Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayan Sofyan
Abstrak :
Lapangan panasbumi Kamojang sudah memulai eksploitasi dan produksi sejak tahun 1983 dengan produksi uap sampai tahun 2000 telah mencapai 116.78 x 106 ton. Dengan rata-rata produksi dalam sepuluh tahun terakhir adalah 8.746.546 ton uap per tahun diperlukan manajemen reservoar untuk mengelola potensi reservoar secara optimal. Manajemen reservoar ini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah penurunan produksi uap yang saat ini terjadi di Lapangan panasbumi Kamojang. Dalam mempertahankan stabilitas produksi, pengelolaan produksi dan reinjeksi sangat diperlukan dengan memperhatikan karakteristik reservoar dan perubahan-perubahannya. Monitoring geofisika dapat dilakukan untuk memantau kondisi reservoar secara berkala serta perubahan-perubahan yang terjadi. Metode microgravity dan microearthquake merupakan dua metode geofisika yang saling melengkapi dalam memonitor kondisi reservoar geothermal melalui pengukuran perubahan nilai medan gravitasi dan gempa mikro yang terjadi dalam waktu tertentu. Metode microgravity dilakukan untuk mengukur perubahan medan gravitasi antara tahun 1999 dengan tahun 2005 pada 51 titik benchmark gravitasi yang sama. Metode microearthquake dilakukan untuk melihat distribusi gempa mikro yang terjadi antara tahun 2004 sampai 2005 dengan pengamatan data setiap hari. Hasil interpretasi data microgravity dan microearthquake dari penelitian ini mengidentifikasi kemungkinan arah perubahan massa menuju NW dengan sebaran gempa mikro yang cukup aktif. Arah aliran fluida di dalam reservoar panasbumi diperkirakan cenderung mengarah NW mengikuti sesar normal. Hasil ini digunakan untuk saran penempatan lokasi sumur produksi baru lebih fokus ke arah NW dari pusat reservoar dan reinjeksi fluida pada arah SW di daerah perubahan medan gravitasi negatif. ......More than 116.78 x 106 ton of vapor has been exploited from the Kamojang Geothermal Field since 1983 to 2000. Reservoir management is intended to optimize the reservoir potential in order to produce an optimum long time energy production. Reservoir management is used to solve the decline production problem at the Kamojang Geothermal Field and to maintain the stability of the production which is influenced by reservoir material balance. Microgravity and Microearthquake (MEQ) methods are geophysical monitoring toolss that help the reservoir management to determine the reservoir condition and its changes periodically. Microgravity method is used to measure the changes of the gravity values between 1999 and 2005 with 51 gravity benchmarks. Microearthquake method is used to map the distribution of its hypocenters at Kamojang Geothermal Field occurred between: 2004 to 2005. The interpretation of the microgravity and microearthquake data at Kamojang Geothermal Field shows the direction of the mass changes to the north-west, the same direction of the distribution of the microearthquake occurrence. Fluid flow direction in the geothermal reservoir is considered trending to the north-west direction following the direction of the main fault. Based on this study it is recommended to locate the new production wells in the north-west direction while the injection wells to the south-west direction.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Ardhana
Abstrak :
Secara geografis Lapangan RD termasuk kedalam provinsi Sumatera Selatan dan secara geologi berada dalam kompleks Bukit Barisan. Pada penelitian ini penulis melakukan pemodelan inversi 3D magnetotelluric dan mengkorelasikan dengan data sumur dan didukung oleh data eksporasi yang telah ada sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat rumusan mengenai karakterisasi secara geologi dan nilai resistivitas yang tepat untuk menentukan Top of Reservoir. Hasil penelitian penulis dari data sumur menunjukan adanya pendinginan dan referensi Base of Conductive (BOC) di lapangan RD adalah 14ohm.m, lebih besar dari referensi BOC 1-10 ohm.m (Ussher, 2000) yang biasa diterapkan di lapangan panas bumi. Kontrol litologi lebih dominan dalam menentukan TOR dimana tuff dasitis dan riolitis ditemukan di semua sumur. Kontrol BOC dalam menentukan TOR hanya bisa dilakukan pada elevasi dibawah 1200m. ......RD field is geographically located on South Sumatera Province and geologically inside Barisan Mountain Range. In this study, author make 3D MT inversion model and correlate it with well data supported with other exploration data had been published with aim to characterize Top of Reservoir (TOR) based on resistivity and geological feature. This study show from well data that cooling is a main feature in RD field and applicable Base of Conductive (BOC) reference is 14 ohm.m instead of 1-10 ohm.m proposed by Ussher (2000) which usually applied in geothermal field. Lithology is a more dominant control to define TOR, where all TOR is observed on dacitic or rhyolitic tuff. BOC control to define TOR is only applicable in elevation lower than 1200m.
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Nurachman
Abstrak :
Sebagai negara dengan sumber daya energi panas bumi yang melimpah, Indonesia memiliki peluang untuk mengalokasikan energi panas bumi sebagai energi terbarukan terdepan untuk menggantikan ketergantungan pada energi minyak dan gas. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi pengembang, yaitu tantangan teknologi, finansial dan kebijakan. Dengan demikian, membuat proyek panas bumi kurang menarik bagi investor untuk berinvestasi di sektor energi ini. Khususnya, tantangan finansial yang akan menjadi perhatian besar bagi pengembang untuk diatasi. Analisis kelayakan investasi diperlukan untuk mengatasi masalah ini untuk menarik lebih banyak investor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan investasi proyek panas bumi di PLTP Lumut Balai dengan merumuskan pemodelan pembiayaan yang optimal dan efisien dan melakukan pendekatan probabilistik dengan simulasi Monte Carlo. Dalam hal ini, dampak feed-in-tariff dan tahun COD akan dinilai melalui enam skenario yang akan disimulasikan dalam model. Hasil menunjukkan bahwa feed in tarif dan tahun COD memainkan peran penting dalam menentukan daya tarik kelayakan proyek panas bumi di Indonesia. ......As the country with abundant resource of geothermal energy, Indonesia has the opportunity to allocate the geothermal energy as the leading renewable energy to substitute dependency on oil and gas energy. However, there are some challenges that developers faced, which are technology, financial, and policy challenges. Thus, making the geothermal project less attractive for investors to invest in this energy sector. Notably, the financial challenge that will be close attention for private sectors to tackle. Feasible financing is needed to tackle this issue to attract more investors. This paper aims to analyze the feasibility investment of a geothermal project in Lumut Balai geothermal power plant with formulating the optimal and efficient financial modeling and performing a probabilistic approach with Monte Carlo simulation. In this regard, the impact of feed-in-tariff and year of COD will be assessed through six scenarios that will be simulated in the model. The results indicate that feed-in-tariff and year of COD plays a significant role in determining the attractiveness of a geothermal project in Indonesia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazqi Mumtaz Rafifa
Abstrak :
Daerah penelitian “MR” adalah salah satu wilayah potensi geotermal yang berada di Ulu Slim, Malaysia dengan ditandai adanya terdapat mata air panas, mata air dingin, dan fumarol. Dengan adanya potensi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran densitas dan mendelineasi zona permeabilitas bawah permukaan pada daerah “MR” mengintegrasikan beberapa data dan metode, yakni metode gravity, remote sensing sebagai data utama, serta data geologi, geokimia sebagai data pendukung sehingga dapat mengetahui luasan area prospek geotermal wilayah “MR” dan menentukan target pemboran sumur. Berdasarkan data gravitasi terlihat terdapat 3 indikasi patahan bawah permukaan dan divalidasi oleh data geologi pada wilayah “MR” sedangkan berdasarkan data remote sensing menunjukkan daerah yang berasosiasi dengan struktur geologi densitas tinggi terdistribusi tenggara, selatan, barat, barat laut sehingga daerah “MR” adalah daerah prospek geotermal karena memiliki permeabilitas yang baik dan dapat berperan sebagai zona resapan. Selain itu, dalam analisis terintegrasi terdapat indikasi struktur F3 dapat dikonfirmasi oleh data SVD dan FHD. Selanjutnya, diperkuat oleh adanya dua manifestasi hot spring yaitu manifestasi Ulu Slim. ......The research area “MR” is one of the geothermal prospect areas in Ulu Slim Malaysia which is characterized by the occurrence of hot spring, cold spring and fumaroles. The potensial geothermal becomes the study aims to identify the distribution of density and delineate subsurface permeability zones in the "MR" area by integrating several data and methods, such as the gravity method, remote sensing are the main data, as well as geological and geochemical data are supporting data so that we can determine the area of the geothermal prospect area for the “MR” area and determines the target for drilling wells. Based on the gravity data, it can be seen that there are 3 indications of subsurface faults and validated by geological data in the "MR" area, while based on remote sensing data it shows that the areas associated with high-density geological structures are distributed southeast, south, west, northwest so that the "MR" area is an area geothermal prospects because it has good permeability and can be as an infiltration zone. Moreover, there are the integrated analysis indications that the structure of F3 can be confirmed by SVD and FHD data. Then. it is supported by the presence of two hot spring manifestations, namely the Ulu Slim manifestation.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Fatima Noor Firdausi
Abstrak :
Wilayah Penelitian “AF” merupakan salah satu wilayah prospek geotermal di Jawa Timur yang ditandai dengan keberadaan manifestasi permukaan berupa mata air paanas. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi komponen sistem geotermal pada wilayah “AF” berdasarkan integrasi data gaya berat dan penginderaan jauh sebagai data utama, serta analisis geologi dan geokimia sebagai data pendukung. Adapun komponen sistem geotermal yang berhasil diidentifikasi melalui pengolahan data gaya berat dan penginderaan jauh adalah struktur patahan dan indikasi sumber panas. Sumber panas sistem geotermal di wilayah “AF” diduga berasal dari badan magma di bawah Gunung Kawi-Butak yang menunjukkan anomali gravitasi yang rendah. Adapun keberadaan struktur pengontrol mata air panas SG-1 dapat dideteksi melalui FFD secara manual dan otomatis menggunakan filter Sobel, dan diduga berhubungan dengan patahan berdasarkan peta geologi dan yang terdeteksi melalui analisis FHD dan SVD. Dengan adanya dugaan struktur patahan pengontrol manifestasi SG-1, didukung pH fluida yang netral, maka area sekitar manifestasi SG-1 cukup dianggap dapat menjadi area prospek geotermal di wilayah “AF”. ......The “AF” Research Area is one of the geothermal prospect areas in East Java which is characterized by the presence of surface manifestations in the form of hot springs. This study aims to be able to identify the components of the geothermal system in the "AF" area, based on the integration of gravity and remote sensing data as the main data, as well as geological and geochemical analysis as supporting data. The components of the geothermal system that have been identified through the processing of gravity and remote sensing data are fault structures and indications of heat sources. The magma body under Mount Kawi-Butak, which has a low gravity anomaly, is assumed to be the source of heat for the geothermal system in the "AF" area. The existence of the SG-1 hot spring control structure can be detected through manual and automatic FFD using Sobel filter, and is suspected to be related to faults based on geological maps and the one detected by FHD and SVD analysis. With the suspected fault structure controlling the SG-1 manifestation, supported by its neutral pH, the area around the SG-1 manifestation is considered to be a geothermal prospect in the "AF" region.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Fujita Olivia
Abstrak :
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi adalah wilayah “WS”. Secara umum, tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target eksplorasi adalah menemukan zona yang memiliki tingkat temperatur dan permeabilitas yang tinggi. Zona dengan temperatur tinggi berasosiasi dengan keberadaan sumber panas, sedangkan zona dengan permeabilitas tinggi berasosiasi dengan keberadaan struktur patahan yang mengandung fluida. Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur patahan di wilayah panas bumi “WS” melalui analisis model data gravitasi dan magnetotelurik. Analisis tersebut nantinya dikorelasikan dengan informasi geologi dan geokimia untuk hasil yang lebih komprehensif. Singkatnya, metode gravitasi digunakan untuk meneliti anomali percepatan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan rapat massa batuan penyusun bawah permukaan bumi, sedangkan metode magnetotelurik digunakan untuk menginduksi bumi sehingga dapat mengidentifikasi distribusi resistivitas suatu batuan di bawah permukaan bumi. Hasil pemodelan forward 2D data gravitasi menunjukkan adanya tiga kategori densitas batuan, yaitu densitas 2.40 – 2.60 gr/cc yang diduga sebagai sumber panas, densitas 1.84 – 2.53 gr/cc yang diduga sebagai lapisan penudung, dan densitas 1.21 – 2.31 gr/cc yang diduga merupakan reservoir. Hasil pemodelan inversion 3D data magnetotelurik menunjukkan bahwa terdapat lapisan konduktif yang ditandai dengan warna merah dan diduga sebagai lapisan penudung, lapisan dengan nilai resistivitas sedang yang ditandai dengan warna hijau berada di bawah manifestasi panas bumi dan diduga merupakan reservoir, serta lapisan dengan nilai resistivitas tinggi yang ditandai dengan warna biru pada kedalaman 1000 – 3000 meter lebih yang diinterpretasikan sebagai sumber panas. Berdasarkan model gravitasi dan magnetotelurik, didapati bahwa densitas yang dihasilkan model gravitasi telah sesuai dengan komponen penyusun sistem panas bumi wilayah “WS” yang dihasilkan oleh model magnetotelurik. Hal ini terkonfirmasi melalui batuan penyusun lapisan penudung yang memiliki nilai densitas tidak lebih besar dari densitas sumber panasnya, mengingat lapisan penudung telah mengalami alterasi hidrotermal dan didominasi oleh mineral halloysite dan montmorillonite. Sistem panas bumi wilayah “WS” merupakan gabungan sistem panas bumi vulkanik yang dipengaruhi oleh batuan sedimen, dengan perkiraan temperatur reservoir sebesar 200°C. Dengan demikian sistem panas bumi ini termasuk dalam intermediate temperature system. ......One of the areas in Indonesia that has geothermal potential is the "WS" area. In general, the measure of success in determining exploration targets is finding zones that have high temperature and permeability levels. Zones with high temperatures are associated with the presence of heat sources, while zones with high permeability are associated with the presence of fluid-containing fault structures. The focus of this research is to identify the fault structure in the "WS" geothermal area through the analysis of gravity and magnetotelluric data models. This analysis will later be correlated with geological and geochemical information for more comprehensive results. In short, the gravity method is used to examine the anomaly of the earth's gravitational acceleration due to differences in the mass density of rocks making up the earth's subsurface, while the magnetotelluric method is used to induce the earth so that it can identify the resistivity distribution of a rock under the earth's surface. The results of the 2D forward gravity data modeling show that there are three rock density categories: a density of 2.40–2.60 gr/cc, which is suspected as a heat source; a density of 1.84–2.53 gr/cc, which is thought to be a cover layer; and a density of 1.21–2.31 gr/cc, which is suspected to be a reservoir. The results of 3D inversion modeling of the magnetotelluric data show that there is a conductive layer marked in red and thought to be a capping layer; a layer with moderate resistivity value marked in green is under geothermal manifestations and thought to be a reservoir; and a layer with high resistivity value marked in blue at a depth of 1000–3000 meters that is interpreted as a source of heat. Based on the gravity and magnetotelluric models, it was found that the density produced by the gravity model was in accordance with the components of the geothermal system in the "WS" region produced by the magnetotelluric model. This is confirmed by the rocks that make up the cover layer, which have a density value not greater than the density of the heat source, considering that the cover layer has undergone hydrothermal alteration and is dominated by the minerals halloysite and montmorillonite. The geothermal system in the "WS" region is a combination of volcanic geothermal systems influenced by sedimentary rocks, with an estimated reservoir temperature of 200°C. Thus, this geothermal system is included in the intermediate temperature system.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta:: Manajemen Pembangunan, LAN, 1997
551.523 ANW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
Abstrak :
ABSTRAK
Panas bumi adalah energi terbarukan dan berkelanjutan yang dapat digunakan untuk menggantikan energi fosil di masa depan. Energi panas bumi dapat digunakan, harus memenuhi sistem panas bumi, sistem panas bumi adalah istilah umum yang digunakan untuk membahas interaksi antara sistem batuan dengan suhu air yang tinggi. Indikasi sistem panas bumi biasanya ditandai dengan munculnya manifestasi permukaan, bisa termasuk sumber air panas, fumarol, kolam lumpur dll. Kehadiran mata air panas dan fumarol di kawasan Gunung Ungaran merupakan indikasi kuat potensi panas bumi bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui energi panas bumi di bawah permukaan dan membuat model sistem panas bumi berdasarkan analisis survei geologi, geokimia dan geomagnetik. Geologi Ungaran itu sendiri disusun oleh batuan vulkanik Tersier dari Miosen sampai Pleistosen, yang diduga sumber panas di Ungaran adalah sisa-sisa dari kaum muda Holosen Ungaran. Struktur di Ungaran dikendalikan oleh patahan yang mengarah ke barat daya - timur laut, yang merupakan bagian dari struktur keruntuhan, struktur ini diduga sebagai daerah pelepasan, sehingga cairan dan uap dari reservoir keluar melalui zona lemah dan muncul di permukaan. Analisis geokimia dengan pengambilan sampel fluida di Klepu dan Gedongsongo menunjukkan perbedaan, Gedongsongo menunjukkan kadar belerang (alkali) lebih tinggi. Dari peta Geomagnetik yang menunjukkan tingkat magnetik rendah berkisar antara -185 sampai -3,3 nT yang ditafsirkan sebagai sumber panas di Ungaran, setelah menggunakan penyaringan dengan distribusi perpanjangan ke atas sumber panas meluas ke utara Gedongsongo.
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2018
600 JIA X:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayudya Widowati
Abstrak :
Daerah penelitian Gimpu, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi yang belum dilakukan eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah potensi panas bumi pada daerah penelitian untuk dilakukan eksplorasi panas bumi. Metode penginderaan jauh dan geokimia air digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Daerah penelitian memiliki persebaran manifestasi panas bumi berupa 10 titik manifestasi yang terdiri dari 1 mata air dingin dan 9 mata air panas. Pada analisis penginderaan jauh yang mengintegrasikan data FFD, LST, dan NDVI menunjukkan bahwa pola kelurusan pada daerah penelitian berorientasi ke arah barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut dengan tingkat densitas kelurusan sangat rendah–sangat tinggi. Densitas tersebut menunjukkan adanya pengaruh struktur geologi yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi. Dilihat dari suhu permukaan, daerah penelitian memiliki suhu dari 9°C – 28°C dengan indeks tidak bervegetasi hingga vegetasi tinggi. Berdasarkan analisis geokimia air, tipe air panas bumi pada daerah penelitian didominasi oleh tipe klorida – bikarbonat dan bikarbonat. Manifestasi air panas bumi pada daerah penelitian memiliki kondisi immature waters yang telah mengalami pengenceran oleh air meteorik. Analis geoindikator menunjukkan bahwa zona outflow berada pada APB2. Analisis dengan kedua metode tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat 3 area potensi panas bumi, yaitu area potensi A terletak pada daerah Lawua dengan koordinat dan 9.824.401 mU - 9.825.469 mU dan 838.813 mT - 841.766 mT yang memiliki luas sekitar 5,2 km2 serta area potensi B terletak pada daerah OO Parese dengan koordinat 9.814.523 mU - 9.815.038 mU dan 839.871 mT - 843.504 mT yang memiliki luas sekitar 3,2 km2 dan area potensi C terletak pada daerah Marena dengan koordinat 9.829.026 mU – 9.827.485 mU dan 839.045 mT – 840.730 mT yang memiliki luas sekitar 3 km2. ......The Gimpu research area, Central Sulawesi is one of the areas in Indonesia that has geothermal potential that has not been explored. This research aims to map the geothermal potential area in the research area for geothermal exploration. Remote sensing and water geochemistry methods are used to achieve this goal. The research area has a distribution of geothermal manifestations in the form of 10 manifestation points consisting of 1 cold spring and 9 hot springs. The remote sensing analysis that integrates FFD, LST, and NDVI data shows that the alignment pattern in the study area is oriented towards the northwest-southeast and southwest-northeast with very low-very high alignment density. The density indicates the influence of geological structures that control the appearance of geothermal manifestations. In terms of surface temperature, the study area has temperatures from 9°C - 28°C with an index from no vegetation to high vegetation. Based on water geochemical analysis, the type of geothermal water in the study area is dominated by chloride - bicarbonate and bicarbonate types. Geothermal water manifestations in the study area have immature waters that have been diluted by meteoric water. Geoindicator analysis shows that the outflow zone is in APB2. Analysis with both methods found that there are 3 areas of geothermal potential, namely potential area A located in the Lawua area with coordinates and 9,824,401 mU - 9,825,469 mU and 838,813 mT - 841,766 mT which has an area of about 5.2 km2 and potential area B located in the OO Parese area with coordinates 9. 814.523 mU - 9.815.038 mU and 839.871 mT - 843.504 mT which has an area of about 3.2 km2 and potential area C is located in the Marena area with coordinates 9.829.026 mU - 9.827.485 mU and 839.045 mT - 840.730 mT which has an area of about 3 km2.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>