Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suratno Lulut Ratnoglik
"Infeksi Human Immunodeficiency Virus tipe I (HIV-1) sebagai penyebab AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu masalah utama kesehatan dunia yang barns segem diatasi. Sejak ditemukannya penyakit tersebut, vaksin yang dihampkan tidak kanjung tersedia karena berbagai usaha I pengembangan vaksia HIV-1 mengalami hambatan besar oleh karena keanekar&gaman HIV·I yang tinggi. Strategi mutakhir untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pengembangan vaksin HIV-I yang spesifik pada subtipe dan populasi di regional tertentu. menggunakan isolat identik dengan sekuen konsensus yang telah ditentukan, sebagai kandidat vaksin.
Tujuan pcnelitian ini adalah menentukan sekuen konsensus HlV-1 di Indonesia dengan menggunakan sekuen - sekuen gen protease dan gen reverse transcriptase HN - 1 subtipe paling dominan isola!Indonesia dati isolat damb plasma omng terinfeksi HIV akibat penggunaan narkoba dengan jarum suntik (penasnn). Berdasarkan analisis dalam penelitian ini diketahui bahwa CRFO I_AE merupakan subtipe paling dominan di Indonesia dan telah berhasH diperoleh sekuen konsensus protease dan reverse transcriptase HIV-1 CRFOl_AE Indonesia Sekuen konsensus protease Indonesia tersebut. memiliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari database Los Alomos National Laboratory (LANL) sebesar 2,7% untuk sekuen nukleotida (p = 0,030); 5,1% untuk sekuen asam amino (p = 0,000). Sedangkan sekuen konsensus reverse trancriptase Indonesia merniliki perbedaan dengan sekuen konsensus dari LANL sebesar 2,0% nntuk nuklootida (p = 0,208) dan 3,0% untuk asam amiao (p = 0,015).

Human Immunodeficiency Virus type I (HIV-I) infection as the etiology of AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) is a major health problem which need to be urgently solved. Since the discovery of the desease, the effective vaccine is still not available. It is caused by widely the diversity of HIV-I. Novel strategy to overcome this problem is to develop country-specific HIV-1 vaccine, which use the most identical isolate with consensus sequences that had been determined, as vaccine candidate.
This study aims to determine consensus sequences (CS) of HIV-1 in Indonesia by using sequences of protease gene and reverse transcriptase l gene of the most predominant subtype HIV-1 sequences from HIV-infected intravenous drog users' blood plasma. This study concluded that CRFOl_AE is I the most predominant subtype HIV-1 in Indonesia Nucleotide and amino acid of Iprotease which determine as CS has 2.7% (p = 0,030) and 5.1% (p = 0,000) differences with CS of CRFOI AE respectively. While nucleotide and amino acid of reverse trancriptase of the CS has 2,0% (p = 0,208) and 3,0".4 (p = 0,015) differences with CS of CRFOI_AE of the LANL, respectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T11521
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Ruran
"ABSTRAK
Meningkatnya keberadaan kaum gay disertai dengan perilaku seks anal yang tidak aman menjadi faktor resiko metode transmisi penularan HIV dan PMS. Salah satu upaya pencegahan penularan PMS dan HIV pada gay adalah penggunaan kondom dan lubrikan tambahan. Penelitian kuantitatif dengan desain crossectional ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan HIV, tipe pasangan, dan status HIV dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada gay di Kota Bogor. Data diperoleh dari kuesioner yang dikumpulkan dari 55 gay yang aktif seksual selama 6 bulan terakhir di Kota Bogor. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada kaum gay. Hasil uji statistik diperoleh nilai p.0,000:?.0,05 . Tidak terdapat hubungan antara tipe pasangan dengan sikap p.0,735;?.0,05 . Tidak terdapat hubungan status HIV dengan sikap penggunaan kondom dan lubrikan tambahan pada kaum gay 0,276: ?.0,05 . Kesimpulan: Pengetahuan mempunyai hubungan dengan sikap. Saran: Perlu dikembangkan penelitian lanjutan tentang penggunaan kondom dan lubrikan tambahan.

ABSTRACT
The increasing amount of MSM with unsafe attitude of anal sex risk factor for HIV transmission and Sexual Transmitted Disease STD . One of the efforts to prevent transmission of HIV and STD is the use of condom and additional lubricant. This quantitative cross sectional study aimed to examine the correlation of knowledge, type of partner, and HIV status with attitude in using condom and additional lubricant in MSM in Bogor. Data were obtained from questionnaires collected from 55 MSM who sexually active during the last 6 months in Bogor. The result indicates a significant correlation between the level of knowledge with attitude in using condom and additional lubricant in MSM in Bogor p.0,000 .0,05 . There is no correlation between type of partner and attitude of using condom and additional lubricant p.0,735 .0,05 . There is no correlation between HIV status and attitude of using condom and additional lubricant 0,276 .0,05 . The study concludes that there is correlation between knowledge and attitude of using condom and additional lubricant. This study suggest to conduct futher research about the use of condom and additional lubricant."
2017
T47168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widianto
"ABSTRAK
HIV/AIDS adalah masalah kesehatan global, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perilaku seksual berisiko adalah cara utama penularan HIV. Pemberian edukasi tentang penularan HIV kepada ODHA merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah perilaku seksual yang tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisko pada ODHA yang telah menerima edukasi HIV. Pengumpulan data menggunakan metode cross-sectional pada 97 responden ODHA yang telah menerima edukasi HIV untuk mendapatkan karateristik demografi, pengetahuan HIV/AIDS dan perilaku seksual berisiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penularan HIV (52,57%), hampir setengah dari responden memiliki perilaku seksual berisiko tinggi (48,46%). ODHA yang konsisten menggunakan kondom sebesar 38,14%, minum alkohol sebelum berhubungan seks sebesar 18,55%, dan  mengkonsumsi obat-obatan sebelum berhubungan seks sebesar 9,28%. Penelitian ini menunjukan bahwa perlunya memperkuat implementasi strategi pencegahan HIV diantara ODHA.

ABSTRACT
HIV/AIDS is a global health problem, especially in indonesia people living with HIV/AIDS (PLWHA) is increasing by years. the main route of HIV transmission is sexual risk behavior. Providing education regarding HIV transmission to PLWHA is considered an effective way to prevent unsafe sexual behavior. The purpose of this study is to investigate sexual risk behavior among PLWHA who have received HIV education. A cross sectional survey of 97 HIV positive patients who have received HIV education was used to assess demographic characteristics, HIV/AIDS knowledge, and sexual risk behavior. The results showed majority of respondents have a good knowledge regarding HIV transmission (52,57%), almost a half of respondents have a high risk sexual risk behavior (48,46%). Before having sex, PLWHA who used condoms consistently were at 38,14%, took alcohol drink at 18,55%, and used drugs substance at 9,28%. this study highlight the need to strengthen the implementation of HIV prevention strategies among PLWHA. "
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Pratiwi Arfi
"Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2018 menunjukkan bahwa banyak Lelaki Seks Lelaki (LSL) yang tidak mengetahui status HIV-nya. Hal ini menandakan bahwa masih banyak LSL yang belum melakukan skrining IMS dan HIV. Hingga tahun 2019, DKI Jakarta menduduki posisi kedua terbanyak untuk jumlah infeksi HIV di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku skrining IMS dan HIV pada LSL di wilayah binaan Yayasan X di Jakarta berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan desain rapid assessment procedure (RAP) untuk mengeskplor secara cepat dan mendalam mengenai gambaran perilaku skrining IMS pada LSL di Jakarta. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LSL yang pernah melakukan skrining IMS dan HIV melakukan skrining minimal setahun sekali, namun sebagian besar masih belum rutin melakukan skrining IMS dan HIV dalam tiga bulan sekali. Sebagian besar LSL menyatakan bahwa isyarat berindak yang mendorong perilaku skrining IMS dan HIV ialah tanda dan gejala yang dialami oleh LSL. Kesadaran LSL untuk melakukan skrining IMS dan HIV sebelum muncul tanda dan gejala masih sangat kurang. Persepsi kerentanan akan risiko tinggi tertular IMS dan HIV hingga persepsi manfaat yang baik yang dirasakan oleh LSL masih belum mampu mendorong LSL untuk memeriksakan status IMS dan HIV-nya secara rutin. Oleh karena itu, kepada penyedia layanan skrining IMS dan HIV seperti puskesmas tingkat kecamatan, klinik, LSM, hingga masyarakat umum diharapkan dapat bekerja sama untuk meningkatkan cakupan skrining IMS dan HIV pada LSL di DKI Jakarta.

The results of the 2018 Integrated Biological and Behavioral Survey (IBBS) show that many men who have sex with men (MSM) do not know their HIV status. This indicates that there are still many MSM who have not screened for STIs and HIV. Until 2019, DKI Jakarta Province occupied the second highest position for the number of HIV infections in Indonesia. The aim of this study was to describe the behavior of STI and HIV screening in MSM in the target area of Yayasan X in Jakarta based on the theory of the Health Belief Model. This study used a qualitative approach with the research design being the rapid assessment procedure (RAP) because it wanted to explore quickly and in depth the description of STI screening behavior in MSM in Jakarta. This study uses primary data with data collection methods through in-depth interviews with key informants and key informants. The results showed that MSM who had screened for STIs and HIV conducted screening at least once a year, but most still did not routinely screen for STIs and HIV once every three months. Most MSM stated that the cues for action that drive STI and HIV screening behavior were the signs and symptoms experienced by MSM. MSM awareness to screen for STIs and HIV before signs and symptoms appear is still lacking. Perceptions of vulnerability to the high risk of contracting STIs and HIV to the perceived good benefits experienced by MSM are still not able to encourage MSM to have their STI and HIV status checked routinely. Therefore, it is hoped that STI and HIV screening service providers such as sub-district health centers, clinics, NGOs, and the general public can work together to increase the scope of STI and HIV screening for MSM in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Fairuz Febriyanty
"Latar belakang: Saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih merasakan stigma
dan diskriminasi dari keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan walaupun
perkembangan virus HIV dapat dikendalikan berkat kemajuan teknologi di bidang
kesehatan. Stigma pada pelayanan kesehatan dapat menghambat ODHA untuk
mengakses perawatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Peningkatan
pengetahuan dan paparan klinis pada mahasiswa kedokteran dapat meningkatkan sikap
positif pada ODHA. Belum pernah ada penelitian besar di Indonesia terkait stigma
mengenai ODHA pada tiga mahasiswa fakultas kesehatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan deskriptif potong lintang pada 1400 mahasiswa
menggunakan kuesioner tentang stigma terhadap ODHA yang pernah dipakai
sebelumnya. Kuesioner ini telah diadaptasi lintas budaya ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil: Secara keseluruhan, mahasiswa mendapatkan skor yang tinggi pada skor
keyakinan pribadi/budaya tentang HIV (68,1%), skor pengetahuan mengenai HIV
(60,7%) dan skor interaksi klinis dengan pasien HIV-positif (80,9%). Terdapat perbedaan
bermakna antara usia, angkatan dan fakultas dengan masing-masing subskor. Terdapat
hubungan yang signifikan antara total subskor dengan keyakinan pribadi/budaya tentang
HIV, pengetahuan megenai HIV dan interaksi klinis dengan pasien HIV-positif.
Kesimpulan: Stigma mengenai ODHA pada mayoritas mahasiswa kesehatan di RIK UI
adalah rendah, namun masih ada sejumlah mahasiswa dengan stigma. Stigma mengenai
ODHA pada mahasiswa dalam penelitian ini dibedakan oleh usia, asal fakultas, dan tahun
masuk.

Background: Despite advances in treatment and development of health technologies
related to HIV, People Living With HIV/AIDS (PLWHA) still experience stigma and
discrimination from family, community and health professionals. The presence of stigma
from health professionals would restrain PLWHA to gain access to treatment and
influence their quality of life. Study showed that positive attitude towards PLWHA in
medical students could be gained by improving knowledge and increasing clinical
exposure. A study on stigma towards PLWHA in health sciences students in Indonesia is
lacking. This study aims to know the stigma towards PLWHA in students in Faculties of
Medicine, Dentistry and Nursing of Universitas Indonesia.
Methods: A descriptive cross-sectional study was conduct on 1400 healthcare students
using an adapted questionnaire that had been used in previous study.
Results: In general, students have high score in personal/culture beliefs on HIV (68.1%),
knowledge (60.7%), and clinical interaction with PLWHA (80.9%). Score of each domain
is significantly differed by students' age, year of university entry and faculty. The
differences in total score of the questionnaire are significantly differed by level of stigma
in personal/culture beliefs on HIV, knowledge, and clinical interaction with PLWHA.
Conclusion: This study shows that the majority students had low stigma towards
PLWHA, although there were still some students with stigma. The stigma towards
PLWHA differed by students' age, year of university entry and faculty.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dolfinus Yufu Bouway
"Dengan Kejadian HIV di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Latar belakang proes perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke tempat lain terjadi setiap hari, bulan dan tahun baik dalam negeri maupun yang ke luar negeri dengan tujuan yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan dari orang-orang tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mobilitas pendatang beserta faktor terkait dengan kejadian HIV di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Metode adalah mengunakan pendekatan Kasus Kontrol bertujuan untuk menganalisis implikasi serta pengaruh exposure dan disease dari pendatang berisiko yang mobilitasnya tinggi dan mobilitasnya rendah terhadap kejadian HIV. Sampel adalah 390 mobiltas penduduk dan kelompok masyarakat melakukan kunjungan tes VCT (Voluntary Conseling and Testing) pada 1 Rumah Sakit dan 4 Puskesmas di Kabupaten Mimika. Populasi eligible adalah semua mobiltas pendatang berisiko yang berkunjungan ke tempat tes VCT baik di Rumah Sakit dan Puskesmas pada periode tahun 2017 dan 2018. Hasil dari 390 responden yaitu ada kasus 157 dan kontrol 234, seleksi sampel maka ada 138 responden yang terdiri dari kasus 13 dan kontrol 125 tidak dikutkan karena berasal dari populasi kunci, sehingga berjumlah 253 sampel, terdiri dari kasus 144 dan kontrol 109. Selekasi sampel kasus 144 dan kontrol 109 dalam data terdapat responden yang tidak menjawab pertanyaan sehingga harus dikeluarkan, yang dikeluarkan 78 kasus dan 28 kontrol maka ditetapkan jumlah sampel untuk analisis yaitu 66 kasus dan 81 kontrol mobilitas tinggi berisiko 4 kali untuk terinfeksi, Karakteristik sosiodemografi pendatang dengan jenis kelamin laki-laki berisiko 6 kali, usia dewasa muda (17-35 tahun) berisiko 5 kali, berpendidikan rendah berisiko 0.1 kali, pekerjaan tidak tetap berisiko 2 kali, pengetahuan kurang berisiko 13 kali, tidak ada hubungan sikap dengan kejadian HIV, Tidak ada hubungan cakupan program HIV dengan kejadian HIV, Peningkatan infeksi HIV pada populasi pendatang dengan mobilitas tinggi merupakan ekses (negatif) dari perkembangan Kabupaten Mimika Provinsi Papua Kata kunci : mobilitas pendatang berisiko dan HIV di Mimika.

Background mobility is the process of moving people from one area to another happening every day, month and year both domestically and abroad with varied objectives to meet the needs of the lives of these people. The purpose of this study was to determine the relationship between migrants' mobility and factors. Method is to use a case-control approach aimed at analyzing the implications and effects of exposure and disease from high-risk and low-mobility migrants at risk of HIV incidence. Sample was 390 population and community groups visiting VCT (Voluntary Counseling and Testing) tests at 1 Hospital and 4 Puskesmas in Mimika Regency. Eligible populations are all mobile risk migrants visiting VCT test sites both in hospitals and health centers in the 2017 and 2018 periods. Results of 390 respondents were 157 cases and 234 controls, sample selection there were 138 respondents consisting of 13 cases and 125 controls were not cited because they came from the key population, so there were 253 samples, consisting of 144 cases and 109 controls. 144 and 109 controls in the data there were respondents who did not answer the question and so had to be excluded, 78 cases and 28 controls were excluded then the number of samples for analysis was determined that 66 cases and 81 high mobility controls had 4 times the risk of being infected, Sociodemographic characteristics of migrants with male sex men at risk 6 times, young adults (17-35 years) at risk 5 times, educated low risk at 0.1 times, precarious work at risk 2 times, knowledge less risk 13 times, no relationship with HIV incidence, no relationship coverage HIV programs with HIV incidence, Increased HIV infection in migrant populations with high mobility m is an excess (negative) from the development of the Mimika Regency, Papua Province Keywords: mobility of at-risk migrants and HIV in Mimika."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
D2739
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library