Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathiah Chaerany
Abstrak :
Phobia merupakan kondisi keterbatasan karena dorongan kecemasan dan ketakutan manusia. Phobia juga dipahami sebagai pengalaman subjektif . Phobia membatasi keberadaan ruang gerak seseorang melalui cemas dan takut yang menguasai pikiran. Kondisi keterbatasan terjadi saat aktifitas manusia menjadi terbatas, tidak biasa, atau abnormal dalam pandangan sosial. Pengalaman phobia berikut reaksi tindakan merupakan wujud nyata korelasi pikiran manusia. Setiap orang yang berpikir, memanfaatkan asosiasi penginderaan (persepsi) dan kemampuan kognisi. Relasi antara phobia, tindakan, serta pemicunya menyatu sebagai hubungan antar syaraf pada kesadaran manusia. Pemusatan perhatian akan dijelaskan lewat kerja distribusi jaringan syaraf sebagai aplikasi teori ruang kerja.
Phobia is a limited condition because of the pressure of human anxiety and fear. Phobia is also understood as subjective experience. Phobia limits the existence of someone probability through anxiety and fear controlling mind. Limited condition happens when human activity becomes restricted, unable, or abnormal in social view. Phobia experience with reaction in form of action is the concrete form the mind correlation. Every human who thinks uses association of sense (perception) and cognition ability. Phobia relation, action, also its trigger unite as neural correlation on human consciousness. Attention focusing will be elaborated through neural distribution on Global workspace theory.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S16108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Advina Ratnaningsih
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pemikiran Baudrillard tentang hiperrealitas kemudian masuk kedalam fenomena fesyen yang semakin berkembang pada masa sekarang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15982
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marcuse, Herbert
Yogyakarta: Pustaka Preomethea, 2016
899.221 MAR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Zaskuri
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai Eksistensialisme yang terkandung dalam pemikiran Ibn Arabi dan Shankara. Tulisan ini mengantarkan pembaca ke dalam sebuah pemahaman bahwa Untuk selalu berada dalam keautentikan diri, manusia harus selalu memberi tempat khusus kepada Tuhan. Tempat di mana manusia bergantung kepada-Nya. Dan, melalui pengalaman eksistensialnya, manusia disingkapkan tentang Realitas sehingga kesadaran ontologisnya membawa kepada suatu tindakan yang merupakan tanggung jawab diri sendiri.
This essay discusses about existentialism which contain in Ibn Arabi and Shankara idea. It?s guiding to you into a comprehension that for always be in the self authenticity, human being have to give a distinctive place to God. A place where human being depend on his God. And, through his existential experience, the reality revealed so that his ontology consciousness brought him toward an action which is constitute self responsibility.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
Abstrak :
Kematian eksistensial hanya terjadi pada eksistensi. Kematian ini bukan bagian dari dunia manusia, meskipun terjadi pada tiap-tiap manusia. Akan tetapi, kematian dapat dihadirkan dalam dunia manusia melalui domestifikasi seiring berkembangnya kemampuan manusia untuk meningkatkan harapan hidupnya. Hal ini mengakibatkan kematian selalu mengalami pergeseran dan perubahan, bukan hanya pada tataran konseptual, tapi juga secara faktual. Konstruksinya tergantung pada kemampuan manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Meskipun memiliki kemampuan untuk mengorganisasi kematian, namun manusia tidak mungkin menundukkannya secara penuh. Ini berarti, manusia tidak mungkin menjadi immortal. Bukan karena teknologi belum memungkinkan, tapi karena immortalitas melenyapkan kemanusiaan.
Existential death occurs only on existences. Existential death is not part of human-world, although it happens to every human. But, death may presents on human-world through its domestification along development of human_s ability to increase their lifespan. As the result, there always displacement and alteration of death, not only conceptually, but also factually. Construction of death depends on human_s ability to survive. Although, human ables to organize death, but impossible to defeat it completely. It means, human can not be immortal. It is not because of disability of technology, but immortality vanishes our humanity
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16054
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Juardiman
Abstrak :
Kondisi bangsa Idonesia akhir-akhir ini merupakan gambaran keseluruhan dari kondisi manusia Indonesia seutuhnya. Dengan intensitas konflik yang teramat tinggi dan rentannya keadaan bangsa untuk terciptanya konflik tersebut menggambarkan sebuah kondisi bahwa betapa rendahnya kualitas moral bangsa ini, khususnya moral keagamaan. Hermeneutika sebagai suatu studi tentang prinsip-prinsip metodologis interpretasi dijadikan metode dalam penulisan skripsi ini. Pemikiran kebebasan eksistensial-religius Kierkegaard diinterpretasikan sebagai suatu jalan yang dapat membawa bangsa ini pada tingkat kedewasaan moral keagamaannya. Pemikirannya yang asosial dapat dijadikan dasar eksistensial seorang individu untuk menuju kepada kehidupan sosialnya. Pemikiran Kierkegaard diinterpretasikan sebagai suatu pemikiran yang dapat menjadikan masyarakat Indonesia mampu mencapai tingkat kedewasaan moralnya. Untuk menciptakan suatu babak baru kedewasaan moral keagamaan pada bangsa ini dibutuhkan suatu keseriusan dan komitmen dari setiap individu yang ada di bangsa ini, keseriusan untuk mau berubah dan komitmen untuk menuju kepada keadaan yang lebih baik.
The Condition for the Idonesia nation lately was the picture of the whole of the condition for Indonesian humankind entirely. With the intensity of his very high and susceptible conflict the nation situation for this conflict creation depicted a condition that how low is the moral quality of this nation, especially moral piety. Hermeneutika as a study about principles metodologis the interpretation was made the method in the writing of this thesis. Freedom thinking eksistensial-religious Kierkegaard was interpreted as a road that could bring this nation in the level of the moral maturity of his piety. His thinking that was asocial could be made the foundation eksistensial an individual to head to his social life. Kierkegaard thinking was interpreted as a thinking that could make the Indonesian community could achieve the level of his moral maturity. To create a new round the moral maturity of piety was to this nation needed by a seriousness and the commitment from each available individual in this nation, seriousness to want to change and the commitment to head to the better situation.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16082
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Febriyanti
Abstrak :
Kehidupan ini adalah suatu proses yang tiada henti, suatu proses yang melibatkan banyak hal dan mengakibatkan banyak hal. Salah satu proses memiliki pengaruh besar bagi manusia adalah pendidikan oleh karena itulah untuk menggapai sukses di masa depan kita harus mengoptimalkan bidang ini dengan lebih maksimal lagi. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus jeli melihat kesalahan-kesalahan yang ada dalam sistem pengajaran pendidikan di masa lalu dan berusaha untuk memperbaikinya di masa depan. Kunci pengajaran itu sendiri ada hubungan dua arah antara gura dan murid yang ditengahi oleh keadaan dialog sehingga dapat menghasilkan pengajaran yang lebih optimal lagi bagi kedua belah pihak. Dengan begitu diharapkan dunia bisa ditata oleh orang-orang yang berkualitas dan menjadi tempat tinbggal yang lebih baik lagi untuk mahluk hidup serta generasi sesudah kita
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ardhi Mulia
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai religiusitas sebagai sarana mencapai eksistensi manusia secara optimal menurut filsafat Muhammad Iqbal. Sebuah kajian eksistensialisme kritik Iqbal tentang fatalisme Islam dan Materialisme Barat Modern. Manusia sebagai makhluk eksistensial dituntut untuk memenuhi eksistensi dirinya, bersifat aktif, dinamis, dan kuat. Manusia tidak seharusnya pasif, statis, bahkan menarik diri dari kepentingan duniawi dan tunduk secara buta pada ajaran tertentu. Materialisme Barat modern telah menghilangkan aspek metafisika dan mengakibatkan timbulnya krisis eksistensial manusia, alienasi, dan dehumanisasi.
This thesis discusses about religiosity as a means of achieving an optimal human existence according to the philosophy of Muhammad Iqbal. A study of Iqbal's critique of existentialism, fatalism of Islam and the West Modern Materialism. Human beings are required to meet the existential existence itself, is an active, dynamic, and strong. Human beings not supposed to passive, static, and even withdraw from worldly interests and blind submission to certain subjects. Modern Western materialism have omitted aspects of metaphysics and causes of human existential crisis, alienation, and dehumanization.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16143
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Warna Irawan
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai kelompok minoritas seksual LGBTIQ schagai subjek hak dan hubungannya dengan negara schagai institusi penjamin hak asasi manusia. Penelitian ini menggunakan metodc analisis deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil dari pcnclilian ini menyatakan bahwa ada keperluan untuk menguhah konsep 11AM schagai sesuatu yang terkonstruksi secant social agar kelompok minoritas seksual LG13'I IQ dapat diakui sebagai subjek hak dan mendapatkan penghormatan, pemenuhan, serta perlindungan atas hak dan kepentingan mereka dari negara. Sislem negara demokrasi menjadi wadah politik yang sesuai untuk memherikan emansipasi kepada kelompok minoritas seksual LGBTIQ.
This thesis discussed about sexual minority group LGBTIQ as the subject of rights and its relation with the state as the human rights guarantor institution. This research used analitical descriptive and bibliography study methods. The result of this research declares that there is a need to change the conception of human rights into something that construct socially so that the sexual minority group LGBTIQ can he recognized as the subject of rights and get hold of respect, fulfillment, along with protection for their rights and interests that come from the state. The democracy state system became an appropriate political institution to give the sexual minority group I.GBTIQ emancipations.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katrin Atmadewi
Abstrak :
Tema besar dalam skripsi ini adalah eksistensi hak individu, terutama dalam hal kehidupan bernegara. Dimulai dengan pembahasan konsep hak yang telah muncul mendahului kontrak yang dibentuk oleh individu sebagai penjamin atas keberlangsungan hidup mereka. Negara sebagai manifestasi kontrak sosial merupakan agen proteksi yang diberikan suatu kuasa oleh individu-individu untuk menjamin keberlangsungan dari individu-individu tersebut dalam mengakses hak¬haknya. Permasalahannya kemudian adalah secara empiris terjadi pelencengan atas fungsi negara sebagai agen proteksi bagi individu-individunya. Ketika negara memiliki suatu kebijakan yang mengarah pada pengorbanan individu sebagai sarana menuju cita-citanya, maka sebenarnya negara tersebut telah keluar dari konteks idealnya. Skripsi ini hendak menunjukan konsep negara yang seharusnya berbasis pada penghargaan atas otonomi individu. Melalui teori Robert Nozick, skripsi ini berusaha menunjukan konsep negara minimal yang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan bernegara. Ketika individu hidup dalam suatu negara maka kekuasaan negara tidak dapat terlalu jauh melakukan intervensi terhadap warganegara. Dengan demikian, negara dapat memberlakukan suatu regulasi kepada masyarakatnya jika mereka menyetujuinya secara sukarela.
The Main theme of this thesis is individual rights, especially in the matter of living in as a state. Starting by discussing the concept of rights which has existed prior to a of contract formed by the individuals as a the guarantor of their survival. A state as a manifestation of a social contract playes the part of the protecting agent which is given an authority by it's individuals to guarantee the individual`s survival to access their rights. The problem then becomes, empirically, there have been violations of the state`s function as a protecting agent towards the individuals. When a state has the authority that leads to a sacrifation of an individual as a way to achieve an ambition, thus the state has stepped out from it`s ideal concept. This thesis wishes to present a state concept that must be based on the respect of individual`s autonomous capabilities. Using robert nozick`s theory, this thesis tries to present the right concept of minimal state that can be applied in a state-living situation. When an individual lives in a state, the state`s authority cannot go too far in intervening with it`s citizen`s matters . Therefore a state can validate a regulation towards it`s citizens if they give make an agreement voluntarily.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16023
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>