Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Sutrisno
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengkaji penerapan modul termoelektrik sebagai komponen unit sistem pendingin pada sebuah kotak pendingin yang digunakan sebagai penyimpan vaksin dengan kapasitas ruang dingin 6 liter (8,32 liter efektif) dan kapasitas ruang dingin 10 liter (15,2 liter efektif) dengan ketebalan pengisolasian ruang dingin sebesar 6 cm baik dengan air sebagai beban pendinginan maupun tanpa beban pendinginan.

Dalam Tesis ini diberikan analisis tentang temperatur terendah pada ruang dingin (chamber) yang bisa dicapai, total daya listrik yang dibutuhkan untuk mencapai temperatur tersebut oleh masing-masing tipe modul termoelektrik baik untuk kapasitas ruang dingin 6 liter maupun 10 liter tanpa menggunakan beban pendinginan dan harga Coefficient of Performance-nya (COP). Demikian juga karakteristik dari dua kotak pendingin tersebut yang meliputi waktu pendinginan (cool down time) untuk mencapai temperatur ruang yang disyaratkan sebagai penyimpanan vaksin, total daya listrik yang dibutuhkan dari waktu untuk mempertahankan temperatur ruang dingin (hold over time) dalam kondisi temperatur ruang dalam batas-batas yang disyaratkan untuk penyimpanan vaksin dengan menggunakan beban pendinginan sebanyak 3 liter air untuk kotak pendingin kapasitas 6 liter dan 4 liter air untuk kapasitas kotak pendingin 10 liter.

Dari hasil pengujian 4 tipe modul termoelektrik pada kedua kotak pendingin tanpa menggunakan beban pendinginan menunjukkan bahwa tipe 2 SC 055 045 127 63, tipe CP 1.412710L dan CP 1.4 127 045L dapat digunakan sebagai komponen unit pendingin pada kotak pendingin sebagai penyimpan vaksin, karena ketiganya dapat mencapai temperatur chamber di bawah 8 °C yaitu temperatur persyaratan penyimpanan vaksin yang berkisar antara 2 - 8 °C Dengan total daya listrik untuk mencapai temperatur 6 °C pada kotak pendingin kapasitas 6 liter secara berurutan yaitu 80, 85 dan 120 Watt jam, Harga COP-nya 0,313; 0,394 dan 0,473, sedangkan untuk kotak pendingin kapasitas 10 liter secara berurutan adalah 128, 162 dan 228 Watt jam dengan harga COP 0,406; 0,472 dan 0,581 Kotak pendingin kapasitas 6 liter mempunyai cool down time 9 jam dart temperatur 22 --- 4 °C dengan total daya listrik 422,92 Watt jam, Hold over time 4,75 jam dart temperatur 3,5 -10°C dengan COP 0, 55. Sedangkan kapasitas 10 liter cool down time 18,5 jam, daya listrik 800 Watt jam dan hold over time 4,25 jam, COP 0, 53.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adila Kestibawani
Abstrak :
Metode pengeringan beku digunakan untuk menyiapkan matriks kitosan-xanthan gum bermuatan ekstrak kunyit, kulit manggis, dan jahe untuk pemberian oral. Metode ini dapat meminimalisir kehilangan senyawa bioaktif selama persiapan dan dapat memberikan yield dan pemuatan yang tinggi. Kurkumin pada kunyit, α-mangostin pada kulit manggis, dan 6-gingerol pada jahe termasuk kedalam senyawa fenolik, maka dari itu memiliki aktivitas antioksidan yang bermanfaat bagi Kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi suplemen dengan pelepasan lambat sampai ke daerah usus halus, dimana penyerapan senyawa bioaktif dapat terjadi secara maksimal. Teknik enkapsulasi digunakan untuk melindungi ekstrak senyawa bioaktif dilepaskan didaerah yang ditargetkan. Teknik enkapsulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pembentukan kompleks polielektrolit. Kitosan dipilih sebagai drug carrier karena memiliki sifat biodegradabel, biokompatibel, non-toksik dan mukoadesif, namun mudah larut pada kondisi asam. Xanthan gum (XG) digunakan sebagai polimer aditif karena dapat melindungi kitosan dalam suasana asam. Seluruh formulasi memiliki yield diatas 90% dan pemuatan sekitar 12% (ekstrak kunyit), 1% (ekstrak jahe), dan 8% (ekstrak kulit manggis). Penambahan XG dapat membuat pelepasan senyawa bioaktif menjadi lebih lambat. Formulasi dengan 0,1XG merupakan yang paling baik untuk dijadikan suplemen antioksidan, karena dapat menahan pelepasan pada medium SGF dan paling banyak melepas senyawa bioaktif di SIF. ......Freeze drying method is used to prepare the chitosan-xanthan gum (XG) matrices containing turmeric, mangosteen peel, and ginger extracts for oral administration. This method can minimize loss of bioactive compounds (BC) during preparation and provide high yield and loading. Curcumin in turmeric, α-mangostin in mangosteen peel, and 6-gingerol in ginger are phenolic compounds that have antioxidant activity which is beneficial to human health. The purpose of this study is to obtain extended release supplement formulations for small intestine, where absorption of BC can occur optimally. Encapsulation techniques can protect the BC to be released in targeted area, encapsulation technique used in this study is the formation of polyelectrolyte complex. Chitosan chosen as a drug carrier, because its biodegradable, biocompatible, non-toxic and mucoadesive properties, but dissolved under acidic conditions. XG is used as an additive polymer because it can protect chitosan at acidic condition. All formulations have yields above 90% and loading around 12% (turmeric), 1% (ginger), and 8% (mangosteen peel). The addition of XG can extend the release of BC. Formulation with 0.1XG is the best to be used as an antioxidant supplement, because it sustained the release in SGF Medium and releases the most bioactive compounds in SIF.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Rozi
Abstrak :
ABSTRAK
Produk-produk pertanian seperti sayur-sayuran dan buah-buahan serta produk peternakan seperti daging mempunyai sifat yang tidak stabil serta umur simpan yang pendek. Pada dasarnya kualitas produk holtikultura tidak dapat diperbaiki, tetapi dengan teknologi pasca panen hal ini dapat dipertahankan atau setidaknya dapat dikurangi laju penurunan mutunya serta diperpanjang umur \ simpannya.

Pengeringan beku (freeze drying) adalah metode yang dianggap paling baik saat ini untuk pengawetan produk holtikultura. Pada metode ini, produk didinginkan hingga membeku kemudian air dalam bentuk fasa padat dikeluarkan dari bahan secara sublimasi pada keadaan hampa udara. Metode pengeringan beku memiliki keunggulan pada kualitas produk yang dihasilkan. Pengambilan kandungan air pada produk akan menyebabkan kualitas produk dapat dipertahankan dalam waktu yang sangat lama tanpa terjadi reaksi enzimatik dlsamping volume bahan menjadi lebih kecil dan beratnya menjadi berkurang sehingga mudah dalam penyimpanan Mesin pengering beku ini terdiri dari empat komponen utama yaitu mesin pendingin (refrigerator), tabung hampa udara (vacuum chamber), pompa vakum (vacuum pump) dan heater. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja mesin pengeringan beku perakitan sendiri, menyelidiki proses perpindahan panas dan massa dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Perpindahan panas yang digunakan?
2000
S37198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohman Hidayah
Abstrak :
Pengeringan beku diakui sebagai metode pengeringan terbaik tetapi sangat intensif energi yang disebabkan dua hal yaitu proses pembekuan pada tekanan yang berbeda dengan pengeringan dan perambatan panas yang lambat selama sublimasi. Untuk mengatasi hal ini maka diusulkan penyelesaian dengan pemanfaatan pembekuan vakum dan pemanasan dari bawah dengan memanfaatkan panas terbuang dari kondenser. Dengan demikian diharapkan pemakaian energi pada proses pengeringan beku berkurang. Proses pembekuan dalam hal ini dihasilkan dari perubahan tekanan dalam suatu tabung vakum yang mengacu pada diagram fase air dimana seiring dengan penurunan tekanan maka akan terjadi penurunan temperatur dalam suatu ruang sehingga jika suatu produk yang dijadikan sebagai eksperimen diletakkan didalamnya maka akan terjadi proses pembekukan. Seiring dengan pembekuan produk kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan dengan temperatur ruang (sekitar 27ºC) untuk mencapai titik sublimasi sehingga terjadi proses pengeringan. Perancangan kali akan terdiri dari dua hal yang diharapkan saling mendukung yakni sistem mekanikal yang akan mengkondisikan sistem dalam keadaan vakum dengan tekanan yang direncakan sebesar 0,1 mbar sehingga diperlukan perhitungan kekuatan material serta sistem refrigerasi yang berfungsi untuk memanaskan produk dan menyediakan permukaan yang bertemperatur rendah agar terjadi penangkapan uap air yang dihasilkan proses sublimasi selama pengeringan produk. Untuk itu diperlukan refrigeran yang mampu menghasilkan temperatur cukup rendah sekaligus panas buang kondenser yang cukup untuk dimanfaatkan sebagai pemanas sehingga diharapkan akan mencapai sistem pengering beku yang optimal. Perancangan alat pengering beku menggunakan tabung silinder sebagai ruang vakum untuk mengeringkan produk dan ruang silinder sebagai tempat evaporator yang akan menagkap uap. Komponen tersebut dirancang dengan perletakan yang disesuaikan dengan penggunaannya dilabolatorium sebagai alat dalam proses pengujian yang menggunakan spesimen aloe vera sehingga menghasilkan data awal proses pengeringan beku yang akan dijadikan sebagai masukan dalam penelitian.
Freeze drying is recognized as the best drying methods but is very energy intensive due to two things namely the freezing process at different pressure with heat drying and slow propagation during sublimation. To overcome this problem, the proposed settlement with the use of vacuum freezing and heating from below by utilizing waste heat from the condenser. Thus the energy consumption is expected to decrease among freeze drying process. The freezing process in this case resulting from change in pressure in vacuum chamber, which refer to the water phase diagram, which along with the decrease in pressure will decrease the temperature in the room so that is a product is used as axperiment placed therein will be freezed. Along with the freezing of the product followed by the heating process (at room temperature around 27ºC) to reach the point that there is a process of sublimation drying. The design will consist of two things which are expected to support each other, mechanical systems that will condition the system in a vacuum with a pressure of 0,1 mbar planned so that the necessary to calculate material strength needed and refrigeration system that serves to heat the surface of the product and also provides a low temperature to an arrest resulting water vapor during the drying process of sublimation product. This requires the refrigerant is able to produce sufficiently low temperature in evaporator to trap vapor resulted and sufficient temperature in condenser to be used as heater which is expected to reach the freeze dryer system optimum. The design of freeze dryers is use a cylindrical tube as a vacuum to dry the product which is pleced that will grasp evaporator steam. Components are designed appropriate in abolatory which adapted to use as tool in testing process that uses aloe vera specimen to result initial data freeze drying process that serve as input in research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50979
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fathan Luthfi Hawari
Abstrak :
Pemanfaatan mikrobioma kulit sebagai bahan aktif produk perawatan kulit banyak dikembangkan oleh peneliti dari berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan mikrobioma kulit dengan melakukan isolasi beberapa bakteri komensal kulit dari wajah orang Indonesia yang berpotensi sebagai bahan aktif farmasi baru seperti bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J dan Bacillus subtilis MBF10-19J. Koktail bakteri atau penggabungan beberapa mikroba dalam satu media memiliki formula yang lebih efisien dibandingkan dengan galur bakteri tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rendemen (Yield) dari koktail bakteri Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, dan Bacillus subtilis MBF10-19J yang telah dimodifikasi; Mengformulasikan lioprotektan (inulin) dengan sel lisat koktail bakteri yang terbaik untuk memperoleh serbuk yang stabil dalam jangka waktu yang panjang menggunakan metode freeze-drying; serta melakukan karakterisasi, evaluasi, dan penetapan potensi antiradical scavenging activity terhadap serbuk lisat koktail bakteri. Fraksi lisat koktail bakteri diformulasikan dengan lioprotektan (inulin) kemudian dikeringkan menjadi serbuk menggunakan metode freeze-drying. Serbuk yang diperoleh dievaluasi dan diuji antiradical scavenging activity menggunakan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) serta stabilitasnya selama 7 pekan dengan beberapa parameter yaitu organoleptis; pH; kadar air; dan antiradical scavenging activity. Hasil yang didapatkan menunjukkan dari ketiga formulasi fraksi lisat koktail bakteri hanya formula dengan lioprotektan 10% yang menghasilkan serbuk sempurna dengan bentuk yang kasar berwarna coklat pucat yang berbau khas lisat, rata-rata pH 7,84, rata-rata kandungan lembab 8,31%, dan memiliki antiradical scavenging activity dengan potensi yang rendah sebesar 349,17 µg/ml serta terjadi peningkatan rendemen serbuk fraksi lisat koktail bakteri sebesar 5-8%. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan formulasi lisat koktail bakteri dengan lioprotekatan inulin yang stabil dalam penyimpanan ruang suhu (25-30oC). ......The use of the skin microbiome as an active ingredient in skin care products has been widely developed by researchers from various countries. In Indonesia, the use of the skin microbiome by isolating several skin commensal bacteria from Indonesian faces that have the potential as new pharmaceutical active ingredients such as Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J and Bacillus subtilis MBF10-19J. Bacterial cocktails or incorporation of several microbes in one medium have a more efficient formula than a single bacterial strain. This study aimed to obtain the yield (Yield) of a cocktail of bacteria Staphylococcus hominis MBF12-19J, Staphylococcus warneri MBF02-19J, Micrococcus luteus MBF05-19J, and Bacillus subtilis MBF10-19J that have been modified; Formulating a lyoprotectant (inulin) with the best bacterial cocktail cell lysate to obtain a powder that is stable in the long term using the freeze-drying method; and to characterize, evaluate, and determine the potential antiradical scavenging activity against bacterial cocktail lysate powder. The bacterial cocktail lysate fraction was formulated with a lyoprotectant (inulin) and then dried into powder using the freeze-drying method. The powder obtained was evaluated and tested for stability for 7th (seven) weeks with several parameters, namely organoleptic, pH, moisture content, and anti-radical scavenging activity used the DPPH method. The results showed that of the three formulations of the bacterial cocktail lysate fraction, only the formula with 10% lyoprotectant produced a perfect powder with a rough, tan colour with a characteristic lysate odour, an average pH of 7.84, an average moisture content of 8.31% and had anti-radical scavenging activity with low strength of 349.17 µg/ml and an increase in the yield of bacterial cocktail lysate fraction powder by 5-8%. Based on the results of the study a bacterial cocktail lysate formulation with inulin lyoprotectant was obtained which be stable at room temperature (25-30oC).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yulianto
Abstrak :
Salah satu proses pada pembuatan obat-obatan dari bahan alam untuk menghilangkan kandungan airnya adalah dengan menggunakan mesin pengeringan beku vakum. Masalah utama yang dihadapi proses pengeringan beku vakum adalah konsumsi energi yang berlebih juga proses terjadinya evaporasi pada saat proses pembekuan vakum. Untuk mengatasi hal tersebut maka diusulkan penggunaan panas buang kondenser sebagai pemanas untuk mempercepat laju pengeringan dan juga penggunaan pembekuan internal dari evaporator sistem refrigerasi cascade untuk mengurangi efek evaporasi selama proses pembekuan vakum. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan 2 mesin pengeringan beku vakum dan simulasi numerik dengan menggunakan software MATLAB. Mesin yang pertama adalah mesin pengeringan beku vakum dengan menggunakan panas buang kondenser dari posisi atas dan bawah tanpa pembekuan internal dari sistem refigerasi tunggal. Mesin yang kedua menggunakan mesin pengeringan beku vakum dengan pemanas dari panas buang kondenser yang dililitkan pada dinding ruang pengering dan dilengkapi dengan pembekuan internal. Studi eksperimen dilakukan dengan memvariasikan temperatur pemanas pada temperatur 24oC, 26oC, 27oC, 28oC, 30oC, 32oC, 35oC, 37oC, 44oC, 47oC hal ini berdasarkan bahwa untuk mengeringkan produk yang digunakan sebagai obat tidak boleh melebihi temperatur 60oC dan temperatur pembekuan internal sebelum proses pemvakuman pada 3oC, 10oC, -10oC hal ini didasarkan pada proses pembekuan dengan kombinasi pembekuan antara vakum dengan blast freezing, lempeng sentuh maupun pembekuan celup untuk mengurangi efek evaporasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan parameter laju pengeringan, waktu pengeringan, daya yang dibutuhkan dan efek penggunaan pemanas dari panas buang kondenser dan pembekuan internal terhadap struktur material. Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa penggunaan pemanas dari panas buang kondenser pada posisi atas dan bawah pada temperatur 26oC dan 24oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 14.86% tanpa merusak struktur material sedangkan pada temperatur pemanas atas 32oC dan pemanas bawah 32oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 20.7% tetapi dapat merusak struktur material. Sedangkan pada penggunaan pemanas dari panas buang kondenser pada temperatur 27oC saat pengeringan primer dan 44oC saat pengeringan sekunder dan pembekuan internal pada temperatur -10oC dapat mengurangi konsumsi energi sebesar 12% dan untuk pemanas 32oC pada pengeringan primer dan sekunder serta pembekuan internal 3oC dapat megurangi konsumsi energi sebesar 20.7% tanpa merusak struktur material ......One of the process in the making of supplement from natural ingredients to remove the water content is by using vacuum freeze drying. The main problem of the vacuum freeze drying process is an excess of energy consumption and also the process of evaporation during the freezing by vacuum freezing method. To overcome this problem, this research proposed use waste heat from condenser to accelerate the drying and use internal freezing from evaporator of cascade refrigeration system to reduce the effect of evaporation during vacuum freezing. The research was conducted using experimental methods with 2 vacuum freeze drying machines and numerical simulation using matlab software. The material use in this experiment are aloe vera and tentacles of jelly fish. The first machine is vacuum freeze drying which is using waste heat from condenser at the top and the bottom positions without internal freezing of the refrigeration system. The second machine use vacuum freeze drying machine with heating from waste heat condenser wrapped around the walls of the dryer and with an internal freezing. The experimental studies performed by varying the temperatur of the heater at temperatur 24oC, 26oC, 27oC, 28oC, 28oC, 30oC, 32oC, 35oC, 37oC, 44oC, 47oC this procedure based on that to drying product for basic ingredient for medicine the maximum heating input to the system is 60oC . And internal freezing temperatur before vacuum process at -10oC, 3oC, 10oC this procedure based on the experiment for combining the vacuum freezing with blast freezing and imersion cooling to reduce evaporation effect. This is conduted to get the parameters of drying rate, drying time, energy consumption and also the effect of the use of heating from condenser waste heat and freezing to the structure of material. Based on the experiment its known that the use of heat from condenser waste heat at the top and the bottom position with temperatur 26oC and 24oC can reduce energy cosumption by 14.86% without damage material structure and then at the top and the bottom heating 32oC can reduce energy consumption by 20.7% however this behavior can damage material structure. A mean while on the use of heating condenser waste heat at temperatur of 27oC at primary drying and 44oC during secondary drying and also internal freezing 10oC can reduce energy consumption by 12%. The other side while activated heating 32oC at primary and secondary drying and also internal freezing 10oC can reduce energy consumption by 20.7% without damaging the structure of the material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euntong Army
Abstrak :
Remdesivir merupakan obat yang memberikan efek besar dalam menyembuhkan pasien yang terjangkit COVID-19, ketersediaan remdesivir di pasaran sangat terbatas dalam segi jumlah, bentuk sediaan hingga dosis. Terbatasnya dosis membuat adanya kesulitan dalam penyesuaian dosis, terutama pasien geriatri dan pediatri, sehingga banyak dosis obat yang akan terbuang karena obat remdesivir yamg telah direkonstitusi hanya stabil selama 4 jam pada suhu 25ºC. Tujuan penelitian ini untuk melihat kestabilan obat remdesivir yang beredar di Indonesia secara fisik dan kimia pada penyimpanan dengan suhu 2-8 ºC selama 2 hari dan suhu -10 s/d 20ºC selama 44 hari. Parameter stabilitas secara fisik diantaranya dilakukan uji pH, bobot jenis, viskositas, ukuran partikel dan potensial zeta, parameter secara kimia dilakukan uji penetapan kadar menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil yang diperoleh selama penyimpanan 48 jam pada suhu 2-8ºC memberikan hasil yang stabil secara fisika ditinjau dari pH dan ukuran partikel, namun belum dapat dibuktikan stabil secara kimia ditinjau dari kadarnya. Untuk penyimpanan suhu -10 s/d -20 ºC selama 44 hari tidak memperlihatkan kestabilan yang baik secara fisik maupun kimia karena parameter fisika maupun kimia tidak dapat bertahan selama masa penyimpanan. ......Remdesivir is a drug that has a great effect in curing patients infected with COVID-19, the availability of remdesivir on the market is very limited in terms of quantity, dosage form and dosage. Since the drug's limited dose makes it difficult to change the dosage, particularly for elderly and pediatric patients, many doses of the medication will be squandered. Remdesivir, when reconstituted, is only stable for four hours at 25°C. The goal of this study was to assess the physical and chemical stability of remdesivir, which was circulating in Indonesia at temperatures of 2–8 C for 2 days and –10–20 C for 44 days. Particle size, pH, specific gravity, viscosity, and zeta potential were assessed for physical stability characteristics, while high performance liquid chromatography was used to measure chemical stability parameters. Physically stable results were obtained for pH and particle size after 48 hours of storage at a temperature between 2 and 8 oC, but chemical stability for levels was not established. Because the physical and chemical characteristics could not endure the 44-day storage period, storage at -10 to -20 C did not demonstrate good physical or chemical stability.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hermanza
Abstrak :
Kanker merupakan penyakit keturunan mematikan yang pertumbuhannya diluar kendali. Green Flourescent Protein yang terdapat pada ubur –ubur dapat mendeteksi kanker. Untuk mengawetkan bahan ini digunakan proses freeze vacuum drying. Freeze vacuum drying adalah metode pengeringan yang terbaik, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas efek penambahan udara sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu pengeringan akibat penambahan udara lingkungan malah memperlama proses pengeringan. Hal ini diakibatkan karena adanya perbedaan temperatur ruang yang menyebabkan laju sublimasi percobaan tanpa udara luar lebih besar dibandingkan dengan penambahan udara yang mana temperatur ruang yang lebih tinggi. Oleh karenanya untuk penambahan udara lingkungan membutuhkan kalor yang lebih besar untuk mengeringkan material. ......Cancer is a deadly genetic diseases wich it grown out of control. Green Flourescent protein found in jellyfish can be used to detect cancer. To preserve this material freeze vacuum drying process is used. Vacuum freeze drying is the best drying method, but high energy consumtion because of the relatively long drying process. This thesis discusses the effect of the addition air in an effort to decrease drying process time. The results of the research show that the drying time due to the addition air have increase the drying time. This is caused by the difference in room temperature which causes the rate of sublimation experiment without outside air is greater than the addition of air where ambient temperatures are higher. Therefore, the experiment with additional air need more heat to dry the material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] merupakan kandidat biomaterial yang menjanjikan untuk dijadikan sebagai scaffold dalam rekayasa jaringan. Pembuatan scaffold dari perpaduan hidroksiapatit dan kitosan telah berhasil dilakukan dengan metode freeze-drying (pengeringan beku). Pada penelitian ini komposit scaffold dibuat dengan mencampurkan kitosan dan hidroksiapatit dalam larutan asam asetat. Selanjutnya ditambahkan serbuk NaOH dengan kadar yang berbeda-beda (2, 3, 4, dan 5% w/v NaOH) untuk melihat karakteristik dari scaffold. Hasil preparasi komposit scaffold dibekukan pada suhu -30°C selama semalam dan pada suhu -80°C selama 24 jam dilanjutkan dengan proses pengeringan beku menggunakan alat freeze-dryer selama 72 jam. Komposit scaffold dikarakterisasi dengan melakukan uji kekuatan kompresi, Fourier Transform Infra-Red (FTIR) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil yang didapat yaitu terjadi penghilangan gugus -NH3+ yang mengindikasikan pembentukan ikatan silang pada kitosan setelah penambahan NaOH. Penambahan NaOH mempercepat terbentuknya ikatan silang sehingga menyebabkan air terperangkap dalam gel. Setelah pengeringan beku menghasilkan scaffold berpori yang saling terhubung. Diameter pori rata-rata terbesar yaitu 175 µm pada penambahan 3% w/v NaOH sedangkan diameter pori rata-rata terkecil yaitu 54 µm pada penambahan 5% w/v NaOH. Dari hasil pengujian kompresi, sifat mekanik scaffold meningkat seiring dengan penambahan NaOH dengan nilai optimum kekuatan kompresi sebesar 54,21 KPa.
Hydroxyapatite [Ca10(PO4)6(OH)2] is a promising candidate biomaterial as a scaffold in tissue engineering. Hydroxyapatite-chitosan composite scaffolds has been successfully manufactured by freeze-drying method. In this work, composite scaffolds were prepared by blending chitosan and hydroxyapatite in acetic acid solution. Varied NaOH powders (2, 3, 4, and 5% w/v NaOH) were added to investigate the characteristics of the scaffolds. The prepared composite scaffolds were frozen at -30°C for a night and at -80°C for 24 hours followed with drying pr°Cess using freeze-drying machine for 72 hours. Composite scaffolds were characterized using a universal compression machine, Fourier Transform Infra-Red (FTIR), and Scanning Electron Microscope (SEM) studies. The result is there is -NH3+ group elimination that indicate cross-linked formation on chitosan after NaOH addition. The NaOH addition provided crosslink formation faster that caused the water trapped in gel. After freeze-dried, it produces scaffold with interconnected pore. The biggest average pore diameter is 175 µm with 3% w/v NaOH addition, while the smallest average pore diameter is 54 µm with 5% w/v NaOH addition. From compression testing, it shows that the mechanical property of scaffolds would increase along with the NaOH addition with the optimum compressive strength about 54,21 KPa.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>