Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hepi Yunita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status bekerja dan struktur keluarga terhadap kerawanan pangan rumah tangga dengan anak. Menggunakan Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2018, kerawanan pangan rumah tangga diukur dari kerawanan pangan dimensi akses. Status bekerja diwakili oleh status bekerja kepala rumah tangga dan struktur keluarga diukur dari kehadiran pasangan kepala rumah tangga. Analisis dalam penelitian ini dilakukan di kelompok rumah tangga miskin dan kelompok rumah tangga tidak miskin. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kerawanan pangan juga terjadi pada rumah tangga dengan anak di kedua kelompok rumah tangga. Hasil analisis inferensial menggunakan regresi logistik biner menunjukkan bahwa rumah tangga dengan kepala rumah tangga bekerja tidak penuh dan rumah tangga dengan kepala rumah tangga menganggur lebih cenderung untuk mengalami rawan pangan daripada rumah tangga dengan kepala rumah tangga bekerja penuh baik di kelompok rumah tangga miskin maupun kelompok rumah tangga tidak miskin. Sementara rumah tangga dengan kepala rumah tangga bukan angkatan kerja lebih cenderung secara signifikan untuk mengalami rawan pangan daripada rumah tangga dengan kepala rumah tangga bekerja penuh hanya di kelompok rumah tangga miskin. Selain itu juga ditemukan bahwa rumah tangga orang tua lengkap kurang cenderung untuk mengalami rawan pangan daripada rumah tangga orang tua tunggal laki-laki dan rumah tangga orang tua tunggal perempuan.
ABSTARCT
This study aimed to investigate the effect of working status and family structure on food insecurity in households with children. Using the 2018 National Socio-Economic Survey, food insecurity at the households level was measured by the food access dimension of the food insecurity. Working status was represented by the working status of  the head of the household and family structure was measured by presence of the heads partner. The analysis in this study was conducted in poor and non-poor households. Descriptive analysis showed that food insecurity also occured in households with children in both households. Inferential analysis using binary logistic regression showed that households with heads in part-time work and those with unemployed heads were more likely to be food insecure than households with heads in full-time work either in poor households or in non-poor households. Whereas households with heads not in labor force were significantly more likely to be food insecure than households with heads in full-time work only in the poor households. The analysis also showed that two-parent households were less likely to be food insecure than single-male headed households and single-female headed households.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Zairina Wulandari
Abstrak :
Ketahanan pangan adalah salah satu aspek yang mendukung ketahanan nasional. Ketika individu atau rumah tangga tidak mampu memenuhi ketahanan pangannya maka terjadilah kerawanan pangan yang dapat menggangu stabilitas ekonomi dan nasional.  Tapin mengalami peningkatan penduduk miskin dan peningkatan rumah tidak layak huni di Kalimantan Selatan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan mengukur kerawanan pangan rumah tangga tidak layak huni dan faktor yang mempengaruhinya di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Pangan adalah kebutuhan mendasar yang harus selalu ada dan terus meningkat seiring dengan mengingkatnya jumlah penduduk. Analisis ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan model rasch, metode regresi ordinal dan menggunakan variabel moderator dengan analisis data yang deskriptif untuk menganalisis data penelitian. Penelitian ini berdasarkan pada skala kerawanan pangan (FIES) serta faktor demografi dan kemiskinan multidimensi yaitu Jumlah Anggota Keluarga (X1), Jenis Pekerjaan (X2), Pendapatan (X3), Pendidikan (X4), Kesehatan (X5), Bantuan (X6), dan Jenis Kelamin (X7). Hasil penelitian ini adalah, pada tingkat kerawanan pangan rumah tangga tidak layak huni berdasarkan FIES, terdapat 57% kerawanan pangan ringan, kerawanan pangan sedang ada 23% dan rumah tangga dengan tingkat kerawanan pangan berat ada 20%. ......Food security is one aspect that supports national security. When individuals or households are unable to fulfill their food security, food insecurity occurs which can disrupt economic and national stability. Tapin has experienced an increase in the number of poor people and an increase in uninhabitable houses in South Kalimantan. This study aims to analyze and measure the food insecurity of uninhabitable households and the factors that influence it in Tapin District, South Kalimantan. Food is a basic need that must always be available and continues to increase along with the increasing population. This analysis uses a quantitative approach using the Rasch model, ordinal regression method and using moderator variables with descriptive data analysis to analyze research data. This research is based on the food insecurity scale (FIES) and multidimensional demographic and poverty factors, namely the number of family members (X1), type of work (X2), income (X3), education (X4), health (X5), assistance (X6), and Gender (X7). The results of this study are, at the level of food insecurity in uninhabitable households based on FIES, there are 57% light food insecurity, moderate food insecurity is 23% and households with severe food insecurity are 20%.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Astuti
Abstrak :
Hingga saat ini, kerawanan pangan masih menjadi isu pembangunan yang penting di negara berpendapatan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Di sisi lain, inklusi keuangan diyakini mampu mengakselerasi pencapaian SDGs, diantaranya dalam hal penurunan kerawanan pangan. Meskipun demikian, studi yang meneliti pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan menghasilkan kesimpulan yang inkonklusif. Di Indonesia, studi mengenai hal tersebut juga masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menganalisis pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia, baik secara umum maupun menurut kelompok tertentu. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020. Variabel kerawanan pangan diukur melalui skor kerawanan pangan berdasarkan Food Insecurity Experience Scale (FIES) melalui dua cara, yaitu raw score dan rasch scale. Sementara itu, variabel inklusi keuangan diukur menurut aksesibilitas rumah tangga pada beberapa layanan keuangan formal yang mencakup tabungan, kredit, asuransi dan e-banking. Estimasi pengaruh inklusi keuangan terhadap kerawanan pangan dilakukan dengan metode 2SLS Lewbel karena tidak tersedianya instrumen eksternal yang valid. Hasil estimasi menujukkan inklusi keuangan berpengaruh secara negatif terhadap kerawanan pangan. Menurut kelompok pendapatan, inklusi keuangan hanya signifikan mempengaruhi penurunan kerawanan pangan pada kelompok pendapatan rendah. Sementara menurut lokasi tempat tinggal, inklusi keuangan hanya berpengaruh pada penurunan kerawanan rumah tangga di perdesaan. ......To date, food insecurity remains as one of important development issues in low and middle income country, including Indonesia. On the other hand, financial inclusion is recognized in accelerating SDGs achievement, such as lowering food insecurity. However, the studies related to the relationship between financial inclusion and food insecurity remains inconclusive. This study, therefore, aims to analyze the impact of financial inclusion on household food insecurity in Indonesia. This study uses National Socio-Economic Survey (Susenas) 2020. The food insecurity variable is measured based on Food Insecurity Experience Scale (FIES) which calculated in two ways, namely raw score and rasch scale. Meanwhile, the financial inclusion variable is measured based on the household accessibility to financial services, namely saving, credit, insurance, and e-banking. The effect of financial inclusion on food insecurity is estimated by 2SLS Lewbel since there’s no valid external instrument. The result of the estimation showed that financial inclusion has significant negative effect on household food insecurity. Based on income category, this effect is only found to be significant on lower income household. While based on location, financial inclusion only affect household in rural area.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library