Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Matahari merupakan sumber utama energi, menjadi penggerak dan sebagai sumber gangguan bagi atmosfer bumi. Kondisi matahari selalu mengalami perubahan dalam skala waktu pendek (detik, menit, dan 27 hari-an) dan skala panjang (misalnya siklus matahari 11 tahun). Perubahan dalam skala waktu pendek dari matahari yang mempengaruhi lingkungan antariksa dikatakan sebagai cuaca antariksa. Hubungan matahari-bumi merupakan pembahasan tentang fenomena aktivitas matahari sebagai sumber energi dan gangguan terhadap orbit satelit dan dinamika sampah antariksa, magnet antariksa dan magnet bumi regional, dinamika ionosfer dan propagasi gelombang radio, dan dinamika
atmosfer tengah dan atas bumi, serta peran aktivitas matahari pada pemanasan dan perubahan iklim global. Parameter aktivitas matahari yang perlu ditinjau adalah bintik matahari (sunspot), solar flux (F10.7), flare optik (Hα) dan flare X-ray, ultra violet (UV), semburan radio (radio bursts), lontaran massa
korona (Coronal Mass Ejection/CME), angin surya (solar wind) dan solar proton.
"
621 DIRGA 9 (1-4)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Matahari merupakan sumber utama energi, menjadi penggerak dan sebagai sumber gangguan bagi atmosfer bumi. Kondisi matahari selalu mengalami perubahan dalam skala waktu pendek (detik, menit, dan 27 hari-an) dan skala panjang (misalnya siklus matahari 11 tahun). Perubahan dalam skala waktu pendek dari matahari yang mempengaruhi lingkungan antariksa dikatakan sebagai cuaca antariksa. Hubungan matahari-bumi merupakan pembahasan tentang fenomena aktivitas matahari sebagai sumber energi dan gangguan terhadap orbit satelit dan dinamika sampah antariksa, magnet antariksa dan magnet bumi regional, dinamika ionosfer dan propagasi gelombang radio, dan dinamika
atmosfer tengah dan atas bumi, serta peran aktivitas matahari pada pemanasan dan perubahan iklim global. Parameter aktivitas matahari yang perlu ditinjau adalah bintik matahari (sunspot), solar flux (F10.7), flare optik (Hα) dan flare X-ray, ultra violet (UV), semburan radio (radio bursts), lontaran massa
korona (Coronal Mass Ejection/CME), angin surya (solar wind) dan solar proton.
"
621 DIRGA 9 (1-4)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Okki Ramadian
"Latar Belakang: Masalah yang dihadapi oleh pasien Lupus Eritematosus Sistemik (LES) yang stabil adalah bagaimana untuk mempertahankan kondisi ini dan mencegah flare. Salah satu faktor baru yang diduga memicu flare saat ini adalah penurunan dosis kortikosteroid pada pasien LES stabil. Penurunan dosis kortikosteroid dapat memicu flare jika dosis dan durasinya tidak dipantau secara ketat. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi para klinisi dalam mengelola pasien LES stabil yang diturunkan dosis kortikosteroid. Tujuan: Mempelajari pengaruh penurunan dosis kortikosteroid terhadap kejadian flare pada pasien LES yang stabil. Metode: Penelitian ini adalah sebuah penelitian kohor retrospektif. Pemilihan pasien dilakukan melalui consecutive sampling. Sebanyak 110 pasien diambil dari data rekam medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dan dibagi menjadi dua kelompok, pasien LES stabil dengan penurunan dosis kortikosteroid, dan yang mempertahankan dosis kortikosteroid. Hubungan antara penurunan dosis kortikosteroid dan kejadian flare-up pada pasien LES stabil dihitung melalui analisis univariat, bivariat, dan multivariat cox regression. Hasil: Pada kelompok penurunan dosis kortikosteroid,dari 110 pasien LES yang stabil, sebanyak 20 pasien (18,2 %) mengalami flare. Kejadian flare terjadi 3 pasien (5,8%) pada kelompok LES stabil dengan dosis kortikosteroid yang dipertahankan dan 17 pasien (29,3 %) pada kelompok yang diturunkan dosis kortikosteroid. Berdasarkan dari hasil analisis multivariat crude kortikosteroid sebesar 5,979(1,751 – 20,422) dengan p 0,004. Setelah dikontrol semua variabel perancu didapatkan fully adjusted RR variabel kortikosteroid kejadian flare pada LES yang stabil adalah 4,581 (1,296 – 16,195) dengan p 0,018. Simpulan: Kejadian flare pada pasien LES yang stabil sebesar 18,18% dengan IK 95% (10,97- 25,39). Kelompok pasien LES stabil yang diturunkan dosis kortikosteroid berisiko 4,58 kali mengalami flare dibandingkan kelompok pasien LES stabil yang dipertahankan dosis kortikosteroid setelah dikontrol berbagai faktor perancu dengan berbagai keterbatasannya.

Background: The problem faced by stable Systemic Lupus Erythematosus (SLE) patients is how to maintain a stable condition and prevent flare-ups. One new factor suspected to trigger flare-ups is the reduction of corticosteroid doses in stable SLE patients. A decrease in corticosteroid dosage can trigger flare-ups if the dosage and duration are not closely monitored. This poses a separate challenge for clinicians in managing stable SLE patients with reduced corticosteroid dosages. Objective: To determine the influence of corticosteroid dose reduction on the occurrence of flares in stable SLE patients. Method: This is a retrospective cohort study. The patient selection is done through consecutive sampling. One hundred ten patients were taken from medical record data at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, and divided into two groups: stable SLE patients with reduced corticosteroid dosage and SLE patients maintained on corticosteroid dosage. The relationship between the reduction of corticosteroid dosage and the occurrence of flare-ups in stable SLE patients was calculated with univariate, bivariate, and multivariate analyses carried out to assess the confounding factors that influenced the relationship of flare-ups in stable SLE. Result: In the reduced corticosteroid dosage group, out of 110 stable SLE patients, 20 patients (18.2%) experienced a flare. The occurrence of flare was seen in 3 patients (5.8%) in the stable SLE group with maintained corticosteroid dosage and in 17 patients (29.3%) in the group with reduced corticosteroid dosage, with an HR of 5.979(1.751 – 20.422) and a P value of 0.004. After controlling for all confounding variables, the fully adjusted RR for corticosteroid dosage in the occurrence of flare-up in stable SLE is 4.581 (1.296 – 16.195) with a pvalue of 0.018. Conclusion: The incidence of flares in stable SLE patients was 18.18%, with a CI of 95% (10.97- 25.39). The group of stable SLE patients who had their corticosteroid dose reduced had a 4.58 times risk of experiencing a flare compared to the group of stable SLE patients whose corticosteroid dose was maintained after controlling for various confounding factors with various limitations."
Jakarta: Fakulitas Kedokteran, Universitas Indonesia , 2008
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fan, Yuhong, editor
"This volume is devoted to the dynamics and diagnostics of solar magnetic fields and plasmas in the sun’s atmosphere. Five broad areas of current research in solar physics are presented: (1) New techniques for incorporating radiation transfer effects into three-dimensional magnetohydrodynamic models of the solar interior and atmosphere, (2) The connection between observed radiation processes occurring during flares and the underlying flare energy release and transport mechanisms, (3) The global balance of forces and momenta that occur during flares, (4) The data-analysis and theoretical tools needed to understand and assimilate vector magnetogram observations and (5) Connecting flare and CME phenomena to the topological properties of the magnetic field in the solar atmosphere. "
New York: Springer, 2012
e20424705
eBooks  Universitas Indonesia Library