Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raity Arief Hidajat
"Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, dan juga bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu sumber energi listrik yang potensial berasal dari energi panas bumi, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di 331 lokasi dengan potensi sebesar 28.579 MW. Namun potensi panas bumi sebagian besar berada di kawasan konservasi seperti di kawasan Taman Nasional. Pengembangan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menurut Word Wildlife Fund (WWF), menyebabkan pembukaan lahan yang merusak struktur vegetasi dan mempengaruhi habitat satwa liar. Data dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak menunjukan adanya penuruan jumlah populasi macan tutul jawa dari 50 ekor pada tahun 2013 menjadi 40 ekor pada tahun 2018. Pengembangan PLTP banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar mengenai kesempatan kerja dan berusaha yang belum mendapatkan perhatian. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai keberlanjutan PLTP dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial, dan menilai indeks keberlanjutannya. Lokasi penelitian adalah di PLTP Gunung Salak yang berada di dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian mixed method. Variabel penelitian ditetapkan melalui wawancara kepada para nara sumber ahli yang diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 7 variabel penelitian yang dijabarkan dari hasil pengolahan data dan analisa, yaitu: Kondisi tutupan lahan dalam kondisi yang baik dan tidak ada penurunan tutupan lahan sejak tahun 2003-2018, konservasi hutan dengan metode indeks Shannon Wiener berada dalam keanekaragaman sedang, konservasi satwa dengan metode camera trap menunjukan macan tutul jawa masih ada dan hidup di sekitar area PLTP dengan jumlah sekitar 10 ekor dengan indeks kelimpahan relatih 1,55% dan digolongkan dalam kategori rendah, pendapatan pekerja lokal melebihi dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sehingga layak memenuhi kebutuhan hidup, serapan tenaga kerja lokal telah mencapai 72% dari kapasitas tenaga kerja di PLTP dan berada dalam komposisi tenaga kerja lokal dan non lokal di beberapa daerah yang berkisar antara 60-75%, penyerapan produk masyarakat lokal oleh PLTP masih kurang, hal ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena persyaratan higienitas dan keamanan pangan. Secara keseluruhan indeks keberlanjutan PLTP Gunung Salak mencapai 55% yang berarti berada pada kondisi cukup berkelanjutan.

Electrical energy needs in Indonesia continues to increase rapidly along with economic growth, technological improvement, and also the increasing of population. One of the potential sources of electrical energy comes from geothermal, where Indonesia has a huge potential in 331 locations throughout Indonesia with a potential of 28,579 MW. However, most of the geothermal source location is in conservation areas such as in National Park areas. Development and operation of Geothermal Power Plants according to the Word Wildlife Fund (WWF), causing land clearing that resulting in damage of vegetation structures and affects wildlife habitats. Data from the Mount Halimun Salak National Park shows a decline in the population of Java leopard from 50 in 2013 to 40 in 2018. The development of Geothermal Power Plants has received many challenges from the surrounding community regarding employment and business opportunities that have yet to receive attention. And it is necessary to research the sustainability of geothermal power plants from environmental, economic and social aspects, and assessing the sustainability index. The research location is Gunung Salak Geothermal Power Plant which is located inside the Mount Halimun Salak National Park (TNGHS) with a quantitative approach and mixed method research. Research variable is determined through interviews to expert resource persons which are processed by Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 7 research variables which is described from the results of data processing and analysis, namely: Land cover conditions are in good condition and there has been no decrease in land cover since 2003-2018, forest conservation using the Shannon Wiener index method are in moderate diversity, animal conservation using the camera trap method shows that Javan leopards still exist and live around the area of ​​the Power Plant with around 10 heads and classified in the low category with a relative abundance index of 1.55%, the income of local workers exceeds the survey of the Need for Decent Living (KHL) so that it is feasible to meet the needs of life, the absorption of local labor has achieved 72% of the workforce capacity at the Power Plant and are in the composition of the local and non-local workforce in several regions ranging from 60-75%, the absorption of local community products by the Power Plant is still lacking, this not according to community's expectations because of the hygiene and food safety requirements. Overall the sustainability index of the Gunung Salak Geothermal Power Plant reaches 55% which means it is in a fairly sustainable condition."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Rismauli
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S27958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tenaga panasbumi merupakan salah satu energi alternatif yang dimiliki bumi Indonesia, selain tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, dsb, uutuk menghasilkan tenaga listrik. Dalam pemanfaatannya, tenaga panasbumi yang berupa uap dapat dtgunakan langsuug untuk memutar turbin uap dan menghasilkan tenaga listrik Untuk entalpi menengah dan rendah uap panasbumi biasanya tidak langsung digunakan untuk memutar turbin, tetapi uap panashumi ilu digunakan untuk memanaskan fluida lain didalam suatu sistem alat pembuat uap (evaporator) sehingga menjadi uap dan uap fluida tersebut digunakan untuk memutar turbin. Teknologi yang terakhir ini lebih popular disebut siklus biner/siklus Rankine dengan dua fluida kerja. Alasan dipilihnya Lahendong sebagai studi kasus adalah karena ia merupakan pengembangan pertama teknologi PLTP siklus biner di Indonesia. Selain itu mengingat begitu banyaknya cadangan dan sumher energi panasbumi terbarukan (renewable resource) dan juga merupakan sumber energi yang tidak dapat dieksipor, maka sumber energi panasbumi patut dikembangkan di Indonesia sebagai sumher energi alternatif untuk pemhangkitan tenaga listrik"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Energi panas bumi menjadi andalan pemerintah dengan kontribusi sebesar 42% dari target pemenuhan suplai energi listrik nasional dalam program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW tahap II dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015. Namun, capaian hingga 2012 baru 4% dari target tahun 2015. dalam penelitian eksploratif deskriptif ini dikaji prospek pengembangan, kendala, dan risiko yang akan dihadapi dan sejauh mana dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan energi panas bumi. Lebih lanjut dikaji pula permasalahan yang diakibatkan oleh kesenjangan antara dukungan kebijakan pemerintah dan kendala pengembangan energi listrik panas bumi serta rekomendasi kebijakan sebagai solusinya. "
JEP 20:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arneta Puspita Dharma
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia dengan potensi panas bumi sebesar 29.000 megawatt (MW). Namun, hal ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, terlihat dari baru 9,5% kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terpasang di Indonesia dari sumber daya yang ada. Hal ini terjadi oleh karena sejumlah kendala, terutama harga atau secara ekonomis dimana 40% dari total biaya investasi pembangkit listrik panas bumi ini adalah biaya dari pengembangan sumur panas bumi. Penelitian ini akan meninjau pemakaian teknologi pada pengeboran panas bumi, yaitu dua desain sumur yang berbeda (slim hole well dan conventional well). Penelitian ini juga menganalisis keekonomian dengan melihat dari nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), dan Profitability Index (PI) pada tiap teknologi dan dilihat mana yang layak untuk dijalankan. Analisis keekonomian juga didukung oleh hasil analisis risiko dengan menggunakan metode Monte Carlo dan terakhir dengan analisis sensitivitas guna melihat faktor yang paling berpengaruh pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis, proyek pengeboran dengan teknologi slim hole drilling lebih unggul secara aspek keekonomian dan lebih layak untuk di investasi dilihat dari aspek risiko.

Indonesia is one of the countries with the largest geothermal energy potential in the world with a geothermal potential of 29,000 megawatts (MW). However, this has not been fully utilized, as seen from only 9.5% of the installed Geothermal Power Plant capacity in Indonesia from existing resources. This issue is happening due to several constraints, especially price or economically where 40% of the total investment cost of this geothermal power plant is the cost of developing geothermal wells. This study will review the use of technology in geothermal drilling, namely two different well designs (slim hole wells and conventional wells). This study also analyses the economic parameters by looking at the Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), dan Profitability Index (PI) values for each technology and seeing which ones are feasible to run. Economic analysis also supported by the results of risk analysis using the Monte Carlo method and lastly with a sensitivity analysis to see the most influential factors in this study. Based on the analysis, drilling projects using slim hole drilling technology are superior from the economic aspect and are more feasible for investment from a risk perspective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triwening Larasati
"Pemanfaatan potensi panas bumi di Gunung Galunggung yang merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia belum dilakukan hingga saat ini. Studi mengenai sistem panas bumi daerah terkait belum banyak dilakukan. Studi pada penelitian ini dilakukan untuk memperjelas pendefinisian sistem pada model konseptual sebelumnya. Studi dilakukan untuk mengetahui keadaan sistem panas bumi daerah penelitian menggunakan data utama geologi dan geokimia. Metode yang digunakan antara lain metode penginderaan jauh, pemetaan geologi lapangan, petrografi, serta analisis geokimia dan isotop air yang diintegrasi dengan data gaya berat dan magnetotelluric literatur. Hasil studi menunjukkan keberadaan sumber panas yang berkaitan dengan vulkanisme aktif Gunung Galunggung. Batuan penudung terduga berada di utara hingga selatan daerah penelitian dengan reservoir yang terbentang di bawahnya. Pendugaan suhu reservoir memiliki kisaran antara 143-152°C menggunakan geotermometer Na-K-Ca. Fluida berasal dari air meteorik dan reservoir yang sama. Fluida panas bumi akan masuk melaui daerah imbuhan di utara, lalu terpanaskan oleh sumber panas, mengalir ke atas sehingga air kondensat termanifestasi, dan mengalir ke selatan hingga air klorida terencerkan termanifestasi. Permeabilitas dikontrol oleh struktur depresi di utara dan sesar normal dari komplek deformasi kuat di selatan. Sistem panas bumi daerah penelitian dikategorikan menjadi dinamis konvektif high-enthalphy liquid-dominated high-relief yang berasosiasi dengan vulkanisme Kuarter Gunung Galunggung.

The utilization of geothermal potential on Mount Galunggung, one of the active volcanoes in Indonesia, has not been carried out yet. There have not been many studies on the geothermal system in the related areas. The study in this research was conducted to further clarify the how the system works in the previous conceptual model. The study was conducted to determine the state of the geothermal system in the research area mainly using the geological and geochemical data. The methods used include remote sensing methods, field geological mapping, petrography, and geochemical and water isotope analysis integrated with gravity and magnetotelluric literature data. The results of the study indicate the presence of a heat source related to the active volcanism of Mount Galunggung. The expected cap rocks are in the north to south of the study area with the reservoir extending beneath it. The reservoir temperature estimation has a range between 143-152°C using Na-K-Ca geothermometer. The fluids originated from meteoric water and the same reservoir. Geothermal fluid will enter through the recharge area in the north, heated by a heat source, flow upwards so the steam-condensate water is manifested, and flows south until dilute chloride water is manifested. Permeability is controlled by the depression structure in the north and the normal fault of the strong deformation complex in the south. The geothermal system in the study area is categorized as a high-enthalphy liquid-dominated high-relief convective dynamic associated with the Galunggung Quaternary volcanism."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Wildan Syahroni
"Potensi panas bumi Indonesia memiliki sumber cadangan yang sangat besar salah satu area prospek untuk mengembangkan potensi ini adalah potensi panas bumi di Pegunungan Kromong. Studi mengenai sistem panas bumi daerah ini belum banyak dilakukan dengan mendetail seperti mengkorelasikan prinsip geologi, geokimia, membentuk model konseptual dan perhitungan energi spekulatif dan reserve. Studi dilakukan untuk mengetahui keadaan sistem panas bumi yang bekerja pada daerah penelitian menggunakan dasar pemetaan geologi dan analisis geokimia lebih lanjut. Hasil studi menunjukan bahwa keberadaan sumber panas bumi yang berada pada daerah Pegunungan Kromong berkaitan langsung dengan sistem vulkanik dari Gunung Ciremai. Hal ini ditunjukan oleh adanya pengaruh dari batuan plistosen berupa hasil erupsi gunung api kuarter yang membentuk sebagian besar batuan diarea peneltitian. Fluida panas bumi pada manifestasi juga memiliki suhu berkisar 60Co dan pada suhu reservoir berkisar 150-180oC menggunakan geotermometer Na-K. Fluida manifestasi berasal dari air meteorik yang mengalir dari lereng Gunung Ciremai dibagian selatan dan mengalir ke arah utara yang kemudian fluida merobos ke permukaan membentuk dua fluida manifestasi berupa fluida air panas dan gas yang kaya sulfat dan CO2. Tipe sistem panas bumi yang terbentuk bertipe convection dominated berupa volcanic type (CV1). Berdasarkan perhitungan heatloss maka potensi dari sistem panas bumi pada Pegunungan Kromong ini berada di kisaran 0.0435MWe.

Indonesia's geothermal potential has extensive reserve sources. One of the prospect areas for developing this potential is the geothermal potential in the Kromong Mountains. Studies on the geothermal system in this area have not been carried out in detail by correlating geological and geochemical principles to form conceptual models and speculative energy and reserve calculations. The study was conducted to determine the state of the geothermal system operating in the research area using basic geological mapping and further geochemical analysis. The study results show that the existence of geothermal sources in the Kromong Mountains area is directly related to the volcanic system of Mount Ciremai. This is shown by the influence of Pleistocene rocks in the form of Quaternary volcanic eruptions which form most of the rocks in the research area. The geothermal fluid in the manifestation also has a temperature of around 60oC and in the reservoir temperature, it ranges from 150-180oC using a Na-K geothermometer. The manifestation fluid comes from meteoric water which flows from the slopes of Mount Ciremai in the south and flows towards the north where the fluid then breaks through to the surface to form two manifestation fluids in the form of hot water and gas rich in sulfate and CO2. The type of geothermal system formed is convection-dominated, volcanic type (CV1). Based on heat loss calculations, the potential of the geothermal system in the Kromong Mountains is in the range of 0.0435MWe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Relasi antara korporasi dengan komunitas lokal pada industri tambang, minyak, dan gas mengalami banyak perubahan
sejak reformasi politik (1998) dan digulirkannya Undang-Undang Otonomi Daerah (1999 dan 2004). Gejala utama yang
mengemuka dalam perubahan ini adalah maraknya peristiwa konflik, diperkirakan hampir seluruh korporasi besar
tambang dan migas menghadapi masalah dengan komunitas lokalnya. Berdasarkan sejumlah penelitian lapangan
sebelumnya, anatomi konflik secara analitik dapat dipetakan dalam tiga dimensi, yakni dimensi sebab, dinamika, dan
resolusi konflik. Dimensi sebab mencakup variabel perubahan politik, ketimpangan, eksploitasi, dominasi,
pemberdayaan dan tekanan demografi, serta ekonomi; dimensi dinamika meliputi fluktuasi, eskalasi dan bentuk konflik,
itensitas, peran aktor dan lembaga, serta karakter budaya komunitas; dan dimensi resolusi mencakup kontrak sosial
lama dan kontrak sosial baru. Dengan model ini secara empirik dikaji kasus konflik antara korporasi dengan komunitas
lokal di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Hasil studi menunjukkan adanya pola berkenaan
dengan signifikan-tidaknya sebab konflik, tinggi-rendahnya dinamika konflik, signifikan-tidaknya resolusi konflik, dan
secara keseluruhan menunjukkan tiga dimensi konflik ini saling berhubungan dalam proses konflik.

Abstract
Relationship between corporation and local community in mining and oil industry in Indonesia has changed
significantly since political reform (1998) and the enactment of regional autonomy (1999 and 2004). Social conflicts
arouse as main symptom of such changes, that almost all corporations had common problems in their relationship with
local communities. Based on previous studies, the anatomy of conflicts can be elaborated into three dimensions: causes,
dynamics and resolution of conflict. Cause of conflict includes variables of political reform, inequality, exploitation,
domination, empowerment, demographic and economic pressure; dimension of dynamics includes variables of
fluctuation, escalation and type of conflict, role of actor and institution, and local cultural characteristics; and dimension
of resolution consist of variables of old and new social contracts. With this framework this study analyses empirically
the conflict between corporation and local community in Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, West Java. The
results indicate that there is a pattern of significance of causes, dynamics and resolution of conflicts, which is in general
reveals a relation among dimensions of conflict."
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2010
UI-MASOSHUM 14:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>