Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Dyah Puspitasari
Abstrak :
Penyakit demam berdarah dengue masih menjadi permasalahan kesehatan global, dan merupakan penyakit yang endemik di lebih dari 100 negara. Mengetahui efek dari mutasi pada virus sangat penting pada prosesmdesain dan pengembangan obat. Pada penelitian ini, mutasi dan pengaruhnya dianalisis pada NS5 virus dengue dengan menggunakan protein kode 3P8Z sebagai sekuens utama. Berdasarkan hasil analisis mutasi terjadi pada sekuen NS5 virus dengue serotipe 3. Glutamin menjadi metionin pada posisi 10 dan treonin menjadi isoleusin pada posisi 55. Residu yang termutasi merupakan bagian dari domain SAdenosyl-L-Methionine-Dependent Methyltransferase (IPR029063), adanya mutasi diprediksikan dapat mengganggu fungsi protein. Berdasarkan hasil penambatan molekul, dari 100 senyawa terbaik hanya 17 senyawa antiviral yang terpilih. Pada penelitian ini penentuan ligan terbaik tidak hanya berdasarkan hasil penambatan molekul, tetapi juga melalui tahapan prediksi ADMET (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi dan Toksisitas),bioavailabilitas serta efek ligan terhadap kesehatan. Terdapat 3 ligan terbaik yang dapat diusulkan sebagai kandidat antiviral pada virus dengue yaitu UNQ15038, UNQ16938 dan UNQ14727. Studi simulasi dinamika molekuler menunjukkan bahwa kompleks protein-ligan stabil pada temperatur 310 K dan 312 K. Kompleks paling stabil terdapat pada kompleks protein 3P8Z dengan ligan UNQ15038.
Dengue fever is still a major health problem, which is endemic in more than 100 countries. Information about the effects of the virus mutation is important in drug design and development. In this research, the mutations and their effects were analyzed in NS5 dengue virus by using 3P8Z protein as the main sequence. The result of mutation analysis showed that mutation occurs in NS5 of DENV serotype 3. Glutamine mutates into methionine at position 10 and threonine mutates into isoleucine at position 55. These residues are part of the domain named S-Adenosyl-L-Methionine-Dependent Methyltransferase (IPR029063). The wildtype and mutant residue have the different properties, which can disturb this domain and abolish its function. Based on the result of molecular docking simulation, from 100 best compounds only 17 compounds werenselected. Determination of the best ligand not only based on molecular docking simulation but also analyze the ADMET (absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicity), bioavailability and health effect of the ligands. There are three best ligands that can be proposed as antiviral candidates, the ligands are UNQ15038, UNQ16948 and UNQ14727. Molecular dynamics simulation study showed that the protein-ligand complexes are stable at temperature 310 K and 312 K. The most stable complex is the protein 3P8Z with ligand UNQ15038.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Christopher
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino glutamin dan agen pengkelat EDTA (asam etilen diamin tetraasetat) dalam larutan Tris-buffer pada integritas DNA dan morfometri kepala spermatozoa sapi Friesian Holstein (Boss taurus) pascabeku. Semen dikumpulkan seminggu sekali untuk enam minggu. Sampel semen diencerkan dengan pengencer tris-buffer dan ditambah asam amino glutamin dan EDTA. Kelompok perlakuan dibagi menjadi empat grup hanya berisi larutan penyangga Tris (KK), grup larutan penyangga Tris dengan penambahan EDTA (KP1), kelompok larutan penyangga Tris dengan penambahan asam amino glutamin (KP2), dan kelompok larutan penyangga Tris dengan penambahan EDTA dan asam amino glutamin (KP3). Hasil integritas DNA spermatozoa sapi Friesian Holstein (Bos taurus) setelah pengeringan beku pada semua perlakuan stabil 100% dan tidak rusak. Hasil analisis varians (ANAVA) menunjukkan bahwa pemberian asam amino glutamin dan EDTA pada morfometri kepala spermatozoa Sapi Friesian Holstein (Bos taurus) pasca pengeringan beku pada semua perlakuan antara kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P > 0,05). Hasil analisis membran plasma utuh sperma menunjukkan penambahan kombinasi asam amino amino glutamin dan EDTA memiliki efek signifikan dalam menjaga membran membrane plasma (P < 0,05).
ABSTRACT
This study was conducted to determine the effect of adding the amino acid glutamine and the chelating agent EDTA (ethylene diamine tetraacetic acid) in Tris-buffer solution on DNA integrity and sperm head morphometry of Friesian Holstein cattle (Boss taurus) post-frozen. Semen is collected once a week for six weeks. The semen sample was diluted with tris-buffer diluent and the amino acids glutamine and EDTA were added. The treatment group was divided into four groups containing only Tris buffer solution (KK), Tris buffer solution group with the addition of EDTA (KP1), Tris buffer solution group with the addition of amino acid glutamine (KP2), and Tris buffer solution group with the addition of EDTA and amino acids. glutamine (KP3). Friesian bovine spermatozoa DNA integrity results Holstein (Bos taurus) after freeze drying in all treatments was 100% stable and undamaged. The results of the analysis of variance (ANOVA) showed that the administration of amino acids glutamine and EDTA to the spermatozoa head morphometry of Holstein Friesian Cattle (Bos taurus) after freeze drying in all treatments between the two groups did not show a significant difference (P > 0.05). Analysis result intact plasma membrane of sperm showed that the addition of the amino acid combination of glutamine and EDTA had a significant effect in maintaining the plasma membrane (P < 0.05).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Good growth of tolypothrix scytonemoides (Gardner) Geitler was observed in low concentrations of NPK fertilizer, single superphospate and urea....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Adi Parmana
Abstrak :
Penyakit jantung koroner (PJK) menyebabkan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan metabolik miokard dalam melakukan fungsi sirkulasi dan homeostasis. Baku emas terapi PJK adalah bedah pintas arteri koroner (BPAK). Prosedur BPAK dengan mesin pintas jantung paru (PJP) dapat mencetuskan cedera miokard tingkat selular sehingga memerlukan aplikasi proteksi miokard. Glutamin adalah asam amino conditionally essential yang berperan dalam proteksi miokard dengan membentuk energi selama periode iskemia, tetapi belum teruji penggunaannya pada pasien dengan fraksi ejeksi rendah. Padahal, pasien fraksi ejeksi (EF) rendah lebih rentan terhadap cedera miokard, sehingga glutamin diharapkan dapat memberi proteksi. Penelitian menggunakan desain double blind randomized controlled trial di Instalasi Bedah Jantung Dewasa RSJPDHK Jakarta pada bulan Januari–Agustus 2021 dengan subjek penelitian 60 pasien sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Alokasi random subjek untuk memilih 30 pasien mendapatkan 500 mL glutamin 0,5 g/kg dalam NaCl 0,9% sebagai kelompok intervensi (glutamin), dan 30 pasien mendapatkan NaCl 0,9% sebanyak 500 mL sebagai kelompok kontrol selama 24 jam pertama. Pengukuran yang dilakukan meliputi kadar glutamin plasma, kadar α-KG, myocardial injury score, indeks apoptosis, ekspresi anti-kardiak troponin I, kadar troponin I, EF, indeks jantung dan kadar laktat. Dua subjek drop out sehingga analisis dilakukan terhadap 58 subjek. Efek proteksi miokard glutamin terlihat pada kadar troponin I, laktat plasma, dan myocardical injury score yang lebih rendah pada kelompok glutamin, serta ekspresi anti-kardiak troponin I jaringan apendiks atrium kanan jantung setelah mesin PJP dilepas lebih tinggi dibandingkan kontrol. Tidak didapatkan perbedaan bermakna indeks apoptosis jaringan apendiks atrium kanan, fraksi ejeksi pasca-operasi, penggunaan vasoaktif dan inotropik pasca-operasi, durasi penggunaan ventilator dan durasi perawatan intensif pasca-operasi pada kedua kelompok. Simpulan: Pemberian preoperatif glutamin 0,5 g/kg secara intravena dalam 24 jam pertama memiliki efek proteksi miokard pada pasien BPAK elektif dengan EF rendah yang menggunakan mesin PJP. ......Coronary heart disease (CHD) causes a myocardial metabolic supply and demand imbalance in performing circulatory and homeostatic functions. The gold standard treatment of CHD is coronary artery bypass graft (CABG). The CABG procedure with a cardiopulmonary bypass (CPB) machine can trigger myocardial injury at cellular level due to ischemia and reperfusion. Glutamine is a conditionally essential amino acid in the human body which has a role as myocardial protector through energy production during myocardial ischemia. However, its application has not been tested in low ejection fraction (EF) patients. Meanwhile, patients with low EF are more vulnerable to myocardial injury. Thus, glutamine administration was expected to provide myocardial protection. The study was a double-blind, randomized controlled trial design and was performed at the Adult Cardiac Surgery Installation of the National Cardiovascular Center Harapan Kita, Jakarta from January to August 2021 with a sample size of 60 patients meeting the inclusion and exclusion criteria. Subjects were randomly allocated into intervention (glutamine): 30 patients were administered a solution of glutamine 0.5 g/kg dissolved in 0.9% NaCl up to 500 mL in total volume and control group; 30 patients were administered 500 mL of 0.9% NaCl, both over a period of the first 24 hours. Parameters measured include plasma glutamine levels, α-KG levels, myocardial injury scores, apoptotic index, anti-cardiac troponin I expression, troponin I levels, EF, cardiac index and lactate levels. Two samples were dropped out; hence 58 patients were analyzed in this study. Myocardial protective effects of glutamine are observed in plasma troponin I, lactate levels, and myocardial injury score of right atrial appendage tissue, which were significantly lower in the glutamine group and higher anti-cardiac troponin I expression of right atrial appendage tissue in the glutamine group. Apoptotic index of right atrial appendage tissue, postoperative ejection fraction, postoperative use of vasoactive and inotropic, ventilator time, and duration of intensive care showed no significant differences in both groups. Conclusion: Preoperative administration of intravenous glutamine 0.5 g/kg in the first 24 hours has a cardioprotective effect in low EF patients underwent elective on-pump CABG.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas ndonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi asam amino glutamin 5 mM, 15 mM, dan 25 mM terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus pascakriopreservasi. Semen diperoleh dari satu ekor sapi SO yang dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam kali pengulangan. Sampel semen diencerkan menggunakan pengencer tris kuning telur TKT dan penambahan glutamin. Kelompok kontrol KK , semen diencerkan dalam TKT tanpa penambahan asam amino, sedangkan pada kelompok perlakuan semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glutamin sebesar 5mM; 15mM; dan 25mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan kemudian diekuilibrasi selama 2 jam dan masuk ke tahap pembekuan menggunakan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa meliputi presentase motilitas, viabilitas, integritas membran plasma utuh, dan integritas DNA. Hasil uji analisis varians ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol P
ABSTRACT
The research was conducted to assess the effect of glutamine in various concentration 5mM, 15 mM, and 25 mM on spermatozoa quality of sumba ongole cattle Bos indicus postcryopreservation. Semen was obtained from one SO cattle and was collected once a week for six repetitions. The semen samples were diluted in tris citric frutose egg yolk TCFY extender and the addition of glutamine. The control group KK semen diluted in TCFY without glutamine, while in the treatment group, semen diluted in TCFY with the addition of glutamine 5mM KP1 15mM KP2 and 25 mM KP3 . Diluted semen was equilibrated for 2 hours and enters the freezing stage using liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include precentage of motility, viability, membran integrity, and DNA integrity. One factor analysis of variance ANOVA test showed that the mean value of motility, viability, and membrane integrity of SO cattle spermatozoa postcryopreservation were significantly different between treatment group and control group.
2017
S69065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Sarastia Indriyadi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan asam amino glutamin dalam medium pengencer Tris kuning telur TKT 20 terhadap kualitas spermatozoa sapi peranakan ongole PO pascapengeringbekuan. Sampel semen diambil dari dua ekor sapi PO jantan masing-masing sebanyak satu kali dalam satu minggu menggunakan vagina buatan hingga masing-masing mencapai 4 ulangan. Sampel semen diencerkan dengan pengencer Tris-kuning telur yang ditambahkan asam amino glutamin dengan konsentrasi 0 mM KK ; 2,5 mM KP1 ; 5 mM KP2 ; dan 10 mM KP3. Sebanyak 0,25 ml sampel semen dikemas dalam cryotube0,5 ml dengan dosis 50 juta sel/ml. Sampel semen diekuilibrasi pada suhu 5 oC selama 3 jam, kemudian dibekukan dalam nitrogen cair -196 oC . Pengeringbekuan dilakukan pada suhu -60 oC dan tekanan 0,011 mBar selama 24 jam. Hasil evaluasi spermatozoa pascapengeringbekuan pada KK, KP1, KP2, dan KP3 menunjukkan nilai rerata persentase integritas membran sebesar 32,5 2,53 ; 45,0 4,57 ; 47,1 6,64 ; 40,1 3,21 ; abnormalitas sebesar 28,2 5,30 ; 18,5 2,81 ; 14,8 4,29 ; 11,9 1,87 ; dan integritas DNA sebesar 86,0 1,15 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 ; 100,0 0,00 . Hasil uji ANAVA satu faktor yang dilanjutkan dengan uji Tukey menunjukkan perbedaa nyata P>0,05 antara KK dengan KP1, KP2, dan KP3 terhadap persentase integritas membran dan abnormalitas semen sapi PO pascapengeringbekuan. Integritas DNA tidak diamati secara statistik karena tidak memenuhi jumlah ulangan sesuai rumus Federer. Perbedaan konsentrasi asam amino glutamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kualitas spermatozoa sapi PO pascapengeringbekuan.
ABSTRACT
The research aimed to find out the effect of glutamine amino acid addition into Tris egg yolk 20 extender for the quality of ongole crossbreed cattles spermatozoa post freeze drying. The semen samples were collected from two peranakan ongole cattles each one time a week using an artificial vagina up to 4 replications for each. The semen samples were diluted in Tris egg yolk extender added by glutamine amino acid with concentration 0 mM KK 2,5 mM KP1 5 mM KP2 and 10 mM KP3. A total of 0,25 ml diluted semen samples were packed in 0,5 ml cryotube with 50 million cells ml dossage. Samples were equilibrated at 5 oC for three hours, then freezed in liquid nitrogen 196 oC . The semen samples then freeze dried at 60 oC and 0,011 mBar for 24 hours. The result of evaluation of spermatozoa after freeze drying on KK, KP1, KP2, and KP3 showed the average value of membrane integrity percentage 32,5 2.53 45.0 4.57 47.1 6.64 40.1 3.21 abnormality 28.2 5.30 18.5 2.81 14.8 4.29 11.9 1.87 and DNA integrity 86.0 1.15 100.0 0.00 100.0 0.00 100.0 0.00 .The one factor ANOVA followed by Tukey test showed a significant differences.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jellyca Anton
Abstrak :
Glutamin merupakan asam amino yang berperan penting dalam menjaga homeostasis dari fungsi sel tertentu, di antaranya adalah proliferasi sel limfosit. Penurunan kadar glutamin plasma terjadi pada hewan coba dengan kanker, yang berdampak pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa suplementasi glutamin dapat mencegah terjadinya mukositis oral akibat radiasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan di Departemen Radioterapi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar glutamin plasma terhadap total lymphocyte count TLC dan kualitas hidup pada pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Dari total 52 subjek yang mengikuti penelitian ini, didapatkan median usia 50,50 18-62 tahun dan 63,46 adalah subjek laki-laki. Nasofaring merupakan lokasi kanker tersering. Sekitar 70 subjek berada pada stadium IV dan mendapatkan kombinasi radioterapi dan kemoterapi. Status gizi sebagian besar subjek masih tergolong normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara kadar glutamin plasma terhadap TLC dan kualitas hidup pada pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Meskipun demikian, beberapa data dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai adanya masalah nutrisi yang dialami pasien kanker kepala leher dengan radioterapi. Data tersebut antara lain lebih dari 60 subjek memiliki asupan kalori dan protein harian yang kurang, kemudian didapatkan juga kadar glutamin plasma semua subjek yang sangat rendah, dengan rerata 7,77 3,32 ?mol/l. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab terjadinya hal tersebut adalah proses penyakit kanker, lokasi pertumbuhan kanker, efek samping terapi, serta kebutuhan yang sangat tinggi akan glutamin untuk fungsi fisiologis tubuh. ......Glutamin is an amino acid that plays an important role in maintaining the homeostasis of many cells, including the proliferation of lymphocytes. A decrease in plasma glutamine level was observed in rats with cancer, which could increase the susceptibility to infection. Several studies showed that glutamine supplementation could prevent oral mucositis induced by radiation, so this could increase the quality of life of head and neck cancer patients receiving radiotherapy. This cross sectional study conducted at Radiotherapy Department, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, aimed to investigate the correlations of plasma glutamin level with total lymphocyte count TLC and quality of life in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. A total of 52 subjects participated in this study, with median age 50,50 18 62 years old and 63,46 subjects were male. Nasopharynx was the most common site affected. About 70 subjects were at stage IV cancer and receiving a combination of radiotherapy and chemotherapy. Most of the subjects had a normal nutritional status according to body mass index BMI. The results of this study showed no correlations of plasma glutamine level with TLC and quality of life in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. However, data from this study revealed nutritional problems that happened in head and neck cancer patients receiving radiotherapy. These data include more than 60 of subjects had below normal limit daily calorie and protein intakes, and the plasma glutamine level of all subjects was very low, with mean 7,77 3,32 mol l. Several factors predicted to be the cause of these problems are the process of the disease, cancer growth location, side effects of therapy, as well as a high need of glutamine for physiological functions of the body.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library