Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurkasanah
Abstrak :
Kanker kulit merupakan penyakit yang disebabkan oleh akumulasi perubahan molekul genetik maupun epigenetik pada jaringan kulit. Salah satu tipe kanker kulit yang bersifat invasif adalah karsinoma sel skuamosa KSS . Keuntungan diketahuinya lesi prakanker sel skuamosa secara lebih dini mampu mencegah lesi tersebut berkembang menjadi KSS invasif sehingga dapat meningkatkan efek terapiyang diberikan. 5-FU merupakan senyawa antimetabolit yang bekerja sebagai antagonis pirimidin pada molekul DNA dan RNA yang menginduksi apoptosis pada sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek apoptosis dan hambatan proliferasi melalui ekspresi protein caspase-3 dan Ki67 pada lesi prakanker sel skuamosa kulit mencit yang diinduksi DMBA/croton oil dengan perlakuan krim 5-FU dan imiquimod 5 topikal. Krim 5-FU yang diuji terdiri atas konsentrasi 1 , 2 , dan 5 . Analisis ekspresi protein dilakukan dengan metode imunohistokimia. Pada induksi karsinogenesis diketahui bahwa papilloma mulai muncul pada minggu ke-5 atau ke-6 setelah perlakuan DMBA/croton oil. Hasil pemberian terapi 5-FU selama 4 minggu minggu ke-10 sd minggu ke-14 menunjukkan adanya penurunan pada jumlah dan volume tumor p0.05 , sedangkan ekspresi Ki67 terendah pada pemberian5-FU 2 dan 5 p
Skin cancer is a multifactorial disease caused by accumulation of alteration in genetic and is squamous cell carcinoma SCC . The advantage of early detection for squamous cell pracancerous prevent those lesion may progress to invasive SCC and increase the effect of therapy. 5 FU is an antimetabollite compound as aDNA RNA pirimidine antagonist molecule induce cell apoptotic. The main objective of this research is to know the apoptotic effect and proliferative inhibition through caspase 3 and Ki67 expepigenetic molecule on skin tissues. One of the type of skin cancer that can be invasiveression on mice skin squamous cell precancerous induced by DMBA croton oil treated using 5 FU topically. This research assess three differences concentration of 5 FU include 1 , 2 , and 5 . The expression of caspase 3 and Ki67 were analyzed using immunohistochemistry methods. Carsinogenesis induction seem papiloma growth at 5 or 6 weeks after DMBA croton oils treatments. Result of 5 FU treatment 4 weeks week 10 week 14 showed that decrease of cumulative number and volume of papiloma p0.05 ,and the lowest Ki67 expression in 5 FU 2 and 5 application p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusaibah Al Hima
Abstrak :
Demam neutropenia merupakan efek samping yang sering terjadi setelah kemoterapi. Demam neutropenia dapat menyebabkan penundaan dosis kemoterapi sehingga dapat mengurangi efektivitas terapi. Kejadian demam neutropenia paskakemoterapi dapat dicegah dengan pemberian Granulocyte-colony Stimulating Factor (G-CSF). Regimen kemoterapi yang digunakan dapat memengaruhi kejadian demam neutropenia. Selain itu, usia, stadium kanker, riwayat kemoterapi dan kadar hemoglobin sebelum kemoterapi merupakan faktor risiko demam neutropenia paskakemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian demam neutropenia regimen TAC (dosetaksel, doksorubisin, siklofosfamid) dengan profilaksis primer G-CSF dan regimen FAC (fluorourasil, doksorubisin, siklofosfamid) pada pasien kanker payudara di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2017-Juni 2019. Desain penelitian adalah cross sectional uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 61 regimen TAC dan 102 regimen FAC. Kejadian demam neutropenia dianalisis menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan kejadian demam neutropenia paskakemoterapi lebih banyak terjadi pada regimen TAC dengan profilaksis primer G-CSF dibandingkan dengan regimen FAC. Kejadian demam neutropenia 12 kali lebih banyak terjadi pada regimen TAC dengan GCSF dibanding regimen FAC. Usia, stadium kemoterapi, riwayat kemoterapi dan kadar hemoglobin sebelum kemoterapi secara statistik tidak signifikan memengaruhi kejadian demam neutropenia paskakemoterapi.
Febrile Neutropenia is a common side effect of chemotherapy. Febrile neutropenia can cause delayed chemo doses that can reduce the effectiveness of therapy. The incidence of febrile neutropenia can be prevented by administering Granulocyte-colony Stimulating Factor (G-CSF). The chemotherapy regimen can affect the incidence of febrile neutropenia. In addition, age, stage of cancer, history of chemotherapy and prechemotherapy hemoglobin level are risk factors for febrile neutropenia. This study aimed to compare the incidence of febrile neutropenia between TAC (docetaxel, doxorubicin, cyclophosphamide) regimen with G-CSF primary prophylaxis and FAC regimen (fluorouracil, doxorubicin, cyclophosphamide) in breast cancer patients at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung period January 2017 - June 2019. The study design was cross sectional test of two populations. The sample consisted of 61 TAC regimen and 102 FAC regimen. The incidence of febrile neutropenia were analyzed using chi-square. The results showed that the incidence of post-chemotherapy febrile neutropenia is more common in TAC regimen with G-CSF primary prophylaxis than FAC regimen. The incidence of neutropenia is 12 times more common in TAC regimens with G-CSF than FAC regimen. Age, stage of chemotherapy, history of chemotherapy and pre-chemotherapy hemoglobin levels did not statistically significantly influence the incidence of febrile neutropenia.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T55212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library