Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caroline Margareth Himawari
Abstrak :
Latar Belakang : Penumpukan besi di organ akibat kondisi iron overload dapat menyebabkan gagal fungsi organ limpa sehingga terjadi splenomegali dan harus dilakukan splenektomi. Kondisi ini dapat diatasi dengan pemberian kelasi besi, salah satu kandidat dari alam adalah mangiferin. Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) diketahui memiliki kandungan mangiferin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar mangiferin di organ limpa tikus model hemosiderosis setelah diberikan ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa. Metode : Penelitian menggunakan organ limpa dari 15 tikus Sprague-Dawley model besi berlebih dibagi menjadi 3 kelompok. Masingmasing kelompok diberikan perlakuan sesuai dengan kelompoknya, yaitu mangiferin tunggal 50 mg/KgBB, ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa dosis 100 mg/KgBB, dan 200 mg/KgBB. Kemudian kadar mangiferin dihitung menggunakan alat HPLC. Hasil : Rata-rata kadar mangiferin pada organ limpa tikus pada kelompok M adalah sebesar 4950.06±1272.10 (ng/g), kelompok PM1 3942.72±600.29 (ng/g), dan PM2 3572.00±768.73 (ng/g). Ketiga kelompok perlakuan tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan. Kesimpulan : Pemberian ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa menghasilkan kadar mangiferin yang mendekati hasil dari pemberian mangiferin tunggal, pemberian kelompok PM1 paling mendekati hasil dari pemberian kelompok M. Peningkatan dosis ekstrak etanol tidak menghasilkan kadar mangiferin yang sebanding, hasil mangiferin pemberian kelompok PM2 cenderung lebih rendah dibanding kelompok PM1. ......Introduction : Excess iron in the spleen due to iron overload leading to organ failure, resulting in splenomegaly, necessitating splenectomy. One natural candidate to adress this issue is mangiferin, found in Mahkota dewa fruit (Phaleria macrocarpa). This research aims to analyze the level of mangiferin in spleen of hemosiderosis-modeled rats after administering Phalerica macrocarpa fruit ethanol extract. Method :This research used spleens from 15 Sprague-Dawley hemosiderosis-modeled rats divided into 3 groups. Each group was given three different treatments : mangiferin 50 mg/KgBB, ethanol extract of Phaleria macrocarpa fruit 100 mg/KgBB and 200 mg/KgBB. The mangiferin level were calculate using HPLC. Results :The average of mangiferin level of group M was 4950.06±1272.10 (ng/g), group PM1 was 3942.72±600.29 (ng/g), and group PM2 was 3572.00±768.73 (ng/g). There were no significant results. Conclusion : The administration of ethanol extract from Phaleria macrocarpa fruit results mangiferin levels that are close to the results obtained from the administration of pure mangiferin. Among the groups, PM1's administration yields results closest to those of group M (mangiferin). Increasing the dose of ethanol extract does not result in proportionally higher mangiferin levels; the mangiferin levels from the PM2 group tend to be lower than those of the PM1 group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Jannati Gustiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Mangiferin diketahui memiliki aktivitas sebagai agen pengikat besi, namun pemberian mangiferin melalui oral memiliki bioavailabilitas yang rendah. Sistem hantaran dengan nanopartikel diharapkan dapat meningkatkan bioavailabilitas dan efektivitas mangiferin. Penelitian bertujuan menguji efektivitas mangiferin nanopartikel kitosan-alginat dalam menurunkan kadar besi di plasma dan organ, kadar ferritin, transferrin, SGOT dan SGPT. Metode: Penelitian menggunakan desain eksperimental in vivo dengan hewan coba tikus Sprague-Dawley dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok normal, kelebihan besi, terapi mangiferin 50 mg/KgBB, terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosanalginat 25 mg/KgBB, dan terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 50 mg/KgBB. Pengukuran kadar Fe plasma, hati dan jantung, kadar Ferritin, kadar Transferrin, dan nilai aktivitas SGPT dan SGOT. Hasil: Kadar besi plasma, besi hati dan jantung, ferritin, dan transferrin pada kelompok kelebihan besi adalah 45,52 mg/L; 3661,98 μg/gram; 1734,4 μg/gram; 3578,16 ng/mL; 388,96 μg/dL, sedangkan pemberian terapi mangiferin 50 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 5,17 mg/L; 1572,96 μg/gram; 776,68 μg/gram; 1136,51 ng/mL; 272,18 μg/dL, pemberian terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 25 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 5,74 mg/L; 1090,01 μg/gram; 753,90 μg/gram; 520,89 ng/mL; 231,97 μg/dL, pemberian terapi mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat 50 mg/KgBB (p < 0,05) menghasilkan 3,34 mg/L; 1703,92 μg/gram; 759,2 μg/gram; 559,48 ng/mL; 235,70 μg/dL. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok terhadap nilai aktivitas SGOT dan SGPT Kesimpulan: Mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat efektif menurunkan kadar besi, ferritin, transferrin plasma, dan kadar besi di organ hati dan jantung, namun tidak menurunkan nilai aktivitas SGOT dan SGPT. Efektivitas mangiferin dalam nanopartikel kitosan-alginat tidak berbanding lurus dengan dosis.
ABSTRACT
Background: Mangiferin was known to have activity as an iron-chelating agent, but oral administration of mangiferin has poor bioavailability. Nanoparticles delivery system is expected to increase bioavailability and effectiveness of mangiferin. This study aims to examine the effectiveness of mangiferin in chitosanalginate nanoparticles in reducing iron levels in plasma and organs, ferritin, transferrin, SGOT and SGPT activities. Methods: This is an in vivo experimental study using Sprague-Dawley rats, divided into 5 groups, normal, iron overload, mangiferin 50mg/KgBW, mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 25mg/KgBW, and mangiferin in chitosanalginate nanoparticles 50mg/KgBW. Fe levels were measured in plasma, liver and heart. In addition ferritin levels, transferrin levels, and SGPT and SGOT activities also measure at day 29th. Results: Plasma iron levels, liver and heart iron levels, ferritin, and transferrin in the iron overload group were 45.52 mg/L; 3661.98 μg/gram; 1734.4 μg/gram; 3578.16 ng/mL; 388.96 μg/dL, treatment with mangiferin 50 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters to 5.17 mg/L; 1572.96 μg/gram; 776.68 μg/gram; 1136.51 ng/mL; 272.18 μg/dL, treatment with mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 25 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters 5.74 mg/L; 1090.01 μg/gram; 753.90 μg/gram; 520.89 ng/mL; 231.97 μg/dL, treatment with mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles 50 mg/KgBW (p < 0.05) reduced those parameters 3.34 mg/L; 1703.92 μg/gram; 759.2 μg/gram; 559.48 ng/mL; 235.70 μg/dL. There is no significant difference in SGOT and SGPT activities. Conclusions: Mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles was effective in preventing the increase of iron, ferritin, transferrin plasma levels, and iron levels in the liver and heart, but not prevent the increasing of SGOT and SGPT. The effectiveness of mangiferin in chitosan-alginate nanoparticles is not directly proportional to the dose.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayers Gilberth Ivano Kalaij
Abstrak :
Latar belakang: Hemosiderosis menjadi masalah utama bagi pasien thalassemia yang menerima transfusi darah karena dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati. Obat-obat yang tersedia memiliki banyak efek samping. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) mengandung mangiferin yang berpotensi menjadi alternatif agen kelasi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek agen kelasi besi ekstrak buah Mahkota Dewa dibandingkan dengan deferiprone dan mangiferin pada organ hati model tikus hemosiderosis melalui pengujian aktivitas enzim katalase dan kadar glutation. Metode: Sampel penelitian adalah organ hati yang berasal dari 6 kelompok tikus Sprague-Dawley yaitu 1 kelompok normal dan 5 kelompok yang telah diberikan injeksi iron dextran 15 mg/kali intraperitoneal 2x seminggu selama 8 minggu yaitu kelompok besi berlebih, kelompok terapi deferiprone 462,5 mg/kgBB, kelompok mangiferin 50 mg/KgBB, dan kelompok terapi ekstrak etanol buah Mahkota Dewa dosis 100 dan 200 mg/kgBB. Aktivitas katalase dan kadar glutation diukur menggunakan metode ELISA. Hasil: Pemberian terapi ekstrak buah Mahkota Dewa dosis 100 dan 200 mg/kgBB tidak menghasilkan perbedaan yang bermakna pada aktivitas katalase hati dan kadar glutation jika dibandingkan dengan kelompok normal dan kelompok mangiferin. Namun demikian, aktivitas katalase dan kadar glutation hati kelompok ekstrak buah Mahkota Dewa memiliki kecenderungan nilai rerata yang serupa dengan kelompok mangiferin murni. Kadar glutation kelompok terapi ekstrak Mahkota Dewa berbeda signifikan dengan deferiprone. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol buah Mahkota Dewa dosis 100 mg maupun 200 mg/kg BB tidak menurunkan aktivitas katalase dan kadar glutation namun terlihat cenderung memberikan efek seperti pemberian mangiferin. ......Introduction: Hemosiderosis has become a major problem in thalassemia patients receiving blood transfusion, frequently damaging organs including liver. Standardized therapy available still possess many side effects. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) contains mangiferin which has potentials as iron chelator alternative. Thus, this study aims to evaluate the iron-chelating effect of Mahkota Dewa in hemosiderosis model rats compared to deferiprone and mangiferin by assessing catalase activity and glutathione level. Method: Preserved Sprague-Dawley rat liver used as samples in this study consist of 6 groups, 1 of which are normal and 5 of which were injected with iron dextran 15 mg/time intraperitoneally 2x a week within 8 weeks liver organ is used, including iron overload group, deferiprone 462,5 mg/KgBW therapy group, mangiferin 50 mg/KgBW group, and ethanol extract of Mahkota Dewa 100 and 200 mg/kgBW dose groups. Catalase activity and glutathione level were assessed using ELISA method. Result: Administration of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW extract did not produce statistically significant difference compared to normal and mangiferin groups. However, liver catalase activity and glutathione level of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW therapy groups show similar mean compared to mangiferin groups. Glutathione level of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW therapy groups were found to be significantly different from deferiprone. Conclusion: Administration of ethanol extract of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW do not lower the catalase activity and glutathione level but tend to give an effect similar to as caused by mangiferin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilliant Beauty Artika Putri
Abstrak :
Kelebihan besi dapat terjadi akibat transfusi berulang dan peningkatan absorpsi besi pada pasien talasemia. Talasemia dapat menyebabkan splenomegali dan hiperaktivitas limpa, sedangkan kelebihan besi menyebabkan kerusakan DNA dan stress oksidatif. Mangiferin dalam buah Phaleria macrocarpa memiliki potensi sebagai agen pengkelat besi dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak etanol buah Mahkota Dewa dalam menurunkan kadar besi organ limpa tikus yang mengalami iron overload. Tikus Sprague-Dawley 30 ekor dikelompokkan menjadi normal, kontrol negatif, deferiprone 462,5 mg/kgBB, mangiferin 50 mg/kgBB, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBB (PM1), dan Phaleria macrocarpa 200 mg/kgBB (PM2). Setiap kelompok, kecuali normal, diinjeksikan iron sucrose 15 mg sebanyak 2 kali seminggu secara intraperitoneal. Pada minggu ke-7, dilakukan pengambilan organ limpa untuk dibuatkan homogenat. Homogenat direaksikan dengan HNO3 dan asam perklorat, kemudian ditambahkan aquades dan disaring sebelum kadar besi diukur menggunakan Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Kadar besi dimasukkan ke dalam rumus dan dianalisis dengan Kruskall-Wallis. Seluruh kelompok yang diinduksi besi memiliki kadar besi lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. Kelompok deferiprone, mangferin, dan PM1 memiliki kadar besi cenderung lebih tinggi daripada kelompok negatif, sedangkan kadar besi PM2 cenderung lebih rendah. Kelompok PM2 menurunkan kadar besi lebih besar daripada PM1, mangiferin, dan deferiprone. ......Iron overload can happen due to repeated transfusion and increased iron absorption in thalassemia patients. Thalassemia can cause splenomegaly and hypersplenism, while iron overload causes DNA’s damage and oxidative stress. Mangiferin from Phaleria macrocarpa’s fruit has potential as iron chelator and antioxidant. This study intends to evaluate ethanol extract of Phaleria macrocarpa’s fruit in reducing iron value in spleen from iron overloaded rats. A total of 30 Sprague-Dawley rats were sorted into normal group, negative control, deferiprone 462,5 mg/kgBW, mangiferin 50 mg/kgBW, Phaleria macrocarpa 100 mg/kgBW (PM1), and Phaleria macrocarpa 200 mg/kgBW (PM2). Every group, except normal, was administered with iron sucrose 15 mg twice a week through intraperitoneal. At week 7th, spleen organs were taken to create homogenates. Homogenates were reacted with HNO3 and perchlorate acid, then added with aquades and filtered before iron levels were measured by Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Iron levels were inputted in the formula and analyzed using Kruskall-Wallis. All induced groups have higher iron levels compared to the normal group. Deferiprone, mangiferin, and PM1 tended to have higher iron levels compared to negative control, while iron levels of PM2 tended to be lower. PM2 group reduced iron levels more than PM1, mangiferin, and deferiprone.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Nazihah
Abstrak :
Mitokondria merupakan organel yang memetabolisme besi secara ekstensif, sehingga menjadi target kerusakan yang diinduksi besi pada kondisi hemosiderosis. Produksi reactive oxygen species (ROS) yang tinggi di mitokondria dapat lebih meningkat saat ada besi bebas yang kemudian memicu reaksi Fenton. Produksi ROS yang tinggi dapat menyebabkan stres oksidatif, sehingga regulasi konsentrasi besi harus diatur dengan ketat. Phaleria macrocarpa diketahui mengandung senyawa aktif mangiferin yang telah terbukti memiliki aktivitas kelasi besi, namun belum diketahui apakah dapat bekerja di mitokondria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa dalam melindungi mitokondria hati dari kerusakan akibat besi dan kaitannya dengan transporter influks dan efluks besi di hati tikus model hemosiderosis. Penelitian ini menggunakan organ hati tersimpan dari tikus Sprague-Dawleyjantan sebanyak 30 ekor yang dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok, yaitu normal (N) dan kelompok hemosiderosis tanpa terapi (Fe), diterapi deferiprone 462,5 mg/kgBB (Fe+DFP), mangiferin 50 mg/kgBB (Fe+M), serta ekstrak etanol buah Phaleria macrocarpa dosis 100 mg/kgBB (Fe+PM100) dan 200 mg/kgBB (Fe+PM200). Dilakukan analisis kadar MnSOD, copy number mtDNA, dan analisis ekspresi mRNA DMT1, ZIP14, MFRN1, MFRN2, ABCB7, dan ABCB8 yang dilaporkan berperan dalam transpor besi ke dalam sel dan mitokondria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Phaleria macrocarpa memengaruhi ekspresi gen transporter besi namun tidak dapat memperbaiki penanda kerusakan mitokondria pada organ hati hemosiderosis. ......Mitochondria are organelles that metabolize iron extensively, making them targets for iron-induced damage. The high production of reactive oxygen species (ROS) in mitochondria can be further increased when there is free iron which then triggers the Fenton reaction. High ROS production can cause oxidative stress, so iron concentration regulation must be strictly regulated. Phaleria macrocarpa is known to contain the active compound mangiferin which has been shown to have iron chelation activity, but it is not yet known whether it can work in mitochondria. This study aims to determine the effectiveness of the ethanol extract of Phaleria macrocarpa fruit in protecting liver mitochondria from iron-induced damage and its relation to iron influx and efflux transporters in the liver of hemosiderosis rat models. This study used stored liver organs from 30 male Sprague-Dawley rats which were randomly divided into 6 groups, namely normal (N) and hemosiderosis groups without therapy (Fe), treated with deferiprone 462.5 mg/kgBW (Fe+DFP), mangiferin 50 mg/kgBW (Fe+M), and Phaleria macrocarpa fruit ethanolic extract at a dose of 100 mg/kgBW (Fe+PM100) and 200 mg/kgBW (Fe+PM200). Analysis of MnSOD levels, mtDNA copy number, and analysis of relative mRNA expression of DMT1, ZIP14, MFRN1, MFRN2, ABCB7, and ABCB8 were performed which were reported to play a role in iron transport into cells and mitochondria. The results showed that Phaleria macrocarpa extract has the potential to modulate the expression of iron transporter genes but was not able to ameliorate the mitochondrial damage marker in hemosiderosis liver.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library