Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Sherliany
"Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dapat mendukung keberhasilan dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

The purpose of this research to describe the social capital that is owned by the working group members of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta in an effort to implement a clean and healthy living behavior. This research uses a qualitative approach and is a descriptive research through data collection techniques in depth interviews, observation, and literature study. The results of this research shows that social capital is owned by members of the working group of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta can support its success in an effort to implement clean and healthy living behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondakh, Merry Natalia
"Fenomena kepemilikan ponsel pintar di kalangan remaja mengalami kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Penggunaan ponsel pintar sebelum tidur di malam hari dapat mengurangi kemampuan remaja untuk tertidur lelap sepanjang malam. Berkurangnya jam tidur secara terus menerus tidak hanya berdampak bagi kesehatan remaja, melainkan juga dapat mengganggu fungsi kognitif dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan intensitas penggunaan ponsel pintar dan kualitas tidur pada remaja sekolah menengah atas SMA.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel remaja SMA dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 106 orang, yang berasal dari dua sekolah menengah atas negeri yang berada di Jakarta Timur. Instrumen yang digunakan adalah Smartphone Addiction Scale-Short Version untuk intensitas penggunaan ponsel pintar dan Pittsburgh Sleep Quality Index untuk kualitas tidur. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan ponsel pintar dengan kualitas tidur p=0,001; =5 . Oleh karena itu, peneliti berharap orang tua dapat meningkatkan kepedulian terkait dampak yang ditimbulkan dari penggunaan ponsel pintar pada remaja sehingga dapat melakukan pencegahan serta pendidikan terkait penggunaan ponsel pintar pada anak sedini mungkin. Perawat diharapkan mampu menjadi edukator dan fasilitator mengenai pentingnya kualitas tidur bagi remaja.
Peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan ponsel pintar dan kualitas tidur pada kelompok usia remaja selain siswa SMA. Peneliti juga menyarankan adanya penelitian multivariat yang berhubungan dengan kualitas tidur selain penggunaan ponsel pintar.

The phenomenon of smartphones ownership among adolescents has increased significantly every year. The use of smartphones before going to bed at night can reduce the ability of adolescents to fall asleep during the night. Reduced hours of sleep continuously not only affects the health of adolescents, but can also disrupt cognitive function and affect daily activities. This study aims to identify the correlation between the intensity of smartphone usage and sleep quality among high school students.
This study used correlative analytic research design with cross sectional approach. High school students sample were selected by cluster sampling technique. The sample of this study amounted to 106 people, consisted of two high school in East Jakarta region. The instruments used in this study were consist of Smartphones Addiction Scale Short Version for the intensity of smartphones usage and Pittsburgh Sleep Quality Index for sleep quality. This study used Chi square statistical test.
The result showed a significant correlation between the intensity of smartphone usage with sleep quality p 0,001 5 . Therefore, the researcher hope parents can raise awareness related to the impact of smartphones usage in adolescents so they can do prevention and education related to the smartphones usage to their children as early as possible. Nurses are expected to become educators and facilitators about the importance of sleep quality for adolescents. Researcher recommend further research regarding the smartphones usage and sleep quality in adolescent age group other than high school students.
Researcher also suggested a multivariate study related to sleep quality in addition to the smartphones usage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fitri Nurisfanti
"Anemia defisiensi zat besi, yang merupakan kondisi anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi, memiliki dampak jangka pendek dan panjang, di antaranya menurunkan imunitas tubuh, mengganggu konsentrasi dan fokus, memperbesar risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, hingga menyebabkan kematian. Prevalensi anemia remaja putri di Kota Depok tahun 2023 adalah sebesar 36,34%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko anemia dengan status anemia remaja putri pada SMA negeri di wilayah Kota Depok tahun 2024. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan metode pengambilan sampelnya adalah quota sampling. Data-data pada penelitian ini diambil dengan antropometri, pengukuran hemoglobin dengan Hemocue Hb 201+ System, food recall 2x24 jam, serta pengisian kuesioner. Data kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, hingga multivariat. Prevalensi anemia pada penelitian ini didapatkan sebesar 53,3% serta analisis bivariatnya menunjukkan terdapat hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan zat besi, asupan seng, asupan kalsium, konsumsi teh/kopi, siklus menstruasi, lama menstruasi, konsumsi TTD, status gizi, pengetahuan gizi, dan pendapatan orang tua remaja putri terhadap status anemia remaja putri di Kota Depok tahun 2024 (p-value < 0,005). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap status anemia adalah asupan protein (OR = 6,18).

Iron deficiency anemia is a condition caused by a lack of iron and has both short-term and long-term impacts, including reduced immunity, impaired concentration and focus, higher risk of delivering low birth weight babies, and can even cause death. The prevalence of anemia among female adolescents in Depok 2023 was 36,34%. The aim of this study was to determine the relationship between risk factors for anemia and anemia status among female adolescents at public high schools in Depok 2024. This study used cross-sectional design with quota sampling for sample collection. Data in this study were collected through anthropometry, hemoglobin level measurement with the Hemocue Hb 201+ System, 2x24 hour food recall, and questionnaires. The data were then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analysis. The prevalence of anemia found in this study was 53,3%, and bivariate analysis showed a relationship between energy intake, protein intake, iron intake, zinc intake, calcium intake, tea/coffee consumption, menstrual cycle, duration of menstruation, iron supplement consumption, nutritional status, nutritional knowledge, and parents’ income with anemia status among female adolescents in Depok 2024 (p-value < 0.005). Multivariate analysis indicated that the most dominant factor affecting anemia status was protein intake (OR = 6.18)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adibah Rachmawaty
"Sindrom Makan Malam (SMM) adalah kondisi gangguan makan yang dikelompokkan ke dalam Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). Perilaku SMM dapat diidentifikasi menggunakan instrumen Night Eating Questionnaire (NEQ) yang terdiri dari lima kriteria, antara lain tidak merasa lapar di pagi hari (morning anorexia) yang menyebabkan bergesernya waktu sarapan, makan yang berlebihan di malam hari (evening hyperphagia) baik setelah makan malam, sebelum tidur, maupun di antara waktu tidur, tidur larut malam (insomnia), makan di antara waktu tidur (nocturnal ingestion), yaitu makan saat terbangun di antara waktu tidur tetapi dalam keadaan sadar, dan pengulangan keempat kriteria tersebut selama lebih dari 3 bulan. Salah satu dampak yang diakibatkan oleh SMM adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal pada siswa SMA. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sindrom makan malam. Sementara variabel independen yang termasuk faktor internal adalah jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi, kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, kebiasaan sarapan, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan. Sedangkan variabel independen yang termasuk ke dalam faktor eksternal adalah pengetahuan gizi dan uang saku. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di bulan Mei tahun 2024 kepada 130 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Cibinong yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari penelitian ini ditemukan bahwa sebanyak 29,2% responden memiliki sindrom makan malam. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan proporsi sindrom makan malam berdasarkan kualitas tidur, depresi, kepercayaan diri, frekuensi makan utama, dan frekuensi jajan pada siswa SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0,05). Berdasarkan pemodelan akhir analisis multivariat juga ditemukan bahwa depresi menjadi faktor dominan terhadap SMM. Oleh karena itu, disarankan agar para siswa lebih memerhatikan kebiasaan tidur, keadaan mental, serta lebih menerapkan mindful eating. Disarankan pula kepada pihak sekolah agar dilakukan skrining kesehatan mental untuk para siswa secara berkala.

Night Eating Syndrome (NES) is an eating disorder classified under Other Specified Feeding or Eating Disorder (OSFED). NES behavior can be identified using the Night Eating Questionnaire (NEQ), which consists of five criteria: lack of hunger in the morning (morning anorexia) leading to delayed breakfast time, excessive eating at night (evening hyperphagia) either after dinner, before bedtime, or during the night, late-night insomnia, nocturnal ingestion (eating upon waking up during the night while being conscious), and the recurrence of these four criteria for more than 3 months. One impact of NES is obesity. This study aims to determine the differences in the proportion of night eating syndrome based on internal and external factors among high school students. The dependent variable in this study is night eating syndrome. Meanwhile, the independent variables classified as internal factors include gender, physical activity, nutritional status, sleep quality, depression, self-esteem, breakfast habits, main meal frequency, and snack frequency. The independent variables classified as external factors are nutritional knowledge and pocket money. This study uses a quantitative method with a cross-sectional study design. Data collection was conducted in May 2024 with 130 students from grade X and XI at SMA Negeri 2 Cibinong who met the inclusion and exclusion criteria. The data was then analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. The study found that 29.2% of respondents had night eating syndrome. The results also showed differences in the proportion of night eating syndrome based on sleep quality, depression, self-esteem, main meal frequency, and snack frequency among students at SMA Negeri 2 Cibinong (p-value < 0.05). The final multivariate analysis modeling also found that depression is a dominant factor for NES. Therefore, it is recommended that students pay more attention to sleep habits, mental state, and practice mindful eating. It is also recommended that the school conduct regular mental health screenings for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Mahmudah
"Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tiga permasalahan utama terkait gizi, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, serta kekurangan mikronutrien. Anemia masih menjadi salah satu isu kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Remaja putri, khususnya siswi sekolah, merupakan kelompok yang rentan mengalami anemia defisiensi besi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menstruasi yang berlangsung setiap bulan dan pola diet yang kurang tepat. Oleh karena itu, perilaku pencegahan anemia harus mulai diterapkan sejak dini agar tidak menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan yang memengaruhi perilaku pencegahan anemia pada siswi SMKN 37 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 110 orang yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel dengan perilaku pencegahan anemia di SMKN 37 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,5% responden memiliki perilaku pencegahan anemia yang baik. Pengetahuan (p = 1,00), sikap (p = 0,001), norma subyektif (p = 0,47), dan persepsi perilaku terkontrol (p = 0,001) diuji dalam penelitian ini. Sikap dan persepsi perilaku terkontrol terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencegahan anemia. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk meningkatkan promosi pencegahan anemia guna menumbuhkan kesadaran dan perilaku pencegahan anemia di kalangan remaja putri.

Currently, Indonesia is facing three major nutritional challenges: undernutrition, overnutrition, and micronutrient deficiencies. Anemia remains a significant public health issue that requires attention. Female adolescents, especially school-aged girls, are particularly susceptible to iron deficiency anemia. This vulnerability is due to several factors, including monthly menstruation and improper dietary habits. Therefore, it is important to instill preventive behaviors against anemia from an early age to avoid long-term health consequences. This study aims to analyze the determinants influencing anemia prevention behaviors among female students at SMKN 37 Jakarta. The research employed a quantitative approach with a cross-sectional design. A total of 110 participants were selected using cluster sampling. Data analysis was conducted using the chi-square test to examine the relationship between various factors and anemia prevention behaviors at SMKN 37 Jakarta. The results showed that 54.5% of respondents demonstrated good anemia prevention behaviors. The study assessed knowledge (p = 1.00), attitude (p = 0.001), subjective norms (p = 0.47), and perceived behavioral control (p = 0.001). Attitude and perceived behavioral control were found to have a significant relationship with anemia prevention behaviors. Therefore, support from various stakeholders is needed to promote anemia prevention and raise awareness among female adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Davina Riadi
"PM2,5 adalah partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikron yang dapat terhirup hingga ke alveolus paru-paru hingga masuk ke aliran darah. Pada tahun 2023, Kota Bogor merupakan kota dengan rata-rata konsentrasi PM2,5 tertinggi di Indonesia. SMA X Kota Bogor adalah SMA yang terletak di pusat Kota Bogor. Di depan sekolah, terdapat jalan utama yang merupakan jalur lalu lintas padat yang sering dilalui kendaraan pribadi maupun umum, sehingga berpotensi menjadi sumber emisi PM2,5 dari kendaraan bermotor. Tingginya kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut menimbulkan dugaan bahwa partikel PM2,5 dari udara ambien dapat masuk ke dalam ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pajanan PM2,5 di ruang kelas dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan kesehatan pernapasan siswa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui estimasi risiko kesehatan akibat pajanan PM2,5 pada para murid di SMA X Kota Bogor tahun 2025 menggunakan studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Penelitian ini mencakup pengukuran konsentrasi PM2,5 di ruang kelas menggunakan perangkat SORA (Sensor Observasi Udara), serta pengumpulan data antropometri dan pola aktivitas 94 siswa di sekolah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM2,5 di SMA X Kota Bogor masih berada di bawah baku mutu sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023 yaitu di bawah 25 μg/m3 dengan nilai rata-rata 24,79 μg/m3. Perhitungan RQ pada seluruh titik sampel maupun tiap individu diperoleh RQ ≤ 1 sehingga dianggap tidak berisiko pada kesehatan siswa.

PM2.5 are fine particulate matters smaller than 2.5 micrometres that can be inhaled deep into the lungs’ alveoli and enter the bloodstream. In 2023, Bogor City recorded the highest average PM2.5 concentration in Indonesia. SMA X Kota Bogor is a high school located in the center of Bogor City, adjacent to a major road with high traffic volume, making it potentially exposed to PM2.5 emissions from motor vehicles. Given the heavy traffic, there is concern that ambient PM2.5 particles may infiltrate classrooms during teaching activities. PM2.5 exposure poses risks to students' cognitive function and respiratory health. This study aims to estimate the health risks associated with PM2.5 exposure among students at SMA X Kota Bogor in 2025 using an Environmental Health Risk Assessment approach. PM2.5 concentrations were measured in classrooms using the SORA (Sensor Observasi Udara) device, and anthropometric and activity data were collected from 94 students. Conducted in April-June 2025, the study found that the average PM2.5 concentration (24.79 μg/m3) was below the threshold set by Permenkes No. 2 Tahun 2023 (25 μg/m3). Risk Quotient (RQ) calculations showed RQ ≤ 1 for all samples and individuals, indicating no significant health risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Davina Riadi
"PM2,5 adalah partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikron yang dapat terhirup hingga ke alveolus paru-paru hingga masuk ke aliran darah. Pada tahun 2023, Kota Bogor merupakan kota dengan rata-rata konsentrasi PM2,5 tertinggi di Indonesia. SMA X Kota Bogor adalah SMA yang terletak di pusat Kota Bogor. Di depan sekolah, terdapat jalan utama yang merupakan jalur lalu lintas padat yang sering dilalui kendaraan pribadi maupun umum, sehingga berpotensi menjadi sumber emisi PM2,5 dari kendaraan bermotor. Tingginya kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut menimbulkan dugaan bahwa partikel PM2,5 dari udara ambien dapat masuk ke dalam ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pajanan PM2,5 di ruang kelas dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dan kesehatan pernapasan siswa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui estimasi risiko kesehatan akibat pajanan PM2,5 pada para murid di SMA X Kota Bogor tahun 2025 menggunakan studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Penelitian ini mencakup pengukuran konsentrasi PM2,5 di ruang kelas menggunakan perangkat SORA (Sensor Observasi Udara), serta pengumpulan data antropometri dan pola aktivitas 94 siswa di sekolah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM2,5 di SMA X Kota Bogor masih berada di bawah baku mutu sesuai Permenkes No. 2 Tahun 2023 yaitu di bawah 25 μg/m3 dengan nilai rata-rata 24,79 μg/m3. Perhitungan RQ pada seluruh titik sampel maupun tiap individu diperoleh RQ ≤ 1 sehingga dianggap tidak berisiko pada kesehatan siswa.

PM2.5 are fine particulate matters smaller than 2.5 micrometres that can be inhaled deep into the lungs’ alveoli and enter the bloodstream. In 2023, Bogor City recorded the highest average PM2.5 concentration in Indonesia. SMA X Kota Bogor is a high school located in the center of Bogor City, adjacent to a major road with high traffic volume, making it potentially exposed to PM2.5 emissions from motor vehicles. Given the heavy traffic, there is concern that ambient PM2.5 particles may infiltrate classrooms during teaching activities. PM2.5 exposure poses risks to students' cognitive function and respiratory health. This study aims to estimate the health risks associated with PM2.5 exposure among students at SMA X Kota Bogor in 2025 using an Environmental Health Risk Assessment approach. PM2.5 concentrations were measured in classrooms using the SORA (Sensor Observasi Udara) device, and anthropometric and activity data were collected from 94 students. Conducted in April-June 2025, the study found that the average PM2.5 concentration (24.79 μg/m3) was below the threshold set by Permenkes No. 2 Tahun 2023 (25 μg/m3). Risk Quotient (RQ) calculations showed RQ ≤ 1 for all samples and individuals, indicating no significant health risk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library