Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 3 Document(s) match with the query
cover
Raisha Irwinna
"Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen.

Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efitriana Wulandari
"ABSTRAK
Acid Mine Drainage (AMD) mengandung konsentrasi berbagai logam berat dan memiliki tingkat pH rendah. Dalam penelitian ini, perbandingan antara penggunaan zeolit ​​alam dan zeolit ​​disintesis untuk menghilangkan Cu2+ di AMD dilakukan. Adsorben zeolit ​​alam dibuat melalui metode pengaktifan kimia dengan menambahkan NaOH. Sementara, zeolit ​​yang disintesis dibuat dari abu terbang batubara menggunakan metode dua langkah, fusi, dan proses hidrotermal. AMD yang digunakan dalam penelitian ini dirancang secara artifisial dengan konsentrasi Cu2+ 100 ppm dan pH ± 3. Eksperimen adsorpsi dilakukan dengan menggunakan metode batch untuk mengamati parameter yang berpengaruh seperti dosis adsorben, waktu kontak, isoterm adsorben, dan kinetika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penghilangan Cu2+ untuk zeolit ​​alam dan zeolit ​​yang disintesis adalah 98,24% dan 98,16% dengan dosis adsorben optimal masing-masing 15g/ l dan 21 g/l. Waktu kontak optimal untuk kedua adsorben adalah 120 menit. Model isoterm Langmuir melengkapi adsorpsi untuk zeolit alami ​​dan zeolit sintesis, dengan kapasitas penyerapan maksimum 67,49 mg / g dan 35,12 mg / g, dan model kinetika pseudo-first-order dan pseudo-second-order. Hasil penelitian ini bahwa efektivitas adsorpsi yang baik mensintesis zeolit. Selain itu, zeolit ​​alam dan zeolit ​​sintetis memiliki potensi besar sebagai bahan yang berkelanjutan dan ekonomis untuk ion penghilangan logam berat Cu2+ dalam air limbah.

ABSTRACT
Acid mine drainage (AMD) contains a high concentration of various heavy metals and have low pH levels. In this study, the comparison between the use of natural zeolite and synthesized zeolite for Cu2+ removal in AMD was conducted. The adsorbent of natural zeolite was prepared through a chemical activating method by adding NaOH. While, synthesized zeolite was made from coal fly ash using a two-step method, fusion, and hydrothermal process. The AMD used in this study was artificially designed with the concentration of Cu2+ 100 ppm and pH ± 3. The adsorption experiment was carried out using a batch method to observe the influential parameters such as adsorbent dosage, contact time, adsorbent isotherms, and kinetics. The result show that the removal efficiency of Cu2+ for natural zeolite and synthesized zeolite was 98,24% and 98,16 % with optimum adsorbent dose 15 g/l and 21 g/l, respectively. The optimum contact time for both adsorbents was 120 minutes. The Langmuir isotherm model fitted the adsorption for synthesized zeolite and natural zeolite, with the maximum sorption capacity of 35,12 mg/g and 67,49 mg/g, and the kinetics model of pseudo-second-order and pseudo-first-order. The result of this study that the good adsorption effectivity synthesized zeolite. Furthermore, both natural zeolite and synthesized zeolite have great potential as a sustainable and economical material for heavy metal removal ion Cu2+ in wastewater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Rihadatul Aisy
"Adsorben berbasis biopolimer telah dikembangkan sebagai alternatif ramah lingkungan untuk mengatasi kontaminasi di ekosistem perairan, karena sifatnya yang biodegradable dan minim dampak terhadap lingkungan. Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis adsorben SA-CMC/GO-Fe3O4 yang didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, SEM-EDS, dan BET. Adsorben SA-CMC/GO-Fe₃O₄ menunjukkan efisiensi adsorpsi optimal sebesar 90,19% terhadap ion Cu(II) setelah 30 percobaan, dengan kondisi optimum: GO-Fe₃O₄ 0,025 g, CMC 0,075 g, dosis adsorben 0,030 g, dan waktu kontak 120 menit. Hasil optimasi oleh RSM-CCD tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan hasil eksperimen, sehingga metode ini dapat menjadi sarana panduan praktis untuk mengatur variabel sedemikian rupa dan dapat diperoleh efisiensi adsorpsi tertinggi dalam suatu eksperimen. Studi kinetika adsorpsi ion Cu(II) menggunakan adsorben SA-CMC/GO-Fe₃O₄ yang dioptimasi dengan metode RSM-CCD memiliki kesesuaian dengan model kinetika orde dua semu (R² = 0,9974) dengan konstanta laju reaksi (k₂) = 0,00122 g/mg·menit. Sementara itu, studi isoterm adsorpsi mengikuti model Freundlich (R² = 0,9679), yang mengindikasikan mekanisme adsorpsi berlangsung secara multilapis. Hal ini berarti molekul-molekul adsorbat dapat membentuk beberapa lapisan pada permukaan adsorben.

Biopolymer-based adsorbents have been developed as an environmentally friendly alternative to overcome contamination in aquatic ecosystems, due to their biodegradable nature and minimal impact on the environment. In this study, SA-CMC/GO-Fe3O4 adsorbents have been successfully synthesized, supported by FTIR, XRD, SEM-EDS, and BET characterization. SA-CMC/GO-Fe₃O₄ adsorbents showed an optimal adsorption efficiency of 90.19% against Cu(II) ions after 30 experiments, with optimum conditions: GO-Fe₃O₄ 0.025 g, CMC 0.075 g, adsorbent dose 0.030 g, and contact time 120 minutes. The optimization results by RSM-CCD did not show significant differences with the experimental results, so this method can be a practical guide to adjust variables in such a way that the highest adsorption efficiency can be obtained in an experiment. The kinetic study of Cu(II) ion adsorption using SA-CMC/GO-Fe₃O₄ adsorbent optimized by RSM-CCD method showed good agreement with the pseudo-second-order kinetic model (R² = 0.9974) with a reaction rate constant (k₂) of 0.00122 g/mg·min. Meanwhile, the adsorption isotherm study followed the Freundlich model (R² = 0.9679), which indicated that the adsorption mechanism took place in a multilayer manner. This means that the adsorbate molecules can form several layers on the surface of the adsorbent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library