Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Penggunaan bahan fiber sebagai perkuatan pada struktur beton telah sering diterapkan untuk peningkatan kemampuan beton sebagai bahan bangunan dalam konstruksi bangunan teknik sipil. Pada penelitian ini akan ditinjau akibat penambahan bahan perkuatan berupa lembaran fiber yang mengandung bahan Kevlar (Renderoc FR10 pruduksi PT FOSROC) pada benda uji silinder beton dan balok beton bertulang. Pengujian yang dilakukan adalah uji tekan pada silinder dan uji lentur pada balok tipe Bernouli. Benda uji silinder dan balok tersebut akan dibebani terlebih dahulu sampai retak sebelum dilakukan dilakukan perbaikan dengan Renderoc FR10 (Kevlar) dan kemudian masing-masing benda uji akan diuji kembali untuk melihat kekuatan beton setelah perbaikan. Kekuatan beton pada dua kasus di atas akan diperbandingkan kemudian. Akan dibahas pula tentang pengaruh perbaikan yang dilakukan terhadap perilaku beton yaitu lendutan, tegangan, regangan, kekakuan, kekuatan, nilai modulus elastisitas dan nilai Poisson's Ratio. Dari hasil pengujian tampah bahwa perbaikan beton dengan Renderoc FR10 (Kevlar) ini akan meningkatkan kekakuan dan kekuatan balok pada balok. Sedangkan pada silinder akan terjadi peningkatan kuat tekannya.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Fadliansyah
Abstrak :
Capability of concrete to resist tensile stress is weaker than to resist compresive stress. Tensile stress can affect crack of concrete. Accordingly to that, addition of steel fiber in volume proportion at normal concrete is needed to increase tensile strength of normal concrete. The optimal volume proportion of steel fiber to improve flexural and splitting strength of concrete based on laboratory experimental work. Testing speciments for flexural tests performed at 14, 28 and 56 days, using cylinder speciments of 150 mm x 300 mm. And for splitting test performed at 7, 14, 28 and 56 days, using beam speciments of 150 mm x 150 mm x 600 mm. Variation of steel fiber proportions is 1 %, 1,5 %, 2 %, and 2,5 % with 60 mm length and 0,75 mm diameter. The compressive strength of normal concrete is 25 MPa. From the result of test, it was found that ammount of steel fiber in concrete affect the increase of the flexural and splitting strength of concrete, but decrease the workability of fresh concrete. For flexural testing at 28 days, the improve of flexural strength is 140 % for 2,5 % proportions of steel fiber in volume of concrete. And for splitting testing at 28 days, the improve of splitting strength is 84 % for the same ammount of steel fiber.
Kemampuan beton untuk menahan tegangan tarik mempunyai nilai yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kemampuan beton untuk menahan tegangan tekan. Tegangan tarik dapat mengakibatkan terjadinya retak pada beton. Maka untuk meningkatkan kekuatan tarik pada beton ditambahkan serat berdasarkan proporsi dari volume beton normal. Untuk mengetahui proporsi yang optimal pada beton dilakukan pengujian kuat tarik belah dan kuat lentur secara eksperimental di laboratorium. Pada uji kuat tarik belah dilakukan pengujian pada hari ke-7, 14, 28, dan 56, dengan menggunakan sampel beton silinder 150 mm x 300 mm. Sedangkan pada uji kuat lentur dilakukan pengujian pada hari ke-14, 28, dan 56, dengan menggunakan sampel beton balok 150 mm x 150 mm x 600 mm. Serat yang digunakan pada penelitian adalah serat baja dengan panjang 60 mm dan diameter 0,75 mm. Proporsi serat yang dicoba adalah 1 %; 1,5 %; 2 %; dan 2,5 % yang kemudian dibandingkan dengan beton normal mutu f?c 25 MPa. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa makin banyak proporsi dari serat baja yang ditambahkan akan menaikkan kuat lentur maupun kuat tarik belah dari beton namun akan menurunkan workabilitas dari beton segar. Untuk kuat lentur terjadi peningkatan sebesar 140% pada pengujian hari ke-28 untuk beton dengan kadar serat 2,5%, sedangkan pada kuat tarik belah terjadi peningkatan sebesar 84% pada pengujian hari ke-28 untuk beton dengan kadar serat 2,5%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Heru Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian mengenai penambahan serat baja ke dalam campuran beton telah menjadi sorotan beberapa dekade terakhir sejak pertama kali dipublikasikan pada tahun 1960. Beberapa penelitian bahkan telah mengaplikasikan beton berserat baja atau biasa disebut steel fiber reinforced concrete (SFRC) pada struktur pelat, dengan ataupun tanpa penambahan tulangan. Penelitian mengenai sifat mekanis material beton dengan berbagai proporsi pencampuran (mix design) telah dan akan terus dikembang di berbagai belahan dunia. Beberapa penelitian mengenai beton berserat baja ini bahkan telah diakui sebagai ASTM (American Standard Test Method) dan digunakan sebagai acuan metode pengujian di berbagai negara. Dalam penelitian ini, Pengujian pelat akan di lakukan berdasarkan volume fraksi steel fiber yang digunakan bervariasi diantara 0,19%; 0,32%; dan 0,51 % serta diamati pengaruhnya terhadap kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah dan kuat geser. kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah dan kuat geser bertambah seiring dengan pertambahan volume fraksi steel fiber dalam beton tersebut.
ABSTRACT Research on addition of steel fiber into the concrete mixture has been in the spotlight the last decade since it was first published in 1960. Some studies have even applied steel fiberor so-called steel fiber reinforced concrete (SFRC) at the slab structure, with or without the addition of reinforcement. Research on the mechanical proporties of concrete materials with different propotions of mixing (mix design) has been and will continue to be developed in various part of the world. Some research on the steel finer concrete has even been recognized as an ASTM (American Standard Test Method) an used as reference test methods in various countries. In this study, Slab testing will be made based on the volume fraction of steel fiber used varies between 0,19%; 0,32%; 0,51% and the observed effect on compressive strength, flexural strength, split tensile strength and shear strength. Compressive strength, flexural strength, split tensile strength and shear strength increases with increasing volume fraction of steel fibers in concrete.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abimantrana
Abstrak :
Hollow-CoreSlabbukanlah produk baru di dunia konstruksi. Namun, selama ini Hollow-CoreSlabidentik dengan produksi di pabrik secara pracetak dan melibatkan proses prategang. Sebuah rangkaian penelitian dilakukan, untuk meneliti mengenai perilaku dan kapasitas lentur Hollow-CoreSlabyang dibuat secara insitu non-prategang dengan menggunakan limbah botol PET sebagai pembuat lubang. Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh penambahan sengkang diagonal dan vertikal terhadap perilaku pelat Hollow-CoreSlab(HCS) insitu non-prategang dan feasibilitas pelaksanannya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan benda uji berdimensi 1750 x 600 x 150 mm3. Pada penelitian ini dilakukan pengujian pembebanan empat titik sehingga didapatkan perbandingan perilaku antara HCS insitu non-prategang yang diperkuat oleh sengkang dengan HCS insitu non-prategang yang tidak diberi perkuatan. Analisis dilakukan dengan membandingkan grafik beban-lendutan, grafik momen-rotasi, dan pengamatan visual dari pola retak dan keruntuhan yang terjadi pada benda uji. Dari hasil penelitian diketahui bahwa HCS insitu non-prategang dengan perkuatan sengkang memberikan kemudahan dalam hal pelaksanaan. Adanya sengkang membantu memastikan limbah botol PET yang digunakan tidak bergerak selama proses pengecoran. Selain itu, perilaku HCS insitu non-prategang yang diperkuat sengkang tidak berbeda dengan yang tidak diperkuat sengkang. Keruntuhan yang terjadi pada keduanya sama-sama didominasi oleh kegagalan lentur. Adapun kapasitas lentur HCS insitu non-prategang yang diperkuat sengkang meningkat antara 8-11 %. Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai kemudahan pelaksanaan yang didapat dari adanya sengkang pada HCS insitu non-prategang, sehingga membuka kemungkinan untuk diaplikasikan pada proyek konstruksi. ......Hollow-CoreSlabis not a new product in the construction world. But, Hollow-Core Slab has always been known as precast and prestressed concrete product. A series of experiment is therefore conducted, to study the behavior and bending capacity of a Cast In-site Non-prestressed Hollow-Core Slab, which was made using PET Plastic Botle Waste as it?s Void. This undergraduate thesis will discuss and explain the effect of added Stirrups, whether its diagonally or vertically assembled, to the behavior and manufacturing feasibility of Cast In-Site Non-prestressed Hollow-Core Slab. The study was done by experiment using samples of 1750 x 600 x 150 mm3. The testing was conducted using four-point-loading method, in order to obtain results that show behavior comparison of the tested samples. Analysis is conducted by comparing force-displacement graphs, moment-rotation graphs, and visual observation of crack pattern and failure mode. From the results, it is discovered that HCS samples with added Stirrups are easier to be manufactured. The presence of Stirrups contributes in making sure that the PET Plastic Bottle Waste will not shift or move during casting. Besides of that, it is confirmed from this experiment that the presence of Stirrups does not change the failure mode of Cast In-site Non-prestressed HCS. Both variants, with or without added Stirrups, has a failure mode that is governed by flexural failure. Furthermore, the flexural capacity of HCS is 8-11 % increased by the presence of Stirrups. This study gives us understanding about how Cast In-Site Non-prestressed HCS can be manufactured in a simpler way, so to make it easier to be applied in the real-world construction project.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S599
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Findy Farthalia
Abstrak :
Komposit hijau merupakan komposit yang salah satu bahan penyusunnya terdiri dari bahan ramah lingkungan. Salah satunya menggunakan serat alam sebagai penguat. Salah satu jenis serat alam yang sering digunakan adalah kenaf. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemodelan sifat elastis komposit berpenguat serat kenaf Sumberejo dengan berbagai variasi matriks polimer. Variasi matriks polimer yang digunakan adalah polipropilena, poli asam laktat, epoksi dan poliester. Pemodelan komposit ini menggunakan teori Rule of mixture dan teori lamina yaitu specially orthotropic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki regangan yang lebih rendah dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 0,61% untuk longitudinal dan 0,90% untuk transversal. Namun, komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga matriks polimer lainnya yaitu sebesar 9174 MPa untuk longitudinal dan 6639 MPa untuk transversal. Pemodelan sifat elastis komposit pada penelitian ini menunjukkan bahwa komposit epoksi/ serat kenaf Sumberejo memliki sifat mekanik terbaik dibandingkan komposit berpenguat serat kenaf dengan matriks tiga polimer lainnya.
Green composite is a composite of which one of the constituent materials consists of environmentally friendly materials. One of them uses natural fiber as a reinforcement. One type of natural fiber that is often used is kenaf. This study aimed to obtain an elastic property model of Sumberejo kenaf fiber reinforced composites with a variety of polymer matrix variations. Polymer matrix variations used were polypropylene, polylactic acid, epoxy, and polyester. Rule of mixture and specially orthotropic lamina theories were applied to these composite models. The results of the study indicated that the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had lower strain compared to other three polymer matrices with the result of 0,61% for the longitudinal and 0,90% for the transverse. However, the epoxy/ Sumberejo kenaf fiber composite had higher elasticity modulus compared to the other three polymer matrices with the result of 9174 MPa and 6639 MPa for longitudinal and transverse directions respectively. The elastic property modeling from this study indicated that epoxy reinforced Sumberejo kenaf fiber composites had the best mechanical properties compared to the other three polymers reinforced Sumberejo kenaf fiber composites.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adrie A.
Abstrak :
Studi mengenai getaran merupakan permasalahan yang cukup menarik untuk diteliti. Karena secara langsung dan tidak langsung, struktur kita mengalami pembebanan yang dinamakan getaran tersebut. Studi getaran ini meneliti gerakan berosilasi dan kondisi - kondisi dinamisnya. Umumnya getaran ditimbulkan akibat adanya gaya yang bervariasi terhadap waktu. Dalam skripsi ini, akan dibahas mengenai perilaku dinamik pelat beton fiber tipis satu arah yang mengalami perendaman dan tanpa perendaman, terhadap pembebanan tumbukan terbagi merata berulang di tengah bentang. Benda uji yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pelat tipis satu arah yang terbuat dari beton dengan mutu K-300 yang telah dicampurkan metal fiber berupa isi staples (dengan komposisi yang bervariasi terhadap volume pelat tersebut, yaitu 0%, 1%, 2% dan 3% dari volume pelat). Benda uji ini, selain divariasikan terhadap kandungan fibernya, juga divariasikan terhadap perlakuan terendam dan tidak terendam. Pada sampel pelat terendam, dilakukan perendaman sehari sebelum melakukan pengujian dinamik, sedangkan pada sampel silinder terendam, pengangkatan sampel dari kolam dan pengujian tekan tepat pada hari ke-28. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari benda uji yang paling optimum perilakunya. Pelat tipis beton fiber satu arah ini dipasang perletakkan sendi - sendi pada ujung - ujungnya, lalu dilakukan pembebanan tumbukan dengan menjatuhkan beban seberat 50 N sejarak 10 cm pada tengah bentangnya, dan dilakukan berulang hingga benda uji mengalami keruntuhan. Seiring dengan pembebanan, benda uji juga dicatat sinyal percepatannya menggunakan perangkat osiloskop dan selanjutanya direkam menggunakan komputer. Sinyal percepatan ini merupakan asupan (input) untuk mencari luaran (output) berupa frekuensi. Penggunaan fiber berupa isi staples mengurangi kuat tekan, fc - , namun di lain sisi kuat terhadap pembebanan tumbukan meningkat. Beton berfiber berfungsi cukup baik pada daerah tarik karena mengikat matriks beton. Hal ini dapat mengurangi pengaruh akibat pembebanan dinamik, sebagai contoh dapat mengurangi penyebaran retak, hal ini menjadikan beton serat lebih daktail daripada beton biasa. Perlakuan tidak rendam pada benda uji menunjukan sifat yang lebih kuat terhadap tumbukan dibandingkan yang terendam. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya tumbukan yang diterapkan terhadap benda sampai runtuh. ......The Study about vibration is an interesting problem to research. Because, the structures, directly or/and indirectly, undergo such that loading. This study researches osilation motion and its dynamic conditions. Vibration generally is generated by influence of loading variating to time. In this script, dynamic responses of fiber-concrete one-way thin plate drained and undrained which is subjected to uniformly distributed impact loading and repeatedly at mid span will be discussed. The Samples are one-way thin plates which are made from k-300 concreate mixed with metal fiber in form of staples (with variated composition toward plate`s volume, namely 0%, 1%, 2% and 3% of plate`s volume). Besides, these samples are also variated toward treatments, undrained and drain. Purpose of this research is to find an optimal content of the fiber. The one-way thin plate is set on hinge at the end of it, and then subjected to impact loading by letting a 50 N weight, 10 cm height load fall into its mid span repeatedly, and executed until this sample collapses. As far as loading actions, accelereation of sample is recorded by oscilloscope set and PC. This acceleration signal is an input to get frequency. Addition of metal fiber in form of staples decreases compression strength, fc', in the other hand increases a resistance of impact loading. Because fiber concrete has a good tensile strength, because it bonds concrete matrices. Thus, it is able to decrease influence of crack due to dynamic loading, for instance it is able to minimize spreads of cracks, it makes a fiber concrete more ductile than plain concrete. Treatment of undrained shows a nature of a better impact resistance than drained. We can see from the number of impact loading applied to the samples until they collapse.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35286
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
High Performance Fiber Reinforced Cement Composites (HPFRCC) represent a class of cement composites whose stress-strain response in tension undergoes strain hardening behaviour accompanied by multiple cracking, leading to a high strain prior to failure. The primary objective of this International Workshop was to provide a compendium of up-to-date information on the most recent developments and research advances in the field of HPFRCC. Approximately 65 contributions from leading world experts are assembled in these proceedings and provide an authoritative perspective on the subject. Special topics include fresh and hardening state properties, self-compacting mixtures, mechanical behavior under compressive, tensile, and shear loading, structural applications, impact, earthquake and fire resistance, durability issues, ultra-high performance fiber reinforced concrete, and textile reinforced concrete.
Dordrecht, Netherlands: [Springer, ], 2012
e20398349
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The use of fiber-reinforced polymer (FRP) composite materials has had a dramatic impact on civil engineering techniques over the past three decades. FRPs are an ideal material for structural applications where high strength-to-weight and stiffness-to-weight ratios are required. Developments in fiber-reinforced polymer (FRP) composites for civil engineering outlines the latest developments in fiber-reinforced polymer (FRP) composites and their applications in civil engineering. Part one outlines the general developments of fiber-reinforced polymer (FRP) use, reviewing recent advancements in the design and processing techniques of composite materials. Part two outlines particular types of fiber-reinforced polymers and covers their use in a wide range of civil engineering and structural applications, including their use in disaster-resistant buildings, strengthening steel structures and bridge superstructures.
Cambridge, UK: Woodhead, 2013
e20426920
eBooks  Universitas Indonesia Library