Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fia Wahyuni
"Praktik klinik residensi keperawatan medikal bedah pada pasien gangguan sistem kardiovaskular bertujuan untuk mengaplikasikan peran sebagai perawat spesialis yang meliputi pemberi asuhan keperawatan, edukator, peneliti dan inovator. Peran pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori Virginia Henderson pada pasien NSTEMI Non ST-Elevasi Miokard Infark very high risk dan AHF Advance Heart Failure serta 30 pasien lainnya dengan berbagai gangguan sistem kardiovaskular. Peran edukator dilakukan tidak hanya terhadap pasien kelolaan, tetapi juga rekan sejawat di ruangan. Aplikasi peran sebagai peneliti dilakukan melalui penerapan EBN berupa penilaian kualitas tidur pasien gagal jantung dengan instrumen RCSQ Richard Campbell Sleep Questionnaire pada empat puluh responden pasien gagal jantung sebagai bentuk pengkajian awal terhadap kualitas tidur pasien yang dijadikan data untuk perencanaan intervensi keperawatan. Sedangkan peran perawat sebagai inovator diwujudkan dalam pelaksanaan program inovasi pembuatan dan penerapan format discharge planning perencanaan pemulangan pasien yang dapat digunakan sebagai alat bantu bagi perawat dalam memaksimalkan asuhan dan perencanaan pemulangan pasien, terutama pasien dengan kriteria pemulangan kritis.

Clinical residency practice of medical surgical nursing on cardiovascular system disorders rsquo patients was done to applied the role of nurse specialist as a care giver, educator, researcher and innovator. Nursing role as a care giver have been done with Virginia Henderson theory approach on NSTEMI very high risk and AHF patient, also on thirty different cases on cardiovascular disorders. The role asa an educator not only done on patients, but also give education for nurses. As a researcher, EBN implementation sleep quality assessment of 40 heart failure patient with RCSQ Richard Campbell Sleep Questionnaire instrument, as an initial assessment and can be used to make nursing care plan and administer optimal nursing intervention. Role as an innovator a design and use of discharge planning form assessment that can be used as tools to optimalized nursing care and discharge planning process, especially for critical discharge patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Chikita Fredy
"Latar belakang: Pada era intervensi koroner perkutan primer (IKKP), angka kematian akibat infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) berhasil ditekan. Peningkatan angka sintasan tersebut berbanding dengan peningkatan insiden gagal jantung. Proses remodeling pascamiokard infark yang belum sepenuhnya dihambat oleh standar terapi saat ini akan berujung pada kondisi gagal jantung. Doksisiklin sebagai anti-matriks metaloproteinase (MMP) menunjukkan hasil yang baik dalam mencegah proses remodeling. Biomarker remodeling merupakan surrogate dini yang baik untuk memprediksi kejadian remodeling. Namun, efek doksisiklin terhadap biomarker remodeling dan luaran klins pasien IMA-EST belum diketahui.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek doksisiklin terhadap penurunan kadar biomarker remodeling pascainfark miokard.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain uji klinis tersamar tripel. Pasien IMA-EST dengan keterlibatan anterior atau Killip 2-3 dengan onset kurang dari 12 jam yang menjalani IKKP terbagi acak kedalam grup yang mendapat doksisiklin 2x100 mg selama 7 hari sebagai tambahan dari standar terapi dan grup dengan standar terapi. Pemeriksaan biomarker (netrofil, hs-Troponin T, hs-CRP, NT-pro BNP) dilakukan saat admisi rumah sakit dan evaluasi intraperawatan. Ekokardiografi dilakuan saat admisi dan hari ke-5 untuk menilai dimensi dan fungsi ventrikel kiri.
Hasil: Terdapat 94 subyek yang diikutkan dalam penelitian dan terbagi rata ke dalam kedua grup. Karakteristik demografis dan klinis kedua grup homogen. Grup doksisiklin menujukkan nilai netrofil jam ke-24 yang lebih rendah dibanding grup kontrol (69,1±5,8% vs 71,9±8,0%, p=0,049). Peningkatan hs-Troponin T didapatkan lebih rendah pada kelompok dengan onset lebih dari 6 jam yang mendapatkan doksisiklin, namun tidak pada grup kontrol. Insiden gagal jantung 11,3% lebih rendah pada grup doksisiklin. Perbaikan fraksi ejeksi signifikan didapat pada grup doksisiklin dibanding grup kontrol (4,5±10,4% vs 0,3±10,3%, p=0,05). Peningkatan tersebut lebih besar pada pasien dengan onset lebih dari 6 jam dengan rerata peningkatan 5,9% (95%IK 0,05-11,7%, p=0,048).
Kesimpulan: Doksisiklin memiliki efek perbaikan biomarker remodeling ventrikel, terutama netrofil dan hs-troponin T, serta fraksi ejeksi ventrikel kiri. Jumlah insiden gagal jantung lebih rendah pada grup doksisiklin.

Background: In era of primary percutaneous coronary intervention (PPCI), mortaliry rate was reduced significantly. The increament in survival rate was followed by increament in heart failure cases. Cardiac remodelling after myocardial infarction was not fully anticipated by current therapy hence the patent would suffer for hear failure. Doxycycline as antimatrix metaloproteinase (MMP) inhibitor showed a promising results in modulation cardiac remodelling. Cardiac biomarkers for remodelling are surrogate parameters for early indentifying of remodelling. However, the effect of doxycyline to cardiac remodelling and its clinical implication are unknown.
Objective: To determine the effect of doxycycline on cardiac remodelling biomarkers after myocardial infarction.
Methods: We conducted triple blinded-randomized control trial. Patients with STEMI anterior or with Killip class 2-3 who underwent PPCI were randomly assigned to doxycycline (100 mg b.i.d for 7 days) in addition to standard therapy or to standar care. Cardiac remodelling biomarkers (neutrophils, hs-Troponin T, hs-CRP, NT-proBNP) were obtained on admission and during hospitalization. Echocardiography were assessed on admission and at 5 days to evaluate left ventricle dimmension and function.
Results: There were 94 patients assigned into doxycycline and control group. Baseline demographics and clinical characteristics were comparable between 2 groups. Doxycycline group showed lower percent neutrophils at 12 hours compare to control group (69.1±5.8% vs 71.9±8.0%, p=0.049). hs-Troponin T changes were lower in patients with onset >6 hours who received doxycycline and there were no differences among control group. Heart failure incidence was 11.3% lower in doxycycline group to control group. The improvement of left ventricle ejection fraction was sifnificantly higher in doxycycline group than in control group (4.5±10.4% vs 0.3±10.3%, p=0.05). The imrpovement was even higher in those with onset >6 hours with mean increament of 5.9% (95%CI 0.05-11.7%, p=0.048).
Conclusion: Doxycycline had effect in improving cardiac remodelling biomarkers, ie percent neutrophils and hs-Troponin T and left ventricle ejection fraction. Incidence of heart failure was lowe in doxycycline group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Kurniawan Budiutama
"Penelitian ini bertujuan membuktikan korelasi antara mobilitas dan kualitas hidup pada pasien gagal jantung kronik stabil. Penelitian potong lintang ini dilakukan menggunakan instrumen Timed Up and Go Test dan SF 36 pada 50 subyek gagal jantung kronik yang menjalani rawat jalan. Hasil penelitian ini adalah nilai korelasi antara waktu tempuh Timed Up and Go Test dan nilai total SF 36 serta subskalanya. Penelitian ini mendapatkan rerata waktu tempuh Timed Up and Go Test adalah 10,68 detik dan rerata nilai total SF 36 66 (+16,49). Pada masing masing subskala SF 36 didapatkan nilai tengah pada skala fungsi fisik adalah 77,5 (15-100), skala nyeri 67,5 (22-100), skala kesehatan umum 70 (40-90), skala kesehatan jiwa 84 (40-96), skala peranan fisik 0 (0-100), skala peranan emosional 100 (0-100), skala energi 67,5 (20-90), dan skala fungsi sosial 87,5 (37,5-100). Pada skor total terdapat korelasi negatif rendah ( r = -0.280 ) dengan tingkat mobilitas. Pada skala SF 36, mobilitas memiliki korelasi negatif dengan skala fungsi fisik ( r = -0.464 ) dan energi ( r = -339 ). Temuan ini menunjukkan bahwa semakin singkat waktu tempuh TUGT, semakin baik kualitas hidup, terutama fungsi fisik dan energi pada subyek. Pada skala lain, tidak didapatkan korelasi bermakna.

This study aims to prove a correlation between mobility and quality of life in patients with stable chronic heart failure. This cross-sectional study was conducted using the Timed Up and Go Test and SF 36 instruments on 50 subjects with chronic heart failure. The results of this study were correlation values ​​between the travel time of Timed Up and Go Test and the total value of SF 36 and their subscale. This study found that the average travel time of the Timed Up and Go Test was 10.68 seconds and the mean total value of SF 36 is 66 (+16.49). In each SF 36 subscale, the median score on the scale of physical function was 77.5 (15-100), pain scale 67.5 (22-100), general health scale 70 (40-90), mental health scale 84 (40 -96), physical role scale 0 (0-100), emotional role scale 100 (0-100), energy scale 67.5 (20-90), and social function scale 87.5 (37,5-100). In the total score there is a low negative correlation (r = -0.280) with the level of mobility. Mobility has a moderate negative correlation with physical function scale (r = -0.464) and energy (r = -339). This finding shows that the shorter the TUGT travel time, the better the quality of life, especially physical and energy functions in the subject. On other scales, no significant correlation was found."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library