Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Fabian Nathanael
"Di dalam lingkungan akademik, terdapat sebuah kecenderungan untuk menempatkan fenomena kecanduan judi sebagai sebuah fenomena klinis yang berakar dari permasalahan biokimiawi maupun psikologis ataupun sebagai sebuah permasalahan kultural yang mengikat proses judi kompulsif ke dalam ranah nilai-nilai kolektif suatu masyarakat. Artikel ini akan memberikan sebuah penjelasan alternatif terhadap kecanduan judi dengan mengacu pada pemikiran filosofis Nassim Taleb mengenai ketidakpastian, keberuntungan, dan probabilitas, khususya yang tertera di dalam Fooled by Randomness. Taleb memandang bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk tidak memperhatikan peran dari keberuntungan dan ketidakpastian yang sesungguhnya memiliki andil besar di dalam kehidupan manusia dan bahwa kecenderungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme sesat pikir. Di dalam artikel ini, penulis melihat subjek di dalam fenomena kecanduan judi sebagai sebuah agen epistemis yang berhadapan—dan gagal—dalam menjalankan peran epistemisnya karena ketidakpahaman akan konsep-konsep abstrak seperti probabilitas dan ketidakpastian yang memiliki peran besar di dalam perjudian. Penulis juga akan memanfaatkan Epistemologi Kebajikan dalam mensistematisasi pemikiran Taleb menjadi sejumlah kebajikan intelektual yang dapat dipraktikan dalam menghadapi fenomena kecanduan judi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fenomena kecanduan judi terjadi karena kesalahpahaman akan probabilitas yang melibatkan pemahaman yang keliru terhadap kausalitas dan konsep asimetri dalam probabilitas. Penulis kemudian menyatakan bahwa kebajikan-kebajikan intelektual seperti gaya berpikir probabilistik, kerendah-hatian, dan kewaspadaan empiris dapat berperan dalam menghadapi fenomena kecanduan judi. Terlebih lagi, penulis menyatakan bahwa kebajikan- kebajikan tersebut dapat ditanamkan melalui pendidikan.
In academic circles, there is a tendency to explain problem gambling as a clinical phenomenon or a cultural one. This article seeks to give an alternative explanation of problem gambling by utilizing Nassim Taleb’s thought on unceetainty, luck, and probability, especially as laid out in Fooled by Randomness. Taleb sees that humans have the tendency to overlook the role of luck and uncertainty that in actuality plays a significant role in daily life. Moreover, he argues that this overlook is a result of a number of cognitive errors. In this article, the writer sees problem gamblers as flawed epistemic agents due to their failure to realize the crucial role of uncertainty in gambling. The writer also utilizes Virtue Epistemology in systematizing Taleb’s thought into a number of intellectual virtues in facing problem gambling. This research concludes with the statement that problem gambling occurs due to a misunderstanding of probability that includes a poor conceptualization of causality and asymmetry in probability. The writer then states that intellectual virtues such as probabilistic thinking, humility, and empirical prudence can play a significant role in facing the phenomenon of problem gambling. Moreover, the writer argues the potentiality of education in instilling such virtues. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mete, Mario Viligius Primus Hangga
"Gangguan perjudian sendiri adalah kecanduan perilaku yang ditandai dengan pola yang terus menerus dan berulang yang dikaitkan dengan tekanan atau gangguan yang signifikan. Prevalensi penjudi di Indonesia yang mencapai 1% dari populasi penduduk dan telah berdampak buruk pada individu, keluarga dan komunitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behaviour Therapy (CBT) terhadap ansietas dan tanda gejala gangguan perjudian pada penjudi di Kota Kupang. Desain penelitian quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel pada penelitian ini mengiuti kriteria inklusi penelitian dengan total jumlah sampel sebanyak 56 responden yang dibagi menjadi 28 responden pada kelompok kontrol dan 28 responden pada kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden terbanyak dengan usia dewasa muda, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, mayoritas tidak bekerja, berpendapatan dibawah UMR, rata-rata memulai perjudian sejak usia 12-18 tahun dan memainkan perjudian online dan offline. Ada perubahan ansietas sebelum dan sesudah diberikan tindakan psikoedukasi gangguan perjudian dan ansietas pada kelompok kontrol serta ada perubahan tanda gejala ganguan perjudian pada kelompok intervensi yang diberikan CBT (p value < 0.05). Ada perbedaan ansietas dan tanda gejala gangguan perjudian setelah mendapat intervensi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p value < 0.05). Tidak ada hubungan antara karakteristik responden terhadap ansietas (p value > 0.05), namun ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan jenis perjudian terhadap tanda gejala gangguan perjudian (p value < 0.05). Dengan demikian pemberian Cognitive Behaviour Therapy (CBT) direkomendasikan untuk mengatasi atau mengurangi ansietas dan tanda gejala perjudian pada penjudi.
Gambling disorder itself is a behavioral addiction characterized by a continuous and repetitive pattern that is associated with significant distress or impairment. The prevalence of gamblers in Indonesia which reaches 1% of the population and has a devastating impact on individuals, families and communities. The purpose of the study was to determine the effect of Cognitive Behaviour Therapy (CBT) on anxiety and signs of gambling disorder symptoms in gamblers in Kupang City. Research design quasi experimental pre-post test with control group. Sampling using purposive sampling technique. The sample criteria in this study followed the research inclusion criteria with a total sample size of 56 respondents divided into 28 respondents in the control group and 28 respondents in the intervention group. The results showed that the characteristics of the respondents were mostly young adults, male, highly educated, the majority did not work, had an income below the minimum wage, on average started gambling from the age of 12-18 years and played online and offline gambling. There were changes in anxiety before and after being given psychoeducation measures on gambling disorders and anxiety in the control group and there were changes in signs of gambling disorder symptoms in the intervention group given CBT (p value <0.05). There were differences in anxiety and signs of gambling disorder symptoms after receiving the intervention in the control group and intervention group (p value <0.05). There was no relationship between respondent characteristics and anxiety (p value > 0.05), but there was a significant relationship between gender and type of gambling on signs of gambling disorder symptoms (p value < 0.05). Thus the provision of Cognitive Behaviour Therapy (CBT) is recommended to overcome or reduce anxiety and signs of gambling symptoms in gamblers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Alfan Nuruddin
"
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penerapan reappraisal pada konteks perjudian menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hasil-hasil yang tidak konsisten tersebut mungkin disebabkan oleh variabel lain yang memicu penggunaan reappraisal menjadi positive reinforcer untuk berjudi. Di dalam penelitian ini, alexithymia diperhitungkan sebagai variabel yang dapat memperkuat hubungan positif antara reappraisal dan problem gambling. Analisis moderasi sederhana dengan PROCESS digunakan untuk menganalisis peran moderasi alexithymia dalam hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling pada 115 individu laki-laki yang terlibat dalam perjudian daring. Data yang dianalisis dikumpulkan melalui kuesioner self-report yang terdiri dari alat ukur SOGS, TAS-20, dan ERQ. Hasil analisis menunjukkan bahwa alexithymia memoderasi hubungan antara cognitive reappraisal dan problem gambling dengan signifikan. Walaupun demikian, reappraisal gagal dalam memprediksi problem gambling secara langsung. Secara umum, penelitian ini menemukan bahwa cognitive reappraisal dapat memperparah problem gambling pada individu dengan tingkat alexithymia yang tinggi.
Previous research has shown inconsistent results regarding the application of reappraisal in the context of gambling. These inconsistent results may be due to other variables that trigger the use of reappraisal as a positive reinforcer for gambling. In this study, alexithymia is considered as a variable that can strengthen the positive relationship between reappraisal and problem gambling. A simple moderation analysis with PROCESS was used to analyze the moderating role of alexithymia in the relationship between cognitive reappraisal and problem gambling in 115 male individuals involved in online gambling. The analyzed data were collected through self-report questionnaires consisting of the SOGS, TAS-20, and ERQ measurement tools. The results of the analysis showed that alexithymia significantly moderates the relationship between cognitive reappraisal and problem gambling. However, reappraisal failed to directly predict problem gambling. Overall, this study found that cognitive reappraisal can exacerbate problem gambling in individuals with high levels of alexithymia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rika Yokomori
New York: Duckworth Overlook, 2006
895.636 RIK bt
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dickens, Charles, 1812-1870
London: Everyman's Library, 1995
823.7 DIC o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Puzo, Mario, 1920-
New York: Putnam, 1978
813.54 PUZ f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Carey, Peter
St. Lucia: University of Queensland Press, 1988
823 CAR o
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Djuretna A. Imam Muhni
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1994
306.482 DJU c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library