Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Nur Laeli Khoirun Ni`Mah
"Kebakaran hutan adalah pemasalahan lingkungan yang muncul hampir setiap tahun di Indonesia termasuk di TNGC. Kebakaran hutan dapat berdampak negatif pada ekologi, perubahan komposisi dan struktur ekosistem hutan, serta dapat mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat. Permasalahan dalam kajian ini adalah kegiatan pengendalian kebakaran hutan di TNGC telah melibatkan masyarakat peduli api, tetapi hasilnya belum maksimal yang ditandai masih seringnya terjadi kebakaran hutan di kawasan TNGC. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi partisipasi MPA, menganalisis hubungan antara partisipasi dengan keberlanjutan manfaat taman nasional, merumuskan model dan strategi peningkatan partisipasi MPA dalam pengendalian kebakaran hutan. Metode yang digunakan adalah mix-method yang dilakukan melalui analisis regresi liner dan SWOT analisis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor motivasi, kemampuan, dan kesempatan secara signifikan mempengaruhi partisipasi masyarakat peduli api. Oleh karena itu, model peningkatan partisipasi MPA dapat dibangun melalui ketiga variabel tersebut. Keberlanjutan taman nasional memiliki hubungan yang cukup kuat, signifikan dan searah dengan partisipasi dengan nilai korelasi 0,331. Rumusan peningkatan partisipasi masyarakat peduli api dalam pengendalian kebakaran hutan dari hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa kondisi pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai berada pada kuadran I Diagram Kartesius. Strategi prioritas yang dilaksanakan adalah aggressive strategy.
Forest fires are environmental problems that appear almost every year in Indonesia, including in TNGC. Forest fires can have a negative impact on ecology, changes in the composition and structure of forest ecosystems, and may disrupt the economic activities of the people. The problem in this study is that forest fire control activities in TNGC have involved the community to care about fire, but the results have not been maximally marked by the frequent occurrence of forest fires in the TNGC area. The purpose of this thesis is to analyze the factors that influence the participation of the fire caring community, analyze the relationship between participation with the sustainability of the park 39 s benefits, formulate models and strategies to increase the participation of fire fighting public in fire control. The method used is mix method done through linear regression analysis and SWOT analysis. Conclusion of the study, motivation, ability, and opportunity significantly influence the participation of the public concerning fire. Therefore, the MPA participation enhancement model can be built through these three variables. The sustainability of the park has a strong, significant and unidirectional relationship with participation with a correlation value of 0.331. The formulation of the increased participation of the public concerning fire in forest fire control from the SWOT analysis shows that the condition of the management of Gunung Ciremai National Park is in the first quadrant of Cartesian Diagram. The priority strategy implemented is aggressive strategy."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Apri Dwi Sumarah
"
ABSTRAKEkosistem hutan menyediakan berbagai manfaat bagi kehidupan yaitu nilai guna langsung dan nilai guna tidak langsung, dimana kemungkinan nilai tidak langsungnya lebih tinggi daripada nilai guna langsungnya. Dikarenakan tidak adanya harga pasar, maka perlu dilakukan perhitungan manfaat hutan secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi manfaat taman hutan wisata alam Grojogan Sewu secara menyeluruh, mengetahui tingkat membayar pengunjung dan faktor ? faktor yang mempengaruhinya. Nilai manfaat yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai manfaat wisata, nilai potensi kayu, nilai serapan karbon, nilai kesejukan dan nilai serapan air. Metode kontingensi dengan regresi logistik digunakan dalam penelitian ini untuk mengitung nilai guna wisata. Sedangkan untuk nilai kayu dan serapan karbon menggunakan pendekatan harga pasar yang berlaku dan nilai kesejukan dan nilai serapan air menggunakan pendekatan biaya pengganti. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini salah satunya adalah tingkat kemauan membayar pengunjung terhadap objek wisata TWA Grojogan Sewu. Nilai kemauan membayar pengunjung di objek wisata ini yang diperoleh masih lebih rendah daripada harga tiket masuk ketika penelitian dilakukan, yaitu dengan nilai terendah sebesar Rp10,622.56 yang diperoleh dari pengunjung dengan jenjang pendidikan tinggi dan memiliki jarak tempat tinggal ke lokasi wisata lebih dari 500 km, sedangkan nilai tertinggi adalah Rp12,406.39 yang diperoleh dari pengunjung dengan jenjang pendidikan menengah dan jarak tempat tinggal ke objek wisata kurang dari 500 km. Faktor ? faktor yang mempengaruhi nilai kemauan membayar tersebut adalah tingkat tawaran harga, umur, jenjang pendidikan tinggi, jumlah kunjungan, waktu berkunjung, persepsi responden terhadap ekosistem hutan di lokasi rekreasi sebagai daya tarik wisata dan persepsi terhadap TWA Grojogan Sewu sebagai asset nasional dan keamanan dalam melakukan kegiatan wisata di TWA Grojogan sewu. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai ekonomi penggunaan langsung lebih rendah daripada nilai penggunaan tidak langsung.dengan nilai total sejumlah Rp68.805.414.238,30.
ABSTRACTForest ecosystem provides many benefits for human being, those are use values and non-use values, which its non-use values may considerably exceed its use values. Due to lack of market price on forest ecosystem service, therefore needs a comprehensive method of forest ecosystem service valuation. Aims of this study are estimating the benefits value of Grojogan Sewu tourism forest, eliciting willingness to pay of tourist and drawing factors which influence to willingness to pay (wtp) level. The economic values which are estimated in this study are recreation value, commercial timber value, carbon storage value, micro-climate value and watershed service. Contingent valuation method along with logistic regression is used to evaluate the recreational value. However, commercial timber value and carbon storage value are based on market price approach; otherwise micro-climate and watershed value are based on substitution. Result of willingness to pay of tourist in this study is lower than the current price of entrance fee when this research was established which the lowest wtp is around Rp10,622.56 that generated from respondents who have a high education and home distance to attraction site more than 500 km; on the other hand the highest wtp is about Rp12,406.39 which generated from tourists with a medium education level and home distance less than 500 km. In this case, wtp is influenced by bid vehicle, age, a high education level, numbers of visit, the time-length of visit, perception on natural surroundings of forest ecosystem as recreational attraction, perception on statement that Grojogan Sewu as a national asset and safety feeling surrounding recreational site. Based on the study, it is defined that the use value is lower than the non-use value which the amount of total values around Rp Rp68.805.414.238,30."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library