Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Singapore : Longman , 1999
155.333 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Jasmine
Abstrak :
Artikel ini membahas feminitas dalam majalah ELLE RUSSIA. Pada artikel ini, pembahasan difokuskan pada enam iklan parfum yakni Dior Addict Eau de Toilette, GIORGIO ARMANI ACQUA di GIOIA, DOLCE & GABBANA – LIGHT BLUE, GUCCI Flora Gardenia the Floral Fragrances, PRADA CANDY FLORALE The New Eau de Toilette, GIVENCHY Very Irresistible L’eau en rose yang dimuat dalam halaman majalah ELLE RUSSIA edisi Juli 2014. Analisis dilakukan menggunakan teori Semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Hasil analisis artikel ini menyatakan bahwa majalah ELLE RUSSIA memuat konten perempuan dan feminitas dalam bentuk fashion, make up, skincare, parfum memberikan dampak secara tersirat melalui tampilan feminitas yang dipromosikan pada tampilan fisik yang sensual, kebebasan, serta perpaduan warna sesuai konsep. ......This article discusses femininity in ELLE Russia Magazine. In this article, the discussion focused on six perfume ads, namely Dior Addict Eau de Toilette, Giorgio Armani Acqua di Gioia, Dolce & Gabbana Light Blue, Gucci Flora Gardenia the Floral Fragrances, Prada Candy Florale the New Eau de Toilette, and Givenchy Very Irresistible L'eau en Rose, which were published on the pages of the July 2014 issue of ELLE Russia Magazine. The analysis was carried out using Roland Barthes' semiotics theory. The method used is the descriptive method of analysis. The results of the analysis of this article stated that ELLE Russia Magazine contains women's and femininity content in the form of fashion, makeup, skincare, and perfume, giving an implicit impact through the appearance of femininity that is promoted through a sensual physical appearance, freedom, and a combination of colors according to the concept.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Marnida Julita
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis representasi perilaku perempuan pada foto kiriman pembaca di majalah segmentasi anak perempuan di Indonesia dan representasi perilaku feminin dalam foto kiriman pembaca berdasarkan fashion mereka. Hal ini berkaitan dengan fungsi media sebagai salah satu agen sosialisasi bagi anak. Penellitian ini menggunakan konsep representasi untuk menganalisis representasi perilaku feminin. Selain itu juga dipakai konsep semiotika yang dibuat oleh Sausurre yang menyatakan bahwa suatu tanda terdiri dari penanda dan petanda yang akan menunjukkan makna dari suatu tanda. Hasilnya adalah terdapat tiga representasi yang sama-sama diangkat oleh kedua majalah anak ini, yaitu representasi perilaku perempuan menggunakan make up, perempuan mengenakan aksesoris, dan perempuan berperilaku ramah dengan tersenyum. ...... This research analyzes feminine behavior representation in the reader photo submission in girls' magazine in Indonesia and the feminine behavior representation in the reader photo submission based on their fashion. This relates to the function of the media as one of the socialization agents for children. This research uses representation concept to analyze the representation of feminine behavior. Besides, this research also uses semiotic concept by Saussurre which states that a sign consists of signifier and signified that disclose the meaning of a sign. The result is that there are three representations are equally appointed by this two girls? magazine, they are behavior representation that woman uses make up, woman uses accessory, and women behave friendly by smiling.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjajanti M. Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini memproblematikakan representasi perempuan Indonesia melalui sinetron dengan menggunakan perspektlf feminis sosiologi, dalam konteks situasi sosial pasca Orde Baru sebagai konteks sosiologis signifikansi booming media dalam situasi yang berbeda dari dekade sebelumnya. Proses menggunakan perspektif feminis, disertasi ini juga melihat dialog antara sosiologi sebagai ilmu arus utama dengan feminis yang dianggap partikular. Sebagai upaya menyumbang pada ruang publlk, disertasi ini juga berusaha memperlihatkan implikasi praktis sumbangan feminis terhadap kehidupan ruang publik di Indonesia.
Abstract
After the tumbling down of the New Order, the situation concerning the media in Indonesia is getting freer. The eradication of the Department of Information and the lesser control by the military is used by the media to secure freedom of the press by the legislature and regulation. The media afterward is a booming economic activity which can be seen from the increasing numbers of media whether print, audio or audio visual. The dissertation oontextualises such situation as particular important and significant historical event, because it marks the sequence of social change.
2006
D724
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marini Adline
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas representasi femininitas dalam anime Gake no Ue no Ponyo karya Hayao Miyazaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi imaji femininitas dalam anime tersebut. Metode analisis dalam skripsi ini menggunakan pendekatan semiotika Rolland Barthes. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan teori Dorothy Smith dalam bukunya Text, Fact, and Femininity (1990). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi femininitas dalam anime Gake no Ue no Ponyo bertentangan dengan representasi femininitas umumnya ada dalam budaya patriarki, ditampilkan dalam bentuk femininitas yang bernegosiasi yaitu strategic femininity.
ABSTRACT
This study focused on representation of femininity which is contained in Hayao Miyazaki?s anime Gake no Ue no Ponyo. The purposed of this study is to analyze the construction image of femininity that is shown in the anime. The analysis method of this study uses Rolland Barthes semiotic approached. The discussion in this study uses the theory from Dorothy Smith in her book, Text, Fact, and Femininity (1990). The result of this research showed that the representation of femininity in Gake no Ue no Ponyo anime as a contrary to the representations of femininity known in patriarchal culture, showed by the negotiation in femininity namely strategic femininity.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Wemmy
Abstrak :
Video “A Day in My Life” (ADML) adalah salah satu jenis konten di TikTok yang menceritakan kegiatan keseharian pemilik konten. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi permasalahan yang muncul dari praktik video ADML di TikTok terutama dalam konteks Indonesia, yaitu konstruksi femininitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual untuk bagaimana Tiktokers perempuan di Indonesia mengkonstruksi femininitas dan bagaimana ADML mengafirmasi atau bernegosiasi dengan ideologi dominan yang ada dalam masyarakat, dalam hal ini ideologi patriarki. Korpus penelitian adalah dua akun Tiktokers yang memiliki engagement tinggi. Temuan penelitian menunjukkan @sindisafitrii dan @gelialinda mengkonstruksi pemaknaan terhadap femininitas yang mengafirmasi ideologi patriarki terutama dalam isu menikah muda. Video ADML dari kedua akun ini menggambarkan perempuan menikah muda karena adanya faktor sosial dan nilai budaya serta membangun narasi dominan, yaitu menikah adalah halal. Selain itu, dalam isu menikah muda, video ADML menunjukkan konstruksi sosial mengenai peran domestik antara suami istri ketika di satu sisi, ada usaha untuk menempatkan peran yang seimbang antara suami dan istri di ruang domestik, akan tetapi suami yang melakukan peran domestik dianggap tidak lazim atau bahkan diglorifikasi. Temuan lain menunjukkan masih adanya representasi perempuan menikah muda sebagai jalan mendapatkan companionship dan jaminan finansial walaupun terdapat video ADML yang menampilkan perempuan harus mandiri secara finansial.  ......A Day in My Life (ADML) articulating one’s day to day activities is one of video contents in TikTok. This research aims to explore how femininity is constructed through ADML videos in the Indonesian context. By utilizing textual analysis method, this article highlights how Indonesian female TikTokers affirm or negotiate with the dominant ideology in the society, in this case patriarchal ideology. The case studies for this research are two TikTok accounts that have a strong engagement. The finding of the study shows that both Ticktokers, @sindisafitrii and @gelialinda, construct femininity while affirming the patriarchal ideology in marrying at such a young age due to social factor and culture constructions. Besides, marrying at a young age is also a part of the social construction in Indonesia that marriage is considered “halal” or lawful or permitted under Islamic law. On the other hand, ADML videos by both TikTokers are also ambiguous in potraying the domestic role divisions between husband and wife. Although the husbands who are in charge in domestic role is considered uncommon, there are still efforts to position the balanced spouse role in the domestic space. Research findings also uncover that in their ADML videos, they portray how women should gain personal financial security; even though, they also depict that as young women, tehy decide to get married early in order to obtain companionship and financial guarantees. The ambiguous portrayal of how femininity is constructed in both TikTok account through their A Day in My Life videos represents how they affirm yet negotiate with patriarchal ideology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Paramita Saraswati
Abstrak :
Perempuan adalah bagian sejarah, tapi keberadaannya kerap terpinggirkan. Penulisan perempuan membuat perempuan dapat memasukan dirinya dalam narasi sejarah. Hal itu yang dilakukan oleh Paduan Suara Dialita yang beranggotakan para perempuan penyintas tragedi 1965 yang menjadi tahanan politik karena dianggap memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia. Penelitian ini menganalisis bagaimana penulisan perempuan dilakukan oleh para perempuan penyintas 1965 melalui lirik lagu yang dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita. Lirik lagu dari Paduan Suara Dialita diperlakukan sebagai teks. Analisis dalam penelitian ini menggunakan perspektif feminis pendekatan analisis wacana kritis. ..... Women is part of history, but their existence often being forgotten. Feminine writing brings women into history, through writing women put themselves into a narration. A choir group called Paduan Suara Dialita consists of women survivors from 1965 tragedy did feminine writing through their songs. These women survivors used to be political prisoners because they were accused as Indonesia Communist Party sympathies or member. This research examines how the lyrics of the songs from Paduan Suara Dialita can be form of feminine writing. This research is a feminist research with critical discourse analysis approach.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Lestari Putri
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan teknologi kini tubuh bisa dihadirkan dalam wujud digital. Instagram sebagai salah satu media sosial menjadi ruang bagi penggunanya untuk merepresentasikan dirinya. Foto yang menjadi representasi diri di Instagram sudah melalui serangkaian proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam perjalanan mewujudkan representasi diri di Instagram, perempuan muda penggguna Instagram mengalami kompleksitas dalam dirinya karena terbelenggu dalam konstruksi mitos kecantikan dan femininitas yang sudah terinternalisasi dalam diri individu. Konstruksi tersebut membuat perempuan melakukan praktik pendisiplinan tubuh yang mengalienasi dirinya demi mewujudkan representasi diri yang ideal di Instagram. Peralihan fungsi penggunaan Instagram juga mempengaruhi perwujudan representasi dirinya. Penelitian ini membahas pengalaman perempuan pengguna Instagram dalam mewujudkan representasi dirinya di Instagram. Penelitian ini menggunakan studi kasus sebagai jenis penelitian dengan perspektif feminis. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam dan analisis teks melalui foto di Instagram. Teori narsisme feminin dan teori pendisiplinan gender oleh Sandra Lee Bartky untuk menganalisis hasil temuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pendisiplinan tubuh yang dilakukan perempuan dalam merepresentasi dirinya sebagai perwujudan narsisme merupakan sebuah proses menuju subjektivitas diri perempuan pengguna Instagram. Subjektivitas yang dimiliki perempuan pengguna Instagram membuat mereka memiliki kontrol terhadap narasi yang ditampilkan oleh representasi diri. Penelitian ini juga menemukan bahwa representasi diri perempuan dapat diwujudkan melalui bentuk lain selain ketubuhan Pembentukan subjektivitas perempuan pengguna Instagram juga menunjukan perlawanan terhadap pendisiplinan tubuh dan memperlihatkan bahwa praktik pendisiplinan tubuh bukan merupakan sebuah penundukan terhadap tubuh yang feminin melainkan pembebasan diri dan pembuktian otentisitas diri. ......The advancement of technology has made it possible for us to present our body digitally. Instagram as a media social platform provided a space for its users to represent themselves, especially through photos. These photos, which represents who people are in the Instagram world, have gone through several processes before showing up at one’s Instagram profile due to several factors. In its journey to represent themselves in Instagram, many young women faced complicated issues stemming from the beauty myth and femininity internalised within their minds. This construct has influenced them to go through gender-related disciplinary practices, alienating themselves along the way just so they can achieve that ideal in Instagram. The change in Instagram’s use has also impacted the embodiment of self representation. This research makes use of the aforementioned case study to delve into the topic from a feminine perspective. The data presented in this research was gathered via in-depth interview and text analysis of the photos in Instagram. The basis on which this research examines the data presented is concentrated on feminine narcissism theory and gender-related disciplinary practices proposed by Sandra Lee Bartky. The result of this research shows that the gender-related disciplinary practices young women went through in order to represent themselves as the result of narcissism is a pathway to self subjectivity in Instagram, especially for young female users. This subjectivity thought adopted by female users of Instagram has created a notion of having control over the narrative rendered by self representation. This research also found that the concept of self representation in women may be actualised in forms other than that of bodily nature. The conception of Instagram female users’s subjectivity is also an epitome of contest against interpreting genderrelated disciplinary practice as merely bodily-related practices, instead it can also be interpreted through the perspective of self liberation and self authenticity.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schor, Naomi
New York: Routledge, 2007
111.85 SCH r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Rizqi Aghniyaa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk representasi relasi gender dalam serial drama televisi “From Five to Nine” (2015) dan makna serta kritik yang ingin disampaikan dalam representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gender dan hegemonic masculinity oleh R.W. Connell (1985, 1987), teori feminisme liberal oleh Rosemarie Tong (2014), serta teori representasi oleh Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis semiotika menggunakan teori semiotika kode-kode televisi milik John Fiske (2001) yang membagi analisis film ke dalam tiga level yakni realitas, representasi, dan ideologi. Peneliti memfokuskan analisis kepada tokoh utama perempuan dan laki-laki, Sakuraba Junko dan Hoshikawa Takane. Analisis meliputi aspek-aspek karakterisasi tokoh, dialog, konflik, sorotan kamera, pemilihan musik, editing, serta nilai-nilai ideologis yang terkandung di dalam setiap segmen adegan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menemukan adanya perubahan bentuk hubungan yang terjadi antara Junko dan Takane dari awal episode hingga akhir. Pada awal hubungan keduanya Takane digambarkan lebih dominan daripada Junko, namun Junko sebagai gambaran karakter perempuan independen tidak ingin didominasi sehingga hubungan mereka berubah ke arah yang lebih setara. Drama ini juga merepresentasikan adanya hubungan saling ketergantungan dan bukan relasi kuasa antara kedua tokoh. ......This study aims to determine the form of representation of gender relations in the television drama series “From Five to Nine” (2015) and the meanings as well as critics to be conveyed through the drama. The theory used in this study is R.W. Connell’s theory of gender and hegemonic masculinity (1985, 1987), Rosemarie Tong’s liberal feminism theory (2014), and Stuart Hall’s representation theory (1997). The research method used in this research is semiotic analysis using John Fiske’s semiotic theory of television codes (2001) which divides film analysis into three levels: reality, representation, and ideology. The research focusses on the main female and male characters, Sakuraba Junko and Hoshikawa Takane. The analysis includes characterization, dialogue, conflict, camera shots, music, editing, and ideological values ​​contained in each scene segment. Based on the analysis that has been done, the researcher found that there was a change in the form of the relationship that occurred between Junko and Takane from the beginning of the episode to the end. At the beginning of their relationship, Takane is described as more dominant than Junko, but Junko, as an independent female character, does not want to be dominated, so their relationship changes in a more equal direction. This drama also represents a relationship of interdependence and not a power relationship between the two characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>