Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Derita Rina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerapan kebijakan revolusi hijau dalam peningkatan produksi beras masyarakat Ogan Komering Ilir tahun 1969 � 1998. Upaya peningkatan produksi pangan telah dilakukan oleh pemerintah dengan melaksanakan Revolusi Hijau melaui kegiatan pancausaha tani dan saptausaha tani. Program ini dapat dilaksanakan di berbagai daerah termasuk di Ogan Komering Ilir, karena adanya kerjasama antara lembaga¬lembaga pemerintah seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Satuan Pelaksana Bimas, Dinas Pekerjaan Umum serta masyarakat. Agar Revolusi Hijau dapat dilaksanakan, dibentuklah organisasi Bimas mulai dari tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa, setiap propinsi mempunyai tanggung jawab agar program ini bisa berhasil. Program intensifikasi mulai dilaksanakan sejak tahun 1969, hal ini terlihat dengan adanya pembukaan sawah baru, kalau sebelumnya yang ada hanya sawah lebak, dengan adanya pembangunan di bidang pertanian lewat pembangunan irigasi, drainase, jalan, jembatan maka telah ada sawah pasang surut dan sawah irigasi. Lahan sawah yang terbesar adalah sawah lebak diikuti sawah pasang surut dan sawah irigasi. Untuk sawah irigasi hanya berada di kecamatan Lempuing, karena lokasi ini memungkinkan dikembangkannya sawah irigasi teknis. Dengan adanya program pancausaha tani, cara kerja petani dalam pengolahan lahan mengalami perubahan, sehingga telah dapat meningkatkan rata-rata hasil produksi padi per musim tanam akibat adanya penanaman varietas unggul. Penanaman varietas unggul telah dapat meningkatkan produktivitas lahan, kalau sebelumnya untuk sawah lebak produktivitas lahan adalah 1.9 ton per hektar mengalami peningkatan menjadi"
2001
T38596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Marliana
"Dalam penulisan skripsi ini masalah yang diketengahkan adalah tentang ekonomi pertanian di daerah Kabupaten Klaten. Permasalahan yang diteliti adalah mengenai Revolusi Hijau yang terjadi di Klaten, yaitu suatu revolusi di bidang pertanian yang dimulai dengan dlketemukannya bibit jenis padi baru pada tahun 1968. Dalam penulisan ini permasalahan yang diangkat adalah tentang dampak dari Revolus Hijau tersebut di. K1aten. Revolusi Hijau adalah suatu Cara atau metode baru di bidang pertanian yang sudah dimulai di negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam, Philipina, Thailand. Metode tersebut sebenarnya ditemukan oleh Amerika Serikat pada akhir tahun 1940-an, hal tersebut sehubungan dengan sernakin banyaknya negara-negara yang kekurangan pangan dan mengalami kelaparan sehingga mereka mengimpor bangan pangannya dari luar negeri. Dari peristiwa itulah maka penemuan baru Jenis bibit padi disebarkan oleh Amerika Serikat ke seluruh dunia terutama Asia dan Afrika yang kemudian terkenal dengan sebutan Revolusi Hijau. Untuk Indonesia istilah tersebut sebenarnya tidak terialu popular, karena metode tersebut hampir bersamaan dengan metode pertanian yang disebut Intensi fikasi da Ekstensifikasi Pertanian. Tetapi cara tersebut bukanlah suatu inovasi baru dalam bidang pertanian sehingga tidak banyak mernberikan hasil yang maksimal. Revolusi Hijau di Indonesia dilaksanakan pertama kali adalah di Klaten ,pada tahun 1968. Klaten dijadikan sebagai Pilot Project 'dari pelaksanaan Revolusi Hijau hal ini disebabkan karena daerahnya yang subur dan dikenal dengan sistem pertanian sawah yang cukup luas dibandingkan daerah lainnya di Jawa, selain itu Klaten dijadikan sebagai pemasok bahan-bahan pangan seperti sayur dan buah-buahan, ini terjadi sejak abad ke-19. Dari faktor tersebut diatas masalah yang diangkat adalah tentang Pelaksanaan Revolusi Hijau di Klaten dengan melihat dampak atau akibat dari penerapan Revolusi Hijau yang dapat mepengaruhi sistem pertanian serta yang mengakibatkan adanya perubahan--perubahan Sosial-Ekonomi masyarakatnya. Hal ini mengingat pemakalan istilah Revolusi Hijau itu sendiri tidak secara langsung digunakan dalam pelaksanaannya, tetapi istilah yang dikenalkan adalah Program Bimas Tani Makmur."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafaat Rahman Musyaqqat
"Sebagai lumbung beras nasional, Sulawesi Selatan sering kali dikaitkan dengan revolusi hijau dari rezim Orde Baru, terutama sejak Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984. Selain itu, Sulawesi Selatan memiliki peran yang vital sebagai penyuplai beras di Indonesia yang tampak pada 1930-an. Kontrol negara adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan Sulawesi Selatan, bersamaan dengan faktor lainnya terutama kondisi lingkungan dan pengembangan irigasi. Artikel ini mendiskusikan jaringan perdagangan beras dan hubungannya dengan dinamika pelabuhan ekspor di Sulawesi Selatan pada 1930-an. Dengan menerapkan metode sejarah, studi ini memanfaatkan sumber-sumber primer, seperti arsip, jurnal, koran, dan majalah. Temuan studi menunjukkan bahwa perdagangan beras selama 1930-an telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring keterlibatan negara dalam perdagangan pada 1933. Peningkatan ini terlihat dalam sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor. Peningkatan yang tampak dari sistem perdagangan dan jumlah beras yang diekspor menjelaskan signifikansi Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung beras di Hindia Belanda. Dengan menggambarkan daerah produksi, aktor-aktor yang terlibat, pelabuhan ekspor, dan jaringan perdagangan, studi ini memperlihatkan hubungan antara perdagangan intraregional dan interregional."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Crys Endrayani
"Artikel ini membahas pemanfaatan DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas dalam konteks pelaksanaan program Revolusi Hijau di Jawa Timur pada masa Orde Baru yang berkontribusi penting di dalam keberhasilan pemerintah Orde Baru keluar dari krisis pangan dan berswadaya beras. Bendungan Wlingi (Kabupaten Blitar) dan Widas (Kabupaten Nganjuk) berhasil dibangun berkat kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang sebagai penyandang dana maupun sebagai konsultan pembangunan pertanian modern di Indonesia. Kedua bendungan tersebut bermanfaat di dalam sistem irigasi, pengendali banjir, mengkonversi lahan kering ke lahan sawah, melestarikan dan mengembangbiakkan ikan, serta menjadi destinasi wisata DAS Brantas di Jawa Timur"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2023
959 PATRA 24:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wolf, Edward C.
Washington, DC : Worldwatch Institute, 1986
338.1 WOL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nusferadi
"Pendekatan historis terhadap pengaruh Revolusi Ilijau dengan studi kasus di kawasan persawahan Rawa Onom, kabupaten Ciamis mencmukan bahwa perilaku petani terhadap Revolusi I lijau ditentukan olch faktor karakteristik lokal. Faktor karakteristik lokal tersebut adalah kondisi lingkungan alami di Rawa Onom dan sosiokultural petaninya. Hal yang string dikeluhkan petani di Rawa Onom, terutama sebelum rampungnya rehabilitasi irigasi d .Rawa Onom pada awal tahun 1980'an (tahapan rehabilitasinya sejak 1969), adalah Iuapan air atau banjir yang berasal sungai-sungai sekitar persawahan Rawa Onom. Kondisi di persawahan Rawa Onom tersebut memberi pengaruh terhadap perilaku petani dalam menanggapi penerapan Paket Teknologi intensitikasi pertanian oleh pemerintah. Dalam menanggapi Iahan sawah yang sewaktu-waktu dapat tergenang air, petani sejak lama menggunakan tanaman padi varietas lokal yang memiliki sosok tinggi, ada yang mencapai tinggi 1,70 meter, sehingga mampu beradaptasi dengan genangan air. Pengenalan varietas padi unggulan, terutama varietas unggul tahan wereng (VUTW) yang bersosok pendek, ditanggapi petani secara ragu-ragu dan khawatir. Demikian halnya terhadap input-input Paket Teknologi intensitikasi pertanian lainnya seperti penggunaan pupuk pabrik. Setelah direhabilitasinya sistem irigasi di Rawa Onom secara bertahap sejak tahun 1969, maka petani di Rawa Onom mulai berubah sikap lebih terbuka, di mana sejak pertengahan tahun 1970'an rnulai masuk PR 8, PR 5, IR 26, IR 24. Selanjutnya sejak pertengahan tahun 1980'an, atau pada periode sekitar rampungnya rehabilitasi daerah irigasi Rawa Onom, maka sejak itu pula penggunaan input-input Paket Teknologi semakin intensif, antara lain berupa penggunaan padi VUI'W serta pupuk pabrik. Dengan dcmikian, pada kasus di Rawa Onom ini, lebih relevan dengan pendapat yang bertitik tolak pada faktor karakteristik lokal, yaitu `faktor kondisi alami di Rawa Onom serta faktor sosiokultural masyarakat turut mempengaruhi respons petani terhadap penerapan Paket Teknologi fase Revolusi Hijau."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meenakshi, J.V.
New York: Department of Agricultural Economics , 1986
338.1 MEE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matson, Pamela A., editor
"Seeds of sustainable agriculture is a groundbreaking analysis of agricultural development and transitions toward more sustainable management in one region. It examines new approaches to make agricultural landscapes healthier for both the environment and people. The Yaqui Valley is one of the most intensive agricultural regions of the world. It also faces resource limitations, threats to human health, and rapidly changing economic conditions. "
Washingto, D.C.: Island Press, 2012
e20405615
eBooks  Universitas Indonesia Library