants born at 28–34 weeks of gestation. Evaluation of feeding inability risk factors included physiological flexion postural tone, physiological stability, rooting reflex, self-regulation ability, morbidity, and behavioral state. Subsequently, a randomized controlled trial (RCT) comparing the new and conventional method was conducted in 70 premature infants who were not able to feed from the cross-sectional study participants. The new method encompasses physiological flexion therapeutic positioning swaddling, and oromotor intervention consisting of oral stimulation, synergic three finger jaw control, and non-nutritive sucking by using a specific pacifier. The conventional method consists of traditional swaddling, oral stimulation, and non-nutritive sucking using the usual pacifier in the nursery room. In the cross-sectional study, bivariate analysis was done to determine the prevalence ratio (PR) and p value; multivariate analysis, Receiving Operating Characteristic (ROC) curve to determine the scoring system cut-off point, as well as its sensitivity and specificity. Clinical trial data analysis compared the new and conventional method effectivity in terms of duration needed to achieve feeding ability in premature infants. STATA version 14.2 was used for data analysis (level of significance p < 0,05). The results from the cross-sectional study showed that self-regulation had the highest influence of feeding inability with PR 1,96 (1,61–3,34; IK 95%) and p = 0,012, followed by postural tone, behavioral state, and morbidity (PR 1,91; 1,59; 1,56). The feeding inability risk score had an area under the curve (AUC) of 0.698, an optimal cut–off point of ≥ 7, as well as sensitivity of 71,4%, and specificity of 54%. In clinical trials, it was proven that the new method was more effective than the conventional method (4 vs. 7 days; p = 0,02). Factors influencing feeding inability in premature infants were self-regulation, postural tone, behavioral state, and morbidity. The new method management was more effective than the conventional method.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetta Ninda Pranantia
Abstrak :
ABSTRAK Perilaku makan menyimpang dapat didefinisikan sebagai perubahan signifikan pada pola makan yang berhubungan dengan perubahan psikologis. Tujuan penelitian adalah melihat faktor internal maupun eksternal yang memiliki perbedaan proporsi dengan perilaku makan menyimpang pada finalis Abang None Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional pada total responden 124 finalis Abang None Jakarta 2015. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 36,3% responden memiliki perilaku makan menyimpang. Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang memilki perbedaan proporsi yang bermakna adalah status gizi, citra tubuh (2,84), dan riwayat diet (OR 3,615). Berdasarkan hasil tersebut diharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dapat memberi pembekalan pola makan sehat dan gizi seimbang dalam pembekalan karantina angkatan Abang None Jakarta pada tahun-tahun berikutnya sebagai pencegahan terjadinya perilaku makan menyimpang.
ABSTRACT Eating disorder is defined as a significant change to one?s eating habits as a respond to a psychological change. The objective of this research is to determine which internal or external factors have a significant proportional difference to eating disorders. This research will be based on a quantitative cross sectional research method on 124 finalists of Abang None Jakarta 2015. Results show that 36.3% of respondents were diagnosed with an eating disorder. Bivariate results show nutritional status, body image, and diet history as the three factors with significant proportional differences to eating disorders. Therefore, it is suggested that the Department of Tourism and Culture of DKI Jakarta should provide a course on healthy eating habits and balanced nutrition in the quarantines of future Abang None Jakarta finalists as prevention of eating disorder.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Suraya
Abstrak :
Musik dapat mempengaruhi emosi dan beberapa fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pajanan musik rock terhadap nafsu makan pada tikus galur Wistar jantan dengan metode eksperimental. Selama 15 hari, tikus diberi pajanan musik rock selama empat jam per hari, dan diukur jumlah makanan yang dikonsumsi tiap tiga hari. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan dan didapatkan bahwa pajanan musik rock secara signifikan berhubungan dengan perubahan nafsu makan pada tikus galur Wistar; nilai p = 0,007. Kesimpulannya, Pajanan musik rock selama empat jam dalam waktu 15 hari berpengaruh terhadap peningkatan nafsu makan tikus galur Wistar.
Music affects emotion and some body functions. The aim of this research is to know whether rock music exposed to Wistar-strained rats is linked to their appetite using experimental method. Each rat was exposed to rock music four hours a day in 15 consecutive days and measured for their food consumption every three day. The data were analyzed statistically with independent-t test. In conclusion, rock music was significantly linked to the change of appetite on Wistar-strained rats; p value: 0.007. Rock music exposure to Wistar-strained rats for four hours in 15 consecutive days resulted in the increase of their appetite.
2009
S09046fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>