Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Nanopartikel perak (NP Ag) telah banyak dimanfaatkan di bidang pertanian karena kemampuannya memengaruhi pertumbuhan dan proses fisiologis tanaman, termasuk melalui aplikasi secara foliar. Salah satu dampaknya adalah perubahan aktivitas enzim peroksidase dan polifenol oksidase akibat stres oksidatif yang dipicu oleh pembentukan ROS. Namun, efek spesifik NP Ag hasil biosintesis melalui aplikasi foliar spray terhadap tanaman kedelai belum sepenuhnya diketahui karena respons tanaman terhadap NP Ag bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, konsentrasi, serta karakteristik dari nanopartikel yang dipaparkan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui efek nanopartikel perak hasil biosintesis yang diaplikasikan secara foliar spray terhadap tanaman kedelai pada berbagai konsentrasi. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol, foliar spray NP Ag konsentrasi 20, 40, dan 60 mg/L, serta AgNO3 0,01 M sebagai kontrol positif. Pengaruh foliar spray NP Ag dianalisis berdasarkan pengukuran parameter fisiologis (kandungan H2O2, aktivitas enzim peroksidase, dan polifenol oksidase) dan biometrik (berat segar, berat kering, dan kadar air). Respons fisiologis terhadap paparan foliar spray NP Ag menunjukkan pola yang bervariasi. Kecenderungan toksisitas diamati pada konsentrasi 40 mg/L yang terlihat dari peningkatan kadar H2O2 serta penurunan aktivitas enzim, sementara pada 60 mg/L menunjukkan respons yang bervariasi. Paparan foliar spray NP Ag pada 40 dan 60 mg/L cenderung toksik yang ditunjukkan dari penurunan parameter berat segar dan berat kering.

---

Silver nanoparticles (AgNPs) are widely used in agriculture as they have the potential to influence plant growth and physiological processes through foliar application. AgNP exposure may alter peroxidase and polyphenol oxidase enzyme activity as a result of oxidative stress induced by ROS formation. However, the specific effects of biosynthesized AgNPs applied via foliar spray on soybean plants are not fully understood. This is due to the varying effects of AgNPs depending on plant species, concentration, and the characteristics of nanoparticles. This study was conducted to investigate the effect of biosynthesized AgNPs through foliar application on soybean plants at varying concentrations. Five treatment groups were used: control, foliar spray AgNPs at 20, 40, and 60 mg/L, and AgNO3 0,01 M as positive control. Plant responses were measured based on physiological (H2O2 content, peroxidase, and polyphenol oxidase activity) and biometric (fresh weight, dry weight, and water content) parameters. The physiological responses showed varied patterns. A tendency towards toxicity was observed at 40 mg/L as shown by the increase in H2O2 levels and the decrease in enzyme activities, while at 60 mg/L, the response showed more complex variations. Treatments at 40 and 60 mg/L tended to be toxic in biometric parameters as indicated by the decrease in fresh weight and dry weight."

"Nanopartikel perak (NP Ag) merupakan nanopartikel yang banyak dimanfaatkan di berbagai bidang, salah satunya bidang agrikultur karena memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, dampak aplikasinya terhadap tanaman belum sepenuhnya dipahami karena respons fisiologis tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran partikel, jenis tanaman, serta konsentrasi NP Ag. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh variasi konsentrasi NP Ag terhadap respons fisiologis tanaman komoditas pangan, khususnya kedelai dengan tujuan untuk mengetahui efeknya terhadap pertumbuhan dan aktivitas enzim katalase (CAT) sebagai indikator stres oksidatif. Terdapat lima kelompok perlakuan yaitu kontrol, NP Ag dengan konsentrasi 20, 40 dan 60 mg/L hasil biosintesis serta AgNO3 yang diaplikasikan secara foliar spray. Respons tanaman terhadap pengaplikasian NP Ag dinilai berdasarkan parameter fisiologis dan pertumbuhan tanaman. Pada parameter fisiologis, terjadi peningkatan kadar klorofil pada seluruh perlakuan NP Ag. Meskipun kadar klorofil juga meningkat pada konsentrasi 40 dan 60 mg/L, hal ini diduga sebagai respons adaptif terhadap stres, seiring dengan meningkatnya aktivitas enzim katalase (CAT) secara kuantitatif dan kinetik pada konsentrasi tersebut. Sementara itu, aplikasi foliar spray NP Ag pada konsentrasi 20 mg/L menunjukkan respons paling positif terhadap sebagian besar parameter pertumbuhan, seperti panjang tunas dan luas permukaan daun. Sebaliknya, konsentrasi 40 dan 60 mg/L cenderung menurunkan pertumbuhan, terutama pada panjang tunas dan akar. Secara umum, NP Ag pada konsentrasi 20 mg/L bersifat stimulan terhadap fisiologis dan pertumbuhan, sedangkan pada konsentrasi 40 dan 60 mg/L mulai menunjukkan indikasi stres fisiologis.

---

Silver nanoparticles (AgNPs) are nanoparticles that have been widely used in various fields, including agriculture, due to their potential to enhance plant growth. However, the effects on plants have not been completely acknowledged because the physiological responses on plants varied depending on several factors such as particle size, plant species, and AgNPs concentration. Therefore, this study aimed to investigate the effects of varying concentrations of AgNPs on the physiological responses of soybean, a key food crop, focusing on growth and catalase (CAT) enzyme activity as an indicator of oxidative stress. Five treatment groups were used: a control, biosynthesized AgNPs at concentrations of 20, 40, and 60 mg/L, and AgNO3, all applied via foliar spray. Plant responses to AgNP application were evaluated based on physiological and growth parameters. In terms of physiological responses, chlorophyll content increased across all AgNP treatments. Although chlorophyll levels also increased at 40 and 60 mg/L, this was presumed to be an adaptive response to stress, as indicated by the elevated CAT enzyme activity both quantitatively and kinetically at that concentration. Meanwhile, foliar application of 20 mg/L AgNPs showed the most favorable effects on several growth parameters, such as shoot length and leaf surface area. In contrast, 40 and 60 mg/L tended to inhibit growth, such as shoot and root length. Overall, AgNPs at 20 mg/L acted as a physiological and growth stimulant, while 40 and 60 mg/L began to exhibit signs of physiological stress."