Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Susilowati
Abstrak :
Gemuk merupakan pelumas semi-solid yang secara luas diaplikasikan untuk mengurangi gesekan, panas, dan keausan pada permukaan mesin yang bergesekan. Gemuk overbased calcium sulfonate (Ca-sulfonat) memiliki performa antiwear sama baiknya dengan gemuk yang ditambahkan aditif anti-wear. Gemuk ini dibuat menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai minyak dasar dengan Linear Alkyl Benzene Sulfonic Acid (LABSA), kalsium hidroksida, dan kalsium karbonat sebagai pengental. Pada penelitian ini dilihat pengaruh penambahan Ca-sulfonat terhadap gemuk kalsium oleat kompleks (Ca-oleat-asetat) untuk mengurangi keausan. Gemuk Ca-oleat-asetat terdiri dari asam oleat epoksidasi sebagai asam lemak serta asam asetat sebagai agen pengompleks. Gemuk Ca-oleat-asetat divariasikan dalam rentang 0 – 100% untuk mendapatkan gemuk NLGI 2 atau multipurpose grease. Gemuk dibuat dengan cara mencampurkan semua bahan di reaktor terbuka, sebutan gemuk gabungan ini adalah gemuk Ca-oleat-sulfonat. Gemuk mengalami proses saponifikasi, pendinginan, dan homogenisasi menggunakan hand mixer. Selanjutnya dilakukan uji karakteristik performa gemuk yaitu uji penetrasi, uji tekstur fibril, uji dropping point, dan uji four ball dengan kecepatan putaran 1150 rpm dan beban 62 kg selama 60 menit. Gemuk Ca-oleat-sulfonat yang dihasilkan memiliki performa anti-wear dan panjang mulur yang lebih baik dibandingkan gemuk 100% Ca-oleat-asetat. Persentase gemuk terbaik Ca-oleat-asetat/Ca-sulfonat berada pada 50:50 yang mengandung 38,2% sabun dari total massa gemuk dengan hasil nilai keausan 0,7 mg; kemuluran 4,6 cm; dan dropping point 220 °C. ......Grease is a semi-solid lubricant widely applied to reduce friction, heat, and wear on rubbing machine surfaces. Overbased Calcium Sulfonate Grease (Ca-sulfonate) has anti-wear performance comparable to grease with added anti-wear additives. This grease is made from palm cooking oil as a base oil with Linear Alkyl Benzene Sulfonic Acid (LABSA), calcium hydroxide, and calcium carbonate as a thickener. This study is to know how adding Ca-sulfonate affects calcium oleic complex grease (Ca-oleic-acetate) in reducing wear. Ca-oleic-acetic grease consists of epoxidized oleic acid as a fatty acid and acetic acid as a complexing agent. Ca-oleic-acetate grease is varied in the 0 – 100% range to get NLGI 2 grease or multipurpose grease, combination of grease is called Ca-oleic-sulfonate grease. Grease was manufactured by mixing all the ingredients in an open reactor. Grease went through saponification, cooling, and homogenization using a hand mixer. Furthermore, grease performance characteristics such as penetration, fibril texture, dropping point, and four balls at 1150 rpm and 62 kg for 60 minutes were tested. The best grease percentage of Ca-oleic-acetate/Ca-sulfonate was at 50:50, which contains soap 38.2% of the total mass of grease with 0.7 mg of wear, tackiness of 4.6 cm, and a dropping point of 220 °C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karaeng Raja
Abstrak :
ABSTRAK
aditif nanopartikel CaCO3 diketahui dapat meningkatkan performa gemuk bio NLGI 2 dalam hal antiwear dan pengurangan gesekan, sedangkan studi pada efek dari CaCO3 aditif partikel dalam ukuran lain seperti partikel mikro dan submicro untuk performa gemuk bio masih kurang dilakukan, dimana pada akhir akhir ini ditemukan bahwa partikel non-nano pun dapat meningkatkan performa gemuk bio. Sintesis dari bio grease NLGI 2 dilakukan dengan reaksi saponifikasi minyak sawit sebagai minyak dasar dan epoksida asam oleat, dimana asam asetat dan kalsium hidroksida juga dimanfaatkan sebagai Thickener. produksi partikel CaCO3 dengan ukuran yang berbeda beda dilakukan melalui metode top-down dengan menggunakan mesin milling HEM E3D. Komposisi partikel CaCO3 yang digunakan sebagai aditif untuk gemuk bio adalah 5% dari berat, dengan besar partikel aditif yang divariasikan. Variasi CaCO3 aditif partikel yang terbukti efektif dalam meningkatkan sifat antiwear dari minyak bio, wear reduction optimal ditemukan dalam sampel dengan kombinasi partikel submikro-nano dengan perbandingan 50:50 dalam 5% dari komposisi berat gemuk. Sementara dari hasil yang didapatkan tidak ada efek pada konsistensi, elastisitas dan dropping point gemuk bio.
ABSTRACT
CaCO3 nanoparticles additives are known to be able to enhance the performance of NLGI 2 bio grease in terms of antiwear and friction reduction, while little study have been done on the effects of CaCO3 particle additives in other sizes such as micro and submicro particles to the bio grease performance. The synthesis of the NLGI 2 bio grease are carried out by the saponification reaction of palm oil as its base oil and oleic acid epoxide, acetic acid and calcium hydroxide as its Thickener. The preparation of CaCO3 particles is done through the top-down method of machine milling using the E3D HEM machine. Micro, submicro, and nano particles are milled all within its respective size ranges. CaCO3 particles are used as additives for bio grease with the composition of 5% by weight, while varying and combining the additive particle size of the bio grease. The variation of CaCO3 particle additives are shown to be effective in improving the antiwear properties of the bio grease, with the optimum wear reduction performance found in the sample with submicro-nano particle combination with a ratio of 50:50 in 5% of grease composition by weight. While posing no effects on the consistency, elasticity and dropping point of the bio grease.
[;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sanny Mawardi
Abstrak :
Pelumas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mesin. Pelumas dibutuhkan mesin untuk melindungi komponen-komponen mesin dari keausan. Prinsip dasar dari pelumasan itu sendiri adalah mencegah terjadinya gesekan antara dua permukaan logam yang bergerak, sehingga gerakan dari masing-masing logam dapat lancar tanpa banyak energi yang terbuang. Hingga saat ini, di Indonesia, penelitian sintesis pelumas dari minyak nabati khususnya minyak sawit belum menarik minat penelitian, apalagi menjadi kebijakan nasional dan diproduksi secara komersial. Penelitian ini bertujuan mendapatkan pelumas-bio skala laboratorium setara pelumas mineral dengan mereaksikan asam oleat dengan oktanol dan mendapatkan teknologi pembuatan katalis asam phosphotungstat (APT)/zeolit (Z), dan menyederhanakan rangkaian proses dari 3 (tiga) tahapan proses menjadi 1 (satu) tahapan proses melalui esterifikasi. Penelitian ini akan melalui beberapa tahapan metode sebagai berikut: preparasi dan APT/Z, uji reaksi katalitik pada reaktor semi kontinyu bersirkulasi skala lab volume 100 mL, dengan variasi berat katalis terhadap asam oleat, rasio molar, suhu (150-180ºC) dan waktu reaksi (1-7 jam). Hasil sintesis pelumas-bio selanjutnya dikarakterisasi untuk melihat selektivitas, konversi dan yieldnya. Pemakaian katalis APT/Z pada reaksi asam oleat dengan oktanol mampu memperoleh pelumas-bio skala lab yaitu oktil ester. Hasil uji reaksi menunjukkan bahwa penggunaan katalis APT20/Z granula menghasilkan konversi asam oleat (75,69%) lebih kecil dari penelitian sebelumnya di DTK-FTUI. Konversi asam oleat dipengaruhi oleh jumlah katalis dan rasio mol asam oleat/oktanol. ......Lubricant is indivisible part from machine. Lubricant is required machine to protect machine components from abrasion. Elementary principle from lubrication of itself is prevent the happening of friction between two surfaces of peripatetic metal, so that movement from each metal earns is fluent without many energies which castaway. The existing finite, in Indonesia, research of lubricant synthesis from vegetable oil especially palm oil has not drawn research enthusiasm, more than anything else become national policy and produced commercially. This research aim to get biolubricant of mineral lubricant equivalent laboratory scale and gets making technology of catalyst phosphotungsta acid (APT)/zeolit (Z), and answers research problems of biolubricant before all using homogeneous catalyst and makes moderate process network from three process step becomes one process step through esterification. This research will pass some method steps as follows: preparation and characterisation of catalyst APT/Z, catalytic reaction test at reactor is having churn cirkulation flow semi continuous volume laboratory scale 100 mL, with various weight catalyst by oleic acid, molar ratio, temperature (150-180ºC) and various reaction time (1-7 hours). Result of vegetable Iubricant synthesis herein after characterisated to see selectivity, conversion and yield. Using APT/Z catalyst in reaction of oleic acid with octanol can give scale laboratory biolubricant it called octil ester. Result of reaction test shown that the use APT20/Z granul catalyst has oleic acid convertion (75,69%) was less than previous research in DTK-FTUI. Convertion oleic acid was influenced by loading catalyst and mole ratio oleic acid/octanol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hanifah Khairiah
Abstrak :
Penambahan substrat sampah makanan dan limbah minyak dan lemak berpotensi menghasilkan akumulasi VFA yang berdampak kepada ketidakseimbangan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi yang dioperasikan menggunakan AD terhadap parameter kualitas efluen dengan mengidentifikasi hubungan antara akumulasi VFA dan LCFA dalam pembentukan biogas dan VSD. Penelitian ini dilakukan selama 245 hari menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan kapasitas 400 L dengan rata-rata suhu 29 0,90 C dan pH 6,2 0,71. Reaktor dioperasikan dengan Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS/m3.2-3hari dan pengadukan 30 rpm selama 4 jam/hari. Penelitian terdiri dari tiga variasi, yang terdiri dari variasi 1 sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 9:1, variasi 2 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:7, dan variasi 3 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:2. Pada kondisi steady state, Variasi 1 menunjukan rata-rata reduksi COD 54,24 7,11 ; VSD 75,8 6,47 ; amonia 1,17 6,74 ; dan pH 6,0 3,87. Penambahan limbah minyak dan lemak dengan variasi 2 menunjukan hasil pengujian yang berbeda secara signifikan dengan variasi 1 yang ditandai dengan uji test-T dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil pengujian varasi 2 menunjukan rata-rata reduksi COD mencapai 57,6 6,9 ; VSD 88,9 5,49 ; amonia 1,08 11,55 ; pH 5,82 3,6 , dan rasio VFA/TA akhir proses dengan nilai 0,36 yang menunjukan proses AD berjalan stabil dan tidak ada akumulasi VFA dan LCFA. Sedangkan variasi 3 lebih efisien dalam mengolah limbah minyak dan lemak menggunakan reaktor AD sampah makanan yang dibuktikan dengan reduksi COD diatas 50 dengan range 52,21 ndash; 68,27, rata-rata VSD 93,46, rasio VFA/TA akhir proses 0,69 yang menunjukan ada beberapa ketidakstabilan akan terjadi pada proses AD, akan tetapi, tetap tidak terjadi akumulasi VFA pada dan LCFA pada variasi 3, serta menghasilkan volume biogas tertinggi hingga 980 L/hari. ......The addition of food waste substrate and waste oils and fats has the potential to produce VFA accumulation which has an impact on the imbalance of the AD process. This research was aimed to determine the suitability between of fat, oil, and grease FOG wastes, and food waste and cow mannure that was operated using AD on effluent quality parameter by identifying the relationship between VFA and LCFA accumulation in the formation of biogas and VSD. This research was conducted for 245 days used Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with it area of capacity 400 by its averages temperature and pH, were 29 0,90 C and pH 6,2 0,71, respectively. To operate the reactor using Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS m3.2 3day and steering 30 rpm for 4 hours day. The study consisted of three variations, consisting of variation 1 food waste and cow mannure in the ratio of 9 1 , variation 2 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure in the ratio of 1 7 , and variation 3 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure with a ratio of 1 2. In steady state conditions, Variation 1 shows the average COD reduction reached 54,24 7,11 VSD 75.81 6,47 ammonia 1,17 6,74 and pH 6,0 3,87, respectively. The addition of FOG waste with variation 2 have significantly different test results with variation 1 characterized by a test T with a 95 confidence level. The test results of variation 2 obtained that the average reduction of COD reached 57,6 6,9 VSD 88,9 5,49 ammonia 1,08 11,55 pH 5,82 3,6, and a final process VFA TA ratio of 0,36 indicating that the AD process is stable and there is no accumulation of VFA and LCFA, respectively. While the addition of FOG waste variation 3 more efficient in treating FOG waste using AD reagent food waste as evidenced by the reduction of COD above 50 with a range of 52.21 68.27 and average VSD 93.46, a final process VFA TA ratio of 0,69 indicates that some instability will occur in the AD process, however, there is no VFA accumulation in and LCFA in variation 3 with produce highest biogas volume up to 980 L day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library