Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Fransisca Paula Imelda Alexandria
"Pemakaian bahasa dalam masyarakat menghasilkan makna yang terdapat pada konteks tertentu. Cara pembicara rnenyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam komunikasi antar pribadi dinyatakan dengan moralitas. Mortalitas menyatakan makna kemampuan, keinginan, kemungkinan, ijin, dan keharusan yang dinyatakan dalam kalimat. Sikap pembicara terhadap situasi dalam komunikasi antar pribadi dapat dinyatakan dengan modus. Modus adalah kategori gramatikal dalam bentuk verbs yang mengungkapkan sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya. Dalam tatabahasa Jerman dikenal konsep modus. Modus dalam bahasa Jerman terdiri atau indikatif, konjunktif I, konjunktif 11, dan imperatif (Lewandowski I96:693)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyogo Jatmiko
"Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang dapat menghubungkan dua satuan gramatikal yang memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi ini dapat menghubungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa dan kata dengan kata. Penelitian terhadap konjungsi koordinatif pada skripsi ini dimaksudkan untuk mencari persamaan dan perbedaan konjungsi tersebut dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan sintaktis dan pendekatan semantis. Pendekatan sintaktis dimaksudkan untuk menunjukkan unsur-unsur apa saja yang dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, sedangkan pendekatan semantis untuk menunjukan pertalian makna yang ada antara unsur-unsur yang dihubungkan.
Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai ciri-ciri sintaktis dan semantis konjungsi koordinatif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Hasil deskripsi tersebut kemudian dibandingkan secara konstrastif untuk menunjukkan persa_maan dan perbedaan antara kedua pokok bahasan tadi.
Baik dari segi sintaktis maupun segi semantis diperoleh kesimpulan bahwa antara konjungsi koordinatif dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia terdapat persamaan dan juga perbedaan. Dari segi bentuk, keduanya dapat dibagi menjadi bentuk sederhana, gabungan dan bentuk terpisah. Dari segi fungsi, keduanya sama-sama digunakan untuk menghubungkan satuan grammatikal yang memiliki status sintaktis yang sama. Begitu pula dalam hal posisi, kedua_nya menempati tempat yang sama, yaitu berada di antara dua satuan gramatikal yang dihubungkannya.
Dari segi semantis, baik dalam bahasa Jerman maupun dalam bahasa Indonesia, konjungsi koordinatif mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk menyatakan hubungan makna tertentu. Dan apabila mempunyai ciri-ciri sintaktis dan semantis yang sama, konjungsi koordinatif baik dalam bahasa Jerman maupun dalam bahasa Indonesia, dapat saling dipertukarkan penggunaannya dalam suatu konstruksi kalimat. Perbedaan antara konjungsi koordinatif dalam kedua bahasa tersebut terletak pada jumlah dan macam satuan gramatikal yang dapat dihubungkan oleh suatu konjungsi.
Dalam bahasa Jerman terdapat 26 jenis konjungsi, sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya 24 jenis konjungsi koordinatif. Dalam bahasa Jerman dikenal adanya satuan gramatikal berupa Worttei1, dalam bahasa Indonesia tidak. Demikian pula secara semantis, ada beberapa hubungan makna yang dalam bahasa Jerman dinyatakan dengan konjungsi, tapi tidak dalam bahasa Indonesia, dan demikian pula sebaliknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezka Deava
"Penelitian ini membahas penggunaan kohesi gramatikal referensi dan konjungsi dalam wacana lisan berupa podcast berjudul Feste und Feiertage in Deutschland dari Youtube Easy German. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah dialog podcast yang memuat penggunaan penanda kohesi referensi dan konjungsi dengan mengacu pada teori Halliday dan Hasan (1976). Adapun sejumlah kohesi gramatikal referensi dan konjungsi yang ditemukan, yaitu 121 data referensi persona, 135 data referensi demonstratif,  dan 5 data referensi komparatif, dengan 170 referensi endofora dan 86 referensi eksofora, 91 data konjungsi aditif, 21 data konjungsi adversatif, 5 data konjungsi kausal, dan 17 data konjungsi temporal. Referensi demonstratif, referensi persona dan konjungsi aditif adalah kohesi yang paling mendominasi podcast. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa kemunculan penggunaan kohesi gramatikal referensi dan konjungsi penting dalam wacana lisan karena dengan adanya penggunaan kohesi-kohesi yang sesuai dengan fungsinya, pesan dapat tersampaikan dengan baik.

This research discusses the use of grammatical cohesion of reference and conjunction in oral discourse in the form of a podcast titled "Feste und Feiertage in Deutschland" from Youtube channel “Easy German”. The research method used is qualitative descriptive. The analyzed data is the podcast's dialogue that contains the use of cohesive markers of reference and conjunction, referring to Halliday and Hasan's theory (1976). As for the identified cohesive markers, there are 121 data of personal reference, 135 data of demonstrative reference, and 5 data of comparative reference, with 170 endophoric references and 86 exophoric references, 91 data of additive conjunction, 21 data of adversative conjunction, 5 data of causal conjunction, and 17 data of temporal conjunction. Demonstrative reference, personal reference, and additive conjunction are the most dominant cohesive elements in the podcast. Based on the analysis findings, it can be concluded that the emergence of grammatical cohesion of references and conjunctions in oral discourse is important because of the use of these cohesions which are reasonable in fulfilling their functions, can convey the massage effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library