Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gadisa Aulia Pratami
Abstrak :
ABSTRACT
Heksaklorosikloheksan (HCH) adalah pedikulosida yang efektif memberantas pedikulosis, namun bersifat neurotoksik dan akan ditarik dari peredaran sehingga perlu cara lain memberantas pedikulosis. Tujuan penelitian mengetahui efektivitas terapi wet combing dan HCH 0,5%. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi wet combing dan HCH 0,5%. Pengambilan data dilakukan di Pesantren X, Jakarta Timur pada bulan Mei 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 64 santri (total population) yang berisi enam pertanyaan mengenai perilaku kebersihan serta memberikan wet combing dan HCH 0,5% yang dievaluasi satu minggu kemudian. Data diolah dengan SPSS versi 20. Hasilnya menunjukkan terdapat 39 responden Madrasah Tsanawiyah (60,9%) dan 25 Madrasah Aliyah (39,1%), usia 11-18 tahun. Prevalensi pedikulosis 100%. Santri berperilaku baik 59 orang (92,2%), perilaku sedang 2 orang (3,1%), dan perilaku kurang 3 orang (4,7%). Evaluasi 1 minggu setelah terapi, 5 santri (20,8%) dengan wet combing dan 17 santri (51,4%) dengan HCH 0,5% sembuh sedangkan 24 santri (79,2%) dengan wet combing dan 17 santri (48,6%) dengan HCH 0,5% masih positif pedikulosis. Terdapat perbedaan bermakna (chi-square, p=0,005) yang berarti bahwa angka kesembuhan berhubungan dengan jenis terapi. Disimpulkan wet combing tidak lebih efektif dibandingkan HCH terhadap pedikulosis
ABSTRACT
Hexachlorocyclohexane (HCH) is an effective pesticide to combat pediculosis, but it will be withdrawn by FDA because of its neurotoxicity; therefore another therapy is needed. An experimental study with wet combing and HCH 0,5% was designed to determine the effectiveness between those therapy. Data collecting was held on May 2012 by giving a questioner to 64 students and providing wet combing and HCH 0,5% that was evaluated one week later. The results showed that there were 39 students Madrasah Tsanawiyah (60.9%) and 25 Madrasah Aliyah (39.1%), aged 11-18 years. The prevalence of pediculosis was 100%. There were 59 students (92.2%) had good behaviour, 2 (3.1%) had fair behaviour, and 3 (4.7%) had poor behaviour. The evaluation one week after treatment showed 5 students (20.8%) with wet combing and 17 (51.4% ) with HCH 0,5% recovered while 24 (79.2%) with wet combing and 17 (48.6%) with HCH 0,5% still pediculosis positive. There was a significant difference between wet combing and HCH 0,5% (chi-square, p=0.005) means curing rate is associated with kind of therapy. Concluded wet combing was not more effective than HCH to combat pediculosis
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amilia Resdiani
Abstrak :
Prevalensi soil-transmitted helminth (STH) di Indonesia tinggi terutama pada anak usia sekolah. Untuk mencegah infeksi, murid perlu diberikan edukasi mengenai STH. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai infeksi STH pada murid madrasah di Desa Pacet, Cianjur. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan semua murid sebagai subyek. Data diambil pada tanggal 10 dan 11 September 2011 menggunakan kuesioner yang berisi 6 pertanyaan mengenai karakteristik demografi dan 5 pertanyaan mengenai pencegahan STH. Data diolah dengan program SPSS 11,5 dan dianalisis dengan uji chi-square. Dari 196 subyek didapatkan murid laki-laki sedikit lebih banyak 99 (50,5%) daripada perempuan 97 (49,5%) dan 88 (44,9%) pernah terinfeksi oleh STH. Murid tsanawiyah yang mempunyai pengetahuan kategori baik, sedang dan buruk adalah 45,9 %, 24,7%, dan 29,4%, sedangkan aliyah 62%, 12%, dan 26%. Uji chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p=0,087) antara tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan siswa. Disimpulkan tingkat pengetahuan murid masih kurang dan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan pencegahan infeksi STH dengan tingkat pendidikan. Murid madrasah baik tsanawiyah maupun aliyah perlu diberikan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuannya. ...... The prevalence of soil-transmitted helminth (STH) infections is high in Indonesia especially among school-age children. To prevent the infection, the students should be given education about STH. The aim of this research was to know the knowledge level on prevention of STH infection in madrasah students in Pacet Village, Cianjur. This research used cross-sectional design with all students as the subjects. The data were taken on September, 10th and 11th 2011 using a questionnaire which consists of 6 demographic characteristics questions and 5 prevention of STH infections questions. The data were processed by SPSS 11.5 program and analyzed by chi-square test. The result of 196 subjects showed male students were slightly more 99 (50.5%) than female 97 (49.5%) and 88 (44.9%) had been infected by STH. Madrasah students who had knowledge level good, fair, and poor were 45,9 %, 24,7%, and 29,4%, meanwhile, aliyah students were 62%, 12%, and 26%, respectively. Chi-square test showed that there was no significant difference (p=0.087) between knowldge level and education level of the students. In conclusion, madrasah students were lack of knowledge and no association between education level and knowledge level. Madrasah students, both tsanawiyah and aliyah had to be given health education to improve their knowledge.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library