Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Hasim
Abstrak :
Pelabuhan merupakan suatu pinto gerbang dan pemetancar hubungan antar daerah, pulau dan bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya. Dengan pelabuhan sebagai salah satu terminal transportasi yang berperan penting untuk pertumbuhan ekonomi suatu kawasan dan secara global akan mempengaruhi kesejahteraan suatu bangsa, terutama negara kepulauan seperti negara kita. Pelabuhan ditinjau dari segi penggunaannya salah satunya adalah pelabuhan penumpang. Fungsi dari pelabuhan penumpang ini yaitu melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang akan bepergian dengan menggunakan sarana jasa angkatan laut. Dewasa ini jumlah pengguna jasa angkutan taut semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh tingginya biaya jasa angkatan udara. Semakin bertambahnya pengguna jasa angkatan taut, dan dengan keterbatasan kapasitas terminal penumpang yang ada, sehingga diperlukan suatu konsep guna pengembangan terminal penumpang di tahun-tahun mendatang. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kebutuhan fasilitas dermaga dan kebutuhan ruang terminal penumpang terhadap jumlah arus penumpang, kunjungan kapal dan jika terminal penumpang ini melayani talon jemaah haji khususnya untuk wilayah dabotabek untuk jangka tahun mendatang. Dalam hal ini penulis mengambil daerah studinya terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa, untuk jangka tahun mendatang dermaga dan ruang terminal penumpang di pelabuhan Tanjung Priok perlu pengembangan secara khusus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Pramono
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Febianto
Abstrak :
Pelabuhan merupakan faktor penting dari arus perdagangan dalam dan luar negeri. Tetapi keberadan pelabuhan di Indonesia belum memenuhi standar dan terkadang enggan disinggahi oleh kapal-kapal asing. Dengan lokasinya yang strategis seharusnya pelabuhan Indonesia mampu mengoptimalkan fungsinya dalam alur pelayaran internasional. Karena itu dalam tulisan ini akan dirumuskan suatu standar kualifikasi terhadap fasilitas pelabuhan internasional sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja pelabuhan di Indonesia. Kajian ini menggunakan proses studi literatur, dan hasil rumusan digunakan untuk penelitian terhadap salah satu pelabuhan besar di Indonesia. Hasil dari rumusan dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi terhadap sistem kepelabuhan Indonesia saat ini.
Ports is the important factor for domestics and internationals trade. But most of Indonesian?s ports do not complete the requirement as an international port. With Indonesian?s strategic location on international shipping, Indonesian?s ports must to optimize its function. Then this final assignment will try to make a standard for international ports facilities as an evaluation objects for Indonesian?s ports. This standard will be made with literature analysis method, and the results will be used to evaluate one of the biggest port in Indonesia.
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, ], 2007
S38036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Felicia Kusumaningtyas
Abstrak :
Sebagai negara maritim, Indonesia kerap memanfaatkan transportasi laut dalam jaringan distribusi barang untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Seiring dengan pertumbuhan arus barang dalam peti kemas, pemerintah perlu mengetahui arus peti kemas untuk beberapa tahun mendatang, khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan laut utama di Indonesia. Dengan demikian, pemerintah dapat menyesuaikan fasilitas dermaga yang optimal untuk menghindari banyaknya penumpukan peti kemas maupun antrian kapal di dermaga, ditambah lagi dengan adanya rencana untuk membangun Terminal Peti Kemas Kalibaru (New Tanjung Priok Port) untuk menunjang kinerja Pelabuhan Tanjung Priok. Metode regresi merupakan salah satu solusi untuk memodelkan estimasi arus peti kemas dengan melihat faktor waktu. Selanjutnya, dilakukan optimasi terhadap dimensi dermaga dan jumlah fasilitas dermaga agar mampu melayani arus peti kemas yang telah diestimasi tersebut, dengan mempertimbangkan faktor kapasitas pelayanan dermaga dan biaya pengadaan fasilitas. ......As a maritime country, most domestic and international commodities are distributed through sea transportation in Indonesia. In accordance with the common trends of container-packed products, government should predict container flow that will enter each port for the upcoming years, especially in Tanjung Priok Port, as the main port in Indonesia. By doing so, government could build and expand sea port facilities to anticipate container accummulation and ship queue, in case of the building of New Tanjung Priok Port (Terminal Peti Kemas Kalibaru) that would serve the exceeded container flow from Tanjung Priok. Regression is a solution for estimation modelling of container flows, by considering time series factor. Then, optimization will be done to find an optimal number for sea port dimension and facilities, by figuring out capacity, productivity, and procurement costs of of terminal facilities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinova Fauri
Abstrak :
[Kinerja pelabuhan menjadi salah satu unsur yang penting dalam dunia perdagangan internasional mengingat sebagian besar perdagangan melalui jalur laut. Maka dari itu diperlukan efisiensi dalam pelayanan kinerja kepelabuhanan untuk nantinya bisa mengurangi biaya ekonomi yang tinggi dari mulai waktu tunggu kapal, hingga proses kepabeanan barang. Dengan menggunakan analisis regresi 2SLS, penulis mendapatkan bagaimana penurunan rata-rata persentase yard to occupancy ratio sebesar 10% secara signifikan dapat meningkatkan ekspor sebesar 0.34%. Peningkatan efisiensi kegiatan bongkar muat di dermaga sebesar 10% juga secara signifikan dapat meningkatkan ekspor sebesar 1.17%.;Port performance has been a key role for international trade due to high significant share for goods transported in sea. For that reason, efficiency needed necessarily for port performance and services that hopefully later could reduce high economic cost that consist of waiting time until custom process. With 2SLS method of analysis, the writer found that reducing yard to occupancy ratio by 10% on average, could significantly increase the export by 0.34%. Moreover, increasing effective time for loading/unloading at dock could also bring higher export by 1.17%.;Port performance has been a key role for international trade due to high significant share for goods transported in sea. For that reason, efficiency needed necessarily for port performance and services that hopefully later could reduce high economic cost that consist of waiting time until custom process. With 2SLS method of analysis, the writer found that reducing yard to occupancy ratio by 10% on average, could significantly increase the export by 0.34%. Moreover, increasing effective time for loading/unloading at dock could also bring higher export by 1.17%., Port performance has been a key role for international trade due to high significant share for goods transported in sea. For that reason, efficiency needed necessarily for port performance and services that hopefully later could reduce high economic cost that consist of waiting time until custom process. With 2SLS method of analysis, the writer found that reducing yard to occupancy ratio by 10% on average, could significantly increase the export by 0.34%. Moreover, increasing effective time for loading/unloading at dock could also bring higher export by 1.17%.]
2015
S59422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saifudin
Abstrak :
Berdasarkan The Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) pada 7 Oktober 2003, Pemerintah membentuk Tim Persiapan Indonesia National Single Window (INSW) dimana Sistem Portnet menjadi salah satu pilar utamanya terutama terkait proses port clearance pada pelayanan kapal di pelabuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan persiapan Sistem Portnet dan permasalahannya di Pelabuhan Tanjung Priok. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan survey lapangan pada instansi penerbit perijinan dan perusahaan pelayaran sebagai pengguna jasa. Sistem portnet masih memerlukan tambahan aplikasi dan permasalahan administratif yang harus diselesaikan sehingga diharapkan adanya komitmen antara instansi terkait dengan perusahaan pelayaran dapat dijadikan jalan keluar dari permasalahan yang ada. ......Based on the Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) on 7 October 2003, the Government established team of Indonesian National Single Window (INSW) which Portnet System into one of the main pillars mainly related to the process of port clearance on ships services in the harbor. The Research using methods of interview and field survey on the publisher's permission and and shipping companies as a service user. Portnet system still requires an additional application and administrative problems that must be completed. so that the expected commitment of institutions associated with the shipping company can be a way out of problems that exist.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51012
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Pradjoko
Abstrak :
Penelitian dalam tesis ini berusaha untuk merekonstruksi dinamika sejarah pelayaran,perdagangan dan perebutan kekuatan politik dan ekonomi yang terjadi di kawasan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Kajian sejarah maritim ini diharapkan dapat merekonstruksi sejarah dari masyarakat di Nusantara yang hidup mengarungi lautan. Kajian sejarah maritim sering diabaikan oleh para sejarawan Indonesia karena mereka lebih suka merekonstruksi sejarah yang terjadi di daratan saja, kawasan laut malah dianggap tidak penting. ketimpangan terjadi karena sejarah Indonesia tidak ditulis utuh dalam pengertian sejarah tanah air. padahal dua pertiga wilayah Indonesia adalah kawasan laut yang justru menjadi media integrasi pulau-pulau sekitarnya. Banyak penduduk Indonesia yang hidup dari perdagangan, pelayaran dan kegiatan mengolah laut. Banyak dari budaya masyarakat kita yang temyata menjadikan laut, perahu dan pelayaran menjadi bagian dari legenda, sistem mata pencarian, sistem nilai dan asal-usul, termasuk masyarakat yang ada di kawasan laut sawu. Padahal dalam kajian ilmuwan asing dan sumber arsip Portugis dan Belanda, wilayah.ini memiliki dinamika pelayaran dan perdagangan maritim yang;-amai pada abad-abad yang lampau. Seperti halnya ramainya pelayaran kapal-kapal Bugis dan makasar yang berdagang dan jugs mencari tripang ke Australia utara (marege) dengan menjadikan wilayah Laut Sawu sebagai pangkalan armada dan perekrutan tenaga penyelam. Bahkan jugs kehadiran kapal-kapal Portugis, Cina, Belanda, Inggris dan Amerika selama abad-ke-19 dan awal abad ke-20 untuk mencari kayu cendana, lilin, gala lontar dan kuda. Portugis dan Belanda merupakan dua bangsa yang kemudian berebut hegemoni politik dan ekonomi di wilayah kawasan Laut Sawu ini.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Riana
Abstrak :
Tesis ini membahas proses pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu tahun 1968-2010. Fokus penelitian ini menekankan pada perkembangan aktivitas pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang dalam perdagangan antar pulau maupun luar negeri di Propinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif-analisis. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama Kerajaan Silebar yang direvitalisasi pada masa pemerintahan Orde Baru. Latar belakang pembangunan kembali pelabuhan Pulau Baai ini untuk menunjang aktivitas perdagangan komoditi ekspor yang dihasilkan oleh daerah belakang. Perkembangan aktivitas pelabuhan mengalami kemajuan seiring dengan peningkatan hasil produksi komoditi daerah belakang. Komoditi ekspor andalan berasal dari sektor pertambangan yaitu batu bara dan sektor perkebunan yaitu karet dan kelapa sawit olahan (Crude Palm Oil/CPO). Pelabuhan Pulau Baai dalam pelaksanaan operasional mengalami kendala yaitu sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan alur pelayaran pelabuhan mengalami pendangkalan. Meskipun terjadi sedimentasi yang menghambat, namun tidak mempengaruhi aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai yang semakin meningkat terutama sejak tahun 2000 dan mengalami kenaikan ekspor pada tahun 2010.
This thesis discusses the process of the establishment and development of the Pulau Baai Port in Bengkulu on 1968-2010. It emphasizes on the export-import activities of the port in the province of Bengkulu. This study uses the method of historical research by presenting the research results in the descriptive-analytical form. The study finds that the Pulau Baai Port is an old port of Silebar Empire which revitalized during the reign of the Orde Baru era. The background of rebuilding the Pulau Baai Port is to support the export of commodity from the hinterland products. The development of port activities were in line with the increase of the productions such as rubber, oil palm plantation (Crude Palm Oil/CPO) and coal which become the main good of commodity. Despite the Pulau Baai Port had obstacles as the consequence of high sedimentation the export activity at the Pulau Baai Port was rising since 2000 and reached its peak in 2010.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Rahman Hamid
Abstrak :
Disertasi ini membahas tentang jaringan maritim Mandar dari pelabuhan "kembar" Pambauwang dan Majene di Selat Makassar. Terdapat tiga pertanyaan penelitian. Pertama, pola jaringan seperti apa yang terbentuk dari pelabuhan kembar pada periode 1900-1940; kedua, bagaimana fungsi pelabuhan kembar di tengah perubahan politik 1941-1951; ketiga, mengapa terjadi kemerosotan jaringan maritim Mandar 1952-1980. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, studi ini menggunakan kategori pelabuhan dari Leong Sau Heng (1990) dan Susanto Zuhdi (1999). Berbagai sumber yang digunakan berupa sumber lokal (lontara Mandar), arsip, surat kabar, dan sejarah lisan. Ini adalah penelitian sejarah dengan pendekatan struktural dari Fernand Braudel (1972) yang dikembangkan Adrian B. Lapian (1986) dan R.Z. Leirissa (1990). Hasilnya adalah empat karakteristik jaringan maritim: pertama, keberadaan pelabuhan kembar yang saling mengisi dan bersaing; kedua, jangkauan pelayaran meliputi hampir seluruh perairan Nusantara, bahkan sampai Singapura, Malaysia, dan Filipina; ketiga, pola pelayaran yang terbentuk berupa pelayaran pantai, pelayaran selat, pelayaran lintas selat, dan pelayaran lintas laut; dan keempat, pola usaha yang dikembangkan terdiri atas pelayaran-perdagangan dan pelayaran. Karakteristik tersebut dijumpai dalam tiga fase sejarah: masa kejayaan (1900-1940), masa bertahan (1941-1951), dan masa kemerosotan (1952-1980). Eksistensi dan karakter jaringan maritim Mandar ditentukan oleh keberfungsian pelabuhan kembar di Selat Makassar. Dengan mengkaji jaringan masyarakat bahari, sejarah Indonesia tidak lagi dilihat dari geladak kapal VOC (J.C. van Leur) atau Neerlandocentric, tetapi dari perahu dan sudut pandang pelaut kita (Indonesia sentris). Peran pelaut Mandar, dalam mewujudkan negara maritim, sejauh ini terabaikan dalam sejarah. Karena itu, tujuan studi ini selain menerapkan perspektif Indonesia sentris, juga ruang bagi pelaut Mandar dalam penulisan sejarah maritim Indonesia.
This dissertation discusses the Mandarese maritime network of so-called "dual harbors" of Pambuawang and Majene in the Makassar Strait. Three research questions to be answered. First, network pattern had been developed since the first time the harbors made (1900-1940). Second, the functions of the harbors amidst of national political change (1941-1951). Third, why there was a decline in Mandar maritime network in 1952-1980?. In order to answer the questions, this study utilizes harbor categories developed by Leong Sau Heng (1990) and Susanto Zuhdi (1999). There are various resources to be employed, local manuscripts (lontara Mandar), official archives (both colonial and national), newspaper and oral history among others. This is historical research and using structural approach made by Fernand Braudel (1972) and further developed by Adrian B. Lapian (1986) and R. Z. Leirissa (1990). The results are four main characteristics of their networks. First, their complementing and competing functions. Second, reaching almost all parts of Indonesia and even Singapore, Malaysia and Phillippines. Third, their sea voyage patterns which include several types such as coastal, straits, straits crossing and seaborne crossing. Fourth, the developing pattern of ways in doing their business which comprises seaborne trade. It could be divide into three periods: rise (1900-1940), endure (1941-1951) and decline (1952-1980). The main function of the harbors led to the sustainability of the Mandarese maritime networks. By focusing on maritime network, Indonesian historiography is no longer being viewed from the deck of the Dutch ship (J. C. van Leur) or "neerlandocentric", but rather from prahu and Indonesian sailors' point of view or Indonesian perspective. The roles of Mandarese sailors in the making of maritime state, are somehow neglected. Therefore this study aiming to put it on Indonesian perspective and giving space for Mandarese sailors in Indonesian maritime historiography.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2542
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Muhamad Ruslan
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangunan dermaga, baik yang baru atau pengembangan dari yang sudah ada, memerlukan elevasi/ketinggian rencana dengan tujuan agar bangunan yang akan dibangun tidak mengalami gangguan mulai dari saat pelaksanaan, penggunaan, hingga perawatannya. Misalkan pembangunan lantai dermaga harus aman terhadap gangguan air laut yang mengalami pasang naik dan pasang surut, dan bahkan oleh gelombang yang datang. Selain itu juga untuk memperoleh ketenangan saat berlabuh di dermaga, kenyamanan operasional bongkar-muat barang dan penumpang, juga penggerusan.

Pasang surut merupakan proses naik turunnya paras laut (sea level) secara berkala yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari benda-benda angkasa. Proses pembentukan pasang surut di bumi terutama ditimbulkan oleh tiga penggerak utama, yaitu : revolusi bulan terhadap bumi, revolusi bumi terhadap matahari, dan perputaran bumi terhadap sumbunya sendiri.

Fenomena pasang surut memiliki pola keteraturan tertentu, sehingga suatu upaya pendekatan bisa dilakukan untuk memperkirakan ketinggiannya. Metode analisa pasang surut yang biasanya digunakan adalah metode non harmonik, metode harmonik, dan metode spektral. penelitian ini bertujuan untuk melakukan perkiraan tinggi pasang surut berdasarkan metode harmonik. Metode admiralty merupakan salah satu metode harmonik. Keuntungan menggunakan metode admiralty adalah waktu pengambilan data boleh dilakukan selama 15 hari atau 29 hari, sehingga metode ini sangat praktis. Metode pengolahannya menggunakan bantuan tabulasi dan koefisien. Adapun hasilnya adalah faktor-faktor pengaruh benda-benda langit yang hasil penjumlahannya berupa elevasi-elevasi pasang surut.
2001
S34881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>