Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kustamar
"Larantuka is a subdistrict of East Flores Regency, on the eastern end of Flores Island, East Nusa Tenggara, Indonesia. Most of the land area of larantuka located on the foot hill of the Ile mandiri Mountain which is a flate area of the Larantuka Strait Larantuka is the risk area for the deluge floods disaster when the hard rainy happened. Deluge floods is the floods followed by rock material which is result of the landslide process. Because that, all the rivers which have river-basin is the Risk landslide area is the deluge floods rivers. Deluge floods disaster has a specific kind and to overcome the impact of deluge floods disaster it is needed the specific study. Indetification of the disaster risk area is needed in management of deluge floods disaster phases. Deluge floods disaster phases are prevention phase, early warning system phase, evacuation disaster victim phase and post disaster management phase. Prevent phase are done to prevent of deluge floods disaster with inprove the quality of the landcover area and build natural teras. If the landslide happen, the flow of surf ace stream are directed to cover the interest area."
[s.l.]: Buletin Keairan: Media Informasi Kegiatan Penelitian Keairan, 2008
551 BKMIKPK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Nicorafferta
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemahaman pustakawan dalam penanggulangan bencana kebakaran dan banjir yang sudah dilakukan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Barat dalam menghadapi bencana dan menganalisis faktor apa yang menjadi penghambat dalam melaksanakan penanggulangan bencana di KPAK Jakarta Barat serta menyimpulkan faktor apa yang menjadi pendukung untuk mengatasi hambatan dalam melaksanakan penanggulangan bencana di KPAK Jakarta Barat. Penelitian ini didasarkan atas asumsi keletakan lokasi dari KPAK Jakarta Barat yang rawan ancaman bencana karena lokasinya yang berdampingan dengan Kali Krukut dan asumsi upaya menghadapi potensi kebakaran yang ada. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Juni tahun 2022 dan dilakukan selama 12 bulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menggunakan metode observasi, wawancara, dan melakukan kajian dokumen pendukung yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa KPAK Jakarta Barat, telah melakukan upaya yang baik dalam menanggulangi kebakaran dengan adanya APAR serta melakukan Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) sebagai faktor yang mendukung rencana penanggulangan kebakaran dan menjadi rencana preventive, preparedness, dan reaction. Namun dengan tidak adanya rencana recovery menjadi faktor penghambat penanggulangan bencana kebakaran di KPAK Jakarta Barat. Untuk penanggulangan banjir perpustakaan mempunyai elevasi yang tinggi dan adanya basement yang menjadi faktor pendukung penanggulangan bencana banjir sekaligus rencana preventive di KPAK Jakarta Barat, untuk rencana preparedness dan reaction perpustakaan menyerahkan semuanya ke UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang bertugas untuk mencegah terjadinya banjir di Kali Krukut. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perpustakaan tidak terlalu memfokuskan diri menanggulangi banjir dan lebih memfokuskan diri dalam kesiapan menghadapi bencana kebakaran dikarenakan bencana banjir sudah diserahkan ke UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

This research aims to identify librarians' understanding of fire and flood disaster management that has been carried out by the West Jakarta City Library and Archives Office in dealing with disasters and analyze what factors are obstacles in implementing disaster management at CLAO West Jakarta and conclude what factors are supporting Overcoming obstacles in implementing disaster management at CLAO West Jakarta. This research is based on the assumption of the location of West Jakarta CLAO which is prone to disaster threats because of its location adjacent to the Krukut River and the assumption of efforts to deal with existing potential fires. This research was conducted in mid-June 2022 and carried out for 12 months. This research uses a qualitative approach, using observation methods, interviews, and reviewing supporting documents relevant to the research being conducted. The results of the research show that West Jakarta CLAO has made good efforts in dealing with fires with APAR and implementing Building Fire Safety Management (BFSM) as a factor that supports fire management plans and becomes a preventive, preparedness and reaction plan. However, the absence of a recovery plan is an inhibiting factor in dealing with fire disasters at CLAO West Jakarta. For flood prevention, the library has a high elevation and the presence of a basement which is a supporting factor for flood disaster management as well as preventive plans at CLAO West Jakarta. For preparedness and reaction plans, the library handed over everything to the UPK of the DKI Jakarta Environmental Service Water Agency which is tasked with preventing the occurrence of flood in Krukut River. The conclusion that can be drawn is that the library is not focusing too much on dealing with floods and is focusing more on preparing for fire disasters because the flood disaster has been handed over UPK of the DKI Jakarta Environmental Service Water Agency."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Alden Hugo
"Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, khususnya Jakarta. Jakarta sebagai kota metropolitan yang padat akan penduduk dan aktivitas ekonomi yang tinggi akan merasakan dampak yang cukup besar dan membekas dari bencana banjir, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Dalam pengelolaan dan penanganan bencana banjir, penggunaan sistem informasi berupa software seperti InaSAFE akan sangat membantu dalam mengatasi dampak dari risiko bencana banjir. Penggunaan software InaSAFE dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan perbandingan dengan salah satu software pengelelolaan dampak risiko bencana banjir lainnya buatan Amerika Serikat, yaitu Hazus. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis perbandingan antara software InaSAFE dan Hazus yang diharapkan dapat memberikan rekomendasi improvement untuk penggunaan software InaSAFE dalam pengelolaan dampak risiko dari bencana banjir di Jakarta.

Flood disaster is one of the most frequent natural disasters in Indonesia, especially Jakarta. Jakarta, as a densely populated metropolitan city with high economic activities, will experience significant and lasting impacts from flood disasters, both socially, economically, and environmentally. In the management and handling of flood disasters, the use of information systems such as software like InaSAFE will greatly assist in mitigating the impacts of flood disaster risks. The use of InaSAFE software can be further improved by comparing it with another flood disaster risk management software from the United States, namely Hazus. In this study, a comparative analysis will be conducted between InaSAFE and Hazus software, which is expected to provide improvement recommendations for the use of InaSAFE software in managing the impacts of flood disaster risks in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Musa
"Penelitian ini mengkaji resiliensi komunitas terhadap bencana banjir dalam panggung konsep smart city di salah satu kelurahan terpadat dan paling rawan banjir di DKI Jakarta. Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung melihat smart city dari perspektif arsitektur kota berbasis infrastruktur teknologi. Namun, seiring waktu, semakin banyak studi yang mengangkat smart city dari sudut pandang sosial. Beberapa penelitian bahkan mulai mengaitkan smart city dengan konsep-konsep yang menekankan peran manusia, bukan hanya infrastruktur fisik kota. Meskipun demikian, studi-studi terdahulu belum banyak yang mengeksplorasi hubungan antara resiliensi komunitas terhadap bencana banjir dalam konteks smart city. Penelitian ini berargumen bahwa komunitas di Kampung Melayu yang terdampak banjir memiliki tingkat resiliensi yang meningkat seiring dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. Resiliensi ini tidak dapat dipisahkan dari intervensi teknologi, informasi, dan komunikasi yang terintegrasi dengan pengetahuan lokal. Untuk menguji argumen ini, digunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunitas di Kampung Melayu memiliki pengetahuan lokal yang diperoleh dari pengalaman menghadapi banjir dan mereka berhasil mengintegrasikan pengetahuan tersebut dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Penelitian ini juga menemukan peran penting kepemimpinan lokal yang mendukung resiliensi komunitas melalui kepemimpinan yang adaptif dan reaktif. Dengan demikian, penelitian ini merefleksikan model konseptual smart city yang berpusat pada smart people di mana tidak selalu berkaitan dengan infrastruktur canggih, melainkan menekankan pentingnya pengetahuan lokal sosial, aset komunitas, dan partisipasi aktif warga dalam pengelolaan bencana banjir di Kampung Melayu.

This study examines community resilience to flood disasters within the framework of the smart city concept in one of the most densely populated and flood-prone urban villages in Jakarta. Previous research has tended to view smart cities from an urban architecture perspective based on technological infrastructure. However, over time, there has been a growing number of studies that approach smart cities from a social standpoint. Some studies have even started linking smart cities with concepts that emphasize the role of humans, rather than merely the physical city infrastructure. Nonetheless, earlier studies have not extensively explored the relationship between community resilience to flood disasters and the context of smart cities. This research argues that the community in Kampung Melayu, which is affected by floods, exhibits increased resilience with the implementation of information and communication technology. This resilience is inseparable from the integration of technology, information, and communication with local knowledge. To test this argument, a qualitative method with a case study design through in-depth interviews was employed. The results of the study show that the community in Kampung Melayu possesses local knowledge derived from their experience in facing floods, and they have successfully integrated this knowledge with the use of information and communication technology. The research also found the significant role of local leadership in supporting community resilience through adaptive and reactive leadership. Thus, this study reflects a conceptual model of a smart city centered on smart people, which is not always related to advanced infrastructure but emphasizes the importance of local social knowledge, community assets, and active citizen participation in flood disaster management in Kampung Melayu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library