Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melati Laksmindra Isnandari
"Penelitian ini menguji kemampuan saham sebagai instrumen inflation hedge. Kerangka teori yang digunakan adalah Fisher Hypothesis. Objek penelitian ini merupakan saham industri di delapan negara Emerging Market Asia. Inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah unexpected inflation yang dihasilkan dari pemodelan ARIMA. Dengan menggunakan data bulanan pada periode 2001-2014 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saham industri beverage building material commodity chemical construction and material electric utilities food and beverage tobacco dan utilities memiliki kemampuan sebagai instrumen inflation hedges memiliki kemampuan sebagai instrumen inflation hedge.
......This study examined the capability of stocks as instruments for hedging against inflation. The theoretical framework used in this study is the Fisher Hypothesis. The objects of this study are the industry shares in eight Emerging Market Asian countries. Inflation used in this study is the unexpected inflation resulting from ARIMA modeling. By using monthly data in the period of 2001-2014 the results of this study indicate that stocks of beverage building material commodity chemical construction and material electric utilities food and beverage tobacco dan utilities have the capability as an inflation hedge instruments."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manila: Asian Development Bank , 1985
332.672 ASI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krishnaswamy, K.S.
Manila: Asian Development Bank , 1987
332.672 KRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Budi Utomo
"ABSTRAK
Hasil penelitian sebelumnya yang sudah banyak dilakukan dan memiliki hasil yang inkonklusif menjadi latar belakang penelitian ini, penelitian ini ingin mencari hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi , dan perkembangan pasar saham secara dua arah. Penelitian dilakukan pada 7 negara berkembang Asia, dan mengambil data pasar saham tiap ? tiap negara. Penelitina ini menggunakan metode VAR dan juga Granger Causality Test. Dimana hasil penelitian akan lebih diarahkan untuk mendapatkan perbandingan hasil dari tiap ? tiap negara dan bagaimana hasil tersebut dapat memperngaruhi pada kebijakan apa yang seharusnya diambil oleh pemerintah dan perusahaan yang terdaftar di pasar saham tiap ? tiap negara

ABSTRACT
The background of this reserach is the inconclusive results from many similiar reserach before this. This reserach tri to figure out the causal relationship between,economic growth, inflation, dan stock market development in seven countries that still developing in Asia, This reserach uses the data from each countries stock market. Methodology of this reserach is by using VAR, and Granger Causality Test. The purpose of this reserach is to compare the results in each country, adn the results is able to influence on regulation that should be taken from each countries by regulators and listed company, based on the results of this research."
2016
S62898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Montes, Manuel F.
Singapore: Institute Asian Studies, 1999
332.042 MON a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cheltenham, UK : Edward Elgar, 2014
332.042 GLO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gamal Bachri Syamsul
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis hubungan antara dua jenis variabel yang terdiri dari variabel ekonomi makro dan variabel spesifik bank terhadap risiko kredit di ASEAN yang diwakili oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina, dalam lima periode mulai dari tahun 2010 sampai 2014. Motivasi studi ini adalah rencana Integrasi Keuangan ASEAN pada tahun 2020. Isu ini memiliki beberapa risiko terkait dengan risiko kredit yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu risiko kredit sebagai sinyal yang dapat dibaca baik dari variabel ekonomi makro maupun variabel spesifik bank. Dengan menggunakan pendekatan data panel dinamis untuk kelima negara ASEAN ini, penulis menemukan bahwa risiko kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel ekonomi makro dan variabel spesifik bank. Dilihat dari variabel ekonomi makro, penurunan tingkat inflasi dan penerapan sistem keuangan berbasis bank berkontribusi terhadap menurunnya kredit bermasalah. Sedangkan dari variabel spesifik bank, kenaikan provisi kerugian kredit dan profitabilitas serta penurunan ukuran bank mengindikasikan bahwa kredit bermasalah semakin meningkat. Menurut studi ini, baik perubahan tingkat inflasi yang merupakan variabel ekonomi makro maupun kebijakan provisi kerugian kredit sebagai variabel spesifik bank, keduanya merupakan indikator paling akurat untuk menilai kredit bermasalah, sebagai proksi dari risiko kredit.

ABSTRACT
In this study, the author analyzes the relationship between two kinds of variable that consist of macroeconomic and bank specific variables to credit risk in ASEAN which is represented by Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand and Philippines, during five periods start from 2010 until 2014. This study is motivated by the ASEAN Financial Integration in 2020. This issue has some risks related to credit risk which are discussed in this study. The main goals of this study is to find the determinants of credit risk as a signal which could be read from both macroeconomic and bank specific variables. Employing dynamic panel data approach to these five ASEAN countries, the author find that credit risk is significantly affected by both macroeconomic variables and bank specific variables. From the side of macroeconomic variables, the decreasing of inflation rate and bank based financial system implementation are contribute to the decreasing of non performing loan. While from the bank specific variables side, the increasing of loan loss provision, profitability and the decreasing of bank size indicate that the non performing loan is increasing. According to this study, either inflation rate change as macroeconomic variable or loan loss provision policy as bank specific variable, both are the most accurate indicators to assessing non performing loan, the credit risk proxy."
2017
S68602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Owen
"Tulisan ini bertujuan untuk membuktikan nilai kebenaran apakah salah satu kekhawatiran Komunitas Integritas ASEAN bahwa perkembangan pada sektor finansial karena adanya Komunitas Ekonomi ASEAN terutama pada penggunaan produk perbankan dapat meningkatkan korupsi pejabat publik secara umum. Penulis melakukan pembaruan pada variabel sektor finansial dengan menggunakan indeks dan penelitian ini menggunakan data tingkat negara dari tahun 2002 hingga 2015. Model empiris menunjukkan bahwa perkembangan finansial pada sektor perbankan secara umum dapat menurunkan tingkat korupsi untuk ASEAN. Akan tetapi, variabel perkembangan finansial pada sektor perbankan tidak bisa dijadikan salah satu jalur yang efektif dalam mereduksi tingkat korupsi secara masif, mengingat peningkatan satu nilai indeks hanya dapat menurunkan 0,8 -2 dari tingkat korupsi. Variabel perkembangan finansial pada sektor perbankan juga relatif tidak efektif dalam menurunkan tingkat korupsi dibandingkan jalur lainnya seperti kualitas pejabat pemerintah secara umum dan stabilitas politik.

This paper aims to proof the validity on one of ASEAN Integrity Community rsquo s concern which if the increment in financial development especially in banking sector due to ASEAN Economic Community will increase corruption on public official level. The writer does a novelty by using an index in representing the financial development variable and the research uses data on country level between 2002 and 2015. In general, the empirical model shows that increment on financial development in banking sector will reduce the corruption level for ASEAN. However, financial development in banking sector could not be justified as an effective pathway in reducing corruption massively, remembering an increase by one absolute value of financial development index could only reduce corruption level by 0,8 2 . In addition, financial development in banking sector is relatively ineffective in reducing corruption level compared to other pathways such as improving public official performance in general and political stability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>