Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iting Shofwati
Abstrak :
Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa peristiwa kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta menimbulkan kerugian ekonomi maupun non ekonomi. Alasan pemilihan lokasi penelitian, yaitu karena rumah sakit merupakan bangunan umum yang rawan terhadap kebakaran dan penghuninya bervariasi dalam hal kondisi fisik, sehingga pada keadaan darurat diperlukan suatu penanganan khusus. Mengingat kondisi tersebut d iatas, maka perlu dilakukan suatu upaya pencegahan kebakaran dengan pemasangan perangkat proteksi kebakaran untuk menanggulangi secara dini suatu kejadian yang tidak diinginkan dan menghindari suatu keadaan "catasthropic". Pada penelitian ini akan dilakukan studi evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak daripada sistem proteksi kebakaran yang ada khususnya fire detector. Karena sistem peringatan awal kebakaran yang cukup dan sesuai merupakan cara yang efektif untuk menghindari kebakaran yang lebih besar. Penelitian ini dimulai dengan identifikasi elemen-elemen penyalaan api yang terdiri dari bahan bakar (material pembentuk fasilitas yang ada di ruang rawat inap) , sumber panas (energi listrik) dan oksigen dari udara bebas. Tahap selanjutnya yaitu analisa untuk menentukan jenis detektor kebakaran yang dibutuhkan berdasarkan tipe hasil pembakaran material pembentuk fasilitas yang terdapat pada masing-masing ruangan dan peraturan yang berlaku. Kemudian dilanjutkan dengan tahap evaluasi terhadap kebutuhan dan tata letak deteksi kebakaran, berdasarkan data-data pendukung diantaranya adalah luas ruangan, tinggi langit-langit, suhu ruangan dan spesifikasi teknis dari detektor yang akan dipasang. Pengkajian teknis dilakukan berdasarkan standar NFPA 72. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan perumahsakitan yang berlangsung khususnya di ruang rawat inap dan koridor berpotensi terjadinya bahaya kebakaran. Hal ini dikarenakan terpenuhinya ketiga elemen dari teori segitiga api dalam suatu tempat dan saat yang bersamaan. Sedangkan jenis detektor yang terpasang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, hal ini dikarenakan pada ruang rawat inap tersebut menggunakan sistem springkler dan sebagian besar material pembentuk peralatan yang ada terbuat dari kayu dan busa, dimana apabila terjadi proses pembakaran akan menghasilkan asap. Sehingga detektor kebakaran yang sesuai untuk ruang rawat inap dan koridor tersebut adalah detektor asap. Jumlah dan tata letak dari detektor yang akan dipasang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yang berdasarkan standar NFPA yang disesuaikan dengan kemampuan untuk melindungi suatu area tertentu dari detektor yang dipilih.
The background of this research is that the fire can occur anytime, anywhere and can cause economic and non-economic effect. Beside that, the reason choice the hospital became the location of the research, because the hospital is the public building that very potential for occurrence of fire and the physical condition of the patient is very various, so in an emergency condition need special handling. According to that condition, so need the effort of fire protection to prevent the unexpected event and prevent "catastrophic" condition. This research will evaluate the need and the location of fire protection system specially fire detector. Because a fire detection system detects the beginning of the fire and alerts personal so they can evacuate the area immediately or attempt to extinguish the fire. The first step of this research is to identify the elements of fire ignition that consist of fuel, heat and oxygen. The second step is to analyze a kind of fire detector that suitable according to the inpatient room's facilities and its standard regulation. The last step is to evaluate the need and the location of fire detector according to supporting data such as coverage area, height of ceiling, ambient temperature and technical specification of detector that will be set. Engineering estimation is refer to NFPA 72 standard The conclusion of this research that the hospital's activities especially in area study (inpatient room and corridor) is very potential for fire hazard. It cause of the valuable of the three elements of fire triangle in one place and at the same time. About the hospital's fire detector, it is not suitable with the standard regulation. Because in that area study use the sprinkler system and a lot of equipment are made from wood and foam rubber that if fire happen that material can produce smoke. So the suitable detector for corridor and the room for hospitalize is smoke detector. The amount and the location of the detector that will be set is the result from engineering calculation according to NFPA standard that suited with detector's capability to coverage area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Howard Nixon
Abstrak :
Kebakaran bangunan merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak yang dapat mengakibatkan kerugian materi dan berpotensi terhadap kematian yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian akan keselamatan pengguna bangunan. Skripsi ini membahas perancangan voice alert notification pada sistem evakuasi bahaya kebakaran. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk membantu manusia untuk mendapatkan informasi dimana zona bahaya kebakaran berasal dan mengarahkan ke jalur evakuasi yang aman secara otomatis apabila terjadi kebakaran. Voice alert notification dirancang dengan menggunakan Mikrokontroler AT89S51 dengan bahasa pemrograman assembly. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan perancangan dan pengujian alat. Berdasarkan hasil pengujian alat , baik sensor suhu LM35, LED, Voice Speaker, Buzzer, dan rangkaian secara keseluruhan dapat bekerja dengan baik. Pada alat ini, sensor suhu LM35 mendeteksi kenaikan suhu yang kemudian diproses pada mikrokontroler, apabila suhu melebihi batas yang telah ditentukan, maka output LED, Buzzer, dan Voice dari Speaker akan bekerja secara otomatis. Sistem voice alert notification pada perancangan alat ini dapat menginformasikan lokasi bahaya kebakaran dan zona evakuasi melalui output voice speaker dan penggunaan LED bertujuan untuk mengarahkan ke jalur evakuasi yang aman tersebut.
Fire building is a disaster which detrimental for many party that may result in material losses and the potential for considerable mortality and require attention to the safety of building users. This thesis discusses the design of voice alert notification on fire danger evacuation system. The purpose of the design of this system is to assist people to obtain information which are a fire hazard zones and directing to the safe evacuation routes automatically in case of fire hazard. Voice alert notification designed using Microcontroller AT89S51 with assembly language programming. Data collection methods that used in writing this paper is to perform design and testing tools. Based on the results of testing tools, both LM35 temperature sensor, LED, Voice Speaker, Buzzer, and the circuit series as a whole is running well. In this tool, LM35 temperature sensor detects the temperature rise which is then processed in the microcontroller, when the temperature exceeds the limit specified in the program in the microcontroller, the output LED, Buzzer, and Voice of the Speaker will work automatically. Voice alert notification system in this design can inform the location of fire and evacuation zone through voice output speaker and use of LED aims to drive to a safe evacuation routes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andra Diah Rachmawati
Abstrak :
Sistem pemadam kebakaran dan alat keselamatan adalah hal yg sangat vital keberadaannya dalam kapal. Perancangan sebuah kapal tanpa menyertakan rencana sistem pemadam kebakaran dan alat keselamatan, menjadikan kapal tidak akan mendapat sertifikat sehingga kapal pun tidak dapat beroperasi. Karena sifatnya yang krusial tersebut, spesifikasi sistem pemadam kebakaran dari setiap kapal berbeda-beda dan diatur tersendiri dalam SOLAS, Fire Safety System Code dan Class Rules dibawah pengawasan International Maritime Organization. Kapal alumunium crewboat merupakan jenis kapal cepat, yang saat ini setiap negeri berlomba-lomba membuatnya demi memenuhi kebutuhan negaranya masingmasing. Kapal ini memiliki acauan peraturan khusus yang diatur dalam International High Speed Craft Code. Kapal Alumunium Crewboat dengan panjang 50 meter dan kapasitas 200 penumpang adalah objek penelitian yang akan menjadi contoh penerapan peraturan kemaritiman tersebut.
Fire safety systems are the vital things that must be available in the ship buildings to preventing and overcoming the effect of fire accident in the ship. Ship designing without enclosing Fire Control and Safety Plan in the General Arrangement will ended by not given certificate by the government thus ship can’t be operated. Because of its complexity, there always be a differences specification of fire safety systems in every single ship that been set by SOLAS, Fire Safety System Code and Class Rules under licensed by the International Maritime Organization. The Analysis of Fire Safety Systems of Alumunium Crewboat Ship (50 meters long and 200 pax) is one example of the implementation of the rules above. Alumunium Crewboat Ship has special rules from International High Speed Craft Code.Alumunium Crewboat Ship picked because many country are racing to made it for fulfilling their own needs nowdays.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Dharsono
Abstrak :
Sistem deteksi kebakaran merupakan sistem yang sangat penting dalam bangunan gedung untuk memberikan peringatan dini bagi penghuni apabila suatu kondisi darurat kebakaran terjadi. Sistem deteksi kebaran umumnya berbasis detektor titik dalam bentuk detekor panas dan asap yang ditempatkan pada setiap jarak tertentu dalam ruangan sesuai standar yang berlaku. Untuk meningkatkan kehandalan sistem detektor titik, maka baru - baru ini dikembangkan pula sistem detektor berbasis pengolahan citra asap yang direkam menggunakan kamera video atau CCTV. Banyak metode yang digunakan dalam sistem pengolahan citra asap ini. Salah satu metode yang digunakan dalam pengolahan citra video asap adalah menggunakan pendekatan model gausian. Namun, penggunaan metode citra sebagai alat pendeteksi asap yang berbahaya masih memerlukan penentuan kriteria bahaya kebakaran yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria bahaya kebakaran dari citra asap yang dihasilkan melalui suatu pemodelan kebakaran. Dalam penelitian ini digunakan Software Fire Dynamic Simulator Version 5 untuk membuat suatu pemodelan asap. Adapun set-up dan input pemodelan serta validasinya dilakukan menggunakan hasil eksperimental pemanasan material polimer dan selulosa yang telah dilakukan oleh Fakhrurozi [11] dan Cahyo [12]. Dalam simulasi ini ditambahkan detektor asap sebagai penanda kondisi berbahaya. Citra asap yang dihasilkan melalui pemodelan akan diolah menggunakan piranti lunak yang dikembangkan oleh Suwarno [8], Lutfi [9], dan Revaldo [24]. Kriteria kondisi bahaya didapat dari luasan asap dan densitas optik yang terjadi saat menyentuh dan menyebar pada langit - langit kompartemen. Usulan kriteria ini diharapkan bisa digunakan sebagai salah satu standar bahaya pada sistem piranti lunak yang dikembangkan kedepanya
Fire detection system is the most important system in a building to give an earlier warning for an occupant if an emergency condition of fire hazard happened. A common fire detection system based on point detector like heat detector and smoke detector is placed on certain distance in a compartemen with an apripriate standard. To increase an ability of point detector, recently it is improved with detection sistem based on smoke image processing recorded use video camera or CCTV. Many method can be used in this smoke image processing. One of these method is gausian mixture model. But when this sistem is used steel need a determination of fire hazard criteria. This research purpose to determinate a fire hazard kriteria from smoke modeling result from a fire modeling. It use Fire Dynamic Simulator Version 5 to make a smoke modelling. Set-up and modeling input with its validation is done by using eksperimental result from heating material of polimer and selulose that‟s done by Fakhrurozi [11] and Cahyo [12]. This simulations use a smoke detector as an hazard condition. Image of smoke resulted from its modeling will be processed use developed software by Suwarno [8], Lutfi [9], and Revaldo [24]. A criteria of fire hazard is got from an area of smoke and its optical density when smoke touch and spread on maximum region of compartemen. This criteria is suggested to be one of standard fire hazard used on the next software of smoke video detection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1481
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Agus Setiawan
Abstrak :
Kebakaran merupakan salah satu bencana yang sangat sering terjadi khususnya di daerah perkotaan padat penduduk. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang juga rawan kebakaran. Penelitian ini membahas tentang evaluasi sistem proteksi dan penanggulangan bahaya kebakaran di Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan observasional. Obyek dalam penelitian ini adalah sistem proteksi aktif dan pasif kebakaran, utilitas bangunan gedung, sarana penyelamatan diri, sarana akses pemadam kebakaran dan manajemen keselamatan kebakaran. Standar yang digunakan adalah Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Permenaker No. : PER.04/MEN/1980, Permenaker No. : PER.02/MEN/1983, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992. Hasil penelitian dibandingkan dengan standar peraturan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem proteksi aktif dan pasif, utilitas bangunan gedung dan manajemen keselamatan kebakaran di Rumah Sakit Haji Jakarta sepenuhnya sudah sesuai dengan standar peraturan. Sarana penyelamatan diri dan sarana akses pemadam kebakaran pada Rumah Sakit Haji Jakarta masih perlu ditingkatkan lagi.
Fire is one of the disasters that happen very often, especially in densely populated urban areas. The hospital is also prone to workplace fires. This study discusses the evaluation of protection systems and fire prevention Haji Hospital in Jakarta. This research is a qualitative descriptive study using observational approach. The object of this research is a system of active and passive fire protection, utility buildings, means of escape, fire department means of access and fire safety management. The Standar used was Kepmen PU No. 10/KPTS/2000, Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Permenaker No. : PER.04/MEN/1980, Permenaker No. : PER.02/MEN/1983, Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008, Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992. The results compared with regulatory standards. The results showed that active and passive protection systems, utility buildings and fire safety management in Hospital Haji Jakarta is fully in accordance with the standard rules. While the means of escape and means of access to the fire department at the Hospital Haji Jakarta still needs to be improved.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditha Vaniadevi
Abstrak :
Proteksi sarana kebakaran merupakan hal mutlak yang diperlukan oleh setiap perusahaan. Dengan adanya proteksi sarana kebakaran, maka bangunan perusahaan akan mendapatkan proteksi untuk mencegah kebakaran sehingga keamanan dan keselamatan karyawan di perusahaan tersebut akan lebih terjamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah proteksi kebakaran di perusahaan sudah memenuhi standar atau belum. Metode pada penelitian ini merupakan deksriptif kuantitatif dengan menggunakan aplikasi CFSES yang berbasis NFPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proteksi gedung utama PT Pertamina yang sudah memenuhi standar yaitu konstruksi bangunan, segredasi dari bahaya, sprinkler, detektor asap, interior finish, jalur evakuasi, sistem pintu keluar, dan program kedaruratan. Yang harus diperbaiki yaitu bukaan vertikal, sistem alarm kebakaran dan kontrol asap, sedangkan yang harus ditambahkan untuk memenuhi kriteria CFSES yaitu pressurize fan pada tangga darurat. Dengan kondisi sekarang dan mengacu pada CFSES bahwa proteksi gedung utama PT Pertamina belum memenuhi standar.
Fire protection system is indispensable for every company. If company have fire protection system, the company’s construction will get protection to prevent the fire, so that the security and safety of employees to be more secure. The purpose of this study was to see whether the fire protection has a standard or not. The method in this research is descriptive quantitative by using application CFSES which use NFPA to the theory. The result showed that the main protection of PT Pertamina which meet the standard are building construction, segredation of hazard, sprinkler, smoke control. The result which not meet the standard are vertical opening,fire alarm systems and smoke control, the fire protection who must be added to comply to CFSES criteria is pressurize fan on the fire escape. With this condition, based on CFSES, this main building did not meet the standard.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Pamungkas
Abstrak :
Kapal crew boat merupakan kapal yang digunakan untuk membawa para tenaga ahli yang bekerja di anjungan lepas pantai. Kapal ini mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang, terutama dari ancaman kebakaran. Sampai saat ini belum ditemukan kejadian kebakaran di kapal crew boat. Sistem di kapal ini sendiri diadopsi dari ketentuan IMO yang diamandemen, FSS Code, ISM dan SOLAS. Sedangkan di Indonesia belum ada peraturan khusus mengenai sistem keamanan kebakaran di kapal crew boat. Oleh karena itu, penulis menganalisis sistem fire control plan pada kapal crew boat dengan mengambil contoh desain LOA 50 m kapasitas 200 penumpang yang mengacu pada desain LOA 35 m kapasitas 75 penumpang. Desain kapal menggunakan program Autocad dan Maxsurf sedangkan simulasi dilakukan dengan program Pyrosim. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa identifikasi bahaya kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin dapat diketahui dari heat detector dan smoke detector yang terpasang. Pemadaman kebakaran yang efektif di ruang penumpang menggunakan alat pemadaman portabel, sedangkan pemadaman yang efektif di ruang mesin menggunakan CO2. Selain itu, jalur evakuasi yang berada di tiap deck mempermudah evakuasi saat terjadi kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin.
Crew boat is the vessel that is used to bring the experts who worked on offshore platforms. This ship prioritizes comfort and safety of passengers, mainly from the threat of fire. Until now there has not been found fires in this ship. The system on the ship itself is adopted from the provisions of the amended IMO, FSS Code, ISM and SOLAS. Meanwhile, in Indonesia there are no specific regulations regarding fire safety system on the crew boat. Therefore, the authors analyze the system of fire control plan on the crew boat with LOA 50 m sample design capacity of 200 passengers which refers to 35 m LOA design capacity of 75 passengers. Ship design using Autocad and Maxsurf while simulations done with the Pyrosim. From the simulation obtained that the identification of fire hazards in the passenger room and the engine room can be seen from the heat detector and smoke detector. Effective fire suppression in the passenger room using portable extinguishing equipment, while the effective extinction in the engine room using CO2. In addition, evacuation routes those are in each deck makes evacuation during a fire in the passenger room and the engine room.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Wulan Apriyanti
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang penerapan Sistem Proteksi Aktif dan Pasif,Sarana Penyelamatan Jiwa serta Manajeman Tanggap Darurat Kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian sistem proteksi aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa, serta manajemen tanggap darurat kebakaran dengan standar National Fire Protection Association, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif dengan metode observasional yaitu melihat secara langsung sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan melakukan telaah dokumen mengenai manajemen tanggap darurat kebakaran di gedung Direktorat Pengembangan Mutu Barang (PMB). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan yaitu sistem proteksi aktif dan pasif, sarana penyelamatan jiwa, serta manajemen tanggap darurat kebakaran belum seluruhnya memenuhi standar.
This research is about the application of active and passive protection system,means of escape, and fire emergency response management at Direktorat Pengembangan Mutu Barang (PMB). The purpose of this research is to determine the suitability of active and passive protection systems, means of escape, and fire emergency management compare to standard National Fire Protection Association, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum and Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. This research use descriptive design with the observational method through observation of fire protection system, means of escape and document review about fire emergency response management at Direktorat Pengembangan Mutu Barang (PMB). The conclusion of this research is the active and passive protection system, means of escape, and fire emergency response management at Direktorat Pengembangan Mutu Barang (PMB) has not fully complied the standard.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Lazuardi
Abstrak :
Deteksi awal kebakaran mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keselamatan penghuni suatu bangunan, oleh karena itu penggunaan smoke detektor sangat penting dalam suatu bangunan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja suatu smoke detektor dengan penempatan dan pemilihan smoke detektor yang sesuai. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui time respon dari smoke detektor dari penempatan smoke detektor pada variasi lokasi dan jarak terhadap sumber api dengan konfigurasi bentuk geometri ruang yang berbeda yaitu dengan ketinggian sekat yang berbeda. Hasil dari experiment yang didapatkan kemudian di bandingkan dengan hasil simulasi dari program FDS untuk melihat seberapa besar FDS dapat menggambarkan kejadian pergerakan asap yang sebenarnya. Dari hasil experiment didapatkan bahwa time respon yang dibutuhkan suatu smoke detektor pada saat experiment relatif leih lama dibandingkan time respon yang didapat dari hasil FDS pada lokasi dan kondisi yang sama dengan selisih waktu _ 19 detik. Dari hasil experiment juga didapatkan persentase opasitas pada saat alarm dari smoke detektor berbunyi relatif lebih besar dibandingkan hasil yang didapatkan dari simulasi menggunakan FDS. Dari hasil experiment persentase opasitas yang terukur saat smoke alarm berunyi mencapai 11%/m - 12%/m, tetapi dari simulasi yang didapat dari FDS, persentase opasitas yang terukur saat smoke detektor berbunyi adalah 2,9%/m - 3,3%/m.
Early detection of fire have a very important role of the safety of a building, therefore the use of smoke detectors is very important in a building. The main objective of this research is to optimize the performance of a smoke detector with the selection and placement of smoke detectors accordingly. In research conducted this test to know the response time of the placement of smoke detectors smoke detector on the variations of location and distance to the source of fire with the configuration space of a different geometry, using the dividers with a different altitude. Results obtained from the experiment to be compared with the results from FDS simulation program to see how FDS can describe the actual smoke movement. From the results of the experiment it was found that the required response time of a smoke detector at the time of experiment is relatively long response time compared to the results obtained from the FDS on the same location and condition with the time difference _ 19 seconds. From the results of the experiment also found the percentage of opacity at the time of the smoke detector alarm sounds is relatively larger than the results obtained from simulation using FDS. From the results of the experiment that measured the percentage of opacity time when the smoke alarm sounds reached 11% / m - 12% / m, but from that obtained from simulation of FDS, which measured the percentage of time opacity smoke detector beep is 2.9% / m - 3.3%
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Selama tahun 2013, detektor kebakaran di instalasi radiometalurgi (IRM) sering mengirimkan sinyal ganguan ke panel kantrol kebakaran (FCP), sehingga timbul bunyi alarm palsu. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara keseluruhan pada detektor kebakaran yang terpasang di IRM tersebut. Tujuan dilakukannya pemeriksaan detektor asap dan panas adalah untuk memastikan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM beroperasi seperti yang diharapkan. Metoda yang digunakan adalah memeriksa koneksi kabel di FCP, kotak hubung utama (FMDF) dan kotak hubung (JBFA). Masing-masing zona detektor pada FMDF dan JBFA, tegangan operasinya diukur. Tegangan operasi detektor pada zona 1, 13, 20, 41, 61, 77, 78 dan 101 cukup rendah, yaitu 21.80 -22.60 V. Tegangan operasi FCP ideal bekerja pada 24 V untuk masing-masing zona detektor. Dari pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat 10 unit detektor panas, dan 9 unit detektor asap tidak berfungsi. Untuk menggantikan detektor lama yang tidak berfungsi, telah dipasang detektor baru : 9 unit detektor panas dan 4 unit detektor asap. Detektor yang belum diganti diantaranya : 1 unit detektor panas, dan 5 unit detektor asap, namun telah dipasangi resistor 10 k untuk mencegah timbulnya alarm palsu. Dari hasil uji detektor, disimpulkan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM, telah beroperasi dengan baik.
PIN 8:15 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library