Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaenal Arifin Muslim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Andrijono
"Besi tuang nodular (ductile iron) adalah besi tuang yang mempunyai partikel grafit berbentuk bulat (nodul) yang diperoleh dengan cara penambahan unsur magnesium (Mg) sebagai unsur pembulat grafit ke dalam leburan besi tuang pada proses perlakuan ladel (ladle treatment).
Penelitian yang dilakukan membandingkan sifat mekanis antara besi tuang nodular dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (tabel V) dan 0,25 %, 1 % Ni (tabel VI) dan tanpa unsur paduan (tabel VII) dimana proses pecampuran unsur paduan dengan logam cair, dilaksanakan sebelum logam cair dari dapur induksi ditunf ke ladel besar (ladle carrier). Perbedaan peningkatan sifat mekanis pada besi tuang nodular, dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur paduan atau dapat juga dilakukan dengan proses perlakuan panas austemper, sehingga menghasilkan besi tuang nodular austemper atau dikenal dengan Austempered Ductile Iron (ADI).
Proses perlakuan panas austemper pertama kali diawali dengan proses austenisasi pada temperatur 850 ° C, 950 ° C dengan waktu tahan masing-masing selama 90 menit untuk (0,25 % Mo dan 0,25 % Mo, 1 % Ni), 60 menit untuk tanpa unsur paduan serta dilanjutkan proses austemper pada temperatur 350 ° C, 375 ° C dan 400 ° C dengan waktu tahan masing -masing 60 menit untuk (0,25 % Mo), 120 menit (0,25 % Mo, 1 % Ni) dan 30 menit untuk tanpa unsur paduan.
Proses pembuatan sampel uji menggunakan cetakan pasir, jenis pasir silika, sehingga diperoleh hasil cor yang belum mengalami proses perlakukan panas austemper dan selanjutnya dilakukan proses pemesinan. Proses pengujian yang dilakukan, terdiri dari : uji kekuatan tarik, uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro dengan pembesaran 100 X dan 500 X.
Berdasarkan hasil penelitian, maka besi tuang nodular austemper tanpa unsur paduan (label VII) menghasilkan sifat mekanis lebih baik dibandingkan dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan unsur paduan 0,25 % Mo, 1 % Ni (label VI). Besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo , 1 % Ni (tabel VI) menghasilkan regangan tertinggi dibandingkan besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan tanpa unsur paduan (label VII)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Widodo
"ABSTRAK
Unsur paduan seperti tembaga, krom atau kombinasi keduanya, bila ditambahkan pada besi tuang kelabu dapat meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus. Hal ini sangat baik apabila besi tuang kelabu tersebut digunakan untuk brake drum ( tromol ) yang dalam pemakaiannya memerlukan sifat kekerasan dan ketabaan aus yang baik.
Besi tuang kelabu FC-25 yang digunakan pada penelitian ini ditambahkan tembaga antara 0,12 % sampai 0,26 % ; krom antara 0,12 % sampai 0,26 % dan penambahan tembaga - krom 0,10 % Cu - 0,20 % Cr serta 0,30 % Cu - 0,23 % Cr. Dari hasil penambahan tersebut melalui proses pengecoran dan dilakukan pengujian sifat mekanik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur krom lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu yang ditambahkan tembaga. Namun demikian besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur tembaga dan kronm secara bersamaan dalam prosentase tertentu memberikan nilai kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus yang lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahakan umur krom.
Peningkatan nilai kekerasan dan ketahanan aus dari hasil penelitian ini, dengan demikian umur pakai tromol dapat meningkat bila dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 tanpa paduan .
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijaya Candra Husin
"Cetakan memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas dari produk cor yang dihasilkan. Salah satu metode pembuatan cetakan yang banyak digunakan saat ini adalah cetakan kulit (shell molding), yang menggunakan resin sebagai bahan kimia pengikat butir-butir pasir. Pada penelitian ini dicari hubungan antara temperatur dan waktu pemanasan terhadap sifat mekanis dan permeabilitas pasir silika lapis resin berkadar 3 % sebagai bahan pembuat cetakan dan inti beberapa jenis produk coran. Kemudian dicari kondisi cetakan yang paling optimal. Temperatur pemanasan yang digunakan adalah 240, 260, 280 dan 300 °C, sedangkan waktu pemanasan yang digunakan adalah 1,5 ; 2 ; 2,5 dan 3 menit. Adapun hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan mekanis dan permeabilitas cetakan yang paling optimal dicapai pada kondisi temperatur pemanasan 300 °C dengan waktu pemanasan 3 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasalak, Daniel
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S40983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Antudrikal Qomar
"CFBM adalah salah satu jenis baja yang setara dengan SS 316 yang banyak digunakan untuk aplikasi dalam dunia industri. Salah satu jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan CF8M adalah nikel yang berpengaruh terhadap properties dari produk yang dihasilkan. Namun selama ini nikel yang digunakan dalam pembuatcm halwn baku CF8li,{ diimpor dari luar negeri sehingga secara langsung mempengaruhi harga produk CF8M yang dihast1kan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan baku nikel lokal dalam bentuk Fe-NiwCr lerhadap properties dari CF8}yf serta untuk mengetahui apakah bahan baku lokal bisa digunakan untuk men.subtirusi bahan baku nikel impor. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah perbandinga.n antara. komposisi Fe-Ni-Cr dengan nike/ impor sebesar 0%, 45% serJa 7!PA komposisi Fe-1\'1-Cr. Hasil dari produk CFBM yang dibuot dengan komposisi diatas kemudian ditifi dan dibandingkan kekuawn impak serta fractograpy pennukaan hasil perpatahannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bidulya, P.
Moscow: MIR Publisher, 1968
672.2 BID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yun Gemilang
"Besi Cor Nodular Berdinding tipis (TWDI Thin Walled Ductile Iron) dengan ketebalan 1mm dengan desain vertikal telah banyak dikaji. Namun dengan yield yang masih kecil menjadikan desain dengan mempertimbangkan kenaikan yield, merupakan area yang luas untuk di teliti. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud menaikan yield melalui desain penambah antar pelat spesimen TWDI yang lebih kecil, serta mengkaji pengaruh dari inokulan terhadap desain yang telah diperbarui.
Model pengecoran dan desain masih mengikuti sistem yang telah dilaksanakan yaitu bottom fill oleh Stefanescu dan untuk ketebalan 1mm di paparkan oleh Sudarsono & R Ariobimo, dengan riser yang diperkecil mengikuti perbandingan modul (Wlodawer) serta sampel pelat yang terdiri 3 susun.
Proses perancangan ulang dibantu dengan program simulasi pengecoran untuk mendapatkan hasil dengan parameter yang berbeda. Pengujian hasil rancangan dilaksanakan dengan menggunakan cairan logam grade FCD 500 dengan variasi pada persentase inokulan dan temperatur penuangan. Sampel pelat kemudian diuji struktur mikro, kekerasan dan pengujian tarik dengan standar spesimen JIS Z 2201 no5.
Hasil pengujian menunjukan bahwa masa tuangan diameter yang sudah diperkecil menjadi 10mm berbanding dengan tuangan RD Ariobimo menghasilkan kenaikan yield dimana rancangan sebelumnya masih memiliki yield 5.3 menjadi 28.6%. Hasil pengujian metalografi menunjukan mikrostruktur dengan komposisi perlit yang tinggi mencapai 90% dan hampir semua sampel didominasi oleh struktur perlit. Rata ? rata hasil pengujian tarik ada pada kisaran 600 MPa yang juga dipengaruhi oleh faktor strukturmikronya. Terdapat komposisi ferit yang lebih dari 50% pada kondisi temperatur tuang 1365°C dengan laju pendinginan sekitar 4°C/detik. Dengan penambahan inokulan mempengaruhi jumlah nodul dari pelat juga meningkatkan kekerasan dan mengurangi fasa karbida pada TWDI

TWDI 1mm thickness with a vertical design has been widely studied. However, the yield is still in low value wich makes the possibility taking into redisign to increase the yield, a large area to be investigate. This research was carried out with the intention to raise the yield by reducing inter-plate design TWDI into smaller riser diameter, as well as the effect of inoculant to the design that has been updated.
Foundry models and designs still follow the system that have been implemented are bottom fill by Stefanescu and for 1mm thickness in by J Sudarsono & R Ariobimo, with riser which reduced follow a comparison module (Wlodawer) and the sample plate comprising three parts.
Redesign process assisted with casting simulation program to get results with different parameters. Testing the design is implemented using liquid metal grade FCD 500 with variations on the percentage of inoculants and pouring temperatures. Plate samples were then tested microstructure, hardness and tensile test specimens with JIS Z 2201 standard no.5.
Mass of casting that has been reduced to a diameter of 10 mm, there is an increase yield where the previous design was 5.3% into 28.6%. Metallographic test results showed pearlite microstructure with a high composition reaches 90% and almost all samples are dominated by the pearlitic structure. Average tensile test results exist in the range of 600 MPa are also influenced by microstructure. There is a ferrite composition which more than 50% on the condition of 1365 °C temperature castings with a cooling rate of about 4 °C/sec. Effect of amount inoculants is increasing the nodule count, increasing hardness and reduced carbide formation."
2015
T45480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rocky Yanu Mahendra
"Formwork or concrete matrix is one of vltal paris ln physical erection of concrete-based building. As most formwork is prepared manually by hand, the degree of denslty ln each edge varies, resulted ln different quality of concrete. Examination on this matter is required to see the differences in strength and stllfness of beam having different size of crevice.
This work ls conducted by using two types of fonnwork, which were formwork made from wood with different crevice size : 3 mm, 5 mm and 10 mm, and another fonnwork made from fully steel without crevice.
The result suggested that there are considerable effect of crevice within fon'nwork to the strength of structure. Venous tests of the effect of crevice occurring In fonrlwork to the strength of concrete had been performed which were compressive strength, spllttlng tensile, shear strength and flexural strength. It was suggested that the bigger the size of crevice, the bigger the declining of strength of me ooncrete. From this result, lt Is recommended to ellmlnate or prevent crevice formation ln formwork connection In the construction work. Crevlce will only be allowed for 3-5 mm, because this crevice size will glve a strength and stllfness nearly the same with concrete without crevice.
This Investigation will not only to observe the effect of the crevice but also to see the differences of the degree of strength ln every layer (upper, middle and lower layers) of the formwork with crevlces. After conducting test on the different layers, the middle layer performed the most stable tightness, nearly the same as nomdal. Analysis to this middle layer suggested that there was evenness of raw materials, compared to those of other layers.

Beklstlng atau cetakan beton merupakan salah satu baglan yang vltal pada pelaksanaan flslk bangunan beton. Menglngat balok pengaku yang banyak dlpakal dlpasang secara manual dengan tenaga manusia dan tingkal; kerapatan tiap-tiap slsi yang berbeda-beda maka dlrasakan terdapat pengamh ketldakrapalzn beklstlng terhadap mutu beton. Oleh karena Itu perlu dllakukan penelltian dengan tujuan membandingkan kekuatan dan kekakuan balok dengan Iebar celah yang berbeda-beda.
Penelltlan Inl menggunakan 2 tipe beklsting yaltu : belsltlng dengan bahan kayu yang beroelah dengan varlasl Iebar celah 3 mm, 5 mm dan 10 mrn serta beklstlng baja (Mly steel) tanpa celah.
Penelltlan lnl membuktlkan adanya pengaruh celah pada bekistlng balok terhadap kekuatan struktumya. Dan setelah dllakukan pengujlan terhadap perilaku beton yaltu uji tekan (compressive strength), uji tarik (splitting tensile), ui geser (shear strength) dan ujl lentur (flexural strength) maka semakln lebar celah sernakin tumn kekuatan darl suuktur tersebut. Maka sebalknya dlhlndarkan adanya celah-celah pada sambungan beklstlng di lapangan. Toleransl Iebar celah yang dlzlnkan yaltu 3 - 5 mm karena dengan rentang celah ini dldapat kekyatan dan kekakuan yang mendekatl strylctur tanpa celah.
Penelltlan lnl tldak hanya membedakan Iebar celah tetapl juga lngln mellhat perbedaan kekuatannya dari tiap-tlap layer (layer atas, tengah dan bawah) pada rnaslng-maslng beldsdng bercelah. Dan setelah dllakukan pengujlan maka untuk layer tengah nllal tegangannya paling stabil dan kenalkannya hamplr mendekati dengan normalnya. Sehlngga setelah dlanallsa untuk layer tengah material penyusunnya tarnpak hornogen dlbandlng dengan layer Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>