Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinda Martanti Riswandi
Abstrak :
Latar belakang: Di Indonesia praktik bayi FIV telah berkembang cukup pesat di berbagai klinik dan Rumah Sakit. Namun begitu, belum ada studi terkait luaran pertumbuhan dan perkembangan pada bayi FIV. Tujuan:Mengetahui dan menganalisis profil tumbuh kembang dan hubungan luaran anak usia 0-3 tahun hasil kehamilan FIV dibandingkan hasil kehamilan alami. Metode:Studi potong lintang digunakan untuk menggambarkan data karakterstik, luaran pertumbuhan dan perkembangan, serta morbiditas. Kemudian dilakukan kohort retrospektif pertumbuhan anak sejak lahir sampai usia saat pemeriksaan pada kelompok anak usia 0-3 tahun. Hasil: Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok cenderung sama sampai usia 30 bulan, usia 15 bulan, dan usia 24 bulan. Uji Capute Scalesdidapatkan hasil gangguan komunikasi pada 9 anak, yaitu 3 anak FIV dan 6 anak non-FIV dengan 66,7% dan 16,7% BBLR late-preterm. Kelompok subjek hasil kehamilan FIV memiliki risiko kehamilan 2,65x multipel dengan nilai interval kepercayaan/IK 1,877-3,762 (p<0,001), risiko seksio sesarean 2,48x nilai IK 1,938-3,190 (p<0,001), 1,8x kelainan kongenital nilai IK 1,296-2,514 (p 0,061),dan risiko ASI tidak eksklusif 2,68x nilai IK1,573-4,593 (p<0,001) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Regresi multivariat menunjukkan kelompok subjek FIV memiliki 39,8x risiko kehamilan multipel (p0,001) dan 5x ASI tidak eksklusif (p 0,002) dibandingkan kelompok subjek hasil kehamilan alami. Simpulan:Tren BB, PB/TB, dan LK antara kedua kelompok relatif sama sampai usia tertentu. Gangguan komunikasi cenderung lebih banyak dijumpai pada anak hasil FIV. Anak hasil FIV memiliki risiko lebih tinggi kehamilan multipel, kelahiran SC, kelainan kongenital, dan ASI eksklusif inadekuat dibandingkan anak hasil kehamilan alami. ......Background:The IVF practice has been well developed in a number of health facilities and hospitals in Indonesia. However, the growth and development in children conceived from IVF have not yet been studied. Objective:To understand and analyze the growth and development profile of children aged 0-3 years conceived through IVF method compared to spontaneous pregnancy. Methods: Cross-sectional study was conducted to describe the characteristic, growth and development profile, and morbidities data. Retrospective cohort study on growth data from birth to current age was also performed. Results:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups tend to be similar up to 30 months, 15 months, and 24 months of age. Capute Scales test depicted communication disorders in 9 children consisted of 3 IVF and 6 non-IVF children with 66.7% and 16.7%, respectively, were LBW late-preterm. Subjects with IVF had 2.65x higher risk of multiple pregnancies with CI 1.877-3.762 (p<0.001), 2.48x higher risks of SC labour 2.48x CI 1.938-3.190 (p<0.001), risks of congenital anomalies 1.8x CI 1.296-2.514 (p 0.061) and risks of inadequate breast feeding 2.68x CI 1.573-4.593 (p<0.001) than non-IVF subjects. Multivariate regression showed that IVF subjects had higher risks of multiple pregnancy 39.8x (p 0.001) and inadequate breast feeding 5x (p 0.002) than non-IVF subjects. Conclusion:The trend of body weight, body length/height and head circumference between the two groups are relatively similar up to a certain age. Communication disorders are found higher in IVF subjects. Subjects with IVF pregnancy also had higher risks of multiple pregnancies, SC labour, congenital anomalies, and inadequate breast feeding compared to non-IVF subjects.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Susi Natalia
Abstrak :
Latar belakang: Pertumbuhan dapat optimal, jika faktor nature maupun nurture berjalan harmonis. Berdasarkan kurva WHO, angka stunting Riskesdas tahun 2012, Papua lebih tinggi dibandingkan Jakarta. Anak Indonesia terbukti lebih pendek, tetapi BMI-nya tidak menunjukkan deviasi bermakna. Obyektif: Membandingkan TB anak SDN Nabire-Papua dengan SDN Jakarta, faktor yang memengaruhi, menggunakan CDC dan Indonesian National Growth Chart. Metodologi: Desain penelitian adalah analitik cross sectional, Desain I, membandingkan TB anak Nabire asli Papua dan non-Papua. Desain II, membandingkan TB anak SDN Nabire-Papua dan Jakarta, dengan CDC dan Indonesia National Growth Chart. Hasil: Penelitian I, jumlah subyek 189, terdiri dari 115 anak Nabire-asli-Papua dan 71 non-Papua, didapatkan anak non-Papua, 2,7 cm lebih tinggi dibanding asli-Papua (p=0,0465). Penelitian II, SDN Nabire-Papua 1.829 subyek, sedangkan SDN Jakarta 1.283 subyek, didapatkan anak perempuan asli-Papua lebih pendek dibanding non-Papua (p=0,001), sebaliknya pada anak lelaki. Diasumsikan, perbedaan TB disebabkan faktor nurture. Terdapat hubungan signifikan pendidikan ibu dan pendapatan ayah terhadap TB anak SDN Jakarta. Namun, tidak terdapat hubungan terhadap BMI. Anak SDN Jakarta lebih tinggi dibanding SDN Nabire-Papua. Persentase anak SDN Nabire-Papua dan Jakarta yang stunted dan juga wasted dengan Indonesia National Growth Chart, lebih sedikit dibanding dengan CDC. Kesimpulan: Anak pendek SDN Nabire-Papua bukan stunting. Telah terjadi trend sekuler positif TB anak SDN Jakarta.. Indonesia National Growth Chart lebih sesuai menggambarkan pertumbuhan anak Indonesia. ...... Background: Optimal growth achieved with harmonious nature and nurture factors. Riskesdas 2012 mentions, stunting rate in Papua is higher than Jakarta. WHO curve proves that Indonesian children shorter, but the BMI does not show deviations. Objective: Comparing Heigh of Nabire-Papua to Jakarta elementary children and influencing factors using CDC and Indonesian National Growth Chart. Methodology: Design of research is cross sectional analytic. Design I, to compare height of children Nabire-Papuanese and non-Papuanese. Design II, to compare height of Nabire-Papua and Jakarta elementary children, with CDC and Indonesia-National-Growth-Chart. Results: Study I, Non-Papuanese children, 2.7 cm higher than Papuanese (p=0,0465). Research II, Height of Papuanese girls shorter than non-Papuanese (p=0.001), otherwise on boys. This assumptions, the difference of height due to nurture factors There is significant relationship maternal education and father's income to SDN Jakarta children´s height. However, no connection to BMI. Children of SDN Jakarta higher than Nabire-Papua. Percentage of Nabire-Papua and Jakarta elementary children´s were stunted and wasted with Indonesia National Growth Chart, fewer than CDC. Conclusion: Nabire-Papua Children´s are not stunting. Secular positive trend of height Jakarta children. Indonesia National Growth Chart more suitable to describe growth of Indonesian children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Orsellya Ardhini
Abstrak :
Permasalahan stunting di Kabupaten Magetan saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Magetan. Hal tersebut didasari karena stunting berpengaruh langsung terhadap kondisi daya saing di tingkat lokal, nasional, bahkan dunia. Tingginya prevalensi stunting menempatkan Kabupaten Magetan sebagai salah satu Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Ada tiga masalah utama penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Magetan, yaitu pertama, kondisi ekonomi atau tingkat kemiskinan, kedua, pola asuh balita yang tidak tepat dan dibarengi dengan kurangnya kesadaran masyarakat, serta yang ketiga masih terdapat beberapa desa lokus stunting dengan prevalensi tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi masalah stunting. Teori utama dalam penelitian ini adalah teori strategi dan manajemen strategi yang mencakup tipe-tipe strategi serta analisis SWOT. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magetan telah melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah stunting, meskipun pada pelaksanaan program di lapangan sempat mengalami beberapa hambatan, salah satunya pandemi Covid-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Magetan juga telah didasarkan pada empat tipe strategi yaitu strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya, dan strategi kelembagaan. Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, selanjutnya dapat diketahui analisis SWOT yang meliputi aspek kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dari strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi stunting. ......The problem or issue of stunting in Magetan Regency is currently a priority program for the Magetan Regency Government. This is because stunting directly affects competitiveness at local, national, and even global levels. The high prevalence of stunting places Magetan Regency as one of the Priority Regencies/Cities for Stunting Management in Indonesia. There are three main issues causing the high rate of stunting in Magetan Regency: first, economic conditions or poverty levels, second, improper parenting of toddlers coupled with a lack of community awareness, and third, there are still several villages that are stunting loci with high prevalence. This research aims to analyze the Magetan Regency Government's strategy in addressing the stunting problem. The main theory in this research is strategy and strategic management theory, which includes types of strategies and SWOT analysis. This thesis uses a qualitative method with a descriptive research type. Data collection in this research was carried out through in-depth interviews and literature studies. The results of the research show that the Magetan Regency Government has implemented strategies to address the stunting issue, although there were some obstacles in the implementation of the program in the field, one of which was the Covid-19 pandemic. The stunting management strategy in Magetan Regency is also based on four types of strategies: organizational strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy. Based on these types of strategies, further SWOT analysis can be conducted, including aspects of strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the strategies implemented by the Magetan Regency Government in addressing stunting.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Valeria
Abstrak :
ABSTRAK
Pemberian stimulasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Pijat bayi telah umum diterapkan pada anak secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu yang meliputi pengambilan data kuesioner pijat bayi, pengukuran berat badan dan panjang badan, serta pengisian kuesioner pra skrining perkembangan KPSP . Pada data pertumbuhan, dilakukan plotting ke kurva WHO. Dari sembilan puluh lima subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara pengetahuan RP=0,852 [95 CI 0,097-7,487], p=1,000 , sikap p=0,590 , dan perilaku RP=0,160 [95 CI 0,019-1,314], p=0,089 ibu mengenai pijat bayi dengan kurva pertumbuhan panjang badan terhadap usia WHO. Selain itu, tidak ditemukan pula hubungan yang secara statistik bernilai signifikan antara pengetahuan RP=1,352 [95 CI 0,255-7,164], p=0,661 , sikap RP=1,600 [95 CI 0,294-8,708], p=0,631 , dan perilaku RP=0,371 [95 CI 0,097-1,418], p=0,230 terhadap kurva pertumbuhan panjang badan terhadap berat badan WHO. Demikian pula, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan RP=0,738 [95 CI 0,143-3,807], p=1,000 , sikap RP=1,670 [95 CI 0,369-7,547], p=0,679 , dan perilaku RP=1,497 [95 CI 0,571-3,923], p=0,567 ibu mengenai pijat bayi dengan tingkat perkembangan yang dinilai berdasarkan KPSP. Jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tinggi adalah sebanyak 86 90,5 , 87 91,6 , dan 58 65,2 , dengan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak bermakna secara statistik.
ABSTRAK
Stimulation is given by parents to support their children rsquo s growth and development. Baby massage has been applied in common practice for generations. This research aims to discover mothers rsquo knowledge, attitude, and practice on baby massage and its rsquo association with the growth and development of 6 24 months old chlidren. This study adapted cross sectional study design on subjects that fulfilled the inclusion and exclusion criterias. Data collection, including filling in questionaires on baby massage, weight and height measurements, and KPSP, was done at Kelurahan Kampung Melayu. Growth measurment data were plotted on WHO growth charts. From ninety five subjects, there were no statistically significant association found between knowledge RP 0.852 95 CI 0.097 7.487 , p 1.000 , attitude p 0.590 , and practice RP 0.160 95 CI 0.019 1.314 , p 0.089 on baby massage with height for age WHO growth chart. There was also no statistically significant association found between knowledge RP 1.352 95 CI 0.255 7.164 , p 0.661 , attitude RP 1.600 95 CI 0.294 8.708 , p 0.631 , and practice RP 0.371 95 CI 0.097 1.418 , p 0.230 on baby massage with weight for height WHO growth chart. Lastly, we found no statistically significant association between knowledge RP 0.738 95 CI 0.143 3.807 , p 1.000 , attitude RP 1.670 95 CI 0.369 7.547 , p 0.679 , and practice RP 1.497 95 CI 0.571 3.923 , p 0.567 on baby massage with level of development, represented with KPSP data. Total subjects with high level of knowledge, attitude, and practice on baby massage are 86 90.5 , 87 91.6 , and 58 65.2 , with no statistically significant association between knowledge, attitude, and practice on baby massage with growth and development.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Handayani
Abstrak :
Stunting merupakan permasalahan serius yang dapat memberikan dampak jangka panjang kepada balita. Stunting pada anak adalah salah satu hambatan paling signifikan bagi perkembangan manusia, secara global mempengaruhi sekitar 162 juta anak di bawah usia 5 tahun. Saat ini provinsi Jawa Barat berada dalam kategori tinggi dalam permasalahan stunting. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, prevalensi bayi stunting di Kota Depok sebesar 23.8%. Di wilayah Puskesmas Depok Jaya masih terdapat bayi stunting dan gizi buruk. Berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada Februari 2022, ada sebanyak 34 balita stunting di Kelurahan Depok Jaya. Data ini menunjukkan angka yang lumayan tinggi untuk kasus stunting tingkat kelurahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi mengenai pelaksanaan strategi promosi kesehatan dalam penanganan stunting pada masa pandemi berdasarkan sudut pandang penerima program yakni ibu balita stunting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam kepada 3 ibu balita stunting sebagai informan utama, 3 kader sebagai informan pendukung, dan 1 ahli gizi selaku penanggung jawab program sebagai informan kunci. Kerangka konsep yang digunakan ialah Logic Model untuk melihat berbagai aspek, mulai dari sumber daya yang digunakan, proses keberlangsungannya, hasil, sampai dampak jangka panjang dari program. Hasil yang didapatkan dari sisi input, pengelola program sudah diterima dengan baik oleh ibu balita stunting, serta kebijakan pemerintah belum dipahami. Dari sisi aktivitas, program sudah tersampaikan dengan baik melalui kader dan WhatsApp, dukungan sosial juga sudah diberikan dengan baik, tetapi intervensi dan pemberdayaan belum berjalan maksimal. Dari sisi output, seluruh balita yang terdata stunting sudah mendapatkan penanganan serta ibu balita stunting sudah mendapatkan dukungan sosial yang baik, tetapi intervensi belum berjalan maksimal. Dari sisi outcome, terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif ibu balita stunting terkait penanganan stunting pada anaknya, tetapi masih ada ibu balita stunting yang merasa tidak penting akan hal tersebut. Perlu adanya rencana rutin untuk pengadaan intervensi dan pemberdayaan, serta keberlanjutan dari program Ocan Bananas. ......Stunting is a serious problem that can have a long-term impact on under five years children. Child stunting is one of the most significant barriers to human development, affecting an estimated 162 million children under five years. Currently, West Java province is in the high category of stunting problems. Based on Riskesdas 2018, the prevalence of stunting in Depok City was 23.8%. In the Depok Jaya Health Center area, there are still stunted and malnourished babies. Based on data from the Under five years children Weighing Month (BPB) in February 2022, there were 34 stunting under-five years children in Depok Jaya Village. This data shows a high number of stunting cases at the sub-district level. This study aims to obtain an evaluation of the implementation of health promotion strategies in handling stunting during the pandemic based on the perspective of the program recipients, namely mothers of under five years of stunting children. This study used a descriptive qualitative method with in-depth interviews with three mothers of stunting in under five years of children as the primary informants, three cadres as supporting informants, and one nutritionist as the person in charge of the program as key informants. The conceptual framework used was the Logic Model to see various aspects, ranging from the resources used, the process of sustainability, and results, to the long-term impact of the program. The results obtained in terms of input, program managers had been well-received by mothers of under five years stunting children, and government policies had not been understood. In terms of activities, the program had been delivered well through cadres and WhatsApp, and social support had also been provided well, but intervention and empowerment had not run optimally. In terms of output, all under five years children who are recorded as stunting received treatment, and mothers of under five years stunting children had received good social support, but the intervention had not run optimally. In terms of outcomes, there was an increase in knowledge, attitudes, and positive behaviors about mothers of under five years stunting children related to handling stunting in their children. However, there were mothers of under five years stunting children who feel unimportant about this. There needs to be a regular plan for the implementation, both interventions and empowerment, as well as the sustainability of the Ocan Bananas program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Shafriani
Abstrak :
Kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama Indonesia untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas. Karakteristik kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi menimbulkan permasalah kesehatan yang kompleks, salah satunya pada anak usia sekolah. Berbagai masalah kesehatan terjadi pada anak sekolah, salah satunya gangguan konsentrasi anak. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberi gambaran asuhan keperawatan pada keluarga dengan resiko keterlambatan perkembangan anak. Intervensi unggulan yang dilakukan adalah senam otak pada anak usia sekolah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi anak usia sekolah. Intervensi peningkatan perkembangan dengan senam otak dilakukan sebanyak 15 kali selama 6 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi unggulan yang dilakukan dapat meningkatkan konsentrasi pada anak. Intervensi senam otak disarankan untuk digunakan perawat untuk membantu anak meningkatkan konsentrasi nya sehingga dapat meningkatkan perkembangan anak usia sekolah.
Public health is an important things for created quality resources in Indonesia. High the population in the cities can make complex health problems in all people, which is school-age children. Various health problems occur in school children, such as a concentration defisit disorder. The purpose of this writing is to explain nursing care to the family with risk development delay in children. The main intervention is brain exercise in school-age children. Family nursing care was given within 6 weeks.The result of this intervention is there are increase concentration level in children. Brain exercise intervention is approved to be used by nurses to help children improve childrens development for school.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library